Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI DAN MASALAH KESEHATAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI DAN MASALAH KESEHATAN"— Transcript presentasi:

1 DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI DAN MASALAH KESEHATAN
PERTEMUAN PERTAMA : DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI DAN MASALAH KESEHATAN

2 I. SEJARAH PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FK-UISU MEDAN 2014

3 TOKOH EPIDEMIOLOGI Hippocrates (460 BC – 337 BC)
a/ The First Epidemiologist, ----konsep analisis kejadian penyakit. 1. Hubungan penyakit dengan F.tempat, pnyediaan air, iklim, kebiasaan makan dan perumahan. 2. Pertama memperkenalkan istilah epidemi dan endemi 3. Postilat Hippocrates: terdapat 4 jenis cairan: phlegm, blood, yellow bile dan black bile. Penyakit terjadi dari ketidak seimbangan 4 cairan ini. Galen ( ) The Father of Experimental Physiology. -----Mengemukakan bahwa keberadaan suatu penyakit pada kelompok penduduk tertentu dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu : Faktor atmosfir, faktor internal, dan faktor predisposisi. Ini merupakan dasar pengembangan epidemiologi. status kesehatan berkaitan dengan temperament. Penyakit berkaitan dengan Personality Type dan Lifestyle factors. Thomas Sydenham ( ) The Father of Epidemiology. ------Perjalanan epidemi dalam masyarakat serta perkiraan sifat epidemi merupakan model penggunaan metode epidemiologi

4 Antonie van Leewenhoke (1632-1723)
Ilmuwan Belanda yang menemukan Mikroskop, Bakteri dan Parasit (1674) dan spermatozoa (1677). Robert Koch 1. Penemu sel 2. Penemu basil tuberkulosis (1882) 3. tuberkulin (1890) Max van patternkofer percobaan basil kolera untuk identifikasi penyebab suatu penyakit (kolera)

5 John Snow ( ) Ahli anastesi yang mengatasi penyakit kolera di london dengan menggunakan pendekatan epidemiologi dengan menganalisis faktor orang, tempat dan waktu. (the father of field epidemiology) Percival Pott Bapak epidemiology modern, yang menggunakan pendekatan epidemiologis dalam menganalisis tingginya kejadian kanker. James Lind Bapak trial klinik, dengan penemuannya yaitu hubungan scurvy dengan kekurangan vit C. Doll dan Hill 2 orang pelopor penelitian dibidang epidemiologi klinik. penemu hubungan merokok dengan kanker paru

6 SEJARAH EPIDEMIOLOGI S A K I T PROSES SEHAT - SAKIT ZAMAN KUNO
CUACA BURUK ZAMAN PASTEUR MICROBIOLOGI ZAMAN MODERN INTER AKSI LINGKUNGAN

7 PERISTIWA EPIDEMIOLOGI
WABAH DIARE DI LONDON KISAH RUBELLA AWAN ASAP DIKOTA LONDON PANDEMI CACAR DAN ERADIKSINYA PENELITIAN KOHOR FRAGMINTON UPAYA ERADIKSI POLIO. Catatan : Terjadi perubahan masalah dan pola penyakit Perkembangan ilmu pengetahuan lainnya. klinik kedokteran----VS----(I. biostatistik, I. administrasi, I. perilaku)

8 II. DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI

9 PENGERTIAN BAHASA YUNANI LOGIA = ILMU EPI = TENTANG DEMOS = PENDUDUK
DEF : ILMU PENGATAHUAN YANG MEMPELAJARI TENTANG DISTRIBUSI FREKUENSI, DAN DETERMINAN DARI SUATU MASALAH KESEHATAN PADA POPULASI TERTENTU DALAM RANGKA UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

10 Beberapa definisi Epidemiologi menurut para Ahli.
Wade Hampton Frost (1927), epidemiologi sebagai suatu pengetahuan tentang fenomena massal penyakit infeksi atau sebagai suatu atau sebagai riwayat alamiah penyakit menular. GreenWood (1934), epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian penyakit yang mengenai kelompok (herd) penduduk. Brian MacMahon (1970), epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab kejadian penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Garry D. Friedman ()01974), epidemiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia.

11 PEMBAGIAN EPIDEMIOLOGI
1. EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF mempelajari frekuensi, distribusi & perkembangan masalah kesehatan pada populasi (Who-ORANG, Where-TEMPAT, When-WAKTU) 2. EPIDEMIOLOGI ANALITIK mempelajari faktor-faktor yg menentukan distribusi hubungan sebab akibat masalah kesehatan pd pop ( (Why). 3. STUDI INTERFENSI / EXPERIMENTAL Uji kebenaran dlm upaya penanggulangan. (How)

12 EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
KONSEP ANALISA EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF WHAT, WHO, WHERE, WHEN & WHY TIME, PLACE, PERSON HOST, AGEN, ENVIRONTMEN KARAKTERISTIKnya WHAT à penyakit, masalah kesehatan, dll WHO à Umur, Sex, Etnis, Status kawin, pekerjaan, dll WHERE à Lokal, Nasional, Internasional WHEN à Sporadis, Endemis, Epidemis, Pandemi, dll WHY à Kenapa ada masalah/penyakit

13 EPIDEMIOLOGI ANALITIK
KONSEP ANALISA EPIDEMIOLOGI ANALITIK Setiap kejadian mengikuti hubungan sebab akibat Jenis Hubungan 1. Hubungan non statistik à kebetulan 2. Hubungan Statistik Hubungan non-kausal (sekunder) Hubungan Kausal - Hub. Tak langsung à terjadi akibat faktor lain - Hubungan langsung - Berdasarkan urutan waktu

14 PERAN EPIDEMIOLOGI Mengidentifikasi masalah kesehatan yang utama yang sedang dihadapi masyarakat Mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya masalah kesehatan atau penyakit dalam masyarakat Menyediakan data yang diperlukan unntuk perencanaan kesehatan dan pengambilan keputusan Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya

15 KEGUNAAN EPIDEMIOLOGI
Mengenal proses timbulnya penyakit Mengenal Riwayat Alamiah Penyakit Gejala Sakit Akibat Klasifikasi Penyakit Menular / Tidak Menular Virus / Bakteri Pencegahan Penyakit

16 KETERKAITAN DENGAN ILMU LAIN
PEJAMU Fisiologi Anatomi Biologi AGEN Ilmu Fisika Mikrobiologi, Parasit Ilmu fisika LINGKUNGAN Geologi, Geografi, Fisika Sosial Politik, Antropologi Ilmu ekonomi

17 Perbandingan hubungan Epidemiologi dan Klinik
Target: Populasi Target: Perorangan Assessmen Preventif Evaluasi Perencanaan Diagnosis Pengobatan Perawatan Pelayanan

18 ISTILAH DALAM EPIDEMIOLOGI
Common source : epidemik yang timbul dari sumber yang sama Virulensi : tingkat patogenitas agen penyakit Exposure : keterpaparan Patogent : kemampuan agent menimbulkan penyakit Propagated : epidemik yang timbul akibat penyebaran. Endemi : Suatu keadaan dimana dijumpai suatu penyakit dengan frekuensi kecil dan menetap di suatu daerah tertentu Sporadik : Penyakit dijumpai di suatu daerah tertentu dengan frekuensi berubah-ubah menurut perubahan waktu

19 Outbreak : peningkatan insiden kasus yang melebihi ekpektasi normal secara mendadak. Pada suatu komunitas terbatas pada periode tertentu. Epidemi : Penyakit pada daerah tertentu dengan frekuensi meningkat cepat, waktu singkat dan gejala jelas. Pandemi : Peningkatan frekuensi sangat tinggi dan melewati batas negara. KLB : timbulnya penyakit terus menerus selama 3 kurun waktu berturut, dan peningkatan kematian dan penederita baru 2 kali lipat. Emerging disease : wabah penyakit menular baru yang insidennya meningkat dalam 2 dekade. Re emerging disease : wabah peny.menular muncul lagi setelah penurunan yang significan pada masa lampau, disebabkan prilaku,industri,mutasi, lingkungan,dll

20 III. MASALAH KESEHATAN

21 Perkembangan teori terjadinya penyakit
Terjadinya penyakit didasarkan pada adanya gangguan makhluk halus atau akibat kemurkaan maha pencipta. Penyakit disebabkan o/ pengaruh lingkungan (hippocrates) Terjadinya penyakit berdasarkan sisa-sisa makhluk hidup yang mengalami pembusukan sehingga mengotorkan udara dan lingkungan Terjadi perubahan konsep kejadian penyakit mulai ditemukannya mikroskop yaitu adanya peranan jasad renik Teori imunitas dan hormonal Konsep penyebab multi faktor (u/ penyakit tidak menular)

22 PENGERTIAN SEHAT DEFINISI: SEHAT =
---UU no. 23/1992: keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomi DEFINISI: SEHAT = ---WHO: suatu keadaan sejahtera sempurna fisik, mental dan sosial; tidak terbatas pada bebas penyakit dan kelemahan saja.

23 B. SAKIT DAN PENYAKIT PENYAKIT A/ KEADAAN YANG BERSIFAT OBJEKTIF, SEDANGKAN SAKIT ADALAH SUATU KEADAAN YANG BERSIFAT SUBJEKTIF SAKIT PENYAKIT POSITIF NEGATIF YA 1 2 Tidak 3 4

24 Keterpaparan & Kerentanan
Peralihan su/ keadaan sehat ----sakit melalui proses yang didahului dgn keterpaparan (exposure).yang selanjutnya disertai kondisi rentan pejamu (kerentanan). Keterpaparan Keterpaparan adalah suatu keadaan dimana pejamu berada pada pengaruh atau berinteraksi dengan unsur penyebab atau dengan unsur lingkungan yang dapat mendorong proses terjadinya penyakit. Faktor-faktor yang berhubungan dengan derajat keterpaparan : 1.Sifat keterpaparan 2.Sifat lingkungan dimana proses keterpaparan terjadi 3.Tempat dan keadaan konsentrasi dari unsur penyebab

25 Hub. Keterpaparan dan Kerentanan
Tabel hubungan antara derajat keterpaparan dengan kondisi kerentanan dalam proses terjadinya penyakit. Keadaan Keterpaparan Keadaan Kerentanan Rentan Kebal Terpapar Sakit Tidak Sakit Tidak Terapapar

26 Hub. Penyebab dan penyakit
Pengertian penyebab penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab-akibat ke suatu proses kejadian penyakit, yakni proses interaksi antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis, fisiologis, sosiologis, antropologi,) dengan penyebab (agen) serta dengan lingkungan. Host Environment Agen Secara epidemiologis, kejadian suatu penyakit umumnya berkaitan dengan sejumlah penyebab, sebaliknya satu penyebab bisa mengakibatkan beberapa penyakit.

27 Web of causation Pengetahuan Pendidikan gizi rendah Rendah
Konsumsi makanan tidak memadai Produksi bahan makanan rendah PENYAKIT KURANG GIZI KEMISKINAN Daya beli rendah Daya tahan Tubuh dan Penyerapan Zat gizi terganggu Fasilitas kesehatan kurang Kesehatan kurang

28 DISTRIBUSI MASALAH KESEHATAN
Adalah keterangan tentang banyaknya masalah kesehatan yang ditemukan pada sekelompok manusia yang diperinci menurut keadaan- keadan tertentu. Yiatu berdasarkan unsur epidemiologi: Orang (Person) Tempat (Place) Waktu (Time)

29 1. Orang Karakteristik orang (manusia) yang menjadi objek penyebaran, al/: Umur karena? Ada kaitannya dengan daya tahan tubuh Ada kaitannya dengan ancaman terhadap kesehatan Ada kaitannya dengan kebiasaan hidup

30 Grafik Model penyebaran penyakit berdasarkan kelompok umur
Grafik ini nampak miring ke kiri dan menunjukkan penyebaran penyakit pada kel. Umur muda Grafik ini nampak miring ke kanani dan menunjukkan Penyebaran penyakit pada kel. Umur tua Grafik ini menunjukkan penyebaran penyakit meratapada semua kel. Umur Grafik ini menunjukkan 3 kemungkinan: 1). Penduduk tidak homogen. 2). Penyakit terdiri dari dua macam yang berbeda 3). Penyakit mempunyai sifat menyerang dua kelompok penduduk yang berbeda

31 b. Jenis Kelamin c. Pekerjaan
Penyebaran pada karakteristik jenis kelamin disebabkan o/: Perbedaan anatomi dan fisiologi pria-wanita Perbedaan kebiasaan hidup Perbedaan tingakt kesadaran berobat Perbedaan kriteria diagnostik untuk beberapa penyakit Perbedaan pekerjaan c. Pekerjaan Penyebaran pada karakeristik pekerjaan disebabkan o/: Adanya resiko pekerjaan Seleksi alamiah dalam memilih pekerjaan Perbedaan status sosial ekonomi

32 e. Ras f. Agama Perbedaan penyebaran dipengaruhi oleh: Pola penyakit
d. Status Perkawinan Perbedaan penyebaran dipengaruhi oleh: Pola penyakit Resiko terkena penyakit Penata laksanaan penanggulangan penyakit e. Ras f. Agama

33 2. Tempat Keterangan penyebaran menurut tempat, berperan dalam mengetahui bbrp hal al/: Jumlah dan jenis masalah kesehatan yang ditemukan suatu daerah Hal-hal yang perlu dilakukan untuk megatasi masalah-masalah kesehatan di suatu daerah Faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan, dgn membandingkan keadaan-keadaan khusus, sbb: Keadaan geografis Keadaan penduduk Keadaan pelayanan kesehatan

34 Penyebaran menurut tempat, secara umum dapat dibedakan atas 5 macam:
Lanjut…. Penyebaran menurut tempat, secara umum dapat dibedakan atas 5 macam: Penyebaran satu wilayah Penyebaran beberapa wilayah Penyebaran satu negara Penyebaran beberapa negara Penyebaran banyak negara.

35 Penyebaran ini dipengaruhi o/: Sifat penyakit yang ditemukan
3. Waktu Berperan dalam: Memahami kecepatan perjalanan penyakit Mengetahui lama terjangkitnya suatu penyakit Penyebaran ini dipengaruhi o/: Sifat penyakit yang ditemukan Keadaan tempat terjangkitnya penyakit Keadaan penduduk Keadaan pelayanan kesehatan yang tersedia

36 Pembagian penyebaran berdasarkan waktu, dibedakan atas:
Penyebaran satu saat @ Point source epidemic @ Contagious disease epidemic Penyebaran satu kurun waktu Penyebaran siklis Penyebaran sekular

37 PENGGUNAAN PARAMETER EPIDEMIOLOGIK
Mencari / mengukur faktor kausal INSIDENS Prevalensi  hanya utk keperluan administrtatif Mortalitas  Pengganti insidensi onset & kematian pendek Fatalitas tinggi Fatalitas Mengetahui keganasan penyakit Mengukur hasil therapi di klinik Beerguna utk usaha administraatif

38 L I N G K -Imunisasi -Gizi Pengobatan

39 IV. TRIAS EPIDEMIOLOGI

40 Adalah……. Merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberikan gambaran tentang hubungan antara tiga faktor utama (pejamu, agen dan lingkungan) yang berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Keterhubungan antara pejamu, agen dan lingkungan ini merupakan ini merupakan suatu kesatuan yang dinamis yang berbeda dalam keseimbangan (equilibrium) pada seorang individu yang sehat. Jika terjadi gangguan terhadap keseimbangan hubungan sigitiga, inilah yang akan menimbulkan status sakit.

41 SEGITIGA EPIDEMIOLOGI (TRIAS EPIDEMIOLOGI)
Agent Host Environment

42 Hub. HOST-AGEN-ENVIRONMENT
Model 1. Agent Host Model 1. seseorang berada pada kondisi sehat, dimana host, agen dan environment berada pada kondisi seimbang Environment

43 Model 2. Host Agent Model 2, seseorang berada pada kondisi
tidak sehat, dimana daya tahan pejamu (Host) berkurang Environment

44 Model 3. Agent Host Model 3 : Seseorang berada pada kondisi
tidak sehat, dimana Kemampuan bibit penyakit (Agen) Meningkat Environment

45 Model 4. Agent Host Model 4 : seseorang berada pada kondisi tidak
sehat, dimana. Kondisi lingkungan mengalami pergeseran/perubahan Dari kondisi normal Environment

46 1. Fc. PEJAMU (HOST) 2. Fc. Agen (penyebab) 3. Fc. Lingkungan
Pejamu = manusia atau makhluk hidup lainnya, termasuk burung dan artropoda, yang menjadi tempat terjadinya proses alamiah perkembangan penyakit. (umur, jenis kelamin, ras, genetik, anatomi tubuh, status gizi) 2. Fc. Agen (penyebab) suatu unsur, organisme hidup, atau kuman infektif yang dapat menyebabkan terjadinya suatu penyakit. a. unsur biologis, nutrisi, kimia, dan fisika. b. faktor gaya hidup 3. Fc. Lingkungan Yaitu :semua faktor luar dari suatu individu yang dapat berupa lingkungan fisik, biologis, dan sosial.

47 Karakteristik segitiga epidemiologi
1. Pejamu (host) - Resistensi: Kemampuan dari pejamu untuk bertahan terhadap suatu infeksi - Imunitas: kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon imunologis sehingga tubuh kebal terhadap penyakit tertentu - Infektifnes: potensi pejamu yang terinfeksi untuk menularkan penyakit kepada orang lain 2. Lingkungan - Topografi dan Geografi:

48 3. Agen Infektivitas: kesanggupan dari organisme untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan dari pejamu untuk mampu tinggal dan berkembang biak dalam jaringan pejamu Patogenesitas: kesanggupan organisme untuk menimbulkan suatu reaksi klinik khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada pejamu yang diserang Virulensi:kesanggupan organisme tertentu untuk menghasilkan reaksi patologis yang berat yang selanjutnya mungkin menyebabkan kematian Toksisitas: kesanggupan organisme untuk memproduksi reaksi kimia yang toksis dari substansi kimia yang dibuatnya Invasitas: kemampuan organisme untuk melakukan penetrasi dan menyebar setelah memasuki jaringan Antigenisitas: kesanggupan organisme untuk merangsang reaksi imunologis dari pejamu.

49 Pertemuan kedua DASAR BIOSTATISTIK DALAM EPIDEMIOLOGI

50 V. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

51 Riwayat alamiah penyakit (Natural History of Disease)
a/ perkembangan suatu penyakit tanopa adanya campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural.

52 A. Proses Perkembangan Penyakit
Tahapan riwayat alamiah penyakit Tahap prepatogenesis Tahap patogenesis Tahap pasca patogenesis

53 a. Tahap prepatogenesis:
Pada tahap ini, telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih berada di luar tubuh, dalam arti bibit penyakit belum masuk ke dalam tubuh pejamu. Pada keadaan ini penyakit belum ditemukan karena pada umumnya daya tahan tubuh pejamu masih kuat. Dengan perkataan lain seseorang yang berada dalam keadaan seperti ini disebut sehat.

54 b. Tahap Patogenesis: Tahap inkubasi: merupakan tenggang waktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit. Tahap penyakit dini: tahap ini dimulai dengan munculnya gejala penyakit yang kelihatannya ringan. Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan karena sudah ada gangguan patologis, walaupun penyakit masih dalam masa subklinik (stage of subclinical disease). Seandainya memungkinkan, pada tahap ini sudah diharapkan diagnosis dapat ditegakkan secara dini.

55 ……lanjutan Tahap penyakit lanjutan: merupakan tahap dimana penyakit bertambah jelas dan mungkin tambah berat dengan segala kelainan patologis dan gejalanya (stage of clinical disease). Pada tahap ini penyakit sudah menunjukkan gejala dan kelainan klinik ynag jelas, sehingga diagnosis sudah relatif mudah ditegakkan. Dan diperlukan penanggulangan yang tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik.

56 c. Tahap pasca patogenesis
Tahap akhir: a/ berakhirnya perjalanan suatu penyakit yang dapat berupa lima keadaan: Sembuh sempurna: penyakit berakhir karena pejamu sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada keadaa sebelum menderita sakit.

57 …….lanjutan Sembuh dengan cacat: penyakit berakhir dengan keadaan sembuh namun tidak sempurna. Karena ditemukan adanya kelainan (cacat) pada pejamu. Karier: perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena gejala penyakit memang tidak tampak lagi. Namun bibit penyakit masih tetap ada dalam tubuh pejamu tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.

58 ……….lanjutan Kronis: penyakit tetap berlangsung secara kronik, artinya perjalanan penyakit tampak berhenti karena gejala penyakit tidak berubah, dalam arti tidak bertambah berat ataupun tidak bertambah ringan, namun pada dsarnya pejamu tetap berada pada keadaan sakit. Meninggal dunia: perjalanan penyakit berakhir dengan kematian.

59 Tahap Perjalanan Penyakit
Bibit penyakit belum memsuki tubuh Bibit penyakit telah memsuki tubuh Meninggal kronis Penyebab Gejala penyakit tidak tampak Horison klinis Horison klinis Lingkungan karier Gejala penyakit tidak tampak Sembuh Cacat Pejamu Sembuh sempurna Inkubasi P. Dini P. lanjut prepatogenesis patogenesis Pasca patogenesis

60 6 Komponen Rantai Penularan
Penyebab Penyakit ( causative agent) Reservoir agent Portal of exit  pintu keluar agent Cara transmisi Portal of exit  jalan masuk agent Kepekaan Host

61 JALUR TRANSMISI D I R E C T Droplet Sexual Darah Kulit ke kulit, dll
VEKTOR à Serangga, hewan dll LINGKUNGAN à makanan, minuman UDARA à debu, partikel dll

62 Penyebab Penyakit Biologis
Protozoa  malaria, dysentri, amoeba 2. Metozoa  menular melewati intermediate binatang schistomiasis 3. Bacteria  bisa hidup dialam, binatang, manusia tbc, salmonella, staphylococus 4. Virus  infeksi orang ke orang cacar, campak, influensa 5. Jamur  biasanya terdapat ditanah, transmisi tdk orang ke orang 6. Ricketsia 

63 B. Pola Perkembangan Penyakit
Suatu penyakit (menular) tidak hanya selesai sampai pada jatuh sakitnya seseorang, tetapi cenderung untuk menyebar. Dalam proses perjalanan penyakit, perpindahan agen dari pejamu ke reservoir atau sebaliknya, harus melalui pintu masuk tertentu (portal of entry) calon penderita baru dan kemudian untuk berpindah ke penderita baru lainnya, kuman akan melalui pintu keluar (portal of exit).

64 Portal of entry/portal of exit, al/:
Melalui konjungtiva, yang biasanya hanya dijumpai pada beberapa penyakit mata tertentu. Melalui saluran nafas (hidung & tenggorokan): melalui droplet sewaktu reservoir/ penderita bicara, bersin, atau batuk atau melalui udara pernapasan. Melalui Pencernaan: baik bersama ludah, muntah maupun bersama tinja.

65 …………..lanjutan Melalui saluran urogenitalia: biasanya bersama-sama dengan urine atau zat lain yang keluar melalui saluran tersebut. Melalui lukapada kulit ataupun mukosa. Secara mekanik: seperti suntikan atau gigitan pada beberapa penyakit tertentu.

66 Mode of Transmission Setelah unsur penyebab telah meninggalkan reservoir maka untuk mendapatkan potensial yang baru, harus berjalan melalui suatu lingkaran perjalanan khusus atau suatu jalur khusus yang disebut jalur penularan. Secara garis besarnya, jalur penularan dapat dibagi menjadi dua, yi/: Penularan langsung: yakni penularan yang terjadi secara langsung dari penderita atau reservoir, ke pejamu potensial yang baru, sedangkan, Penularan tidak langsung: adalah penularan yang terjadi melalui media tertentu; seperti media udara (air borne), melalui benda tertentu (vechicle borne), dan melalui vector (vector borne)

67 C. Manfaat Riwayat Alamiah Penyakit (RAP)
Dari RAP diperoleh beberapa informasi penting: Masa inkubasi atau masa latent. Kelengkapan keluhan (symptom) sebagai bahan onformasi dama menegakkan diagnosis penyakit menurut musim (season) Lama dan beratnya keluhan yang dialami oleh penderita kejadian kapan penyakit itu lebih frekuen kejadiannya Kecenderungan lokasi geografis serangan penyakit sehingga dapat dengan mudah dideteksi lokasi kejadian penyakit. Sifat-sifat biologis kuman patogen sehingga menjadi bahan informasi untuk pencegahan penyakit.

68 Surveilance Epidemiology

69 Pengamatan/ Surveilans Epidemiologis (Surveilance Epidemiology)
Kegiatan yg dilakukan secara rutin dan teratur berupa pencatatan lengkap hasil pengamatan tentang ada tidaknya kasus baru penyakit tertentu atau adanya peningkatan jumlah kasus baru untuk memantau perubahan yg terjadi pd penyakit yg mempunyai risiko menimbulkan wabah.

70 Pengamatan Epidemiologis
Dilakukan pada: penyakit yg dapat menimbulkan wabah, penyakit kronis, penyakit endemis, penyakit baru yg dapat menimbulkan masalah epidemiologis, penyakit yg dapat menimbulkan epidemi ulang. Surveilans aktif Surveilans pasif

71 Surveilans Aktif Pengumpulan data yg dilakukan secara langsung untuk mempelajari penyakit tertentu dalam waktu relatif singkat, dan dilakukan secara teratur, untuk mencatat ada tidaknya kasus baru penyakit tertentu. Dilakukan bila ditemukan penyakit baru, penelitian tentang cara penyebarannya, risiko tinggi penyakit musiman, penyakit dgn insidensi rendah mendadak meningkat. (contoh: SARS)

72 Surveilans Pasif Pengumpulan data yang diperoleh dari laporan bulanan sarana pelayanan kesehatan. Diketahui: distribusi geografis penyakit menular, perubahan2 yang terjadi, kebutuhan penelitian sbg tindak lanjut.

73 Tujuan Pengamatan Epidemiologis
Mengetahui distribusi geografis penyakit endemis dan epidemis (malaria, gondok, kolera, campak) Mengetahui periodisitas suatu penyakit Menentukan peningkatan insidensi peny. Mengetahui situasi penyakit tertentu. Memperoleh gambaran epidemiologis penyakit tertentu. Melakukan pengendalian penyakit Mengetahui adanya ulang penyakit

74 Sasaran Pengamatan Epidemiologis
Individu Populasi lokal/ kelompok individu Populasi nasional Populasi internasional

75 Pengamatan Epidemiologis pada Individu
Pengamatan dilakukan pada individu yg terinfeksi dan berpotensi untuk menularkan penyakit. (penderita, karier, orang dengan risiko tinggi) Tujuan: untuk mengetahui contact person, terjadinya infeksi lebih lanjut (DHF, malaria, campak), pengobatan yg dilakukan (TBC), pengamatan lanjutan (penderita Lepra yg pindah ke daerah lain)

76 Pengamatan Epidemiologis pada Populasi Lokal
Kelompok individu yg terbatas pada orang2 yg berisiko terkena suatu penyakit (population at risk) Pengamatan pada kelompok individu yg kontak dgn penderita/ karier. (epidemi morbilli, parotitis) Pengamatan pada pejamu yg rentan (bayi, balita yg belum kebal) Kelompok individu yg berpeluang utk kontak dgn penderita (dokter, petugas kesehatan) Lingkungan orang yg menderita TBC

77 Pengamatan Epidemiologis pada Populasi Nasional
Pengamatan pada semua penduduk secara nasional. Dilakukan setelah program pemberantasan Contoh: pengamatan insidensi penyakit Polio setelah PIN (Pekan Imunisasi Nasional)

78 Pengamatan Epidemiologis pada Populasi Internasional
Pengamatan terhadap berbagai penyakit yg dilakukan oleh berbagai negara secara bersama-sama. (Pes, Cacar, Kolera, SARS) Tujuan: untuk saling memberi informasi tentang epidemi yg timbul di suatu negara agar negara lain yg tidak terkena dapat melakukan upaya pencegahan. (cacat bawaan akibat obat Talidomide di USA pd 1951 dan

79 Pengamatan Epidemiologis di RS (Hospital Surveilance)
Tempat yg paling mudah menularkan penyakit: penderita ke penderita, petugas kesehatan ke penderita, alat2 yg digunakan, sumber air yg tercemar. Penderita ad pejamu yg rentan: penyakit/ kondisi yg telah ada, kemoterapi, Radiasi, operasi, infus, kateter, jarum suntik, dll. Infeksi nosokomial: komplikasi karena tertular penyakit lain yg berasal dari RS.

80 Pengamatan Epidemiologis pada Industri
Pengamatan insidensi penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan. Pencatatan dan pelaporan rutin: sebelum, selama, dan setelah menjadi karyawan. Tujuan: untuk mengadakan pencegahan dan perlindungan keselamatan kerja pada karyawan.

81 Kegiatan Pokok Pengamatan Epidemiologi
Pengumpulan data Pengolahan data Analisis data dan penarikan kesimpulan Penyebaran informasi

82 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pencatatan insidensi pada population at risk melalui kunjungan rumah (active surveilance) Pencatatan insidensi berdasarkan laporan rutin (passive surveilance) Survei khusus Teknik wawancara dan atau pemeriksaan Diolah secara manual atau komputerisasi

83 Analisis Data dan Penyebaran Informasi
Analisis data secara deskriptif berdasarkan: variabel orang (umur, rasio sex, pekerjaan, dll), tempat (pemukiman, industri, dll), dan waktu. Buletin khusus: Depkes Pusat, disebarluaskan.

84 Mengukur Frekuensi Penyakit
Kuliah 3 - Epidemiologi

85 PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN
Ukuran dasar epidemiologi “RATE” Penyusunan rate perlu 3 hal: Jumlah orang yang terserang penyakit / meninggal Jumlah penduduk tempat asal penderita Waktu/ periode terserang penyakit

86 Rasio (Ratio) Nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut.

87 Proporsi (Proportion)
Perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut.

88 Angka (Rate) Proporsi dalam bentuk khusus: perbandingan pembilang dan penyebut dinyatakan dalam batas waktu tertentu.

89 Apabila pembilang terbatas pada umur, sex, atau gol. tertentu
maka penyebut juga harus terbatas pada umur, sex atau gol yang sama. Bila penyebut terbatas pada mereka yang dapat terserang atau terjangkit penyakit, penyebut tersebut dinamakan populasi yang mempunyai resiko (population at risk).

90 Ukuran Kesakitan Incidence Rate Prevalence Rate Point Prevalence Rate
Period Prevalence Rate Attack rate Dll.

91 Ukuran Kematian Crude death rate Age specific death rate IMR MMR CMR
CFR Disease-specific death rate Disease-specific fatality rate Adjusted death rate Dll.

92 INCIDENCE RATE Jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu tertentu. Incidence rate = Jlh kasus baru st. peny. Selama satu periode Populasi yg menjadi resiko Incidence rate: Dinyatakan dalam periode waktu tertentu. bulan, tahun, dll.

93 Attack rate: adalah Incidence rate pada epidemi
Attack rate = Jumlah kasus selama epidemik Populasi yg menjadi resiko

94 Bila periode waktunya panjang, populasi yang menjadi resiko juga dapat berubah  digunakan penduduk pada pertengahan periode sbg populasi yang menjadi resiko. Incidence rate untuk mengetahui etiologi.

95 PREVALENCE RATE (POINT PREVALENCE RATE)
mengukur jumlah orang dikalangan penduduk yang menderita st penyakit pada satu titik waktu tertentu. Prevalence rate= Jlh kasus-kasus penyakit yang ada Jlh penduduk seluruhnya (pada suatu titik tertentu)

96 Prevalence rate tergantung pd:
Jlh orang yang telah sakit pd waktu yang lalu Berapa lama mereka sakit Meski sedikit yg sakit dlm setahun tapi bila kronis, jlhnya akan  dari tahun ke tahun  prevalence rate akan > incidence rate. Bila peny. akut (lama sakit pendek krn sembuh atau †) prevalence relatif < incidence. Kegunaan point prevalence (terutama peny. kronis): perencanaan kebutuhan fasilitas, tenaga, dan pemberantasan penyakit.

97 Period Prevalence Rate
Point Prevalence Rate= Jlh kasus penyakit yg ada selama satu periode Penduduk rata-rata dari periode tersebut (mid periode population)

98 Contoh kasus R 1 Des.2013 ! 1 Agt. 2014

99 Pertanyaan: 1. Berapa point prevalence rate pada 1 Des.2013?
Keterangan: √ = Hari timbul penyakit R = Hari timbul relaps/ kambuh ! = Hari berakhirnya penyakit/ mati Populasi: 300 orang Pertanyaan: 1. Berapa point prevalence rate pada 1 Des.2013? 2. Berapa Incidence Rate penyakit tersebut? 3. Periode Prevalence Rate 1 Des s/d 1 Agt. 2014?

100 Penyelesaian 1. Kasus lama dan kasus baru pada 1 Des.2013 ad. kasus no. 1, 2, 3, 6 PPR= 4/ 300= 0.013=13 per 1000 pddk 2. Kasus baru selama 1 Des.2013 – 1 Agt 2014 ad. Kasus no. 1, 2, 3, 4, 5 IR = 5/ 294 = = 17 per 1000 pddk 3. Kasus lama dan baru selama 1 Des.2013 – 1 Agt 2014 ad. Kasus 1, 2, 3, 4, 5, 6 PPR= 6/300 = 0.02= 20 per 1000 pddk

101 Indeks Kesehatan Indeks Fertilitas
1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Death Rate) 2. Angka Fertilitas Menurut Golongan Umur (Age Specific Fertility Rate) 3. Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate)

102 Indeks Kesehatan Indeks Mortalitas dan Morbiditas
1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) 2. Angka Kematian berhubungan dengan sebab tertentu: Angka Kematian Karena Sebab ttt., Case Fatality Rate, Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate)

103 3. Angka kematian berhubungan dengan umur: Angka Kematian menurut golongan umur, Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka Kematian Neonatal, Angka Kematian Perinatal, Proporsi Kematian Balita 4. Angka Morbiditas

104 Derajat Kesehatan CDR (Crude Death Rate)
IMR (Infant Mortality Rate) = AKABA CMR (Child Mortality Rate) MMR (Maternal Mortality Rate) LE (Life Expectancy)

105 CRUDE DEATH RATE (CDR) Jlh kematian dikalangan pddk di suatu daerah dlm satu tahun Jumlah penduduk rata-rata (pertengahan tahun) di daerah dan tahun yang sama X 1000

106 AGE SPECIFIC DEATH RATE (ASDR)
Mis: age specific death rate pd gol usia tahun ASDR= Jlh kematian antara umur tahun di suatu daerah dalam waktu satu thn jumlah peduduk rata-rata (mid year) pada daerah dan tahun sama X 1000

107 CASE FATALITY RATE (CFR)
CFR= Jml seluruh kematian krn peny. ttt. dlm jangka waktu ttt. Jumlah seluruh penderita peny di daerah dlm jangka waktu yang sama X 1000

108 DISEASE SPECIFIC DEATH RATE (DSDR)
Mis. penyakit tuberkulosis (TB) DSDR= Jml kematian peny. TB di satu daerah dlm jangka waktu ttt. Jumlah kasus-kasus TB di daerah dalam jangka waktu yang sama X 1000

109 PERINATAL MORTALITY RATE (PNMR)
Jlh seluruh kematian bayi usia 1mgg di suatu daerah dlm satu tahun Jumlah seluruh kelahiran hidup X 100 %

110 NEONATAL MORTALITY RATE (NMR)
Jlh seluruh kematian bayi <28 hr di suatu daerah dlm satu tahun Jumlah seluruh kelahiran hidup X 100 %

111 INFANT MORTALITY RATE (IMR)
Jlh seluruh kematian bayi <1 thn di suatu daerah dlm satu tahun Jumlah seluruh kelahiran hidup X 100 % Contoh: Menurut laporan Puskesmas Kecamatan Sukasari, jumlah bayi yang meninggal pada thn ada 20 bayi, sedangkan jumlah kelahiran pada tahun yang sama adalah 80 bayi. IMR?

112 CHILD MORTALITY RATE (CMR)
Jlh seluruh kematian anak <5 thn di suatu daerah dlm satu tahun Jumlah seluruh balita X 100 % Contoh: Menurut laporan Puskesmas Kecamatan Damai, jumlah bayi yang meninggal pada thn ada 15 balita, sedangkan jumlah balita di daerah tersebut adalah 100 balita. CMR?

113 MATERNAL MORTALITY RATE (MMR)
Jlh kematian ibu krn kehamilan, persalinan, dan nifas di suatu daerah dlm satu tahun Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama X Contoh: Jml kematian ibu oleh sebab kehamilan di Medan dilaporkan 1 orang pada tahun 2013, dgn jml seluruh kelahiran hidup sebanyak orang. MMR = 1/ x = 2 per kelahiran hidup

114 Terima Kasih


Download ppt "DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI DAN MASALAH KESEHATAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google