Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SEKILAS TENTANG INDEKS PEMBANGUNAN TIK (IP-TIK)/ ICT DEVELOPMENT INDEX DAN INDEKS INOVASI GLOBAL/GLOBAL INNOVATION INDEX Disampaikan Oleh : Eni Lestariningsih,

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SEKILAS TENTANG INDEKS PEMBANGUNAN TIK (IP-TIK)/ ICT DEVELOPMENT INDEX DAN INDEKS INOVASI GLOBAL/GLOBAL INNOVATION INDEX Disampaikan Oleh : Eni Lestariningsih,"— Transcript presentasi:

1 SEKILAS TENTANG INDEKS PEMBANGUNAN TIK (IP-TIK)/ ICT DEVELOPMENT INDEX DAN INDEKS INOVASI GLOBAL/GLOBAL INNOVATION INDEX Disampaikan Oleh : Eni Lestariningsih, MA pada forum pada Diskusi Terbatas : Penyusunan Model Pengukuran Indeks Inovasi Daerah Jakarta, 27 April 2016

2 OUTLINE TANTANGAN PENGERTIAN TENTANG INDEKS PEMBANGUNAN TIK /
ICT DEVELOPMENT INDEX & GLOBAL INNOVATION INDEX KETERKAITAN IP-TIK DENGAN INDEKS INOVASI TANTANGAN

3 TANTANGAN PENGERTIAN TENTANG INDEKS PEMBANGUNAN TIK /
ICT DEVELOPMENT INDEX & GLOBAL INNOVATION INDEX KETERKAITAN IP-TIK DENGAN INOVASI TANTANGAN

4 TIK DAN INOVASI Perkembangan ilmu pengetahuan mendorong perusahaan/organisasi untuk terus berinovasi. Inovasi merupakan kunci dari pertumbuhan ekonomi dan produktivitas. Banyak tipe inovasi berkaitan dengan infrastruktur teknologi, yang menguatkan pentingnya kemampuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai sesuatu yang memungkinkan adanya inovasi. Tipe pelayanan online yang tersedia untuk pengguna menyediakan pengukuran kecanggihan IT untuk individu organisasi. Mayoritas organisasi akan menggunakan TIK pada kegiatan inovasi mereka.

5 APA ITU INOVASI adalah implementasi dari hal yang baru atau perbaikan yang signifikan dari produk (barang/jasa), proses, metode pemasaran, atau metode organisasi baru dalam praktek bisnis, organisasi tempat kerja atau hubungan eksternal. (Oslo Manual, 46)

6 JENIS INOVASI INOVASI (Oslo Manual) Produk Proses Pemasaran Organisasi

7 Inovasi Produk Implementasi dari barang/jasa yang baru atau yang mengalami perbaikan secara signifikan. Produk yang baru: barang atau jasa yang berbeda secara signifikan dalam karakteristik atau tujuan penggunaannya dari produk yang sebelumnya di produksi perusahaan. Inovasi produk pada jasa dapat mencakup perbaikan yang signifikan pada bagaimana jasa tersebut disediakan (dalam hal efisiensi/kecepatan), penambahan dari fungsi atau karakteristik baru pada jasa yang telah ada, atau pengenalan jasa yang benar-benar baru.

8 Inovasi Proses Implementasi dari hal baru atau perbaikan yang signifikan dalam produksi atau metode pengiriman, mencakup perubahan yang signifikan pada teknik, perlengkapan dan/atau software. Dimaksudkan untuk mengurangi biaya dari produksi atau pengiriman, dan untuk meningkatkan kualitas. Metode produksi meliputi teknik, perlengkapan dan software yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa. Metode pengiriman menyangkut logistik dari perusahaan dan meliputi perlengkapan, software, dan teknik sumber input, alokasi penyediaan dalam perusahaan, atau pengiriman produk final.

9 Inovasi Pemasaran Implementasi dari metode pemasaran yang baru melibatkan perubahan signifikan dalam design produk atau pengemasan, penempatan produk, promosi atau penghargaan produk. Bertujuan pada pemenuhan kebutuhan pelanggan yang lebih baik, membuka pasar baru, atau menempatkan posisi baru produk perusahaan di pasar dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan perusahaan.

10 Inovasi Organisasi (1) Implementasi dari metode organisasi yang baru pada praktek bisnis perusahaan, organisasi tempat kerja atau hubungan eksternal. Dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan mengurangi biaya administrasi atau biaya transaksi, meningkatkan kepuasan tempat kerja (dan kemudian produktivitas pekerja), mendapatkan akses pada aset non-tradable (seperti : pengetahuan eksternal yang tidak dapat dikodekan) atau mengurangi biaya penawaran.

11 Inovasi Organisasi (2) Inovasi organisasi dalam praktek bisnis melibatkan implementasi dari metode baru untuk mengorganisasikan rutinitas dan prosedur untuk pelaksanaan pekerjaan, mencakup Implementasi dari praktek untuk meningkatkan pembelajaran dan sharing ilmu pengetahuan dalam perusahaan. Contoh: membangun data base best practise, pembelajaran dan ilmu pengetahuan lainnya, pengembangan pekerja dan meningkatkan daya ingat pekerja dengan sistem pendidikan dan training.

12 URGENSI SEKTOR TIK Pesatnya Perkembangan Sektor TIK /Jasa Komunikasi:
Pertumbuhan pembangunan sektor TIK dan jasa komunikasi mendorong peningkatan infrastruktur TIK dan akses TIK. Pergeseran dari “mobile seluler” ke “mobile internet akses” Pertumbuhan Masyarakat Informasi Global: Tinginya pertumbuhan nilai ekonomi dan sosial sebagai dampak dari kemampuan kecepatan pertukaran informasi kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja (at anytime, anywhere, and to anyone). Pertumbuhan penggunaan intensif TIK di sektor rumah tangga, sektor bisnis, sektor pendidikan, maupun sektor pemerintah. Kebijakan dan Regulasi Pemerintah untuk pemantauan perkembangan Sektor TIK: Mendorong Pemerintah untuk secara proaktif mempromosikan kebijakan dan regulasi pada sektor TIK

13 PERKEMBANGAN SEKTOR TIK DI INDONESIA
Perkembangan TIK di Indonesia sangat pesat: dari sisi penyedia/penyelenggara ,maupun dari sisi pengguna TIK (rumahtangga, bisnis, pemerintah, pendidikan, dll). Sektor TIK /sektor Komunikasi pada PDB Indonesia, pertumbuhannya sangat tinggi, mencapai dua digit. Kebutuhan terhadap data Statistik TIK semakin meningkat: internal BPS (untuk penyusunan PDB, PDRB, I-O, Indikator TIK, IP-TIK); eksternal BPS (K/L,Asosiasi,Badan Internasional,dll): untuk penyusunan core ICT indicators, ICT Dev Index, ICT White Paper,dll.

14 PERAN SEKTOR TIK TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL

15 PERKEMBANGAN ICT GLOBAL
Semua indikator menunjukkan peningkatan terus-menerus. Sumber: Measuring Information Society 2015, ITU

16 INISIATIF PENGUKURAN IP - TIK
Rencana Aksi Jenewa ayat 28: KTT Perdana Dunia tentang Masyarakat Informasi (UNCTAD, 2011) UN, 2005 “Partnership on Measuring ICT for Development”: penyusunan Core ICT Indicator yg mencakup akses dan penggunaan TIK oleh sektor rumah tangga dan individu, sektor bisnis, serta sektor pendidikan.

17 APA ITU IP – TIK? Indeks pembangunan TIK (IP-TIK) merupakan suatu ukuran standar yang dapat menggambarkan tingkat pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada suatu wilayah. Indeks pembangunan TIK (IP-TIK) merupakan indeks komposit yang mengkombinasikan 11 indikator menjadi suatu ukuran standar, digunakan untuk membandingkan hasil pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) antar negara/wilayah IP-TIK dikembangkan oleh International Telecommunication Union (ITU) pada tahun 2008, dan dipublikasikan pertama kali melalui buku “Measuring the Information Society” pada tahun 2009 (ITU, 2011).

18 Indeks Pembangunan TIK
MENGAPA PERLU IP-TIK? Indeks Pembangunan TIK Mengukur tingkat pembangunan TIK di suatu negara menggunakan suatu ukuran yang dapat dibandingkan antar waktu dan antar wilayah Mengukur pertumbuhan pembangunan TIK baik di negara maju maupun negara berkembang: nilai indeks harus berlaku secara umum Mengukur gap digital, yaitu perbedaan antar negara dengan berbagai tingkat pembangunan TIK Mengukur potensi pembangunan TIK atau pengembangannya, untuk mendorong pertumbuhan pembangunan berdasarkan kemampuan dan keahlian yang tersedia.

19 Kerangka Konsep Masyarakat Informasi
(Information Society Conceptual Framework) Sumber: ITU, 2014

20 Tiga Langkah Menuju Masyarakat Informasi (Information Society)

21 BAGAIMANA MENGHITUNG IP-TIK? (1):
Pengumpulan Data (11 Indikator) Imputasi Missing Data Proses Normalisasi Pembobotan dan Agregasi Penghitungan IP-TIK Analisis Sensitifitas

22 BAGAIMANA MENGHITUNG IP-TIK? (2): Indikator Penyusun IP-TIK
Pelanggan telepon tetap per 100 penduduk (Fixed-telephone subcription per 100 inhibitans) Pelanggan telepon seluler per 100 penduduk (Mobile-cellular telephone subcriptions per 100 inhibitans) Bandwidth internet internasional per pengguna (International internet bandwidth (bit/s) per internet user) Persentase rumah tangga yang menguasai komputer (Percentage of household with computer) Persentase rumah tangga yang memiliki akses internet (Percentage of household with internet access) Akses dan Infrastruktur 0,40 Persentase penduduk yang mengakses internet (Percentage of individuals using the internet) Pelanggan internet broadband tetap kabel per 100 penduduk (Fixed (wired)-broadband subcriptions per 100 inhibitans) Pelanggan internet broadband tanpa kabel per 100 penduduk (Wireless-broadband subcriptions per 100 inhibitans) Penggunaan Angka melek huruf /Adult literacy rate Angka partisipasi kasar sekunder (SLTP sederajat dan SLTA sederajat) / Secondary gross enrollment ratio Angka partisipasi kasar tersier (D1 s/d S1) / Tertiary gross enrollment ratio Keahlian 0,20

23 BAGAIMANA MENGHITUNG IP-TIK? (3): FORMULA IP-TIK
Formulasi ICT DEV INDEX/IP-TIK = 0,4AI + 0,4USE + 0,2SKILL Keterangan: AI : Sub Indeks Akses dan infrastruktur USE : Sub Indeks Penggunaan SKILL : Sub Indeks Keahlian Nilai IP-TIK = skala 0-10

24 Penimbang 11 Indikator dan 3 Sub Indeks
Komponen Penimbang Indikator sub indeks (1) (2) (3) Akses dan Infrastruktur: Pelanggan telepon tetap per 100 penduduk Pelanggan telepon seluler per 100 penduduk Bandwidth internet internasional per pengguna Persentase rumah tangga yang menguasai komputer Persentase rumah tangga yang memiliki akses internet di rumah 0.20 0.40 Penggunaan: Persentase penduduk yang mengakses internet Pelanggan internet broadband tetap kabel per 100 penduduk Pelanggan internet broadband tanpa kabel per 100 penduduk 0.33 Keahlian: Angka melek huruf Angka partisipasi kasar sekunder (SLTP sederajat & SLTA sederajat) Angka partisipasi kasar tersier (D1 s/d S1)

25 IP-TIK Indonesia 2012 - 2014 Sub-Index Nilai IP-TIK Nilai Index 2012
Akses dan Infrastruktur 4,19 4,32 4,60 Penggunaan 1,61 1,80 1,79 Keahlian 6,89 6,93 Nilai IP-TIK 3,70 3,83 3,94 Sumber: ITU

26 Nilai & Peringkat IP-TIK
Indonesia TAHUN NILAI ICT-DI RANKING ITU (1) (2) (3) 2002 1,54 109 (154 negara) 2007 2,15 108 (159 negara) 2008 2,39 107 (152 negara) 2010 3,01 97 (155 negara) 2011 3,14 97 (157 negara) 2012 3,70 106 (166 negara) 2013 3,83 106 (166 negara) 2014 3,94 108 (167 negara) Sumber: Publikasi Measuring Information Society, ITU

27 Nilai & Peringkat IP – TIK Beberapa Negara (2007, 2008, 2010)
Rank (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Korea (Rep.) 7,23 2 7,80 1 8,40 Sweden 7,27 7,53 8,21 Iceland 7,06 4 7,12 7 7,96 Denmark 7,18 3 7,46 8,01 Finland 6,70 11 6,92 12 7,89 5 Australia 6,51 14 6,78 6,75 21 Jepang 6,89 7,,01 7,75 8 Singapore 6,47 15 6,71 7,47 10 Brunei D 4,77 42 4,97 44 4,85 52 Malaysia 3,66 55 3,96 57 4,63 Vietnam 2,61 93 2,76 91 3,41 86 Thailand 3,03 75 80 3,29 89 Indonesia 2,15 108 2,39 107 3,01 97 Philipine 95 2,69 3,04 94 Cambodia 1,52 121 1,63 120 1,88 119 Lao PDR 1,60 117 1,64 1,84 Myanmar 118 - 1,65 129 Total Negara 159 152 155

28 Nilai & Peringkat IP-TIK Beberapa Negara (2011-2014)
2012 2013 2014 Nilai Rank (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Korea (Rep.) 8,51 1 8,81 8,85 2 8,93 Sweden 8,41 8,68 3 8,67 5 Iceland 8,12 4 8,58 8,64 8,86 Denmark 8,18 8,78 8,88 Finland 7,99 8,27 8 8,36 12 Australia 7,54 15 8,03 8,29 13 Jepang 7,77 8,15 10 8,22 11 8,47 Singapore 7,55 14 7,85 7,90 16 8,08 19 Brunei D 4,93 56 5,36 63 5,43 66 5,53 71 Malaysia 4,81 59 5,18 5,20 5,90 64 Vietnam 3,65 86 3,80 88 4,09 101 4,28 102 Thailand 3,42 94 3,94 99 4,76 81 74 Indonesia 3,14 97 3,70 106 3,83 108 Philipine 98 3,91 4,02 103 4,57 Cambodia 2,05 121 2,54 127 2,61 2,74 120 Lao PDR 1,99 122 2,25 130 2,35 134 2,45 138 Myanmar 1,70 132 1,75 148 1,82 150 2,27 142 Total Negara 157 166 167

29 Penyusunan IP-TIK/ICT Development Index oleh BPS
Penyusunan IP-TIK di BPS mengikuti pedoman internasional tentang penyusunan IP-TIK yang dibuat oleh International Telecommunication Union (ITU). Hal ini dilakukan agar nantinya dapat diperoleh keterbandingan internasional antara hasil perhitungan BPS dengan hasil perhitungan negara lainnya. Data yang digunakan diperoleh dari berbagai sumber terkait, baik dari BPS sendiri maupun data Kementerian/Lembaga lainnya. Selain membangun IP-TIK Indonesia, BPS juga mencoba membangun IP-TIK provinsi, sehingga diperoleh keterbandingan pembangunan TIK di provinsi Indonesia. IP-TIK yang telah disusun sebanyak 3 tahun, yaitu

30 Nilai IP-TIK Provinsi di Indonesia, 2012
Rendah : Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kep. Bangka Belitung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Sedang Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Banten, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Papua Barat Tinggi DKI Jakarta

31 Nilai IP-TIK Provinsi di Indonesia, 2013
Perubahan Kelompok 2012 ke 2013: Rendah ke Sedang -Jambi -Kep. Bangka Belitung Sedang ke Tinggi - Kep. Riau Sedang ke Rendah - Papua Barat Rendah : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Sedang Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kep. Bangka Belitung, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Banten, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara Tinggi Kepulauan Riau, DKI Jakarta

32 Nilai IP-TIK Provinsi di Indonesia, 2014
Perubahan Kelompok 2013 ke 2014: Sedang ke Rendah -Jambi -Kep. Bangka Belitung Tinggi ke Sedang - Kep. Riau Rendah : Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kep. Bangka Belitung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Sedang Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Banten, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara Tinggi DKI Jakarta

33 TANTANGAN PENGALAMAN MEMBANGUN IP-TIK / ICT DEVELOPMENT INDEX
KETERKAITAN IP-TIK DENGAN INDEKS INOVASI TANTANGAN

34 Model of Public Sector Innovation
Sumber: CFA &DAMVAD in NESTA, 2009

35 Framework for Innovation in Public Sektor Organization
Sumber: NESTA

36 FRAMEWORK OF THE GLOBAL INNOVATION INDEX
Beberapa indikator penyusun GII merupakan indikator penyusun IP-TIK.

37 GLOBAL INNOVATION INDEX 2013—2015
Ranking 87 dari 143 negara Ranking 85 dari 142 negara Ranking 97 dari 141 negara 2013 2014 2015

38 NILAI SUBINDEKS IP-TIK DAN GII
Subindeks GII (2015)

39 Plot GII dan ICT DI 2013 2014 Semakin tinggi nilai ICT Development Index, semakin tinggi juga nilai Global Innovation Index

40 Hubungan GII dengan ICT Development Index & GDP per Capita 2014
r = 0,958 (signifikan pada alfa 5%) r = 0,874 (signifikan pada alfa 5%) Plot antara GII & IDI: posisi Indonesia jauh di bawah Singapura, Korea, dan Jepang. Posisi Indonesia hampir mendekati posisi Myanmar yg menempati posisi terendah. Koefisien korelasi: terdapat hubungan yang sangat kuat antara GII & IDI. Plot antara GII & GDP per kapita: posisi Indonesia jauh di bawah Singapura, Korea, dan Jepang. Posisi Indonesia hampir mendekati posisi Myanmar yg menempati posisi terendah. Koefisien korelasi: terdapat hubungan yang kuat antara GII & GDP per kapita.

41 Model Regresi Data Panel
𝐺𝐼𝐼 𝑖𝑡 = 8, ∗ 𝐼𝐷𝐼 𝑖𝑡 −0, 𝐺𝐷𝑃𝑝𝐶 𝑖𝑡 ICT Development Index berpengaruh positif dan signifikan terhadap Global Inovation Index. Setiap kenaikan 1 satuan ICT Development Index, GII akan meningkat sebesar 8,0115 satuan. GDP per kapita memiliki koefisien yang bertanda negatif, namun tidak signifikan berpengaruh terhadap GII. Ln ( 𝐺𝐼𝐼 𝑖𝑡 ) = 1, , ∗ Ln( 𝐺𝐷𝑃𝑝𝐶 𝑖𝑡 ) Berdasarkan model GII dan GDPpC, GDP per kapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap Global Inovation Index. Setiap kenaikan 10% persen GDP per kapita, GII akan meningkat sebesar 2,0594%. *Signifikan pada alfa 5%

42 TANTANGAN PENGALAMAN MEMBANGUN IP-TIK / ICT DEVELOPMENT INDEX
KETERKAITAN IP-TIK DENGAN INOVASI TANTANGAN

43 TANTANGAN Belum ada ukuran standar baik nasional maupun internasional
Ketersediaan data masih terbatas Perlu dirumuskan regulasi dan policy secara nasional: untuk menyediakan IP-TIK dan Indonesia-GII tepat waktu dan berkesinambungan

44 Pengalaman Inovasi BPS
BPS mengirimkan 41 inovasi dalam lomba “Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Nasional 2016” Meraih 3 penghargaan dari 5 inovasi terbaik kategori lembaga: Inovasi website Forum Konsultasi Publik dalam Pemutakhiran Basis Data Terpadu Mobile Statistics BPS Provinsi Papua Barat.

45 Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua
Terima Kasih Saran, masukan? ke: (021) ext Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua

46 Indeks Inovasi Sektor Publik (Public Sector Innovation Index)
Inovasi yang sukses merupakan kunci untuk pemerintahan dan pelayanan publik yang efektif. Inovasi publik merupakan penciptaan dan implementasi proses, produk, pelayanan, dan metode pengantaran yang baru yang menghasilkan peningkatan signifikan dalam efisiensi, keefektifan, dan kualitas outcomes. (Mulgan dan Albury, 2003). Pelayanan atau proses tidak harus keseluruhan baru untuk disebut inovasi: mereka bsa saja berupa peningkatan substansi dari penawaran yang sudah ada atau cara mengantarkan pelayanan yang secara signifikan meningkatkan kualitas atau efisiensi pelayanan publik.

47 Bentuk Inovasi di Pemerintahan
Memperbaiki sesuatu yang telah dilaksanakan untuk mempertajam dampak organisasi anda terhadap kehidupan manusia. Mengadaptasi percobaan dan ide untuk sebuah context yang baru Mengembangkan sesuatu yang benar-benar baru untuk mencapai tujuan organisasi

48 No. Indikator Sumber Data Jenis Data Keterangan
Sub Index Akses & Infrastruktur TIK (ICT Access & Infrastructure) 1. Pelanggan telepon tetap per 100 penduduk (Fixed-telephone subcription per 100 inhibitans) KEMENKOMINFO Jumlah pelanggan telepon tetap Data hanya tersedia untuk level nasional Susenas Jumlah & proporsi rumah tangga yang memiliki telepon rumah (VSEN13.K Blok VIII Rincian 1) Hanya digunakan sebagai alat bantu membreakdown ke level provinsi. 2. Pelanggan telepon selular per 100 penduduk (Mobile-cellular telephone subcriptions per 100 inhibitans) Jumlah pelanggan telepon tetap kabel Jumlah & proporsi penduduk yang memiliki nomor HP aktif (VSEN13.K Blok VIII Rincian 2b)

49 No. Indikator Sumber Data Jenis Data Keterangan
3. International internet bandwidht (bit/s) per internet user KEMENKOMINFO International internet bandwidht Data hanya tersedia untuk level nasional Susenas penduduk yang mengakses internet dari berbagai lokasi (VSEN13.K Blok V.C Rincian 20) Sebagai pembagi ( jumlah pengguna internet) 4. Persentase rumah tangga yang memiliki/menguasai komputer (Percentage of household with computer) Persentase rumah tangga yang memiliki/menguasai komputer (VSEN13.K Blok VIII Rincian 3) 5. Persentase rumah tangga yang memiliki akses internet (Percentage of household with internet access) Persentase rumah tangga yang minimal ada satu ART nya yang mengakses internet di rumah atau melalui HP (VSEN13.K Blok V.C Rincian 21 kode 1 & kode 5) Pendekatan dari data individu yang menggunakan internet di rumah dan melalui HP, kemudian di aggregat ke level rumah tangga

50 Indikator Sumber Data Jenis Data Keterangan
No. Indikator Sumber Data Jenis Data Keterangan Subindeks Penggunaan TIK (ICT Use) 6. Persentase penduduk yang mengakses internet (Percentage of individuals using the internet) Susenas Persentase penduduk yang mengakses internet dari berbagai lokasi (VSEN13.K Blok V.C Rincian 20) 7. Pelanggan broadband internet tetap per 100 penduduk (Fixed (wired)-broadband subcriptions per 100 inhibitans) KEMENKOMINFO Jumlah pelanggan fix broadband internet menurut provinsi 8. Pelanggan broadband internet bergerak per 100 penduduk (Wireless-broadband subcriptions per 100 inhibitans) Jumlah pelanggan broadband internet wireless Data hanya tersedia untuk level nasional Persentase penduduk yang mengakses internet melalui HP dan lainnya (VSEN13.K Blok V.C Rincian 21 kode 5 & kode 6) Hanya digunakan sebagai alat bantu membreakdown ke level provinsi

51 Indikator Sumber Data Jenis Data Keterangan
No. Indikator Sumber Data Jenis Data Keterangan Subindeks Keahlian TIK (ICT Skill) 9. Angka melek huruf dewasa (Adult literacy rate) Susenas Persentase penduduk usia 15+ yang melek hurup Subdit Stat. Pendidikan (Angka resmi yang dirilis BPS/web) 10. Angka partisipasi kasar sekunder (Secondary gross enrollment ratio) APK SMP sederajat & SMA sederajat Subdit Stat. Pendidikan 11. Angka partisipasi kasar tersier (Tertiary gross enrollment ratio) APK perguruan tinggi (D1 s/d S1)

52 NILAI INDIKATOR PENYUSUN IP-TIK, 2014
Indikator IDI Korea Singapura Malaysia Filipina Thailand Indonesia (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Subindeks Akses Fixed-telephone subscriptions per 100 inhabitants 59.5 35.5 14.6 3.1 8.5 11.7 Mobile-cellular subscriptions per 100 inhabitants 115.5 158.1 148.8 111.2 144.4 126.2 International Internet bandwidth Bit/s per Internet user 43’358 616’531 27’173 27’688 46’826 6’225 Percentage of households with computer 78.3 88.0 66.5 20.5 33.9 17.8 Percentage of households with Internet 98.5 65.5 26.9 33.8 29.1 Subindeks Penggunaan Percentage of individuals using the Internet 87.9 82.0 67.5 39.7 34.9 17.1 Fixed-broadband subscriptions per 100 inhabitants 38.8 27.8 10.1 23.2 8.2 1.2 Active mobile broadband subscriptions per 100 inhabitants 108.6 156.1 58.3 28.0 79.9 34.7 Subindeks Keterampilan Secondary gross enrolment ratio 97.2 70.8 84.6 87.0 82.5 Tertiary gross enrolment ratio 98.4 43.8 37.2 28.2 51.2 31.5 Adult literacy rate 99.0 96.8 94.6 96.3 96.7 93.9

53 NILAI INDIKATOR PENYUSUN GII, 2014
Sangat rendah


Download ppt "SEKILAS TENTANG INDEKS PEMBANGUNAN TIK (IP-TIK)/ ICT DEVELOPMENT INDEX DAN INDEKS INOVASI GLOBAL/GLOBAL INNOVATION INDEX Disampaikan Oleh : Eni Lestariningsih,"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google