Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Moment Of Love (Valentine, Feb 14th )  Loving Kindness

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Moment Of Love (Valentine, Feb 14th )  Loving Kindness"— Transcript presentasi:

1 Moment Of Love (Valentine, Feb 14th )  Loving Kindness
Cinta Kasih Moment Of Love (Valentine, Feb 14th )  Loving Kindness

2 Definisi Cinta Kasih - KBBI
cin·ta a 1 suka sekali; sayang benar: orang tuaku cukup – kpd kami semua; -- kpd sesama makhluk; 2 kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan): sebenarnya dia tidak -- kpd lelaki itu, tetapi hanya menginginkan hartanya; 3 ingin sekali; berharap sekali; rindu: makin ditindas makin terasa betapa -- nya akan kemerdekaan; 4 kl susah hati (khawatir); risau: tiada terperikan lagi -- nya ditinggalkan ayahnya itu; -- bebas hubungan antara pria dan wanita berdasarkan kemesraan, tanpa ikatan berdasarkan adat atau hukum yg berlaku;  -- monyet (rasa) kasih antara laki-laki dan perempuan ketika masih kanak-kanak (mudah berubah); ka·sih 1 n perasaan sayang (cinta, suka kpd): pria itu menaruh -- kpd gadis tetangganya;-- bersabung dl hati, ki menanggung rindu (cinta berahi); -- mesra perasaan sangat kasih; perasaan kasih yg berlebihan: istrinya dibelainya dng penuh -- mesra;  -- sayang 1 cinta kasih; 2 belas kasihan;

3 Definisi Umum 1. Libido: cinta yang menyangkut seks, nafsu birahi.  2. Eros: dorongan untuk mencintai dan dicintai.  3. Philia: persahabatan, cinta seperti saudara.  4. Agape: cinta yang penuh pengabdian demi orang lain dengan dasar rasa kemanusiaan.  Roll May, Love and Will

4 Cinta Kasih (melekat) Dhammapada Bab XIV : Piya Vagga (KeCintaan) Syair 213 Dari cinta timbul kesedihan, dari cinta timbul ketakutan; bagi orang yang telah bebas dari rasa cinta, tiada lagi kesedihan maupun ketakutan. Suatu hari, seorang cucu Visakha yang bernama Sudatta meninggal dunia, dan Visakha merasa sangat kehilangan dan bersedih atas kematian cucu tersebut. Maka dia pergi menghadap Sang Buddha. Ketika Sang Buddha melihatnya, Beliau berkata, “Visakha, tidakkah kamu menyadari bahwa banyak orang meninggal dunia di Savatthi setiap hari? Jika kamu memperhatikan mereka semua seperti kamu memperhatikan cucumu, kamu pasti akan menangis dan berkabung tidak henti-hentinya. Jangan biarkan kematian seorang anak mempengaruhi kamu berlebih-lebihan. Kesedihan dan ketakutan timbul dari kecintaan.” Dalam Piyajatika Sutta, Majjhima Nikaya, dikisahkan tentang seorang ayah yang mencintai putra laki-lakinya. Suatu hari putranya itu meninggal dunia. Sang ayah diliputi kesedihan yang mendalam, dan ia tidak lagi peduli pada pekerjaan dan makanan. Setiap hari ia pergi ke kuburan dan meratapi kepergian anaknya di sana.  Kemudian ia datang kepada Sang Buddha. Sang Buddha berkata kepadanya, "Perumahtangga, perilakumu seperti perilaku orang yang hilang ingatan, perilakumu dalam keadaan yang tidak normal." Ia kemudian menceritakan tentang apa yang dialaminya.  Sang Buddha berkata, "Itulah perumahtangga, itulah sebabnya orang-orang yang kita cintai, mereka yang terkasih membawa kesedihan dan ratapan, sakit, dukacita dan kekecewaan."  Piyajatika Sutta, Majjhima Nikaya I

5 Cinta Kasih – Ideal Metta Sutta, Sutta Nipata 149 “Bagaikan seorang ibu mau melindungi anaknya yang tunggal dengan mengorbankan kehidupannya sendiri, demikian pula hendaklah dia mengembangkan hati yang tak terbatas kepada semua makhluk.” Bhikkhu Buddhaghosa dalam Visuddhi Magga, menjelaskan bahwa pada tahap awal Metta tidak boleh dikembangkan kepada empat jenis manusia, yaitu: orang yang antipati, teman yang amat disayangi, orang yang netral, dan orang yang dimusuhi. Juga Metta tidak seharusnya dikembangkan secara khusus 1.Dia yang terampil mengusahakan kesejahteraan, yang ingin mencapai keadaan tenang [Nibbana], harus bertindak demikian ini: dia harus mampu, jujur, sungguh jujur, berucap luhur, lemah lembut, dan rendah hati.(143)2.Merasa puas, mudah disokong, sedikit tugasnya, sederhana hidupnya, tenang inderanya, berhati-hati, tidak kurang ajar, tidak dengan tamak melekat pada keluarga-keluarga.(144)3.Tidak melakukan apa pun yang dicela oleh para bijaksana. Semoga semua makhluk bahagia dan damai. Semoga hati mereka penuh kebajikan!(145)4-5.Makhluk hidup apapun juga yang ada: yang lemah atau kuat, tinggi, gemuk atau sedang, pendek, kecil atau besar, tanpa kecuali; yang terlihat atau tidak terlihat, yang tinggal jauh maupun dekat, yang sudah lahir atau pun yang akan lahir, semoga semua makhluk bahagia!(146-7)6.Jangan menipu orang lain, atau menghina siapa saja di manapun juga. Janganlah karena marah atau berniat jahat mengharap orang lain celaka.(148)7.Bagaikan seorang ibu mau melindungi anaknya yang tunggal dengan mengorbankan kehidupannya sendiri, demikian pula hendaklah dia mengembangkan hati yang tak terbatas kepada semua makhluk.(149)8.Hendaklah pikirannya dipenuhi cinta kasih yang tak terbatas, menyelimuti seluruh dunia. Ke atas, ke bawah dan ke sekeliling, tanpa rintangan, tanpa kebencian, tanpa rasa permusuhan apapun.(150)9.Apakah sedang berdiri, berjalan, duduk atau pun berbaring, selama masih terjaga, dia harus mengembangkan perhatian-kewaspadaan ini. Inilah yang dikatakan hidup termulia di sini.(151)10.Tidak terjatuh ke dalam pandangan salah, memiliki moralitas dan kebijaksanaan, dengan melepaskan kemelekatan terhadap nafsu indera, dia tak akan pernah terlahir lagi.(152) kepada lawan jenis, atau orang yang sudah meninggal. 

6 Cinta Kasih – Utama ? Maṇibhadda Sutta (SN 10.4 PTS: S 1.208)
Pada suatu ketika, Sang Bhagavā sedang berdiam di antara penduduk Magadha, di Kuil Maṇimālaka, tempat yang sering dikunjungi oleh Yakkha Maṇibhadda. Kemudian Yakkha Maṇibhadda mendekati Sang Bhagavā dan melantunkan syair ini di hadapan Sang Bhagavā: “Adalah baik bagi ia yang penuh perhatian, Ia yang penuh perhatian berkembang pesat dalam kebahagiaan. Hari demi hari adalah lebih baik bagi ia yang penuh perhatian, Dan ia terbebas dari permusuhan.” “Adalah baik bagi ia yang penuh perhatian, Ia yang penuh perhatian berkembang pesat dalam kebahagiaan, Hari demi hari adalah lebih baik bagi ia yang penuh perhatian, Tetapi ia tidak terbebas dari permusuhan. “Seseorang yang pikirannya sepanjang siang dan malam  Bergembira dalam tanpa-kekejaman, Yang memiliki cinta kasih terhadap semua makhluk—  Baginya tidak ada permusuhan.”

7 Cinta Kasih – Utama ? Maṇibhadda Sutta (SN 10.4 PTS: S 1.208)
Ekaṃ samayaṃ bhagavā magadhesu viharati maṇimālike cetiye maṇibhaddassa yakkhassa bhavane. Atha kho maṇibhaddo yakkho yena bhagavā tenupasaṅkami; upasaṅkamitvā bhagavato santike imaṃ gāthaṃ abhāsi ‘‘Satīmato sadā bhaddaṃ, satimā sukhamedhati; Satīmato suve seyyo, verā ca parimuccatī’’ti. ‘‘Satīmato sadā bhaddaṃ, satimā sukhamedhati; Satīmato suve seyyo, verā na parimuccati.“ ‘‘Yassa sabbamahorattaṃ [rattiṃ (syā. kaṃ. ka.)], ahiṃsāya rato mano; Mettaṃ so sabbabhūtesu, veraṃ tassa na kenacī’’ti.

8 Cinta Kasih – (untuk) Mahluk Lain
Khanda Paritta, Culla Vagga, Anguttara Nikaya Cinta kasihku kepada suku ular-ular Virūpakkha Cinta kasihku kepada suku ular-ular Erāpatha Cinta kasihku kepada suku ular-ular Chabyā-putta Cinta kasihku kepada suku ular-ular Kaṇhā-Gotamaka On one occasion the Blessed One was living near Savatthi at Jetavana at Anathapindika's monastery. At that time at Savatthi a certain monk had died bitten by a snake. Thereupon many monks approached the Buddha and having saluted him sat beside him. So seated those monks spoke thus to the Blessed One: "Bhante (Venerable Sir), a certain monk at Savatthi had died bitten by a snake." Cinta kasihku kepada suku ular-ular Virūpakkha Cinta kasihku kepada suku ular-ular Erāpatha Cinta kasihku kepada suku ular-ular Chabyā-putta Cinta kasihku kepada suku ular-ular Kaṇhā-Gotamaka. 2) Cinta kasihku kepada makhluk-makhluk tanpa kaki Cinta kasihku kepada makhluk-makhluk berkaki dua Cinta kasihku kepada makhluk-makhluk berkaki empat Cinta kasihku kepada makhluk berkaki banyak. 3) Semoga kami tidak mendapat susah dari makhluk-makhluk tanpa kaki; Juga tidak dari makhluk-makhluk berkaki dua Semoga makhluk-makhluk berkaki empat tidak menyusahkan kami Semoga makhluk-makhluk berkaki banyak tidak menyusahkan kami. 4) Semoga semua makhluk hidup Semua yang dilahirkan dan yang belum lahir Semoga semua tanpa terkecuali mendapat kebahagiaan Semoga mereka bebas dari penderitaan. 5) Tak terhingga adalah kebijaksanaan Sang Buddha Tak terhingga adalah kebijaksanaan Dhamma Tak terhingga adalah kebijaksanaan Saṅgha. 6) Terbebaslah makhluk-makhluk melata Seperti ular-ular, ketungging-ketungging, lipan, laba-laba dan tikus. 7) Telah kami panjatkan doa perlindungan Telah kami panjatkan paritta-paritta yang suci Silakan makhluk-makhluk pergi dengan damai. 8) Terpujilah Sang Bhagavā Terpujilah Tujuh Sammā-Sambuddha.

9 Cinta Kasih – (oleh) Mahluk Lain
Ratana Sutta, Khuddapatha Makhluk apa pun juga yang berkumpul di sini Baik yang dari dunia, mau pun dari ruang angkasa Berbahagialah! Perhatikanlah apa yang disabdakan. Maka itu, duhai para makhluk, perhatikanlah Perlakukanlah umat manusia dengan cinta kasih Lindungilah mereka dengan tekun, sebagaimana mereka Mempersembahkan sesajian kepadamu siang dan malam. The occasion for this discourse, in brief, according to the commentary, is as follows: The city of Vesali was afflicted by a famine, causing death, especially to the poor folk. Due to the presence of decaying corpses the evil spirits began to haunt the city; this was followed by a pestilence. Plagued by these three fears of famine, non-human beings and pestilence, the citizens sought the help of the Buddha who was then living at Rajagaha. Followed by a large number of monks including the Venerable Ananda, his attendant disciple, the Buddha came to the city of Vesali. With the arrival of the Master, there were torrential rains which swept away the putrefying corpses. The atmosphere became purified, the city was clean. Thereupon the Buddha delivered this Jewel Discourse (Ratana sutta[2]) to the Venerable Ananda, and gave him instructions as to how he should tour the city with the Licchavi citizens reciting the discourse as a mark of protection to the people of Vesali. The Venerable Ananda followed the instructions, and sprinkled the sanctified water from the Buddha's own alms bowl. As a consequence the evil spirits were exorcised, the pestilence subsided. Thereafter the Venerable Ananda returned with the citizens of Vesali to the Public hall where the Buddha and his disciples had assembled awaiting his arrival. There the Buddha recited the same Jewel Discourse to the gathering: [3]

10 Tanpa Cinta Kasih Kosambiya Sutta, Majjhima Nikaya III
Pada waktu itu, para bhikkhu di Kosambi sering bertengkar dan bercekcok dan terbenam di dalam perselisihan. Mereka saling menikam dengan belati ucapan. Mereka tidak dapat saling meyakinkan yang lain, dan tidak dapat diyakinkan oleh yang lain; mereka tidak dapat saling membujuk yang lain, dan tidak dapat dibujuk oleh yang lain …  “para bhikkhu, bagaimana pendapatmu? Bila kalian suka bertengkar dan bercekcok dan terbenam di dalam perselisihan, saling menikam dengan belati ucapan, pada waktu itu apakah kalian mempertahankan tindakan-tindakan yang penuh cinta kasih melalui tubuh, ucapan, dan pikiran di muka umum dan secara pribadi terhadap teman-teman kalian di dalam kehidupan suci?” TIDAK ADA PENGENDALIAN DIRI TIDAK ADA SIKAP SALING MENGHARGAI

11 Mempertahankan Cinta Kasih
Saraniyadhamma Sutta Suta Pitaka, Anggutara Nikaya (AN 6.12), Chakka Nipata, Saraniya Vagga Memancarkan cinta kasih dalam perbuatan (mettakaya kamma) Memancarkan cinta kasih dalam perkataan (mettavaci kamma) Memancarkan cinta kasih dalam pikiran (mettamano kamma) Berbagi kepada sesama (sadharanabhogi) Menjalankan kehidupan bermoral (silasamannata) Memiliki pandangan yang benar (ditthisamannata)

12 Manfaat Cinta Kasih Dia tidur dengan tenang;
Anguttara Nikaya, Ekadasaka Nipata Pali – Visuddhi Magga IX, 59-76 Dia tidur dengan tenang; Dia akan bangun dengan segar; Dia tidak bermimpi buruk; Dia dicintai oleh manusia; Dia dicintai oleh makhluk bukan-manusia; Dia akan dilindungi oleh para dewa; Api, racun dan senjata tidak bisa melukainya; Pikirannya mudah terkonsentrasi; Kulit wajahnya jernih; Dia akan meninggal dengan tidak gelisah; dan jika tidak menembus lebih tinggi (Nibbana), Dia akan terlahir kembali di alam Brahma.

13 Resep Kue Cinta – Bumbu kasih
Bahan Bumbu 1 Pria sehat 1 Wanita sehat 100 % komitmen 2 pasang restu orang tua 1 botol kasih sayang murni 1 balok besar humor 25 gr rekreasi 1 bungkus doa 2 sendok teh telpon-telponan (semuanya diaduk hingga merata dan mengembang)

14 Biarkan di dalam Loyang tadi, sirami dengan semua bumbu di atas
TIPS : Pilih pria atau wanita yang benar-benar matang dan seimbang. Jangan yang terlalu tua dan yang lainnya terlalu muda. Karena dapat mempengaruhi kelezatan. Sebaiknya dibeli di toserba yang bernama WIHARA,walaupun agak jual mahal, tapi mutunya terjamin. Jangan beli di pasar yang bernama DISKOTIK atau PARTY, karena walaupun modelnya bagus dan harum baunya tapi kadang menipu konsumen atau kadang menggunakan zat pewarna yang bisa merusak kesehatan. Gunakan kasih sayang cap “SADDHA dan KASIH” yang telah memiliki sertifikat ISO dari departemen Buddha Dhamma. CARA MEMBUAT : Pria dan wanita dicuci bersih, buang semua masa lalunya sehingga tersisa niat tulus dan ikhlas Siapkan Loyang yang telah diolesi dengan komitmen dan restu orang tua secara merata Masukkan niat yang murni ke dalam Loyang dan panggang dengan api cinta merata sekitar 30 menit didepan altar Buddha Biarkan di dalam Loyang tadi, sirami dengan semua bumbu di atas Kue siap dinikmati

15 Selamat mencoba, dijamin halal. Selamat menikmati
CATATAN : Kue ini dapat dinikmati oleh pembuatnya seumur hidup dan paling enak dinikmati dalam keadaan kasih yang hangat. Tapi kalau sudah agak dingin, tambahkan lagi humor segar secukupnya, rekreasi sesuai selera, serta beberapa potong doa kemudian dihangatkan lagi dioven bermerek “WIHARA” diatas api cinta. Setelah mulai hangat, jangan lupa telepon-telponan jika berjauhan. Selamat mencoba, dijamin halal. Selamat menikmati (Made by “LOVE” bakery)

16

17 Khatiyananda Seperti air mendinginkan yang baik dan jahat,
Dan membersihkan semua noda dan debu, Demikian pula hendaknya engkau mengembangkan pikiran cinta-kasih Pada kawan maupun lawan, Dan dengan mencapai kesempurnaan cinta-kasih, Engkau akan mencapai Pencerahan sempurna. [Jataka Nidanakatha ] Khatiyananda PJBI 16 Feb 2014


Download ppt "Moment Of Love (Valentine, Feb 14th )  Loving Kindness"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google