Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BELAJAR - PEMBELAJARAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BELAJAR - PEMBELAJARAN"— Transcript presentasi:

1 BELAJAR - PEMBELAJARAN
TUJUAN BELAJAR - PEMBELAJARAN

2 Apa yang dimaksud dengan tujuan belajar - pembelajaran ?
Tujuan belajar-pembelajaran merupakan perilaku yang diharapkan dapat dicapai siswa sehubungan dengan aktivitas belajar –pembelajaran dilakukan

3 Apa urgensi penetapkan dan perumusan tujuan belajar-pembelajaran ?
Penetapan dan perumusan tujuan belajar - pembelajaran sangat penting, karena sebagai dasar dalam : 1. Menyusun alat/instrumen evaluasi 2. Menentukan materi yang diperlukan 3. Memilih dan menentukan sarana (alat pelajaran, alat peraga, media) yang diperlukan 4. Memilih dan menetukan metode belajar – pembelajaran yang diperlukan

4 Jenis tujuan dalam belajar pembelajaran meliputi apa saja ?
1. Tujuan kurikuler ( standart kompetensi) Menggambarkan perilaku internal dalam lingkup yang luas 2. Tujuan pembelajaran umum (kompetensi dasar) Menggambarkan perilaku internal dalam lingkup yang relatif terbatas 3. Tujuan pembelajaran khusus (indikator) Menggambarkan perilaku eksternal dalam lingkup yang spesifik

5 Jenis-jenis perilaku yang menjadi dasar dalam penentuan dan perumusan tujuan belajar-pembelajaran meliputi apa saja ? 1. Perilaku ranah kognitif 2. Perilaku ranah afektif 3. Perilaku ranah psikomotor

6 PERILAKU RANAH KOGNITIF
Jenis perilaku yang berkaitan dengan kemampuan mengingat dan berfikir (memecahkan masalah)

7 1. Pengetahuan (kemampuan mengingat dan mengenal suatu obyek)
TERDIRI DARI 6 PERILAKU 1. Pengetahuan (kemampuan mengingat dan mengenal suatu obyek) Perilaku internal : mengetahui Perilaku eksternal a.l : menyebutkan, menunjukkan, mengidentifikasi 2. Pemahaman (kemampuan menangkap makna suatu obyek) Perilaku internal a.l : memahami , menginterpretasikan Perilaku eksternal a.l : menjelaskan, menerangkan, memberi contoh

8 3. Penerapan (kemampuan menerapkan … dalam situasi yang baru/konkrit)
Perilaku internal a.l : menggunakan..,membuat….., Perilaku eksternal a.l : mendemonstrasikan, menghitung, membuktikan 4. Analisis (kemampuan menguraikan suatu kesatuan kedalam bagian-bagian) Perilaku internal a.l : menganalisis, merinci Perilaku eksternal a.l : membandingkan, membagi, memilih

9 Sintesis (kemampuan mengintegrasikan bagian-bagian ke dalam satu kesatuan) Perilaku internal a. l : menyususun..,Menghasilkan Perilaku eksternal a. l : merangkaikan, menyimpulkan 6. Evaluasi (kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu obyek tertentu) Perilaku internal a.l : mempertimbangkan, menilai Perilaku eksternal a. l : membedakan, mengkritik

10 PERILAKU RANAH AFEKTIF
Jenis perilaku yang berkaitan dg nilai, norma, sikap, perasaan, kemauan

11 Perilaku internal : menunjukkan ..........
TERDIRI DARI 5 PRILAKU 1. Penerimaan (adanya kesadaran dan perhatian terhadap stimulan yang datang ) Perilaku internal : menunjukkan Perilaku eksternal : mengikuti, menyatakan, menjawab, 2. Partisipasi ( memberikan tanggapan secara verbal ataupun tindakan) Perilaku internal : mematuhi , berperan secara aktif ... Perilaku eksternal : melaksanakan, menyumbangkan, melaporkan

12 3. Penilaian/Penetuan sikap ( penyesuaian diri sesuai
3. Penilaian/Penetuan sikap ( penyesuaian diri sesuai dengan penilaian yang telah dilakukannya) Perilaku internal : mengakui, menyepakati, menyukai, menghargai Perilaku eksternal : mengajak, menolak, melaksanakan, membela, ikut serta Organisasi (menghubungkan antar nilai menjadi suatu sistem nilai) Perilaku internal : membentuk sistem nilai Perilaku eksternal : merumuskan, mengatur, 5. Pembentukan pola hidup (menjadikan sistem nilai sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupannya) Perilaku internal : menunjukkan melibatkan diri Perilaku eksternal : memperlihatkan, Bertahan, membuktikan

13 merupakan perilaku yang menyangkut aspek ketrampilan/gerakan
PERILAKU RANAH PSIKOMOTOR merupakan perilaku yang menyangkut aspek ketrampilan/gerakan

14 TERDIRI DARI 7 PERILAKU 1. Persepsi (kemampuan mengenal obyek motorik dengan panca indera) Perilaku internal : membedakan, menafsirkan, Perilaku eksternal : mengidentifikasi, membedakan, memilih 2. Kesiapan (kemampuan mempersiapkan diri untuk melakukan suatu gerakan) Perilaku internal : berkonsentrasi, menyiapkan diri Perilaku eksternal : menunjukkan, mengawali, mempersiapkan 3. Gerakan terbimbing (kemampuan melakukan gerakan dengan mengikuti contoh) Perilaku internal : meniru contoh Perilaku eksternal : mengikuti, memasang, mencoba, membuat

15 4. Gerakan terbiasa (kemampuan melakukan gerakan tanpa melihat contoh) Perilaku internal : terampil Perilaku eksternal : memainkan, mendemonstrasikan, mengatur 5. Gerakan kompleks ( kemampuan melakukan serangkaian gerakan secara tepat, lancar, luwes) Perilaku internal : terampil Perilaku eksternal : memasang, membongkar, mendemonstrasikan

16 Penyesuaian pola gerakan (kemampuan menyesuaikan gerakan dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya) Perilaku internal : menyesuaikan diri, bervariasi Perilaku eksternal : mengubah, mengatur, membuat variasI Penciptaan pola gerakan (kemampuan membuat pola gerakan baru) Perilaku internal : menciptakan sesuatu yang baru Perilaku eksternal : merancang, menciptakan, mendesain

17 TEORI-TEORI BELAJAR

18 Behavioristik Thorndike
Pembelajaran dengan memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti yang kita inginkan. Hubungan stimulus dan respons ini bila diulang kan menjadi sebuah kebiasaan.selanjutnya, bila siswa menemukan kesulitan atau msalah, guru menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error) sehingga akhirnya diperoleh hasil.

19 B. Kognitivisme Piaget Pembelajaran adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar memperoleh pemahaman/insigh sedangkan pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan menggunakan media/alat Bantu. Disamping itu penyampaian pengajaran dengan berbagai variasi artinya menggunakan banyak metode.

20 C. Humanistic Eggen & Kauchak
Dalam pembelajaran ini guru sebagai pembimbing memberi pengarahan agar siswa dapat mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai manusia yang unik untuk mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya sendiri. Dan siswa perlu melakukan sendiri berdasarkan inisiatif sendiri yang melibatkan pribadinya secara utuh (perasaan maupun intelektual) dalam proses belajar, agar dapat memperoleh hasil.

21 D. Social learning/Permodelan Albert Bandura
Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan pemodelan Bandura (1986) mengenal pasti empat unsure utama dalam proses pembelajaran melalui pemerhatian atau pemodelan, iaitu pemerhatian (attention), mengingat (retention), reproduksi (reproduction), dan penangguhan (reinforcement) motivasi (motivion). Implikasi daripada kaedah ini berpendapat pembelajaran dan pengajaran dapat dicapai melalui beberapa cara yang berikut: • Penyampaian harus interktif dan menarik • Demonstasi guru hendaklah jelas, menarik, mudah dan tepat • Hasilan guru atau contoh-contoh seperti ditunjukkan hendaklah mempunyai mutu yang tinggi

22 E. Kontruktivis proses individu menghubungkan dan mengasimilasikan pengetahuan/kecakapan/ pengalaman yang telah dimilikinya dengan pengetahuan/kecakapan/pengalaman baru sehingga terjadi rubahan/perkem-bangan

23 1. ALIRAN BEHAVIORISTIK B. CIRI-CIRI
A. ASUMSI Manusia dipandang sebagai organisme yang pasif. Prilaku manusia dikuasai oleh stimulus yang ada di lingkungannya. Oleh karena itu perilaku manusia dapat dikontrol/ dikendalikan melalui pemanipulasian lingkungan B. CIRI-CIRI 1. Mementingkan pengaruh lingkungan 2. Mementingkan bagian-bagian 3. Mementingkan peranan reaksi 4. Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar 5. Mementingkan sebab-sebab pada waktu yang lalu 6. Mementingkan pembentukan kebiasaan 7. Dalam pemecahan masalah ciri khasnya adalah “trial and error”

24 Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

25 Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran behavioristik dan analisis serta peranannya dalam pembelajaran.

26 TEORI KONEKSIONISME Thorndike Belajar berlangsung melalui Pembiasaan/pembentukan koneksi (asosiasi, bond) antara stimulus dengan respon ( “learning by selecting and connecting” atau “trial and error learning” ) berdasarkan hukum tertentu a.l : a. hukum kesiapan b. hukum latihan/pengulangan c. hukum efek/akibat S R Stimulus bond Respon

27 B. TEORI KLASIKAL KONDISIONING Ivan Pavlov
Proses pembentukan tingkah laku melalui pemanipulasian lingkungan, yaitu secara berulangkali tingkah laku “dipancing” dengan sesuatu yang memang secara alami menimbulkan tingkah laku tersebut CS US R 1 (UR) CS US R 2 (UR) CS US R 15 (UR + CR) CS US R 16 (UR + CR) CS n R n ( CR) Ada makanan, keluar air liur Dibunyikan lonceng, tdk keluar air liur Dibunyikan lonceng dan makanan, keluar air liur Dibunyikan lonceng, keluar air liur

28 C. TEORI OPERAN CONDITIONING Skinner
Tingkah laku yang muncul karena stimulus tertentu akan lebih kuat jika diikuti dengan adanya stimulan penguat (reinforcing stimuli) ES RR RS OR Eliciting Respondent Reinforcing Operan Stimuli Response Stimuli Response Operan = Bertindak ke atas Anjing akan mengangkat kedua kaki depan bila tahu akan diberi makan Anak mengemas buku dgn rapi jika tahu akan diberi hadiah

29 Analisis teori Behavioristik
Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan Skiner. Teori behavioristik banyak dikritik Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon. Pandangan behavioristik juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi siswa, Mereka tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau perasaan. Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan pebelajar untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa pebelajar menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.

30 2. TEORI BELAJAR ALIRAN KOGNITIF Jean Piaget
A. ASUMSI Manusia sebagai organisme yang aktif yang menjadi sumber dari semua aktivitas. Tingkah laku manusia merupakan ekspresi dan akibat dari eksistensi internal manusia yang dapat diamati B. CIRI-CIRI 1. Mementingkan apa yang ada pada diri individu 2. Mementingkan keseluruhan 3. Mementingkan perenan fungsi kognitif 4. Mementingkan keseimbangan dalam diri individu 5. Mementingkan kondisi saat ini 6. Mementingkan pembentukan struktur kognitif 7. Dalam memecahkan masalah ciri khasnya adalah “insight”

31 Menurut Piaget pengetahuan (knowledge) adalah interksi yangterus menerus antara individu dengan lingkungan. Fokus perkembangan kognitif Piaget adalah perkembangan secara alami fikiran pembelajar mulai anak-anak sampai dewasa. Konsepsi perkembangan kognitif Piaget, duturunkan dari analisa perkembangan biologi organisme tertentu. Menurut Piaget, intelegen (IQ=kecerdasan) adalah seperti system kehidupan lainnya, yaitu proses adaptasi. Ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif yaitu : 1) lingkungan fisik 2) kematangan 3) pengaruh social 4) proses pengendalian diri (equilibration) (Piaget, 1977) Tahap perkembangan kognitif : 1) Periode Sensori motor (sejak lahir – 1,5 – 2 tahun) 2) Periode Pra Operasional (2-3 tahun sampai 7-8 tahun) 3) Periode operasi yang nyata (7-8 tahun sampai tahun) 4) Periode operasi formal Kunci dari keberhasilan pembelajaran adalah instruktur/guru/dosen/guru harus memfasilitasi agar pembelajar dapat mengembangkan berpikir logis.

32 A. Teori Gestalt Sumber utama dalam belajar adalah dimengertinya hal-hal yang dipelajari. Pemahaman(insight ) Insight dipengaruhi oleh : 1. Kemampuan dasar yang dimiliki 2. Pengalaman yang relevan 3. Situasi yang dihadapi Proses insight dapat terjadi melalui periode mencari dan mencoba-coba. Simpance dimasukan ke kandang yang didlmnya terdapt 3 balok kayu dan di atas kandang diberikan pisang. Simpanse mencoba meraih pisang dan tdk terjangkau . Dr proses itu simpance memahami hub dia, balok dan pisang. Simpance menyusun balok agar bisa meraih pisang

33 B. Teori Pemrosesan Informasi. Gagne
Teori pemrosesan informasi merupakan teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan bagaimana informasi diterima, disimpan, dan dipanggil kembali dari otak, bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar Teori ini menggunakan analogi komputer yang digambarkan sebagai manusia. Komputer memproses, menyimpan dan mengingat

34 SKEMA PEMROSESAN INFORMASI
Memori jangka panjang Register pengindraan Pemrosesan awal Perhatian Perlu waktu Stimulus Melihat Mendengar Meraba Membau Mencecap recall pengulangan Memori jangka pendek Lupa/hilang Lupa/hilang pengulangan

35 REGISTER PENGINDRAAN Pemrosesan awal Register Stimulus pengindraan
1. Perhatian 2. Perlu waktu Register pengindraan Stimulus Melihat Mendengar Meraba Membau mencecap Lupa/hilang Sesaat setelah stimulus diterima oleh indra, otak segera memproses stimulus tsb. Gambaran yang ada dalam otak (persepsi) tdk persis sama dengan yang diterima oleh indra. persepsi merupakan interpretasi seseorang thd stimulus yang telah dipengaruhi oleh status mental, pengalaman masa lalu, pengetahuan yang telah dimiliki, motivasi, dll.

36 Lanjutan teori pemrosesan informasi
Register pengindraan stimulus Proses awal Persepsi masuk dan berada dalam register penginderaan dalam waktu yang relatif singkat (tidak lebih dari 2 detik). Jika tidak ada pemrosesan lebih lanjut atau terdesak informasi baru, maka informasi akan hilang/lupa, tetapi jika ada pemrosesan lebih lanjut maka informasi akan masuk dan tersimpan dalam memori jangka pendek. lupa/hilang

37 SIFAT REGISTER PENGINDERAAN
1. KAPASITAS TERBATAS 2. WAKTU SANGAT SINGKAT (TDK LEBIH DARI 2 DETIK)

38 PROSES AWAL Pemrosesan awal
MEMORI jangka panjang 1. Perlu perhatian a. Pemusatan energi psikis terhadap obyek tertentu b. kadar kesadaran yang menyertai aktivitas yang sedang dilakukan 2. Perlu waktu untuk sampai dalam kesadaran

39 HAL-HAL YANG MENARIK PERHATIAN
1. Sesuatu yang lain dari yang lain 2. Sesuatu yang mendadak datang atau yang mendadak hilang 3. Sesuatu yang menyangkut diri si subyek

40 Implikasi dalam pembelajaran
Agar informasi tidak hilang/lupa dilakukan pemrosesan dengan membangkitkan perhatian, antara lain : A. untuk komunikasi lisan 1.Mengulang 2.Mengeraskan suara 3.Memperlemah suara 4.Melambatkan suara 5.Pernyataan : “mohon diperhatikan !”, “ini penting !” dll B. Untuk komunikasi tulis pewarnaan cetak tebal cetak miring, dll

41 MEMORI JANGKA PENDEK Short Term Memory
Persepsi yang telah diproses ditransfer ke memori jangka pendek Memori jangka pendek kapasitasnya terbatas ( 5 – 9 bits (hal yang berbeda dlm satuan waktu tertentu/ menit) Informasi yang masuk ke memori jangka pendek dapat berasal dari register pengindraan atau dari memori jangka panjang dan sering terjadi secara bersamaan pengulangan lupa

42 LANJUTAN MEMORI JANGKA PENDEK
penyimpanan dilakukan dengan rehearsal (mengucapkan secara berulangkali) Jika dalam waktu 30 detik tidak ada pengulangan maka informasi akan hilang/dilupakan Semakin lama informasi berada dalam memori jangka pendek semakin besar kesempatan untuk masuk ke dalam memori jangka panjang

43 Implikasi dalam pembelajaran
1. Tidak terlalu cepat dalam penyampaian informasi satu ke yang lain (kesempatan rehearsal, dan tidak terdesak informasi berikutnya) 2. Tidak terlalu banyak ide dalam satu kali penyampaian, kecuali telah ada informasi pengait dalam memori jangka panjang 3. Memberikan waktu/kesempatan berfikir ketika harus menjawab pertanyaan

44 Memori jangka panjang memori Jangka panjang Pengulangan recall
& pengkodean recall

45 Lanjutan 1. Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem memori untuk meyimpan informasi dalam kurun waktu yang panjang dengan kapasitas yang besar 2. informasi yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang tidak pernah akan terlupakan. Kemungkinan yang terjadi adalah kehilangan kemampuan untuk menemukan kembali (recall)

46 Mengapa lupa ? 1. Persepsi tidak diproses lebih lanjut
2. Informasi dalam memori jangka pendek tidak ditranfer ke dalam memori jangka panjang 3. Distorsi recall 4. Interferensi ( tercampur atau terdesak oleh informasi lain)

47 Mengapa ingat ? 1. Efek pertama (perhatian masih penuh) dan efek terakhir (tidak terinferensi informasi lain) 2. Belajar informasi baru lebih mudah bila sebelumnya telah mempelajari hal serupa

48 C. TEORI KONSTRUKTIVISTIK
Dasar pandangan Perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi- konsepsi yang telah dimiliki sebelumnya diolah melalui suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi baru Menurut teori ini proses individu menghubungkan dan mengasimilasikan pengetahuan/kecakapan/pengalaman yang telah dimilikinya dengan pengetahuan/kecakapan/pengalaman baru sehingga terjadi rubahan/perkem-bangan

49 Prinsip teori kostruktivistik 1
Prinsip teori kostruktivistik pembelajaran sosial, siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu 2. zona perkembangan terdekat, siswa belajar konsep paling baik apa bila konsep itu berada pada zona perkembangan terdekat mereka 3. pemagangan kognitif, siswa secara bertahap memperoleh keahlian melalui interaksinya dengan mereka yang telah menguasai bidangnya 4. scaffolding, siswa diberikan tugas-tugas kompleks, sulit dan realistik untuk kemudian diberikan bantuan secukupnya untuk menyelesaikan tugas- tugas tersebut

50 IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN
Dasar pembelajaran adalah bahwa dalam diri siswa sudah ada pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman tertentu Melalui proses pembelajaran siswa menambah, merevisi, atau memodivikasi pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman lama menjadi pengetauan,pemahaman, kecakapan, pengalaman yang baru ( proses konstruksi) 3. Guru berperan memvasilitasi terjadinya proses konstruksi

51 Ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme
Menekankan pada proses belajar bukan mengajar Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekankan hasil Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa Mendorong siswa untuk melakukan penyeledikan Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa Memberi kesempatan pada siswa untuk membangun pengetahuan dan pemahaman baru yang didasarkan pada pengalaman yang nyata

52 Skema Pembelajaran Berdasar Teori Konstruktivistik
. Siswa dengan pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman struktur kognitif lama peran guru : menvalitasi terjadinya proses kontruksi siswa proses pembelajaran Siswa menambah merevisi, memodivikasi pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman, proses konstruksi struktur kognitif baru

53 MOTIVASI BELAJAR DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN

54 Pengertian motivasi Perkataan MOTIVASI adalah berasal daripada perkataan Bahasa Inggeris - "MOTIVATION". Perkataan asalnya ialah "MOTIVE" yang juga telah dipinjam oleh Bahasa Melayu / Bahasa Malaysia kepada MOTIF, yakni bermaksud TUJUAN. Di dalam surat khabar, kerap pemberita menulis ayat "motif pembunuhan". Perkataan motif di sini boleh kita fahami sebagai sebab atau tujuan yang mendorong sesuatu pembunuhan itu dilakukan.

55 KASUS 1. Beberapa siswa tetap bersemangat mengikuti pelajaran, sementara yang lain ingin pelajaran segera berakhir 2. Sebagian siswa bekerja keras mengerjakan tugas, sementara yang lainnya asyik bermain 3. Terdapat siswa tidak puas dengan nilai B sementara yang lainnya cukup puas dengan nilai C

56 Apa yang dimaksud motivasi belajar ?
Motivasi belajar merupakan proses internal yang mengaktifkan, membimbing, dan mempertahankan perilaku belajar dalam rentang waktu tertentu Motivasi belajar adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas belajar

57 Motivasi : membuat orang berbuat membuat orang tetap berbuat
Apa yang ? membuat orang berbuat membuat orang tetap berbuat menetukan arah perbuatan

58 APA URGENSI MOTIVASI BAGI KEPENTINGAN BELAJAR ?
1. Motivasi menentukan arah tindakan seseorang dalam belajar ( analogi seperti kemudi mobil) 2. Motivasi menentukan intensitas/kadar tindakan seseorang dalam belajar ( analogi seperti mesin mobil)

59 Jenis motivasi meliputi apa saja ?
1. Dari segi sifat a. motivasi dasar ( dorongan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia yang bersifat biologis/jasmaniah) b. motivasi sosial ( dorongan untuk memenuhi kebutuhan sosial manusia ) c. motivasi religius ( dorongan untuk memenuhi kebutuhan religi )

60 2. Dari segi sumber a. Motivasi internal, berfungsinya motivasi karena bersumber dari dalam diri individu b. Motivasi eksternal, berfungsinya motivasi karena bersumber dari luar diri individu

61 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi belajar ?
1. Faktor internal a. kepribadian siswa b. kemampuan 2. Faktor eksternal a. karakteristik tugas b. insentif c. perilaku guru d. setting pembelajaran

62 APA TUGAS GURU TERKAIT DENGAN MOTIVASI BELAJAR ?
SISWA MEMBANGKITKAN MENGEMBANGKAN MEMELIHARA MENINGKATKAN

63 BAGAIMANA CARANYA ? 1. Mengemukakan arti pentingnya hal yang dipelajari 2. Mengkaitkan materi dengan latar belakang kehidupan siswa Menimbulkan perasaan ingin tahu (penasaran) 4. penggunaan multi metode/media 5. mengemukakan tujuan ( jelas, penting, memungkinkan untuk dicapai)

64 PRINSIP BELAJAR DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN

65 PENDEKATAN PEMBELAJARAN (CBSA)
A. SIFAT CBSA CBSA bersifat NON dikotomis tetapi bersifat kontinum

66 diskusi ceramah tinggi tinggi rendah aktivitas guru
lanjutan sifat CBSA tinggi diskusi Aktifitas siswa ceramah tinggi rendah aktivitas guru

67 B. Rasional 2. Ragam pengalaman memperkuat efektivitas belajar
1. Aktivitas dalam diri pelajar merupakan salah satu unsur dari hakekat belajar 2. Ragam pengalaman memperkuat efektivitas belajar 3. Keterlibatan dalam persoalan yang dipelajari merupakan sumber motivasi belajar siswa 4. Mengkonkritkan konsep abstrak sehingga mempermudah untuk dipelajari 5. Hasil belajar optimal memerlukan pengalaman langsung dan motivasi internal

68 C. Ciri – ciri 1. Pembelajaran lebih berpusat pada siswa 2. Guru berperan sebagai pembimbing dalam mewujudkan terjadinya pengalaman belajar siswa 3. Guru aktif melakukan tindakan pembelajaran 4. Siswa aktif melakukan tindakan belajar

69 D. Idikator Kadar CBSA ( Mc. Keachie)
1. Keterlibatan siswa dalam menentukan tujuan belajar – pembelajaran 2. Kadar afektif dalam belajar –pembelajaran 3. Partisipasi siswa dalam belajar – pembelajaran 4. Kohesivitas kelas 5. Perbuatan siswa yang salah/kurang relevan 6. Keterlibatan siswa dalam pengambilan keputusan 7. Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah siswa

70 E. Saran Membuat laporan Meringkas Menafsirkan grafik Menulis Membaca
HINDARI PENGGUNAAN GUNAKAN AKTIFITAS NON PRODUKTIF AKTIFITAS PRODUKTIF Menulis Membaca Mengamati grafik Membuat laporan Meringkas Menafsirkan grafik

71 Pendekatan Ketrampilan Proses (PKP)
1. Arti Ketrampilan proses Yang dimaksud ketrampilan proses adalah ketrampilan proses kerja ilmiah yang diperlukan siswa untuk mengelola hasil belajarnya

72 2. Macam Ketrampilan Proses
Lanjutan PKP 2. Macam Ketrampilan Proses a. Ketrampilan dasar b. ketrampilan lanjut (integratif)

73 KETRAMPILAN PROSES DASAR
1) Mengamati (melihat, mendengar, meraba, membau,mencecap) 2) mengklasifikasi (mengelompokkan, mengkontraskan, mencari : persamaan, perbedaan ) 3) Mengenterpretasikan ( menaksir, menyimpulkan)

74 Lanjutan ketrampilan proses dasar
4) Memprediksi ( emperkirakan kecenderungan) 5) menerapkan ( menggunakan ....) 6) mengkomunikasikan ( mempresentasikan, melaporkan, memperagakan, mendiskusikan)

75 KETRAMPILAN PROSES LANJUT (Ketrampilan melakukan penelitian)
1) mencari, menemukan, mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah 2) mengidentifikasi variabel 3) merumuskan hipotesis 4) membuat instrumen 5) pengumpulan data 6) menganalisa data 7) menyimpulkan

76 PENGERTIAN PEMBELAJARAN DENGAN PKP
Suatu bentuk pembelajaran yang didalamnya memberi pengalaman pada siswa dalam proses kerja ilmiah

77 SKEMA PKP DALAM PEMBELAJARAN
PENGETAHUAN SIKAP, NILAI, KETRAMPILAN INPUT PROSES OUT PUT KETRAMPILAN PROSES KERJA ILMIAH MELAKUKAN PROSES KERJA ILMIAH

78 RASIONAL 1. Iptek berkembang pesat, siswa tidak cukup hanya mengandalkan apa yang diberikan di sekolah, siswa perlu belajar diluar sekolah. Oleh karenanya pembelajaran disekolah harus mengembangkan kemauan dan kemampuan untuk belajar. Siswa tidak hanaya bersifat konsumtif tetapi juga produktif dalam bidang iptek

79 Lanjutan rasional 2. Kebenaran ilmu pengetahuan bersifat relatif, oleh karenanya perlu senantiasa untuk dipertanyaakan dan diperbaharui 3. Hasil belajar optimal memelukan pengaalaman langsung dan motivasi internal

80 CIRI – CIRI PKP 1. Pembelajaran tidak hanya berorientasi pada hasil tetapi juga berorientasi pada proses (keterlibatan siswa dalam proses kerja ilmiah) 2. Menampakkan aktivitas siswa dalam bentuk ketrampilan kerja ilmiah 3. Materi pembelajaran berupa “bahan mentah” untuk selanjutnya diproses dalam pembelajaran

81 PENDEKATAN “LIFE SKILL”
1. Arti “life skill” Yang dimaksud life skill adalah kecakapan siswa dalam menghadapi persoalan hidup secara wajar tanpa tertekan, dan secara proaktif dan kreatif dapat mencari dan menemukan solusinya

82 Macam Life Skills Self Awareness Personal Skills Thinking Skills
General Life Skills Social Skills Life Skills Academic Skills Specific Life Skills Vocational Skills

83 Self Awareness Kesadaran : Sbg. makhluk Tuhan Akan eksistensi diri Akan potensi diri

84 Thinking Skill Kecakapan : Menggali informasi Mengolah informasi Mengambil keputusan Memecahkan masalah

85 SOSIAL SKILLS KECAKAPAN KOMUNIKASI LISAN KECAKAPAN KOMUNIKASI TULIS KECAKAPAN BEKERJASAMA

86 Academic Skills kecakapan : mengidentifikasi variabel menghubungkan variabel merumuskan hipotesis melaksanakan penelitian

87 Lanjutan macam life skills
VOCATIONAL SKILLS Kecakapan dalam bidang pekerjaan tertentu

88 Life Skills dalam Jenjang Pendidikan
SMK VOCATIONAL LIFE SKILLS ACADEMIC LIFE SKILLS SMU GENERAL LIFE SKILLS TK/SD/SMP

89 Contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabus
Standar kompetensi : siswa mampu menulis berbagai jenis wacana, surat, dan isi ringkas suatu bacaan

90 Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabus
Kompetensi dasar : Siswa mampu: menggunakan EYD menggunakan kalimat efektif membuat berbagai surat resmi

91 Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabus
Materi Pokok : macam dan karakteristik surat : surat undangan surat penawaran surat perijinan surat permohonan

92 Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabus
Pengalaman belajar : 1. Masing-masing siswa mengumpulkan sedikitnya 4 macam surat ketrampilan : menggali informasi, sadar akan eksistensi diri, dan sadar akan potensi diri

93 Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabus
2. siswa berdiskusi kelompok untuk menentukan karakteristik setiap macam surat Ketrampilan : mengolah informasi, bekerjasama, berkomunikasi lisan, berkomunikasi tulis, mengambil keputusan

94 Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabus
3. siswa presentasi hasil diskusi kelompok ketrampilan : berkomunikasi lisan

95 Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabus
4. Siswa menyimpulkan tentang karakteristik setiap macam surat ketrampilan : mengambil keputusan

96 Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabus
5. Masing-masing siswa mempraktekkan membuat salah satu macam surat Ketrampilan : Komunikasi lisan, kesadaran akan eksistensi diri, kesadaran akan potensi diri

97 KESULITAN BELAJAR

98 1. ARTI KESULITAN BELAJAR
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan belajar; baik yang disadari, tidak disadari, bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosiologis.

99 2. CIRI-CIRI KESULITAN BELAJAR
hasil belajar dibawah “passing grade” hasil belajar dibawah potensi yang dimilikinya hasil belajar tidak sebanding dengan usahanya lambat dalam melakukan tugas belajar

100 Lanjutan ciri-ciri kesulitan belajar
menunjukkan sikap yang kurang/tidak wajar (misalnya : acuh tak acuh, menentang, berpura-pura ) Menunjukkan prilaku yang kurang/tidak wajar ( misalnya : membolos, sering datang terlambat, tidak mengerjakan tugas Menunjukkan gejala emosional yang tidak/kurang wajar ( misalnya : mudah marah, mudah tersinggung, murung )

101 3. LATAR BELAKANG KESULITAN BELAJAR
a. Faktor intern 1) Kelemahan fisik a) Kurang berfungsinya panca indera b) Sakit c) Cacat tubuh/pertumbuhan yang kurang sempurna

102 Lanjutan latar belakang kesulitan belajar
2) Kelemahan mental baik bawaan maupun pengalaman (misal : IQ rendah, gangguan mental) 3) Kelemahan emosional (misalnya : immaturity, pobia) 4) Kebiasaan dan sikap yang salah ( misalnya bamyak melakukan tindakan yang tidak relefan, sering bolos, sering tidak masuk) 5) Tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukan

103 Lanjutan latar belakang kesulitan belajar
b. Faktor eksternal 1) kurikulum yang tidak sesuai dengan karakteristik siswa 2) kelemahan dalam sistem instruksional 3) terlampau berat beban belajar 4) sering pindah sekolah 5) kelemahan dalam lingkungan keluarga 6) terlampau banyak kegiatan di luar kelas

104 PENDEKATAN THD KESULITAN BELAJAR
Kesulitan belajar bukan hanya masalah instruksional-paedagogis tetapi juga masalah psikologis, karena kesulitan belajar berakar dari aspek psikologis terutama gangguan kepribadian dan penyesuaian diri oleh karena itu bantuan yang diberikan disamping bersifat instruksional-paedagogis juga diperlukan bantuan psikologis yang bersifat terapiutik.

105 TEKNIK PENGUNGKAPAN KESULITAN BELAJAR
Observasi Tes hasil belajar Tes diagnostik Tes bakat/minat Angket/kuesioner

106 UPAYA PENANGANAN KESULITAN BELAJAR
Penanganan secara instruksional paedagogis a. pembelajaran ulang b. program pengayaan c. pembelajaran individual d. penyediaan pelajaran pilihan 2. Penangan secara psikologis melalui layanan BP yang bersifat terapiutik

107 Kurikulum Pembelajaran

108 A. Pengertian Kurikulum
1. Secara etimologis a. kurikulum berasal dari kata “curere” (bhs. Latin) yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari b. kurikulum berasal dari kata “chariot” (bhs. Yunani) yang berarti kereta pacu yang membawa seseorang dari “start” sampai “finish”

109 Lanjutan pengertian kurikulum
2. Secara terminologis a. Kurikulum dalam arti sempit kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai program/tingkat pendidikan tertentu * kurikulum dalam arti sempit memunculkan istilah kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra kurikuler

110 Lanjutan pengertian kurikulum
b. kurikulum dalam arti luas kurikulum adalah seperangkat pengalaman yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan tertentu * Menurut UU No 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

111 B. KOMPONEN KURIKULUM 1. Tujuan
Tujuan sebagai komponen dari kurikulum berupa kemampuan/kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran * kejelasan rumusan tujuan penting karena digunakan sebagai dasar dalam menentukan materi, bentuk kegiatan, sarana, organisasi, dan evaluasi

112 Lanjutan komponen kurikulum
2. Komponen isi/materi isi/materi berupa bahan yang harus diajarkan oleh guru/ dipelajari oleh siswa *Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah terkait dengan: a. kedudukan : umum, akademik, profesi/vokasi b. sifat materi : kognitif, afektif, psikomotorik c. urutan : mudah-sukar, kronologis, deduktif – induktif d. sumber materi : benda, tempat, orang, barang cetakan

113 Lanjutan komponen kurikulum
3. Komponen strategi Komponen strategi berupa bentuk kegiatan/ pe ngalaman yang diperlukan ( tanya jawab, diskusi, eksperimen, observasi, simulasi dll.) 4. Komponen organisasi Komponen organisasi berupa model penyusunan dan penyajian isi/materi

114 Lanjutan komponen kurikulum
a. Terpisah (subject centered curiculum) materi disusun dan disampaikan dalam bentuk mata pelajaran-mata pelajaran yang terpisah antara satu dengan yang lain b. Gabungan (broad field curiculum) materi disusun dan disampaikan dalam bentuk bidang studi yang merupakan gabungan dari materi yang serumpun/sejenis

115 Lanjutan komponen kurikulum
c. Terpadu (integrated curiculum) materi disusun dan disampaikan dalam bentuk kegiatan yang bersifat “wholistik” 4. Komponen evaluasi Komponen evaluasi berupa kegiatan mengetahui proses dan hasil pembelajaran yang menyangkut : efektifitas, efisiensi, relevansi, dan produktifitas

116 C. ASAS KURIKULUM 2. asas sosio-kultural-religius 3. asas psikologis
1. asas filosofis 2. asas sosio-kultural-religius 3. asas psikologis 4. asas perkembangan IPTEK

117 D. PRINSIP KURIKULUM 1. Prinsip relefansi
kesesuaian antara kurikulum dengan: dunia kerja, perkembangan masyarakat, lingkungan kehidupan siswa, serta kesesuaian antara tujuan – isi– pengalaman - evaluasi

118 Lanjutan prinsip kurikulum
2. Prinsip efektifitas kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan targetnya. dalam rangka mencapai efektifitas dapat dilakukan dengan : penataran, pemilihan dan penggunaan media yang tepat.

119 Lanjutan komponen kurikulum
3. Prinsip efisiensi kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan tenaga, biaya, waktu yang digunakan 4. Prinsip kesinambungan kesinambungan antar tingkat pendidikan (vertikal), antar materi (horisontal)

120 Lanjutan komponen kurikulum
5. Prinsip fleksibelitas memungkinkan untuk dapat disesuaikan dengan sikon pada saat pelaksanaannya

121 E. TUGAS GURU DALAM BIDANG KURIKULUM
1. Merencanakan kegiatan belajar-pembelajaran ( tujuan – materi – pengalaman/strategi – evaluasi) 2. Melaksanakan kegiatan belajar - pembelajaran 3. Melakukan evaluasi kegiatan belajar - pembelajaran


Download ppt "BELAJAR - PEMBELAJARAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google