Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pemeriksaan fisik paru

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pemeriksaan fisik paru"— Transcript presentasi:

1 Pemeriksaan fisik paru
Anamnesa & Pemeriksaan fisik paru dr. Arimbi, Sp.P Ilmu Penyakit Dalam FK - UWK Surabaya

2 Anamnesa Pembagian  Auto anamnesa & Hetero Anamnesa Dasar Anamnnesa  Keluhan Utama Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu Pola Anamnesa  Berurutan sesuai waktu terjadinya Dikembangkan dari keluhan utama Diarahkan sesuai kecurigaan penyakit Dibuat diferential diagnose

3 Anamnesa 4 Gejala Utama : Batuk tanpa darah Batuk darah Sesak napas ( dengan suara tambahan / tidak ) Nyeri dada

4 Anamnesa Batuk tanpa darah : Frekwensi batuk: Intermitent / Persistent Lama terjadinya : Akut / Kronis Progresifitas batuk : memberat / tetap Keadaan yang mempengaruhi / memperberat batuk: makanan, cuaca, posisi tidur,posisi tubuh, dan aktifitas Batuk berdahak / tidak Dahak: Bening, Keruh ( kekuningan / kehijauan ) Berbau / tidak berbau

5 Anamnesa Batuk Darah Bedakan Batuk darah / muntah darah Volume Haemoptisis Profuse : 600 cc / hari atau 300 cc / kali Minimal : < 100 cc / hari Frekwensi terjadinya - Single haemoptisis ( jarak > 7 hari ) - Repeated haemoptisis ( jarak < 7 hari )

6 Anamnesa Sesak Napas Onset sesak  mendadak berat , bertahap memberat Progresifitas sesak  progresif menahun, paroksismal berulang Intensitas sesak  memberat, stabil sesak Dipengaruhi posisi tidur / aktifitas Dipengaruhi adanya alergen  cuaca / makanan / stress Riwayat keluarga Alergi  asma,rhinitis,exim Suara yang menyertai saat terjadi Sesak

7 Anamnesa Sesak Napas dengnan Suara Tambahan Ronkhi Kering / mengi : Ekspirasi ( obs.sal.napas kecil ) Inspirasi (obs.sal.napas besar ) Ronkhi Basah / rales : Basah kasar ( alveoli paru ) Basah halus ( parenkhim paru ) -

8 Anamnesa Nyeri Dada Waktu nyeri  Saat Inspirasi / Ekspirasi Sifat nyeri  Terlokalisir Menyebar Tembus ke punggung Intensitas nyeri  Tetap / makin memberat Rasa tambahan  Nyeri disertai rasa berat di dada Nyeri disertai rasa ditekan

9 PEMERIKSAAN FISIK PARU

10 PEMERIKSAAN FISIK PARU ...................
SARAT OPTIMAL PEMERIKSAAN FISIK PARU : Posisi penderita duduk tegak, kecuali bila tak memungkinkan karena penyakit / keadaan penderita. Pemeriksa membayangkan pembagian permukaan dada dan punggung penderita menjadi beberapa area. Bandingkan paru kiri kanan pd sisi muka, belakang , dan samping saat Inspeksi, Palpasi, Perkusi atau Auskultasi . Memeriksa dengan teliti sisi paru yang di temukan mengalami gangguan / kelainan.

11 Membayangkan pembagian permukaan dada penderita
PEMERIKSAAN FISIK PARU a j i b Membayangkan pembagian permukaan dada penderita menjadi beberapa area c d l k m e n f o g p h

12 Membayangkan pembagian
PEMERIKSAAN FISIK PARU Membayangkan pembagian permukaan pungggung Penderita menjadi beberapa area i a b j k c d l m e f n g h p o

13 Dasar Pemeriksaan Fisik Paru adalah:
A. Pengetahuan teori dasar diagnose fisik paru. B. Pengetahuan terapan diagnose fisik paru. C. Tanda fisik kelainan paru dasar

14 dinding toraks, otot dinding dada
PEMERIKSAAN FISIK PARU A. Pengetahuan Teori Dasar Diagnose Fisik Paru Jaringan paru, pleura, dinding toraks, otot dinding dada ↓ Kelainan Perubahan sifat fisik Bentuk / volume paru Distensibilitas / pergerakan paru Penghantaran getaran paru

15 PEMERIKSAAN FISIK PARU ...................
Perubahan Bentuk / Volume Paru Bentuk mengecil  - Atelektasis Fibrosis - Swarte Agenesis Bentuk membesar  Emphysema - Efusi pleura - Pneumotoraks Bentuk tetap  - Konsolidasi

16 Emphysematous Lung : - Paru memanjang - Diafragma mendatar
- ICS mendatar jantunmg memanjang / tears drop

17 Perselubungan Pada hemitoraks kanan dengan sinus frenicus costalis kanan tumpul  Efusi pleura kanan

18 Paru kanan kolaps / kempes
akibat adanya udara di ruang intrapleura  Pneumotorak kanan

19 Pneumonia Infiltrat dng Air bronchogram/konsolidasi di parahiler kanan paru

20 PEMERIKSAAN FISIK PARU ...................
Disensibilitas / Pergerakan Dinding Dada Penurunan pergerakan dinding toraks: - Gangguan otot napas ( polio / musc. distrofia ) - Tahanan dinding dada meningkat ( obesitas ) - Kemampuan gerak paru menurun ( konsolidasi, fibrosis, atelektasis ) - Jaringan paru tertekan ( Efusi, Pneumotoraks, Tumor paru ) - Hiperinflasi / elastic recoil menurun ( PPOK )

21 PEMERIKSAAN FISIK PARU ...................
Penghantaran Getaran Paru Nada  Frekwensi Panjang tabung Diameter tabung Intensitas  Energi Frekwensi Pergantian medium Timbre / Kwalitas  Nada dasar Overtone

22 PEMERIKSAAN FISIK PARU ...................
B. Pengetahuan Terapan Diagnose Fisik Paru Struktur dalam ronga dada: Garis –garis pada permukaan dada Posisi fisura paru Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

23 INSPEKSI

24 Bentuk dan ukuran toraks Garis imanjiner pada dinding dada
INSPEKSI Bentuk dan ukuran toraks Garis imanjiner pada dinding dada Otot – otot bantu pernapasan Tulang iga & ruang antar iga Fosa jugularis, infra / supra claviculae Tipe & frekwensi pernapasan

25 Tulang Penyusun Rongga Dada Costae 1 s/d 7  Costae Sejati
Costae 8 s/d  Costae Palsu Costae 11 dan 12  Costae Melayang Osteo Costalis Cartilagines Costalis Curvature Costalis D. Costae Palsu E. Costae Palsu F. Costae Melayang G. Costae Melayang H. Corpus Vertebrae Thoracalis I. Prox. Xiphoideus / cauda sternum J. Corpus sterni K. Caput / manubrium Sterni L. Caput Sternal Junction N. Angulus Sterni ( Ludovicii ) M. Fossa jugularis N

26

27 Cavum Thoraks Posisi Anterior – Lateral - Posterior

28 OTOT INSPIRASI Sternocleidomastoideus Trapezius Scalenus Intercostalis Eksternus Diafragma OTOT EKSPIRASI Intercostalis Internus Obliqua Eksterna Obliqua Interna Tranversus Abdominis Rectus Abdominis

29

30 Garis Imajiner dilihat dari depan .
INSPEKSI a b c Garis Imajiner dilihat dari depan . Mid Sternal Line Mid Clavicular Line Anterior Axillar Line

31 Garis Imajiner dilihat dari Belakang / Punggung
INSPEKSI a b Garis Imajiner dilihat dari Belakang / Punggung Mid vertebrae line Mid scapular line

32 Garis Imajiner dilihat dari Belakang / Punggung
INSPEKSI a b Garis Imajiner dilihat dari Belakang / Punggung Mid vertebrae line Mid scapular line

33 Garis Imajiner dilihat dari Samping
INSPEKSI Garis Imajiner dilihat dari Samping a Anterior axillar Line b. Mid Axillar Line c. Posterior Axillar Line b c

34 INSPEKSI................ Trakhea Membayangkan trakhea
x Membayangkan trakhea dan percabangan bronkhus ( dari depan ) Bronkus kanan Bronkus kiri Fosa jugularis

35 INSPEKSI............... Membayangkan trakhea dan percabangan bronkhus
( dari belakang ) x T4 Bronkus kanan Bronkus kiri

36 INSPEKSI................ Membayangkan Lobus dan Fisura Paru dari Depan
Fis. Mayor Membayangkan Lobus dan Fisura Paru dari Depan Lob. sup Lob. sup Fis. obliqua Costae 5 x Lob. med Lob. Inf x Costae 5 Lob. Inf Costae 6

37 INSPEKSI................ Membayangkan Lobus dan Fisura Paru dari
Proc.sp.th 3 Membayangkan Lobus dan Fisura Paru dari Belakang / Punggung Lob. sup Lob. sup x Lob. i nf Lob. Inf Costae 5 x Costae 5 Fis. Mayor

38 INSPEKSI................ Membayangkan Lobus dan Fisura Paru Kanan
Fisura obliqua Proc.sp.Th3 X Lob. sup Fisura Mayor Costae 4 Lob. Med Costae 5 Costae 6 Lob. Inf Membayangkan Lobus dan Fisura Paru Kanan ( dari sisi samping )

39 INSPEKSI................ Membayangkan Lobus dan Fisura Paru Kiri
x Proc.sp.Th.3 Lob. sup Membayangkan Lobus dan Fisura Paru Kiri ( dari sisi samping ) Fisura obliqua Lob. Inf Costae 6 x

40

41 INSPEKSI Bentuk Thorak Pectus Excavatum ( sternum cekung ) Barrel chest ( PA = Lat / tong anggur ) Pigeon Chest ( sternum cembung ) Scoliosis ( pd posisi lat. spt huruf S ) Kifosis ( punggung bengkok ke depan ) Gibus ( penonjolan tulang pada cervico thorak) Lordosis ( dada terlalu membusung ) Rachitis Rosary ( tulang iga seperti tasbih )

42 Pectus Excavatum

43 B N Barrel Chest

44 Pigeon Chest

45 GIBUS

46 Scoliosis

47 Scoliosis

48 Kifosis

49 Kifosis - Lordosis

50 INSPEKSI Kelainan Tipe Pernapasan Dispneu  kel. sesak secara subyektif Ortopneu  sesak saat posisi berbaring Polipneu  frekwensi napas meningkat Hiperpneu  kedalaman napas meningkat Kusmaul  frek & kedalaman napas meningkat Bradipneu  frek napas turun & dangkal

51 INSPEKSI Kelainan Tipe Pernapasan Cheyne stokes : kusmaul dg ritme tak teratur Biot : hiperpneu & apneu berganti mendadak Apneu : henti napas PND ( Paroxismal Nocturnal Dyspneu ) : terbangun malam hari karena sesak DOE ( Dyspneu On Effort ) : sesak saat beraktivitas Asmatis :sesak disertai bunyi mengi/ whezzing

52 PALPASI

53 Palpasi Posisi mediastinum : deviasi trakhea & iktus kordis Memastikan posisi costae dan adanya penyempitan pada ICS Pembesaran kelenjar getah bening ( leher, supra / infra klavikula & axila)  lokasi, ukuran, konsistensi, soliter/multipel, mobilitas, nyeri tekan Massa ( lokasi, ukuran, konsistensi, mobilitas, nyeri ) Pergerakan lobus paru dan diafragma Fremitus vokal ( frem raba & frem dengar ) Gesekan pleura ( pleural friction rub pada pleuritis sicca )

54 PALPASI DINDING DADA DEPAN (1)
b a a a a. Palpasi pergerakan dinding dada depan/ lob. Sup ( Posisi duduk ) b. Palpasi pergerakan dinding dada depan / lob. Sup ( Posisi Terlentang )

55 PALPASI DINDING DADA DEPAN ( 2 )
b a. Palpasi Dinding Dada Tengah / Lob. Medius b. Palpasi Dinding Dada Bawah / Lob. Inferior

56 PALPASI DINDING DADA DEPAN ( 3 )
b a Palp. Fremitus Vokal dr. dpn / Lob. Sup ( Pos. Duduk) Palp. Fremitus Vokal dr. dpn / Lob. Sup ( Pos. Terlentang )

57 PALPASI DINDING DADA DEPAN ( 4 )
b a. Palpasi Fremitus Vokal dr. dpn / Lob. Med ( Pos. Duduk ) b. Palpasi Fremitus Vokal dr. dpn / Lob. Inf ( Pos. Duduk )

58 PALPASI DINDING SISI BELAKANG
c Palpasi lob. Superior Palpasi lob. Medius Palpasi lob. inferior

59 PERKUSI

60 Perkusi Batas Paru jantung, Paru Lambung dan Paru Hati Lebarnya mediastinum Daerah supra claviculae, kronig istmus Batas paru belakang bawah ( Ekserkusi diafragma ) Membayangkan proyeksi lobus pd dinding toraks

61 Perkusi Timpani : Udara 100 % mengisi organ ( lambung ) Hypersonor : Udara 75 % mengisi organ ( Emphysematous Lung, Pneumothoraks ) Sonor : Udara 50% mengisi organ ( Paru normal ) Redup : Udara < 25% mengisi organ, 75 % cairan ( Efusi Pleura, massa / tumor ) Pekak : Jar. padat mengisi seluruhnya ( hati, jantung, ginjal )

62 Perkusi pada Dada Depan atas / Lob. Superior Posisi Penderita Duduk

63 PERKUSI ( 2 ) a .Perkusi Tak Langsung pada Punggung – Posisi Duduk
b a a .Perkusi Tak Langsung pada Punggung – Posisi Duduk b. Perkusi Langsung pada Punggung – Posisi Duduk

64 PERKUSI ( 3 ) b a c a.Perkusi Tidak Langsung – Ujung Jari Tengah tangan kanan sebagai Pleksor & Jari Tengah Tangan Kiri sebagai Pleksimeter b.Perkusi Langsung Dengan Ibu Jari tangan kiri pada Punggung c. Perkusi dada depan atas / lob. Superior ( Posisi terlentang )

65

66 Perkusi Batas Organ Sekitar Terhadap Paru ( 1 ) # Batas Paru – Jantung : - ICS V MCL kiri ( apeks = ventrikel kiri ) - ICS IV Parasternal kanan ( ventrikel kanan ) - ICS III Parasternal kiri ( atrium kiri ) - ICS III Parasternal kanan ( atrium kanan ) # Batas Paru – Hati ( redup – pekak ) - ICS IV – VI Mid axillar line kanan - ICS VI – VIII Posterior axillar line kanan

67 Batas Isthmus Kronig Pekak Jantung relatif Pekak Jantung Absolut
1 Batas Isthmus Kronig Pekak Jantung relatif Pekak Jantung Absolut 4. Timpani ( Semilunar Traub ) 5. Redup Hati 6. Pekak Hati 2 3 5 4 6

68 Cairan Pleura ( pada Efusi Pleura )
b Garis Ellis Damoiseau Cairan Pleura ( pada Efusi Pleura )

69 Batas Organ Sekitar Terhadap Paru ( 2 )
# Batas Paru-Lambung : sonor – timpani ICS VI s/d VIII MCL kiri # Batas Paru – Limpa : sonor – pekak ICS VIII s/d X mid axillar line kanan # Kronig Istmus : bagian apeks paru ≈ 4 – 6 cm yg letak nya diatas claviculae ki dan ka. # Ekserkusi diafragma : selisih lebar penurunan diafrag ma dari posisi relaks ke posis inspirasi maks ≈ 5 cm

70 Penghantaran Getaran Perkusi
Nada Waktu Densitas Contoh Pekak > > Tinggi > > Pendek > > Padat Tumor, otot Redup Tinggi Pendek Padat > Udara Efusi, Pneumonia Sonor Normal Padat = Paru Sehat Hiper sonor Rendah Panjang Udara > Padat PPOK, Pneumothoraks Timpani > > Rendah > > Panjang Udara ( organ berongga ) Gaster

71 AUSKULTASI

72 Bagaimana Suara dapat terdengar ?
AUSKULTASI Bagaimana Suara dapat terdengar ? Udara Paru Eddies ( pusaran) – lumen bronkhus Turbulensi ( benturan ) – dinding bronkhus Getaran s/d Alveoli ( selective transmitter ) Dinding Dada ( Thoraks ) Suara terdengar ( Auskultasi )

73 Pemeriksaan pada Auskultasi Suara Napas Suara Tambahan
Suara Percakapan Suara Bisik

74 AUSKULTASI .......... SUARA NAPAS
Aliran udara menuju ke paru mengalami pusaran dan benturan pada percabangan bronkus Getaran suara yang dihantarkan mel. Lumen bronkus sebagian kecil. Alveoli sebagai “selective transmitter” akan menahan getaran dengan frekuensi cycle per detik.

75 Intensitas Suara ~ Tebal Garis Durasi / Lama Suara ~ Panjang Garis
AUSKULTASI Suara Napas ( 1 ) Intensitas Suara ~ Tebal Garis Durasi / Lama Suara ~ Panjang Garis Nada Suara ~ Sudut terhadap Garis Tegak 450 450 Inspirasi Ekspirasi

76

77 AUSKULTASI Penghantaran Getaran Nada  Frekwensi Panjang tabung & diameter tabung Intensitas  Energi & Frekwensi Pergantian medium Timbre / Kwalitas  Nada dasar Overtone

78 AUSKULTASI .......... VESIKULER Adalah Suara napas normal
Bernada rendah ( inspirasi bernada rendah ) Terdengar sepanjang fase Inspirasi Suara ekspirasi terdengar lebih lemah, lebih pendek, dan nada lebih rendah Tidak ada “silent gap” Ekspirasi Inspirasi

79 AUSKULTASI .......... BRONKIAL Kualitas tubuler
Inspirasi bernada tinggi dan terde-ngar sepanjang fase Inspirasi Fase Ekspirasi Lebih lama daripada fase Inspirasi Ada “silent gap” Inspirasi Ekspirasi

80 AUSKULTASI .......... BRONKO-VESIKULER
Inspirasi dan ekspirasi Jelas seluruhnya dengan nada tinggi Tidak ada “silent gap” Inspirasi Ekpirasi

81 Pembentukan Suara Napas adalah Akibat
Inspirasi Ekspirasi Pembentukan Suara Napas adalah Akibat Turbulensi Udara Saat Inspirasi & Ekspirasi

82 Suara Napas yang terdengar saat Auskultasi
( Vesikuler – Bronkhovesikuler – Bronkhial )

83 AUSKULTASI DARI DEPAN Suara Napas trakheal Suara Napas Bronkhial
Suara Napas Bronkhovesikuler Suara Napas Vesikuler a a c c b d d b d d d d

84 AUSKULTASI DARI BELAKANG
Suara Napas trakheal Suara Napas Bronkhial Suara Napas Bronkhovesikuler Suara Napas Vesikuler b b c c d d d d

85

86 Keterangan Vesikuler Bronkho vesikuler Bronkhial Trakheal Intensitas Suara = Tebal Garis Durasi Suara = Panjang Garis Nada Suara= Besar Sudut Lokasi Auskultasi Diseluruh lapangan paru, depan & belng, kecuali di lokasi suara ves, bronco ves & trakheal Antara Ins dan Eks tidak di jumpai GAP Depan  ICS 1 dan 2 Belakang Dibalik scapula Antara Ins dan Eks tidak di jumpai GAP Depan Dibawah manubrium sterni Interscapular Antara Ins dan Eks di jumpai GAP trakhe s/d fosa jugularis Cervical1-7 Insp Eks Insp Eks Insp Eks Insp Eks

87 Perbedaan suara - Inspirasi & Ekspirasi
Suara napas intensitas Durasi Nada Vesikuler Insp lebih keras dp. Eksp Insp lebih lama dp. Eksp Insp lebih tinggi dp Eksp ( tanpa GAP ) Bronkhovesikuler Insp = Eksp ( sama keras ) ( sama lamanya) Insp = Eksp nada tinggi (tanpa GAP) Bronkhial Eksp. Lebih keras dp. Insp Eksp lebih lama dp Insp Eksp lebih tinggi Dp Insp ( ada GAP) Trakheal ( lebih keras dp suara bronkhial ) Nada tinggi ( ada GAP)

88 AUSKULTASI .......... Suara Tambahan (2) Ronkhi ( Parenkhim Paru )
Kering Basah Stridor ( Sonourus ) Sibilan ( Wheezing ) Kasar Sedang Halus Pleura  Pleural Friction Rub Mediastinum  Pneumo Friction Rub ( suara terputus - putus / seirama denyut jantung )

89 AUSKULTASI .......... SUARA TAMBAHAN • Berasal dari paru
• Berasal dari pleura • Berasal dari mediastinum

90 AUSKULTASI .......... SUARA TAMBAHAN DARI PARU Selalu patologis
Timbul karena : sekret, penyempitan lumen, terbukanya Asinus (alveoli) yang sebelumnya kolaps Istilah : adventitious sound Sering di sebut sbg : rales , rhonchi atau ronki

91 AUSKULTASI .......... Ronki basah  suara terputus-putus
Ronki kering :  suara tidak terputus-putus

92 AUSKULTASI .......... RONKI BASAH
* Ronki basah kasar : suara gelembung udara besar yang pecah * Banyak sekret di sal. Napas besar * Pada pend. Tak kuat batuk karena ( kesadaran menurun atau keadaan umum lemah )

93 AUSKULTASI .......... RONKI BASAH SEDANG
* Seperti suara gelembung udara kecil-kecil yang pecah * Banyak sekret di saluran napas kecil dan sedang * Pada bronkiektasis dan bronkopnemonia

94 AUSKULTASI RONKI BASAH HALUS * Tidak mempunyai sifat gelembung lagi * Seperti gesekan rambut atau dua jari basah menempel kebudian dipisahkan mendadak * Pada sembab paru dini, pneumonia dini (asinus kolaps membuka mendadak

95 AUSKULTASI .......... RONKI KERING
* Bernada rendah (sonorous)  terdengar seperti mengerang ,karena obstruksi partial sal. napas besar * Bernada tinggi (sibilan)  terdengarnya mencicit , karena obstruksi sal. Napas kecil (wheeze).

96 AUSKULTASI SUARA TAMBAHAN DARI PLEURA * Terjadi akibat gesekan pleura, bukan suara napas, tapi seirama dengan pernapasan * Terdengar jelas pada insp. Dan lebih keras lagi bila stetoskop ditekan, suaranya kasar * Misalnya: pada pleritis sika atau pleritis fibrinosa

97 AUSKULTASI .......... SUARA TAMBAHAN DARI MEDIASTINUM
* Suara terputus-putus yang seirama dengan pernapasan atau denyut jantung * Misalnya: Pnemomediastinum

98 AUSKULTASI SUARA PERCAKAPAN - Mengucapkan kata “ 1, 2, 3, 9 “ atau kata-kata lain - Bila terdengar jelas Bronkofoni positip - Paru keadaan normal  tak terdengar jelas - Contoh kelainan pada: Konsolidasi, Atelektasis kompresi ( bronkus terbuka ) - Bronkofoni terdengar dengan suara nasal / sengau  Egofoni (terdengar pd tepi atas efusi/Konsolidasi)

99 AUSKULTASI SUARA BISIK - Nada tinggi, jelas terdengar pd laring, makin kebawah makin lemah dan kabur ( disebut bronchial whispered pectoriloque ) - Berbisik dengan kata desis “ susu sapi “ - Normal: terdengar jelas pada laring / trakhea - Contoh Kelainan pada: Konsolidasi, Atelektasis Kompresi ( bronkus terbuka )

100 AUSKULTASI Beberapa Kelainan Suara Napas, antara lain: Suara Kavitas: - Kwalitas suara deep hollow - Nada ekspirasi < inspirasi - Contoh: Kavitas, Pneumotoraks dengan fistel Suara Amforik: - Kwalitas suara nyaring ( metal ) - Contoh: Kavitas

101 AUSKULTASI Beberapa Kelainan Suara Napas, antara lain: Suara Cog Wheel: - Fase inspirasi & ekspirasi terputus – putus - Contoh: Orang menggigil, lemah atau gugup Suara Berdenting Metalik: - Suara pecahnya gelembung udara di ujung fistel - Contoh: Fluidoneumotoraks, kavitas besar

102 Keterangan Singkatan Bnt = Bentuk dada/hemitorak kiri dan kanan Grk= Gerak dada/hemitorak kiri dan kanan Med = Mediastinum/ trakhea dan jantung SN = Suara napas ST = Suara tambahan SC = Suara Cakap / percakapan SB = Suara Bisik

103 C1. Tanda Fisik Kelainan Saluran Napas
Dasar Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Mis SN ST SC SB Bnt Grk Med Frem Lumen sempit N Te ngah Son HS Exp Whz - Asma PPOK Sekret lumen Sonor Ron Basah kasar TB Pnemo- nia Atlektasis obstruksi < Geser Redup Ca bronco

104 C2. Tanda Fisik Kelainan Pleura
Dasar Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Mis Bnt Grk Med Frem SN ST SC SB Pleural Air > GeserKe Sisi Sehat HS /Hipersonor - Pneumo Thoraks Water sehat Redup EgoFoni diatas batas cairan Efusi pleura Peel < Sakit TB dg swarte

105 C3. Tanda Fisik Kelainan Parenkhim Paru
Dasar Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Bnt Grk Med Frem SN ST SC SB Konso- Lidasi/ pneumoni Tetap Te ngah Redup Bronkhovesik Krep + Fibrosis < Geser Bronkoves RB Kasar Emfisema / PPOK > - Ngah HS, diafragma datar Vesic lemah RB Wz Atelektas Kompresi Bronkhoves s/d Bronkh Nekrosis Cavitas Redup / HS Amforik

106 Selamat Belajar Jangan putus asa Your Text Here


Download ppt "Pemeriksaan fisik paru"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google