Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MENGOPTIMALKAN TUMBUH KEMBANG ANAK Oleh: Tatang Muttaqin, M.Ed.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MENGOPTIMALKAN TUMBUH KEMBANG ANAK Oleh: Tatang Muttaqin, M.Ed."— Transcript presentasi:

1 MENGOPTIMALKAN TUMBUH KEMBANG ANAK Oleh: Tatang Muttaqin, M.Ed.
Disampaikan dalam Dialog dan Pemutaran Film Anak Inspiratif Kampung Genteng, 18 Desember 2009

2 PENTINGNYA TUMBUH KEMBANG SI UPIK
Usia dini merupakan masa emas perkembangan (golden age). Perkembangan kecerdasan anak terjadi sangat pesat pada usia dini. Merupakan fondasi pembentukan karakter manusia  menyumbang porsi yang sangat besar dalam membentuk kepribadian.

3 Paradigma Baru Hasil penelitian di bidang neorologi:
Perkembangan Intelektual sampai dengan 4 tahun = 50 % sampai dengan 8 tahun = 80 % sampai dengan 18 tahun = 100 % Pertumbuhan Fisik Otak 0 tahun = 25 % 6 tahun = 90 % 12 tahun = 100 % (Osborn, White, Bloom) Jadi anggapan bahwa pendidikan baru bisa dimulai setelah usia SD tidak benar, bahkan pendidikan yang dimulai pada usia TK (4-6 th) pun sebenarnya sudah terlambat

4 MENGAPA USIA EMAS ? Anak lahir dibekali bermilyar neoron (sel syaraf) dalam otaknya - pada periode awal perkembangan anak sel-sel neuron tumbuh, bermigrasi, berhubungan satu sama lain, menyusun, menciptakan jalan terjadi proses wiring (perkawatan) dalam otak - proses wiring akan makin tambah kuat dan memberikan bentuk pada bagaimana cara anak berpikir, merasa, bersikap, berprilaku dan belajar bila neuron-neuron ini di rangsang - neuron-neuron yang tidak mendapatkan rangsangan pendidikan askan musnah lewat proses alamiah (pemangkasan ini berlangsung terus hingga remaja) - Itulah sebabnya mengapa usia dini (periode awal perkembangan anak) disebut usia emas) priode dimana sel otak berkembang secara luar biasa dengan membuat sambungan antar sel, dan peranan 3 tahun pertama sangatlah menentukan.

5 Window of Opportunity (jendela kesempatan)
- pada anak ada waktu yang optimal untuk mencapai milestones (tonggak-tonggak perkembangan), kurang lebih sampai usia 3 tahun Panah Milestones: tahap-tahap penting perkembangan anak yang akan dilalui anak dalam rentang kehidupannya - sayang banyak anak pada usia emas window opportunity-nya telah tertutup Penyebabnya a.l.: -Tidak ada perawatan sebelum lahir - pengasuhan yang tidak konsisten - orangtua tidak memiliki pengetahuan yang baik untuk merawat dan mendidik anak Contoh: 1. bayi yang baru lahir dapat melihat, tetapi serba kabur. Ia belum menguasai cara memfokuskan kedua mata pada satu sasaran atau mengembangkan daya liat yang lebih rumit, seperti menangkap kedalaman, ia juga belum memiliki koordinasi tangan dan mata. Oleh karena itu sejak dini syaraf penglihatan anak harus sudah dirangsang agar sistem penglihatan mereka berkembang secara optimal (tidak adanya rangsangan terhadap syaraf penglihatan sampai dengan usia 3-4 bulan akan berakibat fatal) 2. diantara sirkuit pertama yang dibangun oleh otak adlah sirkuit yang menguasai emosi sejalk usia kira-kira 2 buln. Rasa enak dan tidak enak yang dialami bayi mnulai berkembang menjadi perasaan yang lebih kompleks: senang dan sedih, iri dan empati, bangga dan malu. Oleh karena itu perlakuan penuh kasih sayang akan memberikan rangsangan, emosi bagi otak bayi. Perlakuan tidak baik dapat menghasilkan reaksi berupa kecemasan yang meninggi dan stres yang luar biasa. Demikianlah emosi berkembang lapis demi lapis, makin lama makin kompleks (J.Madeleine Nash)

6 Sumber : James Heckman, Human Capital Policy, 2003
Persekolahan Program Pra - sekolah Pelatihan Kerja Prasekolah USIA Setelah Sekolah Rate of Return Investasi Modal Manusia Opportunity Cost Dengan Asumsi Besar Awal yang Sama Untuk Seluruh Usia Sumber : James Heckman, Human Capital Policy, 2003 Gambar Rate of Return Investasi Modal Manusia dengan Asumsi Besar Investasi Awal Yang Sama untuk Seluruh Usia

7 KESEJAHTERAAN Kecerdasan yang lebih meningkat lagi KESEJAHTERAAN YG
LEBIH TINGGI LAGI dst……. Investasi ke Pendidikan KESEJAHTERAAN YG LEBIH TINGGI Kecerdasan yg meningkat Investasi ke Pendidikan Kecerdasan KESEJAHTERAAN

8 Gambar PERKEMBANGAN OTAK – PELUANG DAN INVESTASI
Konsepsi Lahir Umur Gambar PERKEMBANGAN OTAK – PELUANG DAN INVESTASI Pembentukan Jaringan dan Perkembangan Otak Pengeluaran Publik Intensitas Perkembang-an Otak Pengeluaran untuk kesehatan, pendidikan, bantuan penghasilan, pelayanan sosial, dan kriminalitas Otak dapat dibentuk Sumber : Bruce Perry, 1996

9 Dunia anak adalah dunia bermain Setiap karya anak berharga
Memahami Anak Setiap anak unik Dunia anak adalah dunia bermain Setiap karya anak berharga Setiap anak berhak mengekspresikan keinginannya Setiap anak berhak mencoba dan melakukan kesalahan

10 Mendasarkan pada tahap-tahap tumbuh kembang anak
Memperhatikan seluruh aspek kecerdasan anak Memahami karakteristik anak dan mengimplementasikannya di dalam proses pendidikan mereka a.l.: - Jangan perlakukan sama terhadap semua anak - Utamakan kegiatan bermain - Hargai setiap karya anak dan akui setiap usaha mereka - Beri kesempatan kepada anak agar bebas mengekpresikan keinginannya, - serta beri kesempatan kepada anak agar bebas memilih media ekspresi yang diinginkannya. Mengupayakan segalanya berbicara dan segalanya bertujuan Ciptakan suasana yang memberdayakan, landasan yang kokoh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan yang dinamis Semua prinsip PADU itu hanya mungkin diwujudkan apabila proses pendidikan berlangsung dalam suasana bermain, baik bermain sambil belajar maupun belajar sambil bermain.

11 HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN
Dirancang menggunakan garis waktu (time line) perkembangan bermain berdasarkan tahap-tahap perkembangan anak. Contoh: - Pada usia 2 tahun perlu berinteraksi dengan banyak benda dengan variasi main yang kaya, a.l. dengan mengenalkan : berbagai tekstur yang dapat diraba, berbagai rasa yang dapat dikecap, berbagai aktivitas yang memperkuat motorik, berbagai suara yang mempertajam pendengaran. - Pada usia 3-4 tahun (karena anak sudah dapat mengingat kejadian, berandai-andai, berpikir abstrak), kegiatan bermain perlu diarahkan untuk memperkuat fungsi indra dan mengembangkan fungsi kognitif melalui bermain peran, corat-coret, memperkuat motorik kasar dan halus, mengenalkan keaksaraan melalui buku, bermain dengan cetakan huruf dan angka, dsb. - pada usia 5-6 tahun (karena kemampuan berimajinasinya lebih kuat dan memiliki ide-ide yang didapat dari pengalamannya), maka perlu diberikan banyak sarana yang dapat digunakan untuk menwujudkan ide-ide dalam pikirannya menjadi karya nyata baik dalam bentuk gambar, lukisan, bangunan balok, bentukan dari pasir, playdough, tanah liat, lumpur dsb, serta memperkuat awal yang sudah dimiliki anak. (Phelps, berdasarkan teori Erik Erikson, Anna Freud, Jean Peaget)

12 lanjutan Progam bermain dimulai dari : main dengan benda kongkrit ke main dengan pikiran abtrak, dari bermain proses (manipulasi benda) ke bermain yang menghasilkan karya nyata. - Kegiatan bermain demikian akan membantu anak siap belajar di sekolah sebagaimana tuntutaan belajar di sekolah (kemampuan berpikir abtrak dan bekerja kreatif untuk menghasilkan karya inovatif). Anak usia 2 hingga 6 atau 7 tahun belajar dengan cara permeable (tidak mengorganisasi pikiran dan pengetahuannya dalam bentuk pelajaran), oleh karena itu pendekatan yang cocok adalah pendekatan tematik. - tema merupakan pokok bahasan yang perlu dikembangkan menjadi program pembelajaran yang lebih operasional. - tema dipilih berdasarkan usia, tahap perkembangan, minat, bakat dan lingkungan terdekat anak Anak usia 1-3 tahun diarahkan pada tema permainan tentang dirinya, rumah dan keluarga, sedangkan untuk usia yang lebih tinggi tema permainan di arahkan pada tema-tema lingkungan.

13 PRAKONDISI: DAMPAK KURANG GIZI BEBAN
Gizi kurang & infeksi Gizi cukup & sehat “Otak Kosong” bersifat permanen Tak terpulihkan Anak cerdas dan produktif MUTU RENDAH MUTU SDM TINGGI ASET BEBAN Sumber : FKM UI & Unicef, 2002

14

15

16 3 The in 1 Brain MacLean cited in Martel, 2000

17 Batang Otak (Inti Hitam)
= Bertahan • Dikenal sebagai “Fight atau Flight” • Reaksi terhadap Ingatan • Tiba-tiba bereaksi ketika takut, ditakut-takuti, dikritik atau diancam • Merasa perlu untuk bertahan • Perilaku marah atau berdebat • Tidak dapat belajar pada kondisi ini MacLean cited in Martel, 2000

18 Limbik (Lapisan Merah) = Emosi
• Dikenal sebagai “tempat rasa sa- yang”dan pusat emosi • Semua persepsi masuk dalam pusat ini • Orang dewasa yang memicu System Limbic anak dengan menyanyi, bermain, menghargai, peduli,mencintai, mengembang-kan hubungan positif, dll terhadap anak akan membantu meng-optimalkan kegiatan belajarnya. • Merasa senang, disetujui, dan ada-nya hubungan • Pembelajaran dioptimalkan mela-lui kondisi ini MacLean cited in Martel, 2000

19 Korteks (Lapisan Biru) = Alasan & berpikir logis
• Dikenal sebagai “bagian kerja sekolah” atau “topi berpikir” • Pusat Berpikir •System limbic yang men- dapatkan perlakuan me- nyenangkan akan mem bawa selaput otak pada korteks bertanggung jawab atas: * Berpikir nalar, alitis, dsb * Perencanaan dan pengorganisasian * Bicara dan bahasa * Penglihatan & pendengaran Kreativitas MacLean cited in Martel, 2000

20 BAGIAN-BAGIAN OTAK Pembagi input semua sensori & orientasi gerakan tubuh Kognitif, memori, & kontrol emosi Area penerima & pengolah in-put penglihatan Area peneri-ma suara & pengolah informasi Kontrol gerakan respon otomatis (sebagai hasil belajar) Keseimbangan & kontrol gerak refleks

21 Ekologi Manusia: Mikro, Mezo, Exo, Makro
Sumber: diadaptasi dari Urie Bronfenbrenner, 1979.

22 Model Ekologi Perkembangan Anak (Bronfenbrenner, 1990)

23 1 4 8 12 16 3 6 9 - Bulan Tahun Kehamilan Usia Sensing Pathways ( )
1 4 8 12 16 Usia Sensing Pathways ( penglihatan , pendengaran ) Bahasa Fungsi Kognitif lebih tinggi 3 6 9 - Bulan Tahun Kehamilan Gambar Perkembangan Otak Manusia: Pembentukan Sinaps Sumber: C. Nelson, From Neurons to Neighborhoods, 2000

24 MEMBANGUN MANUSIA SEUTUHNYA
POTENSI KREATIF POTENSI SOSIAL POTENSI EMOSI POTENSI FISIK POTENSI AKADEMIK MANUSIA HOLISTIK POTENSI SPIRITUAL

25 SUMBERDAYA MANUSIA MASA DEPAN
Kreatif (problem solver) Pembelajar sepanjang hayat: inquirer, critical thinker (holistic thinker), knowledgeable Komunikator yang efektif Berani mengambil resiko Pekerja keras Integritas: jujur, dapat dipercaya, mandiri, disiplin, dan responsible Peduli, toleran dan feksibel (Indonesia Heritage Foundation [IHT], 2008)

26 PERLUNYA KARAKTER YANG BAIK
90% kasus pemecatan disebabkan oleh perilaku buruk (tidak bertanggung jawab, ketidak-jujuran, hubungan inter-personal buruk, dll)? 30% kegagalan bisnis disebabkan perilaku tidak jujur karyawannya? 80% keberhasilan seseorang di masyarakat ditentukan oleh EQ dan hanya 20% oleh IQ?

27 TREN PENDIDIKAN ABAD-21 Japan: 2002: body-mind-soul
a) ‘kokoro-no-kyoiku’: pendidikan hati dan jiwa (inwardness) , b) ‘sogo-gakushyu’: pembelajaran yang holistik dan terintegrasi, c)‘tokushyoku, koseika’: menghargai keunikan sekolah dan individu. Korea: 21st century: prioritas tertinggi adalah pengembangan kreativitas: bijak, disiplin, hidup layak, cerdas, bahagia, nyaman. Canada: 2000: mengembangkan manusia seutuhnya, estetika dan kesenian, aspek emosi dan sosial, aspek intelektual, aspek fisik dan kesehatan, aspek tanggung jawab sosial. Singapore: pendidikan yang holistik: membangun aspek moral, intelektual, fisik, sosial dan estetik anak. Kesimpulannya: pendidikan tidak cukup semata untuk pemintaran intelektual (kognisi) tetapi juga pada pembentukan karakter (afeksi) yang mampu melahirkan manusia berakhlak mulia. (QS 3: dan QS 58:11).

28 ESENSI KARAKTER Karakter adalah sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral -yang termanifestasikan dalam tindakan nyata melalui perilaku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya. (Thomas Lickona, 1991). Aristoteles menyatakan karakter erat kaitannya dengan habit atau kebiasaan yang terus menerus dilakukan. Berkowitz (1998) mengartikannya sebagai kebiasaan berbuat baik tidak selalu menjamin bahwa manusia yang telah terbiasa tersebut secara sadar menghargai pentingnya nilai-nilai karakter sehingga memerlukan aspek emosi (desiring the good).

29 QUO VADIS PENDIDIKAN? Dominannya orientasi IQ dan belum mengoptimalkan kecerdasan majemuknya Howard Gardner. Berkiblat ke AS pasca Sputnik 1957 dengan orientasi Iptek (brain power) sehingga hanya “melayani” 10% orang tertinggi IQ (>120). UN menjadi orientasi sehingga hanya mengejar nilai yang terkadang dengan cara tidak jujur sekalipun. Ilmunya kurang berguna dan terkotak-kotak dan menapikan kecerdasan majemuknya Gardner, multidiciplinary-nya Capra, atau Good & Smart-nya Socrates. Mendorong proses belajar siswa aktif melalui: student active learning, contextual learning, inquiry-based learning, integrated learning. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Memberikan pendidikan karakter secara eksplisit, sistematis dan berkelanjutan melalui knowing the good, loving the good, and acting the good. Metode belajar yang memperhatikan keunikan agar mampu mengembangkan kecerdasan majemuk.

30 Kecerdasan Majemuk (Multiple intelligences)
Kecerdasan linguistik (cerdas kosakata) Kecerdasan logika dan matematika (cerdas angka dan rasional) Kecerdasan spasial (cerdas ruang/tempat/gambar) Kecerdasan kinestetika-raga (cerdas raga) Kecerdasan musik (cerdas musik) Kecerdasan interpersonal (cerdas orang) Kecerdasan intrapersonal (cerdas diri) Kecerdasan naturalis (cerdas alam) Kecerdasan Spritual

31 Kecerdasan Linguistik
POLA PIKIR KESUKAAN KEBUTUHAN Menggunakan kosakata Membaca, menulis, bercerita, bermain dgn permainan kata-kata Buku-buku, radio-kaset, alat tulis-menulis, diskusi, debat, cerita

32 Kecerdasan Logika-Matematika
POLA PIKIR KESUKAAN KEBUTUHAN Menggunakan angka dan alasan Bereksperimen, bertanya, memecahkan teka-teki, menghitung Bahan-bahan untuk melakukan eksperimen, bahan-bahan IPA, kunjungan ke planetarium dan museum IPA

33 Kecerdasan Ruang/Gambar
POLA PIKIR KESUKAAN KEBUTUHAN Menggunakan gambaran dan gambar-gambar Mendesain, menggambar, memvisualisasikan, mencoret-coret Seni, LEGO, video, film, slide, permainan imajinasi, labirin, teka-teki, buku-buku bergambar, kunjungan ke museum seni

34 Kecerdasan Kinestetika Raga
POLA PIKIR KESUKAAN KEBUTUHAN Melalui sensasi fisik Menari, berlari, meloncat, membentuk, menyentuh, gerak tubuh Bermain peran, drama, gerak, sesuatu yang hendak dibentuk, olahraga dan permainan fisik, pengalaman yang menyentuh,m pembelajaran secara manual

35 Kecerdasan Musik POLA PIKIR KESUKAAN KEBUTUHAN
Melalui irama dan melodi Bernyanyi, bersiul, bersenandung, mengetuk-ngetuk dengan kaki dan tangan, mendengarkan Bernyanyi-nyanyi, menonton konser, bermain musik di rumah dan di sekolah, bermain alat musik.

36 Kecerdasan Interpersonal
POLA PIKIR KESUKAAN KEBUTUHAN Melalui pemberian dukungan atas gagasan ide orang lain Memimpin, mengatur, berteman, bertindak sebagai penengah, bersukaria Teman, kelompok bermain, pertemuan sosial, pertemuan kelompok masyarakat, klub, pembimbing

37 Kecerdasan Intrapersonal
POLA PIKIR KESUKAAN KEBUTUHAN Sesuai dengan kebutuhan perasaan, dan maksud tujuan Menyusun tujuan, berperan sebagai penengah, bermimpi, berencana, merenung Tempat-tempat rahasia, kesendirian, kegiatan yang dilakukan sendiri, pilihan

38 Kecerdasan Naturalis POLA PIKIR KESUKAAN KEBUTUHAN
Melalui alam dan pola-pola alam Bermain dengan binatang, berkebun, melakukan penyelidikan terhadap alam, membesarkan binatang, menghargai planet bumi Kesempatan berhubungan dengan alam, kesempatan berinteraksi dengan binatang, alat untuk menyelidiki alam (misalnya: kaca pembesar, teleskop)

39 Keberhasilan dalam Pembelajaran
Sumber: Secret of Ancient Chinese Art of Motivation

40 Penutup Perlunya optimalisasi berbagai potensi tumbuh kembang anak sejak dini. Kecerdasan intelektual saja tidak cukup sehingga perlu kecerdasan majemuk => perlu sekolah unggul juga berkarakter. Riset di AS keberhasilan individu ditentukan 80% kemampuan komunikasi (multiple intelligence); 15% kecerdasan akademik (IQ); dan 5% nasib.

41 “Children Learn What They Live With” (Dorothy Low Nolte)
Jika anak banyak dicela, ia akan terbiasa menyalahkan Jika anak banyak dimusuhi, ia akan terbiasa menantang Jika anak dihantui ketakutan, ia akan terbiasa merasa cemas Jika anak banyak dikasihani, ia akan terbiasa meratapi nasibnya Jika anak dikelilingi olok-olok, ia akan terbiasa menjadi pemalu Jika anak dikitari rasa iri, ia akan terbiasa merasa bersalah. Jika anak serba dimengerti, ia akan terbiasa menjadi penyabar Jika anak banyak diberi dorongan, ia akan terbiasa percaya diri Jika anak banyak dipuji, ia akan terbiasa menghargai Jika anak diterima oleh lingkungannya, ia akan terbiasa menyayangi Jika anak diperlakukan dengan jujur, dia akan terbiasa melihat kebenaran Jika anak ditimang tanpa berat sebelah, ia akan terbiasa melihat keadilan Jika anak dikerumuni keramahan, ia akan terbiasa berpendirian: “Sungguh Indah Dunia Ini!”

42 …Bagaimanakah Anak Kita?

43 Daftar Riwayat Hidup Tatang Muttaqin yang dilahirkan di Garut, 22 Februari 1972 menyelesaikan pendidikan sarjana sebagai lulusan terbaik di Jurusan Manajemen Komunikasi FIKOM UNPAD pada Mei 1997, dan pascarasjana di Curtin University of Technology, Australia Selama kuliah aktif sebagai salah satu pendiri Biro Kerohanian Islam (BKI) Fikom, Ketua Umum Senat Mahasiswa Fikom UNPAD, dan Koordinator Presidium Senat Mahasiswa Unpad, serta International Student Committee (ISC). Pernah mendapat penghargaan sebagai penerima beasiswa SUPERSEMAR, Mahasiswa Berprestasi ke-1 Fikom, dan Finalis Mahasiswa Teladan UNPAD. Memulai karier sebagai wartawan di MBM GATRA, lalu bekerja di BAPPENAS. Tahun ditugaskan menjadi Project Manager Tingkat Pusat Program Inpres Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS). Saat ini menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Pendidikan Tinggi dan sebelumnya Kepala Seksi Pengembangan Budaya. Pernah aktif menjadi Ketua Bidang di KORPRI BAPPENAS, dan saat ini menjadi anggota Tim Pengembangan Tata Kelola Kepemerintahan yang baik (Good Governance), serta Dewan Redaksi Majalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN. Menjadi Dosen Luar Biasa di beberapa PTS dan Dosen Tamu di FISIP UNSOED, dewan pendiri Center for Bureaucracy Studies (CBS), konsultan procurement di USAID, serta menjadi pembicara baik di dalam maupun di luar negeri seperti Cross-Cultural Management di Kuala Lumpur dan East Asia Pacific High Level Workshop on Human Resource Development di Seoul, Korea Selatan. Pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti seperti: ekonomi dan perencanaan pembangunan di LPEM FE UI, Leadership & Cultural Management di INTAN Malaysia, Cultural Diplomacy di La Rochelle Perancis, Government Innovation di Korea Selatan, Tourism Marketing di Thailand, Aids Effectiveness di Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore (NUS).

44 TERIMAKASIH


Download ppt "MENGOPTIMALKAN TUMBUH KEMBANG ANAK Oleh: Tatang Muttaqin, M.Ed."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google