Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

7 STANDAR KESELAMATAN PASIEN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "7 STANDAR KESELAMATAN PASIEN"— Transcript presentasi:

1 7 STANDAR KESELAMATAN PASIEN
1. Hak pasien 2. Mendidik pasien dan keluarga 3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan 4. Metode-metode kerja 5. Peran kepemimpinan 6. Mendidik staf 7. Komunikasi

2 Istilah yang berhubungan dengan cedera akibat obat
Adverse event Adverse drug event Adverse drug reaction Medication error Side effect

3 medication error sesuai dampak
Kategori Hasil No error A Kejadian atau yang berpotensi untuk terjadinya kesalahan Error, no harm B Terjadi kesalahan sebelum obat mencapai pasien C Terjadi kesalahan dan obat sudah diminum/digunakan pasien tetapi tidak membahayakan pasien D Terjadinya kesalahan, sehingga monitoring ketat harus dilakukan tetapi tidak membahayakan pasien Error, harm E Terjadi kesalahan, hingga terapi dan intervensi lanjut diperlukan dan kesalahan ini memberikan efek yang buruk yang sifatnya sementara F Terjadi kesalahan dan mengakibatkan pasien harus dirawat lebih lama di rumah sakit serta memberikan efek buruk yang sifatnya sementara G Terjadi kesalahan yang mengakibatkan efek buruk yang bersifat permanen H Terjadi kesalahan dan hampir merenggut nyawa pasien contoh syok anafilaktik Error, death I Terjadi kesalahan dan pasien meninggal dunia

4 Pengelompokan medication error sesuai dengan proses
Tipe medication errors Keterangan Unauthorized drug Obat yang terlanjur diserahkan kepada pasien padahal diresepkan oleh bukan dokter yang berwenang Improper dose/quantity Dosis, strength atau jumlah obat yang tidak sesuai dengan yang dimaksud dalam resep Wrong dose preparation method Penyiapan/formulasi atau pencampuran obat yang tidak sesuai Wrong dose form Obat yang diserahkan dalam dosis dan cara pemberian yang tidak sesuai dengan yang diperintahkan di dalam resep

5 Tipe medication errors
Keterangan Wrong patient Obat diserahkan atau diberikan pada pasien yang keliru yang tidak sesuai dengan yang tertera di resep Omission error Gagal dalam memberikan dosis sesuai permintaan, mengabaikan penolakan pasien atau keputusan klinik yang mengisyaratkan untuk tidak memberikan obat yang bersangkutan Extra dose Memberikan duplikasi obat pada waktu yang berbeda Prescribing error Obat diresepkan secara keliru atau perintah diberikan secara lisan atau diresepkan oleh dokter yang tidak berkompeten Wrong administration Technique Menggunakan cara pemberian yang keliru termasuk misalnya menyiapkan obat dengan teknik yang tidak dibenarkan (misalkan obat im diberikan iv) Wrong time Obat diberikan tidak sesuai dengan jadwal pemberian atau diluar jadwal yang ditetapkan

6 Berbagai faktor yang berkontribusi dalam medication error
Komunikasi Kondisi lingkungan Gangguan Beban kerja Edukasi

7 Metode pendekatan dilakukan sebagai upaya menurunkan medication error
Mendorong fungsi dan pembatasan Komputerisasi secara otomatis Standarisasi prosedur Sistem kontrol Peraturan dan kebijakan Pendidikan dan informasi Hati-hati dan waspada

8 Pengobatan rasional  keselamatan pasien
pasien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dosis yang sesuai dengan kebutuhan, periode waktu yang tepat, dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat banyak  Menghindari medication errors

9 Peran apoteker dalam menngkatkan keselamatan pasien
Mengelola laporan medication error. Mengidentifikasi pelaksanaan praktik profesi terbaik untuk menjamin keselamatan pasien. Mendidik staf dan klinisi terkait lainnya untuk melaksanakan praktik pengobatan yang aman. Berpartisipasi dalam komite/tim yang berhubungan dengan keselamatan pasien. Terlibat dalam pengembangan dan pengkajian kebijakan penggunaan obat. Memonitor kepatuhan terhadap standar pelaksanaan keselamatan pasien yang ada.

10 Tahapan-tahapan yang memerlukan peran apoteker:
Pemilihan perbekalan farmasi Pengadaan Penyimpanan Skrining resep Dispensing KIE Penggunaan obat Monitoring dan evaluasi

11 E. Pencatatan dan Pelaporan
Meliputi : Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), dan kejadian Sentinel  saat ini belum dilakukan dalam pelayanan kefarmasian Sampai sekarang belum ada panduan untuk pelaporan  yang dilakukan pencatatan untuk monitoring dan evaluasi

12 Langkah-langkah pencapaian keselamatan pasien :
Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien Memimpin dan mendukung staf Mengembangkan sistem pelaporan Melibatkan komunikasi dengan pasien Belajar dan berbagi pengalaman Mencegah KTD, KNC, dan kejadian sentinel

13 Perlunya pelaporan menurunkan insiden patient safety yang terkait KTD, KNC, dan kejadian sentinel, meningkatkan mutu pelayanan, memonitor upaya pencegahan terjadinya kesalahan Mendorong dilakukannya investigasi lebih lanjut

14 Alur pelaporan Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi, potensial terjadi, ataupun yang nyaris terjadi. Laporan insiden dapat dibuat oleh siapa saja atau staf farmasi yang pertama kali menemukan kejadian atau terlibat dalam kejadian. Pelaporan dilakukan dengan mengisi “Formulir Laporan Insiden” yang bersifat rahasia.

15 Alur pelaporan insiden ke tim Keselamatan Pasien (KP) di rumah sakit(internal)
insiden (KNC/KTD/Kejadian Sentinel) Tindak lanjut (dicegah/ditangani) Buat laporan insiden ( isi formulir pada akir kerja dan diserahkan ke APA) APA memeriksa laporan ( melakukan grading risiko) Dilihat hasil investigasi dan dilaporkan ke tim KP di RS Tim KP RS menganalisis lagi hasil investigasi dan laporan insiden

16 Con’t Untuk grade kuning/merah, Tim KP di RS akan melakukan Root Cause Analysis (RCA) Tim KP di RS akan membuat laporan dan rekomendasi untuk perbaikan serta “pembelajaran” berupa: petunjuk/safety alert Hasil Root Cause Analysis (RCA), rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada direksi Rekomendasi untuk “Perbaikan dan Pembelajaran” diberikan umpan balik kepada instalasi farmasi APA akan membuat analisis dan tren kejadian di satuan kerjanya, monitoring dan evaluasi perbaikan oleh Tim KP di RS

17 Alur pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) (Eksternal)
Laporan Hasil investigasi sederhana/analisis akar masalah/ RCA yang terjadi pada pasien dilaporkan oleh Tim KP di RS (internal)/ Pimpinan RS ke KPRS dengan mengisi formulir Lporan Insiden Keselamatan Pasien. Laporan dikirim ke KKP-RS lewat POS atau kurir ke alamat Sekretariat KKP-RS d/a Kantor PERSI : Jl. Boulevard Artha Gading Blok A-7 A No 28, Kelapa Gading Jakarta Utara Telp (021) /304

18

19 Analisis Matriks Risiko
dilakukan untuk menentukan seberapa besar risiko suatu insiden berdasarkan dampak dan probabilitasnya. Penilaian dampak dapat diartikan sebagai seberapa berat akibat yang dialami pasien mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal. Penilaian tingkat probabilitas dapat diartikan sebagai seberapa seringnya insiden tersebut.

20 Setelah nilai dampak dan probabilitas diketahui, masukkan ke dalam tabel matriks grading risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko. Skor risiko ini ditentukan dengan menggunakan tabel matriks grading risiko, yaitu: - Pada kolom kiri: frekuensi. - Pada baris kearah kanan: dampak. - Pertemuan antara frekuensi dan dampak: ditetapkan untuk mendapatkan warna bands.

21 Tabel matriks Grading Risiko

22 Bands biru : rendah  investigasi sederhana
Skor risiko akan menentukan prioritas risiko. Jika pada penilaian risiko ditemukan dua insiden dengan hasil skor risiko yang nilainya sama, maka untuk memilih prioritasnya dapat menggunakan warna bands risiko. Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam 4 warna yaitu biru, hijau, kuning, merah. Skala prioritas bands risiko adalah : Bands biru : rendah  investigasi sederhana Bands hijau : sedang  inv. sederhana Bands kuning : tinggi  inv. komprehensif/RCA Bands merah : sngt tinggi  inv. komprehensif/RCA

23 Tindakan yg dilakukan setelah diketahui tingkat dan bands risiko

24 MONITORING DAN EVALUASI

25 TUJUAN MONITORING Mendapatkan gambaran keadaan saat ini
Membandingkan pola penggunaan obat Penilaian berkala atas penggunaan obat spesifik (efek terapi, efek samping, dan kepatuhan) Menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat.

26 TUJUAN PEMANTAUAN ESO Menemukan ESO (Efek Samping Obat) sedini mungkin  berat, tidak dikenal, dan jarang. Menentukan frekuensi ESO yang sudah dikenal. Mengenal semua faktor yang mungkin dapat mempengaruhi timbulnya ESO, angka kejadian, dan hebatnya ESO.

27 MEMANTAU ESO Menganalisis laporan ESO.
Mengidentifikasi obat dan pasien yang mempunyai risiko tinggi Mengisi formulir ESO Melaporkan ke Panitia ESO Nasional

28 KEPATUHAN PASIEN Non Compliance?? Terapi tidak optimal Terapi gagal
Terjadi komplikasi  fatal Tingkatkan kepatuhan? Info obat & penggunaan KONSELING

29 KONSELING Tujuan?? Pemahaman pd pasien & tenaga kesehatan: Nama obat
Tujuan pengobatan Jadwal pengobatan Cara penggunaan Lama penggunaan ESO Tanda toksisitas Cara penyimpanan Penggunaan obat2 lain Identifikasi & selesaikan masalah pasien terkait pengobatan

30 REVIEW KASUS

31 Medication Errors in the Emergency Department: Need for Pharmacy Involvement?
Tahun kunjungan ke UGD di US meningkat 32%, jumlah UGD menurun 5%. Pasien di UGD menumpuk Risiko keberbahayaan pada keselamatan pasien di UGD meningkat

32 Medication errors di UGD
Sistem distribusi obat berbeda  ADC (automated dispensing cabinet)  tanpa pengawasan apoteker Resep dari dokter tidak diperiksa oleh apoteker

33 Medication errors di UGD
Pennsylvania (1 Agustus Juli 2010) 2569 kasus Peringkat ketiga  6% Profil pasien UGD adalah sebagai berikut: 42,8% (1100) pasien dewasa tahun 27,6% (710) pasien pediatrik <17 tahun 29,5% (759) pasien geriatri ≥65 tahun

34 Tipe Kejadian Medication Errors
Jumlah Persentase Dosis salah/overdosis 452 17.6% Kelalaian obat 353 13.7% Lain-lain 301 11.7% Obat salah 269 10.5% Dosis salah/underdose 180 7.0% Dosis ekstra 140 5.4% Salah rute pemberian 130 5.1%

35 Overdosis?? Obat yang diresepkan Jumlah Persentase Deksametason 32
7,1% Heparin 30 6,6% Ibuprofen 20 4,4% Tamiflu ® 19 4,2% Asetaminofen 17 3,8% Gentamisin 15 3,3% Keorolak 12 2,7% Prednisolon 10 2,2% Hidromorfon Azitromisin

36 Apoteker?? Sering tidak menjadi bagian dari proses penggunaan obat di UGD. Peran apoteker biasanya hanya terbatas pada penyiapan ADC, penyiapan larutan IV untuk keadaan darurat, dan pemeriksaan secara retrospektif terhadap peresepan. harusnya apoteker juga dapat memeriksa kesalahan peresepan yang mungkin dilakukan dokter kepada pasien di UGD.

37 Strategi mengurangi risiko medication error di UGD
1. Bekerja sama dengan apoteker apoteker secara prospektif memeriksa peresepan dokter.  mengurangi kejadian penggantian obat, obat menjadi lebih mudah tersedia, dan meningkatkan kepatuhan.  membantu dalam pemilihan obat, rute pemakaian obat, monitoring pasien.

38 Strategi mengurangi risiko medication error di UGD
2. Kerjasama multidisipliner pasien pediatri yang mengalami trauma,  kerjasama antara dokter spesialis anak, koordinator perawatan anak, perawat anak, apoteker, dan pelayanan trauma. 3. Pembatasan Jumlah dan jenis obat, jenis dosis

39 Strategi mengurangi risiko medication error di UGD
4. Pengulangan double check oleh dua orang yang berbeda Verifikasi permintaan obat Sistem komputerisasi yang dapat mendeteksi adanya medication error.

40 Strategi mengurangi risiko medication error di UGD
5. Pencatatan berat badan pasien Alat tersedia, mudah & akurat Mewajibkan dituliskannya berat badan pada rekam medis pasien. Standardisasi ke dalam satuan kilogram. Penggunaan “hard stop” pada sistem komputer yang tidak mencantumkan berat badan pasien.

41 Strategi mengurangi risiko medication error di UGD
6. Informasi obat Perawat siap mengakses informasi mengenai obat darurat standar. Menyediakan staf yang siap mengakses informasi obat secara online.


Download ppt "7 STANDAR KESELAMATAN PASIEN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google