Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Sumardjo Gatot Irianto BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Sumardjo Gatot Irianto BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN"— Transcript presentasi:

1 TINDAK LANJUT COP 15 COPENHAGEN: RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GRK SEKTOR PERTANIAN
Sumardjo Gatot Irianto BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2010

2 BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian
ARAH DAN KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTANIAN MENYIKAPI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

3 PERSOALAN MENDASAR SEKTOR PERTANIAN
Antara lain: Konversi, degradasi/kerusakan SDL & lingkungan Ancaman variabilitas & perubahan iklim Keterbatasan infrastruktur, sarana prasarana, lahan, & air. Status dan luas kepemilikan lahan (9,55 juta KK <0.5 Ha). Masih rawannya ketahanan pangan dan energi Peningkatan provitas & opt. SDL/Air Penambahan areal pertanian (baru) masih diperlukan BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

4 BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian
PROGRAM PRIORITAS Antara lain: Audit & sertifikasi lahan pertanian Pencetakan 100 ribu Ha lahan baru per tahun  pemanfaatan lahan terlantar 2 juta ha Infrastruktur (Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani dan Jaringan Irigasi Desa). Subsidi pupuk anorganik dan pupuk organik. Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir Alat-mesin pertanian  pengolah tanah sd pasca panen, pengelolaan air sd pupuk organik/ kompos BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

5 STRATEGI UMUM MENYIKAPI PERUBAHAN IKLIM
Program aksi adaptasi pada sub-sektor tanaman pangan dalam upaya melestarikan dan memantapkan ketahanan pangan nasional, SEBAGAI PRIORITAS UTAMA Program aksi mitigasi pada sub-sektor perkebunan melalui pengembangan teknologi ramah lingkungan dan penurunan emisi GRK, Sub-sektor lain melakukan adaptasi & mitigasi, namun tetap prioritas pencapaian sasaran pembangunan. BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

6 BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian
OPTIMALISASI SUMBERDAYA LAHAN Optimalisasi lahan eksisting  peningkatkan produktivitas & IP dengan dukungan inovasi teknologi SEBAGAI PRIORITAS UTAMA Penambahan areal pertanian baru diarahkan untuk memanfaatkan lahan terlantar dan/atau terdegradasi, Menprioritaskan penambahan lahan pertanian baru pada tanah mineral, Memanfaatkan lahan gambut secara selektif terutama lahan yang telah mendapat ijin dan/ atau dibuka/terlantar. BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

7 BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian
KEBIJAKAN & STRATEGI UMUM PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT (1) Lahan Eksisting: Mengembangkan & menerapkan teknologi rendah emisi & ramah lingkungan: reklamasi, pengaturan drainase dan tata lahan penggunaan teknologi amelioran dan pemupukan rendah emisi Lahan Baru: Pengembangan LG hanya ditujukan pada lahan gambut potensial sesuai dengan PERMENTAN No.14/2009 Sangat selektif & mempertimbangkan: keberlan-jutan sistem pertanian & kelestarian SDL/ lingkungan BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

8 BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian
KEBIJAKAN & STRATEGI UMUM PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT (2) Pengembangan PLTB Pengendalian dan pengawasan & sistem insentif untuk menghindari terjadinya kebakaran hutan dan gambut Pengusaha yang memperoleh IUP, tetapi tidak memenuhi syarat (tidak layak)  memanfaatkan fasilitas & mekanisme REDD (REDD plus) Litbang: Delineasi & reevaluasi kesesuaian & dampak lingkungan secara empirik dan komprehensif Pengembangan inovasi teknologi rendah emisi & ramah lingkungan BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

9 TINDAK LANJUT COP 15 COPENHAGEN BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

10 BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian
TINDAK LANJUT COP 15 COPENHAGEN Koordinasi dan sosialisasi hasil COP 15 Penyelesaian dan Lounching : (a) Road Map Strategi Sektor Pertanian Menghadapi Perubahan Iklim & (b) Peta Kerentanan dan Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Petrytanian (Program 100 hari) Penyususunan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK Sektor Pertanian & Areal Pertanian di Lahan Gambut Penyusunan/Penetapan Arah & Staregi Kebijakan Perluasan Lahan Pertanian Baru Penyusunan strategi dan proposal program terkait REDD++ BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

11 BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian
SESI KELOMPOK DISKUSI IMPLIKASI COPENHAGEN ACCORD DARI SUDUT PANDANG NASIONAL Rencana Aksi Nasional Perubahan Iklim untuk Penurunan Emisi GRK bidang REDD/LULUCF BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

12 PERTANYAAN KUNCI (SEBAGAI BAHAN/ARAH DISKUSI KELOMPOK)
Pertimbangan Prioritas & Keberlanjutan Pembangunan Ekonomi Nasional Prioritas Pemantapan Ketahanan Pangan (Kemandirian Pangan) Keuntungan diplomasi & kehati-hatian Legal Binding Monitoring & pelaporan ke UNFCC Peluang pendanaan (kenyataannya??) Kepedulian terhadap PI & lingkungan BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

13 AKANKAH INDONESIA MENGIKUTI COPENHAGEN ACCORD?
Haruskah Indonesia mengasosiasikan diri dengan Copenhagen Accord dan memasukkan informasi mengenai target penurunan emisi dan sekaligus Rencana Aksi Mitigasi Pernyataan Presiden RI di Pittsburgh & Copenhagen “Indonesia akan menurunkan emisi secara sukarela sampai 26% (41%)”  secara moral Indonesia sudah mengasosiasikan diri dengan CA tsb. Informasi mengenai tingkat emisi dalam skenario BAU dan target penurunan emisi perlu didokumentasi sebagai bahan/titik tolak MRV tingkat penurunan emisi. BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

14 RENCANA AKSI PERLU DILAPORKAN
Perlu dalam rangka mendukung komitmen nasional tersebut. Apa saja opsi NAMAs di bidang REDD/ LULUCF?  Flexible options dengan tetap memperhatikan laju pembangunan ekonomi, antara lain: Restocking lahan terlantar/semak belukar dengan tanaman perkebunan/HTI (tergantung status kawasan) Pengelolaan lahan gambut: ameliorasi, tata air BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

15 BAGAIMANA MENGHUBUNGKAN PROGRAM NASIONAL DARI MASING-2 SEKTOR/PROGRAM RENCANA UNTUK IMPLEMENTASI?
Baseline Emission NAMAs Action A Action B Action C, etc Target ER Emission Reduction +transaction costs Measuring Reporting Verifying Institutional supports Source of funding Implementa tion

16 APAKAH DIPERLUKAN PROGRAM PENGEMBANGAN KAPASITAS?
Ya, terutama dalam bidang: MRV (Metodologi, Mekanisme, Sarana & Peralatan) Negotiasi di tingkat lokal (dengan masyarakat), nasional dan internasional (antara penyedia & pengguna jasa karbon) Pemahaman & implementasi teknologi dalam pelaksanaan NAMA’s, REDD/LULUCF dan MRV Penyiapan panduan mekanisme pengusulan dan pelaksanaan NAMA’s, REDD/LULUCF dan MRV BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

17 JENIS DAN JUMLAH DANA DALAM MENYUSUN RENCANA AKSI
Sumber dana: APBN; Swasta; Swadaya masyarakat; Luar Negeri (transaksi/ kompensasi) Jenis kegiatan Jumlah dana yang diperlukan (USD) Skala waktu Analisis baseline emission dari LULUCF nasional ? Feb-Jun 2010 Penyusunan skenario penurunan emisi dan estimasi penurunan emisi Jul-Sep 2010 Stakeholder analysis (terutama tingkat provinsi dan kabupaten) Oct-Dec 2010 Sosialisasi skenario Jan-Jun 2011 BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

18 BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian
INDIKATOR KEBERHASILAN ATAU KEMAJUAN APA YANG SUDAH DIPEROLEH SELAMA INI? Substantif (Taktis) Data base nasional penutupan lahan dari >300 plot di seluruh indonesia (Ditjen Plan) Analisis emisi C dari lahan gambut (Bappenas, IPB, Dephut, Deptan) Base line (inventory GRK) Nasional  2nd National communication Beberapa hasil penelitian oleh lembaga nasional (KP3I) dan internasional Pencapaian target penurunan GRK dalam periode yang telah ditentukan  MRV BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

19 BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian
INDIKATOR KEBERHASILAN (2) Strategis (Politis) Setiap Pelaksanaan Program Aksi tidak menurunkan laju pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi sebaliknya dapat memacu/meningkatkan  PDB, Devisia , dll. Dituangkan dalam Kerangka Kerja Logis (Log-Frame work) RAN-PEGRK masing-masing Program/Kegiatan & Sektor BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

20 RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN GRK SD 2020
1. Target Penurunan Emisi Sektor Pertanian: a) 8 juta ton CO2 eq kemampuan sendiri b) 11 juta ton CO2 eq dengan bantuan negara donor 2. Sasaran: Sub Sektor : Pangan, Perkebunan, Peternakan, PLA & Pendukung (Litbang) Lahan Pertanian Mineral dan Gambut a) Lahan mineral: 5 kegiatan utama dan 1 pendukung b) Lahan gambut: 2 kegiatan utama dan 1 pendukung BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

21 RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN GRK SD 2020 TANAH MINERAL
NO KEGIATAN VOLUME DANA (Rp Tril) TARGET (jt ton CO2 eq) 1 PLTB dan optimalisasi pemanfaatan lahan ha 1,000 0.520 2 Penerapan teknologi budidaya tanaman 0,720 1.781 3 Pemanfaatan pupuk organik dan bio-pestisida ha 1,489 1.000 4 Pengembangan areal perkeb-unan di lahan tidak berhutan, terlantar & terdegradasi (APL) K.Sawit ha Karet ha Kakao ha 0,900 7.453 0.238 0.541 5 Pemanfaatan kotoran/urine ternak dan limbah pertanian untuk bio energi dan pupuk organik 1500 kelompok 0,360 6 Penelitian dan pengembangan teknologi rendah emisi, metodologi MRV sektor pertanian 4 keg. tan.pangan, 12 keg. Peternakan, 4 keg. Perke-bunan, 3 keg. terkait MRV 0,300 JUMLAH 4,769 14.014

22 BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian
RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN GRK SD 2020 AREAL PERTANIAN DI LAHAN GAMBUT NO KEGIATAN VOLUME DANA (Rp Tril) TARGET (jt ton CO2 eq) 1 Pengelolaan lahan gambut untuk pertanian berkelanjutan ha 2,300 10.343 2 Rehabilitasi, reklamasi dan revitalisasi lahan gambut terlantar/terdegradasi pada areal pertanian 8 kegiatan 0,600 10.075 3 Penelitian dan pengembangan teknologi serta metodologi MRV pada areal pertanian di lahan gambut 6 kegiatan/ 12 paket teknologi 0,070 JUMLAH 2,970 20.418 BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

23 SKENARIO PENURUNAN EMISI PADA LAHAN GAMBUT
Pemberlakuan Permentan No.14/2009 secara utuh/efektif  dapat menurunkan emisi CO2 sekitar 7-10% dari tingkat emisi BAU, Skenario 2: Skenario 1, diikuti PLTB serta perbaikan pengelolaan air  dapat mengurangi emisi CO2 menjadi sekitar 19-25%. Skenario 3: Skenario 2, diikuti dengan penambahan amelioran,  dapat mengurangi emisi CO2: 25-31%. BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

24 TARGET PENURUNAN EMISI DAN SKENARIO EFEKTIVITAS PROGRAM
Lahan Mineral (Umum) 1 Efektivitas teknologi mitigasi 20% dengan efektifitas program 100 % 14,0 jt t 2 Skenario1:Target penurunan emisi dengan Efektivitas teknologi mitigasi 20% dengan efektifitas program 75 % 10,5 jt t 3 Skenario2:Target penurunan emisi dengan Efektivitas teknologi mitigasi 20% dengan efektifitas program 60% 8,4 jt t 4 Skenario3:Target penurunan emisi dengan Efektivitas teknologi mitigasi 20% dengan efektifitas program 50% 7,0 jt t Lahan Gambut 1 Efektivitas teknologi mitigasi 21% dengan efektifitas program 100 % 20,4 jt t 2 Skenario 1:Target penurunan emisi dengan Efektivitas teknologi mitigasi 21% dengan efektifitas program 75% 15,3 jt t 3 Skenario 2:Target penurunan emisi dengan Efektivitas eknologi mitigasi 21% dengan efektifitas program 60% 12,3 jt t 4 Skenario 3:Target penurunan emisi dengan Efektivitas teknologi mitigasi 21% dengan efektifitas program 50% 10,2 jt t

25 BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian
PENUTUP Keseragampahaman Komitmen bersama (semua sub sektor dan stake holders) Cross cutting issues antar sektor Komunikasi dan sosialisasi BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

26 BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian
Kondisi glasiers di Amerika Selatan (Andes) pada tahun 1928 (atas) dan 2004 (bawah) Terima Kasih 1928 Wabillahi taufiq wal hidayah WASSALAMUALAIKUM, WR,WB 2004 BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian


Download ppt "Sumardjo Gatot Irianto BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google