Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Psikologi Pendidikan Lanjutan Oleh: Bagus Takwin

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Psikologi Pendidikan Lanjutan Oleh: Bagus Takwin"— Transcript presentasi:

1 Psikologi Pendidikan Lanjutan Oleh: Bagus Takwin
Berpikir Kritis Psikologi Pendidikan Lanjutan Oleh: Bagus Takwin

2 Mengapa perlu berpikir kritis?
1 Mengapa perlu berpikir kritis? Setiap orang berpikir sebab manusia makhluk yang berpikir. Tetapi pikiran kita sering bias, terdistorsi, sepotong-sepotong, tak cermat, atau dipengaruhi oleh prasangka. Kualitas hidup kita dan apa yang kita hasilkan, kita buat atau bangun bergantung pada kualitas pikiran kita. Pikiran yang sembrono berisiko biaya yang besar, baik uang maupun kualitas hidup yang rendah.

3 Mengapa perlu berpikir kritis?
2 Pikiran yang tepat, cermat dan relevan meningkatkan kualitas hidup kita: membantu menyelesaikan masalah dan mengembangkan kesejahteraan. Dengan demikian, pikiran yang tepat, cermat dan relevan perlu secara sistematis dirawat dan dikembangkan.

4 Mengapa perlu berpikir kritis?
3 Berpikir kritis membantu kita menghasilkan pikiran yang tepat, cermat dan relevan. Berpikir kritis menghindarkan kita dari pembuatan keputusan tidak tepat yang disebabkan oleh kesalahan penggunaan informasi.

5 Mengapa perlu berpikir kritis?
4 Berpikir kritis membantu orang untuk dapat menemukan hal-hal yang perlu diperbaiki dan dikembangkan. Berpikir kritis membantu kita mengarah kepada solusi-solusi efektif dari masalah-masalah yang kita hadapi.

6 Asal kata ‘kritis’ Kata 'critical' diturunkan secara etimologis dari dua akar kata Yunani: "kriticos" (meaning discerning judgment) dan "kriterion" (meaning standards). Secara etimologis, kata ‘critical’ berimplikasi pengembangan "discerning judgment based on standards."

7 Pengertian Berpikir Kritis
Inti Berpikir Kritis adalah: Tidak begitu saja menerima atau menolak sesuatu. Tidak begitu saja menerima apa yang ada.

8 Definisi Berpikir Kritis
“...suatu usaha yang dilakukan secara sistematis dan mengikuti prinsip-prinsip logika serta mempertimbangkan berbagai sudut pandang untuk memahami dan mengevaluasi informasi dengan tujuan menentukan apakah informasi itu diterima, ditolak atau ditangguhkan penilaiannya.” (Takwin, 2007)

9 Definisi Berpikir Kritis lanj.
Berpikir kritis sebagai suatu usaha Berpikir kritis sebagai proses yang aktif Berpikir kritis sebagai proses yang sistematis Berpikir kritis didasarkan atas penalaran dengan dasar ‘logika’ (prinsip,metode dan aturan berpikir) Berpikir kritis menggunakan berbagai sudut pandang. Berpikir kritis mencakup pemahaman akan informasi yang umumnya berwujud argumen. Berpikir kritis mencakup pengevaluasian informasi/argumen Berpikir kritis bertujuan membuat keputusan

10 Mengajar berpikir kritis berarti:
Memfasilitasi siswa untuk aktif berpikir Memfasilitasi siswa untuk percaya pada kekuatan nalar Memfasilitasi dan melatih siswa untuk dapat berpikir sistematis Memfasilitasi dan melatih siswa untuk dapat menggunakan berbagai sudut pandang dalam berpikir Memfasilitasi dan melatih siswa untuk dapat membuat keputusan.

11 Alternatif Langkah-langkah Berpikir Kritis
Memperjelas pernyataan yang diterima atau diajukan, mencari tambahan informasi, mencari yang tersirat dari yang tersurat atau maksud-maksud yang tersembunyi, dan mengevaluasi pernyataan berdasarkan hasil ketiga kegiatan sebelumnya

12 Berpikir Kritis mempertimbangkan:
Perasaan dan kehendak. Pikiran menyimpulkan sesuatu setelah mempertimbangkan perasaan dan kehendak. Pikiran yang mengabaikan perasaan dan kehendak cenderung menghasilkan kesimpulan yang tidak realistis dan mengarahkan manusia menjadi tidak seimbang.

13 Karakteristik Berpikir Kritis 1
Berpikir yang merespon dan dipandu oleh STANDARD INTELEKTUAL: Relevance, accuracy, precision, clarity, depth, and breadth."

14 Karakteristik Berpikir Kritis 2
Berpikir yang mendukung terbentuknya TRAIT INTELEKTUAL, seperti: Kerendahatian intelektual, integritas intelektual, kegigihan intelektual, empati intelektual, dan disiplin-diri intelektual.

15 Karakteristik Berpikir Kritis 3
Berpikir yang membawa pemikirnya mengenali UNSUR-UNSUR PIKIRAN seperti: Apa tujuan saya berpikir? Apa tepatnya pertanyaan yang mau saya jawab? Dalam sudut pandang apa saya berpikir? Informasi apa yang saya gunakan? Bagaimana saya menafsirkan informasi? Konsep-konsep atau ide-ide utama apa yang dikandung pikiran saya? Apa kesimpulan yang akan saya peroleh? Apa yang saya terima begitu saja, apa asumsi yang saya pakai atau saya buat? Jika saya menenerima kesimpulan dari pikiran saya, apa implikasinya? Konsekuensi apa yang akan diperoleh jika saya menerapkan pikiran saya dalam tindakan?

16 Karakteristik Berpikir Kritis 4
Berpikir yang secara rutin memeriksa-diri-sendiri, menguji-diri-sendiri, dan mengembangkan diri-sendiri didasari oleh kesadaran adanya kemungkinan: distorsi, misleading, prasangka, superficial, unfair, atau kekurangan-kekurangan dan cacat-cacat lainnya.

17 Karakteristik Berpikir Kritis 5
Berpikir yang MENGHASILKAN JAWABAN YANG DAPAT DIRAMALKAN DENGAN ALASAN YANG MEMADAI sebab: komprehensif dan menuntut proses runut yang dijalankan oleh pemikirnya. Pikiran yang baik memberi hasil yang baik.

18 Karakteristik Berpikir Kritis 6
Berpikir yang merespon keharusan sosial dan moral, tidak hanya berdebat secara antusias dan menentang pendapat lain, melainkan juga MENCARI DAN MENEMUKENALI KETERBATASAN POSISI PIKIRAN SENDIRI Ketika seseorang mengisyafi bahwa ada berbagai sudut pandang yang sah; setiap sudut pandang, jika dipikirkan secara mendalam, menghasilkan insight dalam level tetentu yang satu sama lain dapat saling melengkapi. Dari sini orang dapat memahami keterbatasan pikirannya: ia tak dapat memahami segalanya sendirian betapa pun hati-hatinya ia berpikir.

19 Berpikir kritis memiliki dua komponen:
Serangkaian keterampilan penghasil dan pengolah informasi dan keyakinan (belief); Kebiasaan yang didasari komitmen intelektual untuk menggunakan keterampilan-keterampilan itu dalam bertingkahlaku.

20 Berpikir kritis sangat beda dengan:
(1) sekedar memperoleh dan mempertahankan informasi sebab berpikir kritis meliputi cara khusus merangkai dan menata informasi; (2) sekedar memiliki serangkaian keterampilan sebab berpikir kritis meliputi keberlanjutan pegunaan keterampilan-keterampilan itu; (3) sekedar menggunakan berbagai keterampilan itu (sebagai latihan, misalnya) tanpa penerimaan hasilnya.

21 Berpikir Kritis mencakup kemampuan:
Penalaran Verbal Analisis Argumen Uji Hipotesis Metakognisi (pemahaman tentang pikiran sendiri) Diferensiasi (melihat satu hal dari berbagai sudut pandang) Integrasi (memadukan berbagai sudut pandang untuk membuat satu kesimpulan) Pembuatan Kesimpulan Semuanya melibatkan juga kemampuan ABSTRAKSI

22 Berpikir Kritis mencakup ranah:
Kognitif (pikiran) Afektif (perasaan) Psikomotor/konatif (tindakan) Dengan demikian melibatkan juga: Kecerdasan emosional

23 Penggunaan Metakognisi
Dengan metakognisi, pemikir kritis: Memahami diri; kelebihan dan kekurangannya; tahu batas-batas diri Memahami faktor-faktor di luar kendali dan kesadarannya Memahami hal-hal apa saja yang diperlukan sebagai bantuan dalam menilai sesuatu.

24 Yang diharapkan dari Berpikir Kritis
Mampu berpikir secara jernih (clear), mendalam dan tuntas. Mampu menemukan masalah yang ada di sekitar Mampu menemukan alternatif solusi bagi masalah Mampu menyelesaikan masalah

25 Apa saja yang perlu dikritik?
Mempertanyakan secara cermat kemampuan akal budi (pikiran) sendiri dan orang yang menyampaikan informasi; mempertanyakan secara cermat kondisi dan dinamika masyarakat serta obyek lain disekitarnya; dan mempertanyakan secara cermat kondisi psikis diri sendiri dan orang yang menyampaikan informasi.

26 Artinya: Kritis terhadap pikiran (akal budi) sendiri Kritis terhadap masyarakat dan hal-hal di sekitar Kritis terhadap kondisi psikis sendiri

27 Belajar Berpikir Kritis berarti:
Membiasakan diri berkomunikasi dengan banyak orang. Belajar untuk membiasakan diri mengenal, mencermati, mengevaluasi dan memperbaiki diri sendiri. Membiasakan diri untuk memahami proses terjadinya sesuatu, bertanya mengapa sesuatu terjadi; memahami alur dari proses berpikir mulai dari input, proses, hingga output.

28 Kurikulum Berdasarkan Berpikir Kritis:
Memfasilitasi kesempatan memadai bagi siswa untuk berkomunikasi dengan banyak orang. Memfasilitasi siswa untuk mengenal, mencermati, mengevaluasi dan memperbaiki diri sendiri. Memfasilitasi siswa untuk dapat memahami proses terjadinya sesuatu, mencermati dan bertanya mengapa sesuatu terjadi; memahami alur dari proses berpikir mulai dari input, proses, hingga output.

29 Hindari proses mengetahui yang salah
Mengasumsikan: Berasumsi berarti menerima sesuatu begitu saja; memegang satu ide atau opini tanpa mencoba membuktikannya. Menebak: Menebak adalah menjawab pertanyaan atau sampai kepada kesimpulan berdasarkan terkaan. Spekulasi Bersepekulasi adalah menebak berdasarkan sebagian bukti yang tidak cukup ‘membuktikan’.

30 Pemikir kritis yang mumpuni 1
Mengajukan pertanyaan dan masalah vital, merumuskannya secara jelas dan tepat. Mengumpulkan dan memeriksa informasi yang relevan, menggunakan ide-ide abstrak untuk menafsirkannya secara efektik. Sampai kepada kesimpulan dan solusi yang beralasan kuat, mengujinya dengan kriteria yang relevan dan standar.

31 Pemikir kritis yang mumpuni 2
Berpikir secara terbuka di antara berbagai alternatif sistem berpikir; mengenali dan memeriksa, sejauh dibutuhkan, asumsi-asumsi, implikasi-implikasi, dan konsekuensi praktis setiap sistem itu. Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dalam mencari dan memaparkan solusi terhadap masalah-masalah kompleks.

32 Secara singkat… Berpikir kritis adalah berpikir yang self-directed, self-disciplined, self-monitored, dan self-corrective. Berpikir kritis mengandaikan kesediaan untuk mengikuti ‘aturan’ yang sesuai dengan standar kesempurnaan dan pikiran yang awas dalam melakukannya. Berpikir kritis mensyaratkan komunikasi efektif dan kemampuan problem solving, serta komitmen untuk mengatasi dan melampaui kecenderungan egosentrisme dan sosiosentrisme yang dibentuk oleh alam dan lingkungan.


Download ppt "Psikologi Pendidikan Lanjutan Oleh: Bagus Takwin"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google