Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ILMU DASAR KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN (Pendahuluan) iswanto 081578755703 isswanto@yahoo.com.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ILMU DASAR KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN (Pendahuluan) iswanto 081578755703 isswanto@yahoo.com."— Transcript presentasi:

1 ILMU DASAR KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN (Pendahuluan) iswanto

2 HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN LINGKUNGAN
MANUSIA HIDUP & BERAKTIVITAS DI BUMI (LINGKUNGAN FISIK)

3 HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU DAN MASYARAKAT
MANUSIA HIDUP BERSAMA DENGAN YANG LAIN DAN SALING BERINTERAKSI (MAKHLUK SOSIAL)

4 HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN
MANUSIA HIDUP BERSAMA DI BUMI

5 LINGKUNGAN vs. KESEHATAN
MANUSIA FAKTOR LINGKUNGAN (eksternal) FISIKA KIMIA BIOLOGI SOSIAL Batas Toleransi Sehat-Sakit Kesehatan Lingkungan MANUSIA &LINGKUNGAN  MEMILIKI KETERBATASAN

6 ENVIRONMENTAL STANDART
“nilai ambang batas kadar bahan pencemar pada lingkungan yang tidak membahayakan bagi kesehatan manusia”  LAHIR PERATURAN-PERATURAN TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN

7 BAKU MUTU LINGKUNGAN “ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan/ atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaanya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup”

8 DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
”kemampuan lingkungan hidup untuk MENYERAP: ZAT, ENERGI, dan/ KOMPONEN LAIN yang masuk atau dimasukkan kedalamnya” (UU NO 32 TAHUN 2009: PPLH)

9 DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
”kemampuan LINGKUNGAN untuk MENDUKUNG perikehidupan MANUSIA, makhluk hidup lain dan KESEIMBANGAN antar keduanya” (UU NO 32 TAHUN 2009: PPLH)

10 MEKANISME PEMAPARAN FAKTOR LINGKUNGAN PADA MANUSIA (Moeller, 1992)
udara Pernafasan Kulit & Kulit dan Pencernaan Oral/ pencernaan MANUSIA air mak-min Pencernaan Kulit dan tanah

11 KESEHATAN LINGKUNGAN “Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara
MANUSIA dan LINGKUNGAN agar dapat menjamin keadaan SEHAT dari manusia.” (WHO)

12 SEHAT ”a state of complete physical, mental, and social well-being, not merely the absence of disease or infirmity” (WHO)

13 ENVIRONMENTAL HEALTH “the segment of public health that is concerned with assessing, understanding,and controlling of impacts of people on their environment and the impacts of the environment on them” (Moeller, 1992)

14 PENILAIAN/ PEMERIKSAAN
SEHAT PROMOTIF PREVENTIF PENILAIAN/ PEMERIKSAAN TOLOK UKUR PROTEKTIF TIDAK SEHAT KURATIF REHABILITATIF INDIVIDU MASYARAKAT LINGKUNGAN PARAMETER STANDAR ANALISIS (KAJIAN) UPAYA/TINDAKAN PENGENDALIAN

15 EMBRIO LAHIRNYA KESEHATAN LINGKUNGAN
Hipokrates (460 – 377 SM) “malaria banyak ditemukan di lingkungan yang kondisinya buruk” (mal : buruk, aria : udara)  penyakit terkait dengan fenomena alam dan lingkungannya

16 TRAGEDI PANTAI MINAMATA
(1920 – 1975) Pabrik Shin Nihon Chisso Co yang memakai bahan mercury membuang limbahnya ke teluk Minamata 1960 – 1961:  111 orang cacat bawaan pada bayi  41 orang diantaranya meninggal :  1063 kasus dipastikan  226 meninggal

17 PENCEMARAN LINGKUNGAN
Masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan (UU 32/2009:Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)

18 Environment and pollution
Natural Resources Energy Production Manufacture of Product Consumption of goods Recycling Waste Discharged into water Discharged into the air Deposited on, in land Pollution Environment and pollution

19 POLLUTANT A pollutant is a waste material that pollutes air, water or soil. Three factors determine the severity of a pollutant :  its chemical nature;  the concentration; and  the persistence

20 Sources and disposal of waste materials in the environment
A t m o s p h e r e Houses, shops and offices Mining and quarrying Industrial Premises Farms Pesticides, and fertilizers Spoil waste Rain and pollution Sewage effluent Toxic waste Ash and refuse Refuse River soil

21

22 PENYEBARAN POLUTAN KE MANUSIA

23 FORMS OF POLLUTION Air pollution Water pollution, Soil contamination
Littering Radioactive contamination, Noise pollution Light pollution Visual pollution Thermal pollution

24

25 JALUR MASUK POLUTAN INHALASI (pernafasan) INGESTI (pencernaan)
DERMAL (kulit)

26 Mekanisme Terjadinya Penyakit Berbasis Lingkungan TEORI SIMPUL: Umar Fahmi Achmadi (1986)
SIMPUL1 (Jenis dan skala kegiatan yang diduga menjadi sumber pencemar) SIMPUL 2 (Media lingkungan : air, tanah, udara, biota. Emisi dari simpul 1 dibuang ke lingkungan, kemudian menyebar secara luas di lingkungan sesuai dengan kondisi media). SIMPUL 3 (Pemajanan pencemar ke manusia melalui: pernafasan, oral/mulut dan kulit) SIMPUL 4 (Dampak Kesehatan yang timbul akibat kontak dgn pencemar. Dampak kesehatan bervariasi dari ringan, sedang, sampai berat bahkan kematian, tergantung dari dosis dan waktu pemajanan).

27 MEKANISME TERJADINYA PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN
- MUNCUL KEGIATAN/ AKTIVITAS BURUK PENYEBAB PENYAKIT MUNCUL MEDIA (ENV) TERCEMAR TERPAPAR/ KONTAK air udara tanah biota food etc SIMPUL 1 SIMPUL 2 SIMPUL 3 SIMPUL 4

28 WHO Issues New Findings on Environment and Health (2007)
A variety of environmental hazards can lead to significant amounts of death, disease, and disability. These environmental hazards : 24% of global disease and 23% of all deaths. Over 13 million preventable deaths occur annually as a result of unhealthy living and working conditions.(WHO, 2007)

29 ENVIRONMENTAL HEALTH PROBLEMS

30 AIR POLLUTION GLOBAL WARMING & CLIMAT CHANGE OUTDOOR AIR POLLUTION
INDOOR AIR POLLUTION

31 Gas Rumah Kaca : CO2, CH4, SF6, HFC, PFC

32

33 Observasi Suhu Global 1.0 0.8 0.6 0.4 Change in temperature (°C) 0.2 0.0 –0.2 1860 1880 1900 1920 1940 1960 1980 2000 Suhu udara Kota Yogyakarta Tahun 2007 : 33oC  34,7oC (BMG Kota Yogyakarta)

34 Mulai Rusaknya Lapisan Ozon
Lapisan Ozon mempunyai peran sangat penting bagi kehidupan di bumi. Lapisan ozon berfungsi sebagai filter untuk mencegah masuknya radiasi ultra-violet matahari (UV-B) yang berbahaya, supaya tidak sampai ke permukaan bumi.

35 DAMPAK PENIPISAN LAPISAN OZON
KANKER KULIT PENURUNAN IMMUNITAS TUBUH MEMPENGARUHI IKAN DAN BIOTA LAUT

36 Dampak penipisan lapisan ozon
Paparan radiasi UV-B berlebih terhadap manusia dapat menyebabkan: kanker kulit penyakit katarak mata, Menurunnya kekebalan tubuh manusia

37 Moderating influences
Health effects Temperature - related illness and death Extreme weather related health effects Air pollution health effects Water and food borne diseases Vector borne and rodent borne diseases Health Effects Temperature-related Extreme weather- related (floods, storms) health effects Air pollution-related Environment Impacts: Regional weather changes Heat waves Precipitation Sea-level rise Contamination pathways Transmission dynamics Microbial changes: Contamination paths Transmission dynamics Water and food-borne Climate Change Changes in agro-ecosystems, hydrology Socioeconomic and demographic disruption Effects of food and water shortages Mental, nutritional, infectious-disease and other effects Moderating influences

38 Climate Change & Health
Physical systems (ice, rivers, etc.) e.g. prime focus of Stern Report (UK, 2006) Economy: infrastructure, output, growth Climate Change Impacts Food yields Indirect impacts Biological & seasonal cycles Wealth (and distribution); local environment; etc. Direct health impacts (heat, extreme events, etc.) Human Health: Injuries/deaths Thermal stress Infectious diseases Malnutrition Mental stresses Conflict, drugs, etc.

39 Climate Change: Health Impacts and Policy Responses
Adaptation: Reduce impacts Natural processes and forcings Global Environmental Changes, affecting: Climate Water Food yields Other materials Physical env. safety Microbial patterns Cultural assets Impacts on human society: livelihoods economic productivity social stability health Human pressure on environment Human society: culture, institutions economic activity demography Feedback Mitigation: Reduce pressure on environment

40 OUT DOOR POLUTION Di Indonesia, ± 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor  100% timbal, 13-44% suspended particulate matter (SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73% NOx, dan seluruh karbon monoksida (CO) ke udara di wilayah Jakarta. Sumber utama debu: pembakaran sampah rumah tangga, di mana mencakup 41% dari sumber debu di Jakarta. Sektor industri: sumber utama dari sulfur dioksida. Di tempat-tempat padat di Jakarta konsentrasi timbal bisa 100 kali dari ambang batas.

41 Berdasarkan studi Bank Dunia tahun 1994:
 pencemaran udara merupakan pembunuh kedua bagi anak balita di Jakarta,  14% bagi seluruh kematian balita seluruh Indonesia  6% bagi seluruh angka kematian penduduk Indonesia.  Jakarta kota kualitas terburuk ketiga di dunia. Menurut penelitian Jakarta Urban Development Project Th.2000:  konsentrasi Pb di Jakarta mencapai 1,7-3,5 mikrogram/meter kubik (ìg/m3). Menurut Bapedalda Bandung:  konsentrasi hidrokarbon mencapai 4,57 ppm (baku mutu PP 41/1999: 0,24 ppm),  NOx mencapai 0,076 ppm (baku mutu: 0,05 ppm), dan  debu mencapai 172 mg/m3 (baku mutu: 150 mg/m3).

42 Pencemaran Udara dari Transportasi
Bensin Bertimbal: Juli 2006, bensin bebas timbal (Pb) nasional Survey KLH Oktober 2006: Kadar Pb: 0,069 g/l (standar: 0,013 g/l) Pencemaran udara dari sektor transportasi Kedua setelah industri, tapi meningkat pesat CO2 per kapita: 0,6 ton/tahun (ICLEI, 2004) Kerugian kesehatan karena PM 10 dan Pb diperkirakan 21% dari PDB Yogyakarta (ITDP, 2006)

43 Penyumbang Polusi Udara
Moda CO2 (Gram/pnp-km) Kendaraan Pribadi 45 Pesawat 30 Ferry 24 Bus Umum 19 Kereta Ringan/LRT 9 Kereta-api 5 Subway 3 Sumber: JARTS

44 Yang lemah: Kalah!

45

46

47 Bandung 2005, 66% siswa SD dg Pb-darah di atas 10 mg/dl (ITB-UI-LIC ’06)
Semakin tinggi kadar Pb-darah – semakin rendah tingkat kecerdasannya (IQ) Makassar 2005, 90% Balita yg rumahnya dekat jalan raya dan anak-anak jalanan dg Pb-darah di atas 10 mg/dl (UMI-LIC ’06)

48 Indoor Pollution PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BIOMASA UNTUK MASAK DI DAPUR (minyak tanah, kayu bakar)  sumber CO,SO2,NO2, PM2,5  picu ASMA & ISPA PERILAKU MEROKOK DALAM RUMAH  sumber PM2,5 MEMBAKAR SAMPAH ANORGANIK  sumber dioxin  kanker paru, otak dll

49 KEBIASAAN MEMANASI KENDARAAN BERMOTOR DIDALAM RUMAH/RUANG
 sumber CO,CO2, SO2,NO2, Pb, PM  keracunan PENGGUNAAN ASBES  debu asbestos  asbestosis PEMANFAATAN BAHAN KIMIA UNTUK KEPERLUAN RUMAH TANGGA BAHAN BANGUNAN & PERABOTAN RUMAH TANGGA (Pb, Melamin, Asbes)

50 WATER PROBLEMS & WATER POLLUTION  quantity  quality

51 600 (10%) akibat penyakit-penyakit diare (diarrhoeal diseases)
DUNIA dalam ANGKA 6000 anak meninggal setiap hari akibat penyakit-penyakit yang terkait dengan buruknya sanitasi dan hygiene serta ketiadaan akses air minum yang aman 600 (10%) akibat penyakit-penyakit diare (diarrhoeal diseases) Studi multi-negara (Esrey, 1996): penyediaan akses terhadap sanitasi kepada masyarakat yang sebelumnya tidak punya - menurunkan prevalensi penyakit-penyakit diare (37,5%)

52 Hasil pemeriksaan sampel air bersih secara bakteriologis yang memenuhi syarat Permenkes RI. No 416 / MENKES / PER / IX/ 1990 pada tahun 2006, 2007 dan 2008 belum memenuhi target Indikator program lingkungan sehat (Dinkes Kota Yogyakarta). Catatan : Lebih dari 50% Penduduk Kota Yogyakarta menggunakan air tanah (sumur) sebagai sumber air bersih

53 Persentase hasil pemeriksaan sampel air bersih secara bakteriologis yang memenuhi syarat ; pada tahun 2006(32%), 2007(50%) dan 2008(39%) belum memenuhi target Indikator program lingkungan sehat sebesar 75%. (Dinkes Kota Yogyakarta)

54 Hasil pemeriksaan sampel air minum secara bakteriologis yang memenuhi syarat Kepmenkes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 pada tahun 2006, 2007 dan 2008 sudah memenuhi target Indikator program lingkungan sehat. (Dinkes Kota Yogyakarta)

55 Prosentase hasil pemeriksaan sampel air minum secara bakteriologis yang memenuhi syarat : pada tahun 2006(97%), 2007(97%) dan 2008(87%) sudah memenuhi target Indikator program lingkungan sehat. (Dinkes Kota Yogyakarta)

56 FAKTOR PENYEBAB MASALAH AIR BERSIH
Perilaku boros air (mandi,cuci,dll)  simpanan air tanah cepat berkurang/habis Penyia-nyiaan air hujan  simpanan air sedikit  krisis air Air limbah dan tinja belum terkelola baik  tidak terolah  pencemaran air tanah Kebocoran septic tank dan atau saluran pembuangan air limbah/tinja

57 Pencemaran Air Tanah karena Kebocoran Septic Tank & Jarak Resapan
SUMUR Air tanah permukaan Filtrasi tanah

58 Water Pollution BELUM MEMILIKI AKSES ATAU TIDAK MAU MENGAKSES WC/IPAL KOMUNAL KONSTRUKSI SEPTIC TANK WC TIDAK MEMENUHI SYARAT & SULIT DIKONTROL AIR LIMBAH RUMAH DIALIRKAN KE BADAN AIR TANPA PENGOLAHAN KETERBATASAN LAHAN  JARAK SUMUR PERESAPAN JAMBAN DARI SUMUR TIDAK MEMENUHI SYARAT ( < 10 METER)

59 POTRET saat ini Indonesia salah satu negara dengan cakupan pelayanan pengolahan limbah cair terpusat (communal) yang terendah di Asia (+ 2,16%) Sebagian besar rumah tangga perkotaan (sekitar 73%) mengandalkan sistem sanitasi on site – terutama septic tank - untuk menangani limbah cair Bukan Rahasia: di banyak tempat di Indonesia hasil pengurasan septic tank dibuang secara “bebas” ke lingkungan

60 SANITASI =”pedang bermata dua”
solusi dan sekaligus sumber masalah ”baru” gerbang masuk perbaikan kualitas kesehatan Penggunaan jamban ”sentor” (flush toilet)  membutuhkan air dalam volume besar utk ”penggelontoran” memunculkan masalah pemborosan air meningkatkan beban jumlah limbah cair domestik yang harus diolah Mayoritas limbah domestik dibuang langsung ke badan air atau ke septic tank tanpa diolah lebih lanjut

61 SOLID WASTE PROBLEM & SOIL POLLUTION

62 Kebiasaan Membakar Sampah  polusi udara

63 Ending di tanah dan air

64

65 CONTOH-CONTOH SAMPAH B3 RUMAH TANGGA
 MENGANDUNG LOGAM BERAT BERBAHAYA

66 Bagaimana jika tanah tercemar sampah B3 (logam berat) ???

67 Pemulung dan ternak di TPA berisiko tinggi

68 KRISIS LAHAN UNTUK TPA SAMPAH
(jika hanya mengandalkan Kumpul-Angkut-Buang)

69 TRAGEDI BANDUNG 2006 KETIKA TPA PENUH DAN TIDAK ADA LOKASI BARU..!!!
 Sampah akan menggunung di tengah Kota

70 HOUSING PROBLEMS ventilasi dan pencahayaan rumah penderita TBC  90,4%
VENTILASI TIDAK MEMENUHI SYARAT  suhu & kelembaban udara tinggi  potensi penyebaran penyakit menular meningkat (luas ventilasi dan pencahayaan rumah penderita TBC  90,4% BURUK (Tangerang, Balitbang Depkes) PENCAHAYAAN KURANG & TIDAK MERATA  intensitas cahaya tidak memenuhi syarat  gangguan penglihatan & mikroorganisme patogen berkembang baik KURANG MEMPERHATIKAN KESELAMATAN  lantai licin, tangga tanpa pengaman, tidak ada pintu darurat  kecelakaan RUMAH BOROS LISTRIK, MINIM PENGHIJAUAN/OKSIGEN  suhu ruang panas, cepat hasilkan sampah B3, suplai O2 minim

71 FOOD CONTAMINATIONS PENJAMAH MAKANAN TIDAK HYGIENIS
 kebersihan dan perilaku penjamah makanan tidak hygienis SANITASI TEMPAT & FASILITAS PENGELOLAAN MAKANAN-MINUMAN TIDAK MEMADAHI/ BELUM MEMENUHI SYARAT  tempat penyimpanan bahan, tempat masak, tempat penyimpanan makanan, tempat penyajian, tempat mencuci alat masak/makan  tidak bersih PROSES PENGELOLAAN MAKANAN KURANG MEMPERHATIKAN ASPEK KESEHATAN & KEAMANAN MAKANAN  kurang tepat dalam : pemilihan bahan, pemakaian alat masak/makan, cara memasak, cara menyajikan, cara menyimpan, cara menyuci alat, dll.

72

73 VECTORS ANGKA BEBAS JENTIK (ABJ) AEDES SP. DIBAWAH STANDAR <95%
 kepadatan vektor DBD tinggi  risiko penularan tinggi LALAT & KECOA MASIH BANYAK DIJUMPAI DIMANA-MANA  gangguan estetika & penyebaran penyakit saluran pencernaan (diare, disentri, typhus, dsb) TIKUS DIMANA-MANA  gangguan kenyamanan, risiko penularan penyakit leptospirosis, merusak perabot rumah tangga

74 PUBLIC SERVICES TROTOAR
salah fungsi, fasilitas pendukung & konstruksi kurang mendukung kenyamanan pengguna,termasuk penderita cacat fisik TEMPAT PENYEBARANGAN JALAN di lalu lintas padat, fasilitas masih belum menjamin keselamatan penyeberang jalan HALTE ada konstruksi yang belum menjamin keselamatan pengguna ANGKUTAN UMUM Kondisi kendaraan kotor, tidak tersedia tempat sampah, fasilitas & instruksi penyelamatan tidak ada, etika pengemudi di jalan masih kurang, merokok,

75 TEMPAT PARKIR minimnya lahan parkir, ketidakteraturan penataan, belum menyediakan khusus untuk penderita cacat TERMINAL BUS/ANGKUTAN UMUM toilet yang terpelihara kebersihannya, tempat sampah kurang merata, perilaku BAK di sembarang tempat, menghidupkan mesin saat parkir, dll PASAR TRADISIONAL kebersihan, pengaturan tempat jualan, pengelolaan limbah cair, sampah, ketersediaan WC/KM, pencahayaan kurang merata, area parkir di bahu jalan, aspek keselamatan/penyelamatan, dll.

76 TEMPAT WISATA Kebersihan dan fasilitas sanitasi yang kurang, perilaku pedagang asongan kurang bersahabat  wisatawan tidak nyaman PUSAT PERBELANJAAN ketersediaan fasilitas sanitasi yang minim, sarana informasi/petunjuk keberadaan toilet tidak terlihat, jalur evakuasi dan pintu darurat yang tidak jelas TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN kebersihan dan fasilitas sanitasi yang minim, limbah cair tidak terkelola, tempat cuci tangan kurang memadai, penjaman makanan yang kurang hygienis, dll

77 TROTOAR UNTUK JUALAN & PARKIR PEJALAN KAKI TERHAMBAT FASILITAS PENDUKUNG MASIH MINIM (T4 SAMPAH, PELINDUNG) KONSTRUKSI BELUM PERHATIKAN ORANG CACAT KESELAMATAN PENGGUNA BELUM TERPENUHI

78


Download ppt "ILMU DASAR KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN (Pendahuluan) iswanto 081578755703 isswanto@yahoo.com."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google