Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

History of Indonesian Art & Culture

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "History of Indonesian Art & Culture"— Transcript presentasi:

1 History of Indonesian Art & Culture
Oleh: Michael N., S.Sn

2 Pertemuan ke-2: Sekilas mengenal batiK
BATIK INDONESIA Pertemuan ke-2: Sekilas mengenal batiK

3 Suatu Wastra dapat disebut batik bila:
DEFINISI Batik adalah Wastra, yaitu sehelai kain yang dibuat secara tradisional dan terutama digunakan dalam matra tradisional. Suatu Wastra dapat disebut batik bila: Menggunakan teknik celup rintang yang menggunakan lilin sebagai perintang warna Pola ragam hias khas batik ....? Dalam terminology bahasa jawa, “Batik” berasal dari kata “Tik”, berarti kecil atau gambar yang serba rumit. “Mbatik” artinya membuat titik. Referensi: Batik-Pengaruh Jaman dan Lingkungan

4 BAHAN baku PEMBUATAN BATIK
Kain dari serat alami (kapas, sutera, rayon, dll), pada akhirnya disebut Mori. BAHAN pembantu PEMBUATAN BATIK Malam / “lilin batik” sebagai bahan perintang dan pewarna. Tiga jenis lilin batik: Lilin klowong (untuk nglowong dan ngisen-iseni) Lilin tembokan (untuk nembok) Lilin Biron (untuk mbironi)

5 Batik Tulis, menggunakan canthing tulis
JENIS BATIK Berdasarkan cara penempelan motif, batik dapat diklasifikasi menjadi dua: Batik Tulis, menggunakan canthing tulis Batik Cap, menggunakan canthing cap BATIK TULIS-canthing tulis (abad 17)

6 BATIK CAP-canthing cap (pertengahan abad 19)

7 PROSES PEMBUATAN BATIK
diwarna sogan diwarna ungu diwarna putih mbathik/klowongan = proses menciptakan motif batik dan menutup daerah2 yang akan diwarna sogan (coklat) Nembok = menutup daerah yang akan tetap berwarna putih Medel = proses pencelupan ke warna biru Kerokan = kain medel dikerok bagian yang telah diklowongi untuk nantinya diwarna coklat Mbironi = menutup bagian yang berwarna biru dengan lilin Nyoga = proses pencelupan ke warna sogan Ngelorod = proses terakhir untuk menghilangkan lilin Keseluruhan proses batik tulis +-3 bulan medel nembok ngerok dan nggirah nglorod nyoga mbathik mbironi

8 TERMIONOGY Mbathik Ngisen-iseni Nembok Medel
Membuat pola batik (nglowong) Mengisi, bisa berupa garis lurus, lengkung, titik-titik, dsb. Menutup bagian-bagian pola yang akan dibiarkan tetap berwarna putih dengan lilin batik. Mencelup mori yang telah diberi lilin batik ke dalam warna biru TERMIONOGY

9 TERMIONOGY Ngerok dan Nggirah Mbironi Nyoga Nglorod
Menghilangkan lilin dari bagian-bagian yang akan diberi warna soga (cokelat) Menutup bagian-bagian yang akan tetap berwarna biru dan tempat-tempat yang terdapat cecek. Mencelup mori ke dalam larutan soga Menghilangkan lilin batik dengan air mendidih. Tahap ini sekaligus merupakan tahap terakhir dari proses batik tradisional TERMIONOGY

10 JENIS MOTIF/CORAK/POLA BATIK
Berdasarkan letak geografis, batik dapat diklasifikasi menjadi dua: Batik Pedalaman Warna: coklat-hitam-putih Motif: Keraton (mengandung makna filosofis, diambil dari candi) Batik Pesisir Warna: cerah, warna-warni Motif: diambil dari alam

11 JENIS MOTIF/CORAK/POLA BATIK
Berdasarkan perubahan jaman dan perkembangannya, motif batik dapat diklasifikasi menjadi tiga: Motif Batik Klasik atau Tradisional Motif Batik Dinamis Motif Batik Bebas

12 motif batik KLASIK Motif batik Klasik dapat dibagi menjadi:
Motif Parang Motif Geometri Motif Banji Motif Tumbuh-tumbuhan Menjalar Motif Tumbuh-tumbuhan Air Motif Bunga Motif Satwa dan alam kehidupannya Referensi: Batik Klasik-Djembatan motif batik KLASIK

13 JENIS MOTIF/CORAK/POLA BATIK
Berdasarkan bentuk dan susunan ornament, motif batik dapat diklasifikasi menjadi: Motif Geometris, contoh: Ceplok, kawung, banji, parang, anyaman, dan gonggong, dsb. Motif Non Geometris, contoh: Semen, boketan, lung-lungan, dsb.

14 UNSUR-UNSUR MOTIF BATIK
Motif Pokok Adalah motif yang secara keseluruhan tampil dominan, mengandung makna dan menjadi nama dari batik tersebut. contoh: Motif Garuda/Burung, Semen, Pohon Hayat, Lidah Api, dsb. Motif Pelengkap Motif yang berfungsi melengkapi atau mengisi ruangan diantara beberapa motif pokok Contoh : Tangkai dan Daun, Tangkai, Daun, Bunga, dsb. Terkadang ada batik yang hanya terdiri dari Motif Pokok dan Isen-Isen, tanpa Motif pelengkap

15 UNSUR-UNSUR MOTIF BATIK
Isen-Isen Motif yang berbentuk garis lurus, garis lengkung, bulatan, titk-titik, dsb. yang terletak di dalam motif pokok/pelengkap dan berfungsi untuk memperindah batik secara keseluruhan Contoh : Cecel, Sawut, Ukel, dsb. Terkadang ada batik yang hanya terdiri dari Motif Pokok dan Isen-Isen, tanpa Motif pelengkap

16 Bagaimana bila motifnya bukan berasal dari asli kebudayaan Indonesia?
Apakah Indonesia mempunyai budaya visual yang asli Indonesia, tanpa pengaruh dari budaya luar? Berasal dari manakah bangsa Indonesia? Kapan lahirnya budaya Indonesia? Apakah batik dapat didefinisikan dari definisi no. 1 saja? Apakah tidak ada budaya di luar Indonesia yang menggunakan teknik yang sama? Apakah batik hanya ada di budaya Jawa? PERTANYAAN

17 Batik luar negeri dengan Batik Indonesia
Pertemuan ke-4: Perbandingan : Batik luar negeri dengan Batik Indonesia Ganti gambarnya

18 Roketsuzome (Rozome) Drying Rozome printing wheel Finished Rozome
Jepang, tahun..... bahan perintang: lilin beeswax alat: printing wheel / kuas motif: aplikasi: kimono warna: indigo Roketsuzome Yamamoto References: Review of The World of Rozome: Wax-Resist Textiles of Japan by Betsy Sterling Benjamin Drying Rozome printing wheel Finished Rozome Applying the wax Dyeing

19 BATIK Djawa Hokokai

20 “BATIK” Luar Negeri Pysanky-Eastern European egg decorating
Ukrania, tahun... bahan perintang: lilin alat: kistka motif: Pysanky uses a wax-resist process. You start with the lightest color, white (if you use a white egg). Everything that you want to remain white, you cover with wax, using the kistka (stylus). Then, you dye the egg, usually yellow. Wherever there is wax, the yellow dye will not be able to penetrate. This preserves the white part of the design under the wax. On your yellow egg, you mark with wax all the parts of the design that you want to remain yellow. Then dye it in the next dye bath, in progressively darker colors, add more wax, and so on. In the end, you will have an egg with a great deal of wax on it - if black is your finishing color, you will end up with a virtually black egg. Then, using the side of a candle flame, you melt away the wax, revealing the colors that were protected underneath.


Download ppt "History of Indonesian Art & Culture"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google