Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN"— Transcript presentasi:

1 PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
(Prof.Dr.Ir.Soemarno,M.S.) Oleh : Expert System Berapa sebenarnya populasi minimum tegakan pohon (vegetasi) yang harus ada di wilayah perkotaan, baik di ruang-ruang publik, maupun di ruang-ruang privat ?

2 PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
SEKARANG MEMBANGUN = BESOK MEMBANGUN BESOK MEMBANGUN = LUSA MEMBANGUN LUSA MEMBANGUN = TERUS MEMBANGUN SEKARANG MEMBANGUN = ANAK-CUCU JUGA MEMBANGUN

3 Salah satu tantangan pokok abad 21 adalah
agar kualitas hidup manusia terus meningkat dan pembangunan tetap berlanjut. Hal yang sangat penting adalah bagaimana mengaktualisasikan konsep pembangunan berkelanjutan menjadi komitmen dan arahan untuk melakukan tindakan nyata dalam berbagai kegiatan pembangunan

4 MAKNA SUMBERDAYA ALAM “Semua benda hidup dan mati yg terdapat secara alamiah di bumi, Bermanfaat bagi manusia, Dapat dimanfaatkan oleh manusia, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

5 Sumberdaya Alam Menurut Komponennya
Djojohadikusumo 1976 Katili, Tim NSDA, 1990 1.Sumberdaya tanah 1. Sumberdaya tanah 1. Sumberdaya lahan & air Sumberdaya Tumbuhan 2. Sumberdaya Hutan Sumberdaya hutan 3. Sumberdaya akuatik 3. Sumberdaya Air 3. Sumberdaya air termasuk perikanan laut dan darat 4. Sumberdaya mineral 4. Sumberdaya 4. Sumberdaya mineral dan energi termasuk mineral energi matahari dan pasang surut

6 DIAGRAM EKOSISTEM SUMBERDAYA ALAM.
POPULASI MANUSIA DIKLAT Konsumsi MAN POWER PROSES PRODUKSI Limbah & Polusi Lingkungan Regenerasi Rehabilitasi Konservasi Eksploitasi Manfaat lain SUMBERDAYA ALAM: Sumberdaya Hutan, Sumberdaya Perikanan dan Akuatik, dll

7 Sumberdaya Lahan Lahan dapat didefinisikan sebagai suatu perpaduan antara unsur bentuk / bentang lahan, geologi tanah, hidrologi, iklim, flora dan fauna, serta alokasi penggunaannya. Dengan demikian sumberdaya lahan tidak lain adalah potensi dari sistem ruang yang mengandung unsur-unsur lingkungan fisik, kimia dan biologis, yang saling ber-interaksi mengarah kepada tataguna lahan. Manfaat lahan : 1. Ruang untuk tempat tinggal (fisik, ekologis). 2. Media atau tempat pertumbuhan tanaman (fisik, kimia dan bioligis). 3. Wadah bahan galian/bahan mineral (fisik dan kimia). Sumberdaya lahan termasuk sumberdaya yang banyak menimbulkan kompleks permasalahan. Berbagai persoalan dalam pemanfaatan sumberdaya lahan menunjukkan bahwa pengetahuan dan informasi akan potensi sumberdaya lahan yang ada selama ini masih sangat lemah, sehingga peletakan kerangka perencanaan berada pada landasan yang sangat rapuh.

8 LAND ENVIRONMENTAL SYSTEM. Urban & Regional Planning
SOIL & LAND Urban (City, Town) Industries / Mining Transportasi Agriculture Forestry Recreational sites Marginal Lands Marginal Lands Waste Lands Marginal Park Land rehabilitation Land rehabilitation Urban & Regional Planning Conservation Slums Rehabilitated Land Optimal Land Use

9 Sumberdaya Hutan Hutan adalah suatu lapangan bertumbuhan pohon-pohon yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya, dan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan. Sumberdaya hutan sangat potensial dalam menopang pembangunan ekonomi. Hutan merupakan produsen alam yang menghasilkan produk ganda barang dan jasa, a.l.: 1. Komoditi kayu. 2. Komoditi non kayu, seperti kulit, daun, bunga, buah, satwa liar, rotan, dsb. Sedangkan dalam aspek jasa, hutan merupakan sarana 1. Pengatur tata air 2. Pencegah erosi dan banjir 3. Penstabilan iklim 4. Pengembangan ilmu dan teknologi, olah raga, pariwisata. Kedudukan sumberdaya hutan sebagai modal dasar pembangunan tidak terlepas dari kedudukannya sebagai pendukung ekosistem, dan hal ini telah menyebabkan sumberdaya hutan berada pada posisi yang dilematis.

10 Klasifikasi Hutan Menurut UU Pokok Kehutanan No.5 Tahun 1967.
Pemilikan Fungsi Peruntukan Ekologi H. Negara H. Lindung H. Tetap H. Payau H. Rakyat H. Produksi H. Cadangan H. Pantai Terbatas H. Lain H. Rawa Tetap H. Konservasi H. Musim H. Suaka Alam H. Hujan Cagar Alam Tropika Suaka Marga satwa H. Alam sejenis H. Wisata H. Nipah Taman wisata H. Bambu Taman buru H.Sejenis lainnya H. Taman Nasional

11 Sumberdaya Air Air adalah suatu bahan cair dengan komposisi kimia H20 yang sangat bermanfaat bagi mahluk hidup , baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas. Pengertian air dibatasi hanya pada air yang terdapat di daratan yang bersumber dari mata air, baik di atas maupun di bawah permukaan tanah. Secara alami, sumberdaya air dapat diperbaharui, namun dalam kasus-kasus tertentu sumberdaya ini mengalami perubahan posisi menjadi sumberdaya alam tak terbaharui. Berdasarkan posisinya, sumberdaya air dibedakan menjadi tiga : 1. Air permukaan 2. Air tanah 3. Air udara. Dari segi kuantitas, air sangat dipengarui oleh faktor lokasi, keadaan fisik serta penggunaan lahan dari suatu wilayah. Untuk air tanah sendiri, jenis dan ketebalan dari aquifer pada wilayah tersebut dan porositas tanah, merupakan faktor yang menentukan kualitas air tanah. Sekalipun manfaat air sangat vital bagi kehidupan mahluk hidup , namun pengetahuan dan informasi tentang kandungan air yang ada di wilayah Republik Indonesia masih sangat minim.

12 WATER RESERVE / STORAGE
WATER ENVIRONMENTAL SYSTEM. RAINFALL OCEAN Surface runoff Infiltrasi Evaporasi WATER RESERVE / STORAGE Human Population Industri Pertanian City Pengolahan Irigasi Metabolisme Air Limbah Purification Discharge

13 Sumberdaya Mineral Sumberdaya mineral adalah semua cadangan bahan galian yang dijumpai di bumi yang dapat dipakai bagi kebutuhan hidup manusia. Mineral merupakan bahan pembentuk batuan, yang sebagian besar terdiri dari kristal (hablur) yang ada dalam kerak bumi, bersifat homogen, sifat fisik maupun kimiawinya merupakan persenyawaan anorganik asli, serta mempunyai susunan kimia yang tetap. Bahan galian Indonesia dibagi tiga , yaitu : 1. Bahan galian Strategis (minyak bumi, gas bumu, nikel dan lain-lain) 2. Bahan galian vital (besi, bauksit, perak, dll) 3. Bahan galian yang tidak termasuk kedua golongan di atas (nitrat - nitrit, pasir kwarsa, granit, dll). Sifat sumberdaya mineral sebagai faktor pembatas pengelolaannya : 1. Mineral merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui. 2. Keberadaannya terdispersi di dalam tanah. 3. Penyebarannya tidak merata karena sangat ditentukan oleh kontrol geologi atau sistem / sifat tektonik yang pernah terjadi. 4. Ketersediaannya sangat ditentukan oleh nilai ekonomi mineral dan teknologi pencarian serta pengelolaannya.

14 Laut, Pertanian, Kehutanan
THE AIR ENVIRONMENTAL SYSTEM UDARA Oksigen: O2 Oksigen: O2 Oksigen: O2 Oksigen: O2 Laut, Pertanian, Kehutanan Manusia Kota Transportasi Industri Metabolisme Heat Power Power Pengolahan Fotosintesis Pembakaran Air purification Air purification Oksigen: O2 Oksigen: O2 CO2 dan Pencemar Air purification Pencemar CO2 Pergerakan udara Lingkungan Perairan HUJAN, HIDROLOGI LAUT

15 Penggunaan sumberdaya alam dapat menimbulkan side-effects:
Destruksi dan deplesi sumberdaya alam Pencemaran air dan udara Gangguan kesehatan Gangguan Sosial, terutama tekanan yang dialami oleh penduduk yang menjadi reseptor dampak Permasalahan lingkungan = Jumlah Penduduk x Penggunaan sumberdaya alam per kapita x kerusakan yg ditimbulkan oleh penggunaan satu unit sumberdaya alam

16 SUMBERDAYA ALAM – KEPENDUDUKAN - LINGKUNGAN
Manusia menggunakan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan meningkatkan kesejahteraannya. Sumberdaya alam yang tersedia Kesejahteraan = Jumlah manusia yang menggunaan sumberdaya alam Kesejahteraan berhubungan langsung dengan Kualitas Hidup Daya dukung SDA : Jumlah (optimal) manusia yang kebutuhan hidupnya dapat dipenuhi dalam waktu yang tidak terbatas oleh jumlah sumberdaya yang tersedia. Misalnya: 2.5 orang per hektar Dada dukung SDA dapat ditingkatkan hingga batas maksimum (dengan kapital dan energi), di atas batas ini sumberdaya alam tidak dapat mendukung kehidupan manusia

17 SUMBERDAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN:
The Population – Resources relationship Type 1. The United States Type Teknologi maju, Penelitian & Pengembangan IPTEK maju Lahan luas, sumberdaya alam cukup tersedia, jumlah penduduk moderately Teknologi maju memungkinkan penggunaan SDA secara efektif & efisien Tingkat kesejahteraannya tinggi, mampu membeli SDA dari negara lain Kegiatan pembangunan yang cepat dan intensif menimbulkan gangguan lingkungan serius

18 Teknologi maju, Penelitian & Pengembangan IPTEK maju
Type 2. The European Type. Teknologi maju, Penelitian & Pengembangan IPTEK maju Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk relatif tinggi Lahan dan cadangan sumberdaya alamnya tidak terlalu banyak Perilaku penggunaan SDA lebih konservatif, sehingga permasalahan lingkungan tidak terlalu serius.

19 SUMBERDAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN:
The Population – Resources relationship Type 3. The Brazilian Type Cadangan sumberdaya alamnya berlimpah, namun defisien teknologi Statusnya tidak stabil; perkembangan teknologi dapat mengantar negara-negara seperti ini menjati Tipe Eropa, tetapi kalau pembangunan tidak ada dan jumlah penduduk bertanmbah terus, maka dapat mengantarnya menjadi “less developed country” Memerlukan pertumbuhan ekonomi yang memadai, namun terkendala oleh faktor-faktor ekonomi Type 4. The Egyptian Type. Teknologi tertinggal, tekanan penduduk terhadap SDA semakin tinggi Kemampuan untuk menangani masalah kependudukan sangat terbatas, banyak masalah pemenuhan kebutuhan hidup dan kesempatan kerja. Faktor kelembagaan juga dapat menimbulkan gejolak nasional

20 Risiko-risiko yang dihadapi oleh kegiatan PSDA
Risiko Sumber Sumber Predictable/Unpredictable Risiko alam / natural: Acts of God Eksternal Unpredictable Kerugian akibat kebakaran/kecelakaan Internal Unpredictable Risiko desain kegiatan: Perubahan lingkup pekerjaan Internal Predictable Teknologi baru Internal Predictable Spesifikasi Teknis Internal Predictable Kerugian akibat perubahan DesainTeknis Eksternal Predictable Risiko logistik: Kerugian akibat Kerusakan material Internal Predictable Kerugian akibat ketersedian sumberdana Eksternal‘ Predictable Akses menuju lokasi Internal Predictable Keterlambatan menyelesaikan masalah Internal Predictable Sumber: Smith dan Bohn, 1999

21 Risiko-risiko yang dihadapi oleh kegiatan PSDA
Risiko Sumber Sumber Predictable/Unpredictable Risiko finansial : Ketersediaan dana proyek Internal Predictable Kecukupan kas Internal Predictable Kurs tukar mata uang dan inflasi Eksternal Predictable Estimasi biaya yang terlalu rendah Internal Predictable Kesalahan kontraktor dalam hal kemampuan Internal Predictable Cost overrun’s karena keterlambatan Internal Predictable Legal dan peraturan: Masalah perizinan dan lisensi Eksternal Unpredictable Third or liability Eksternal Unpredictable Tanggung jawab / liability diri sendiri Internal Predictable Kegagalan kontrak Internal Predictable Perubahan peraturan Eksternal Unpredictable Risiko politik: Kerugian karena perang di lokasi proyek Eksternal Unpredictable Perubahan hukum ekonomi Eksternal Unpredictable Sumber: Smith dan Bohn, 1999

22 Dimensi penting dalam pembangunan SDA-LH di daerah, yaitu:
(1). kerja sama sinergis antar daerah, dan regional, (2) pengendalian kependudukan, (3) penanggulangan dan pengentasan kemiskinan, (4) optimalisasi pola konsumsi sumberdaya alam, (5) perlindungan dan peningkatan kesehatan lingkungan, (6) penataan ruang, pemukiman dan perumahan, (7) integrasi lingkungan ke dalam pengambilan keputusan pembangunan.

23 PSDALH: Berdasarkan pada prinsip-prinsip ekologi dengan pendekatan ekosistem Dalam ekologi dikenal berbagai macam ekosistem, seperti: Hutan, Padang rumput, Danau, Laut, dll. Dalam PSDALH manuisa memanfaatkan, mengubah dan me-regulasi penggunaan ekosistem alam. Ekosistem sumberdaya alam: ekosistem alam terintegrasi, dikelola oleh manusia, yang atribut-atributnya bermanfaat bagi manusia PSDA: Usaha manusia dalam memanfaatkan dan memanipulasi ekosistem sumberdaya alam untuk mendapatkan benefit yang maksimal dengan jalan mempertahankan (memelihara) kelestarian produksi dan jasa-jasanya.

24 Bentuk-bentuk komunitas tegakan pohon seperti apa yang paling sesuai untuk ruang-ruang publik dan ruang-ruang privat di perkotaan (tinjauan biofisik, estetika, ekonomi, dan budaya) ?

25 Hutan kota dapat dijadikan tempat koleksi keaneka-ragaman hayati, dengan flora dan fauna yang spesifik-endemik untuk suatu daerah. Beberapa jenis tanaman dan hewan merupakan simbol suatu kota atau daerah. Misalnya Apel, Enau, Kayu Manis, Trulek kayu, Cocak Hijau, Cendrawasih, Pelatuk Jambul Jingga, Kambing Gunung, dan lainnya.

26 Konversi hutan menjadi lahan pertanian, pemanenan hasil kayu hutan, dan pembukaan lahan hutan menyebabkan pelepasan neto CO2 ke dalam atmosfer. Estimasi para ahli FAO menyatakan deforestasi hutan tropis berkisar juta ha setiap tahun.

27 Empat kelompok SDA yg dibutuhkan manusia:
SDA yang digunakan dalam proses metabolisme tubuh: Makanan, Air dan Udara SDA yang digunakan di luar tubuh : Metal, Stones, Fibers, Wood & its products SDA yang digunakan dalam industri: Energi. SDA bernilai immaterial: Estetika flora dan fauna, Keindahan dan kenyamanan

28 Suhu udara pada daerah berhutan lebih nyaman daripada daerah yang tidak ditumbuhi oleh tanaman. Suhu udara yang dianggap nyaman untuk manusia di Indonesia adalah sekitar 25oC. Hutan kota sebagai tumbuhan atau vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya dalam kegunaan-kegunaan proteksi, estetika, rekreasi, dan kegunaan khusus lainnya

29 Dimensi penting dalam pembangunan SDA-LH di daerah, yaitu:
(1). kerja sama sinergis antar daerah, dan regional, (2) pengendalian kependudukan, (3) penanggulangan dan pengentasan kemiskinan, (4) optimalisasi pola konsumsi sumberdaya alam, (5) perlindungan dan peningkatan kesehatan lingkungan, (6) penataan ruang, pemukiman dan perumahan, (7) integrasi lingkungan ke dalam pengambilan keputusan pembangunan.

30 Konservasi Air Tanah Besarnya intersepsi tajuk ditentukan oleh jenis tanaman, jarak tanam, kondisi angin, evaporasi, intensitas hujan, lamanya hujan, dan curah hujan. Sistem perakaran pohon dan seresah yang berubah menjadi bahan organik tanah akan memperbesar jumlah pori tanah, infiltrasi dan perkolasi air hujan.

31 Pemanasan global adalah peristiwa naiknya suhu permukaan bumi
Pemanasan global adalah peristiwa naiknya suhu permukaan bumi. Keadaan iklim dipengaruhi oleh faktor topografi, letak geografi, dan suhu atmosfer. Suhu merupakan sumber energi yang menggerakkan faktor- faktor iklim. Suhu atmosfer ditentukan oleh kadar gas di atmosfer yang disebut gas rumah kaca

32 Penyerap Karbon-monoksida
Hutan dapat menyerap gas CO hingga 2.2 ton/ha/tahun (Smith, 1981). Gas CO bersenyawa dengan O2 menjadi CO2, dan selanjutnya gas CO2 ini diserap daun untuk fotosintesis.

33 Tumbuhan yang banyak didatangi burung adalah (1) Ficus spp
Tumbuhan yang banyak didatangi burung adalah (1) Ficus spp., (2) dadap, (3) Dangdeur berbunga merah, (4) aren, dan (5) Bambu. Tanaman dapat menyerap bau busuk secara langsung, pepohonan mampu menahan gerakan angin yang mengalir dari sumber bau. Tanaman tertentu dapat mengeluarkan bau harum yang dapat menetralisir bau busuk; jenis tanaman ini seperti Cempaka dan Tanjung.

34 The Natural Resources: The elements of natural environments,
physical as well as biological, which are needed by man to satisfy his needs, and to increase his well- being..

35 Berdasarkan renewability dan exhaustibility:
Renewable (of Flow) resources: Land, Water, Forests, Grassland, Fish population Non-renewable (Fund or Stock) resources: Oil, Coal, Minerals, Ores. Continuous (or Inexhaustible) resources: Solar energy, Tidal energy, Air and Water (dalam siklus hidrologis).

36 Daun mempunyai kemampuan memantulkan sinar infra merah sebesar 70%, dan visible light 6-12%. Cahaya hijau yang paling banyak dipantulkan daun (10-20%), sedangkan jingga dan merah paling sedikit dipantulkan daun (3-10%). Ultra violet yang dapat dipantulkan daun tidak lebih dari 3% (Larcher, 1980). Jenis-jenis tegakan pohon apa saja yang sesuai dengan daya dukung dan kualitas lingkungan kota, serta diminati / sesuai dengan aspirasi masyarakat kota ?

37 Konversi hutan menjadi lahan pertanian, pemanenan hasil kayu hutan, dan pembukaan lahan hutan menyebabkan pelepasan neto CO2 ke dalam atmosfer. Estimasi para ahli FAO menyatakan deforestasi hutan tropis berkisar juta ha setiap tahun.

38 Kota yang rawan air tawar akibat menipisnya jumlah air tanah dangkal dan atau terancam kekeringan , maka hutan lindung harus dibangun di lokasi tangkapan sebagai penyerap, penyimpan, dan pemasok air.

39 Dalam ekosistem yang bervegetasi, sebagian besar solar-radiasi ditangkap oleh tajuk tumbuhan dan sebagian kecil yang diteruskan dan direfleksikan kembali. Pelenyapan vegetasi, seperti penebangan hutan, akan meningkatkan secara drastis jumlah solar-radiasi yang mencapai permukaan tanah.

40 AGREGASI SUB-INDEKS: Pengukuran SDA-Lingkungan AGREGASI:
Summation Multiplication Maximization, sub-indeks maksimum yang dipakai Pengukuran SDA-Lingkungan Peubah Polutan: X1 Peubah Polutan: X2 Peubah Polutan: Xn Subindeks 1 I1 = f(X1) Subindeks 2 I2 = f(X2) Subindeks n In = f(Xn) AGREGASI: I = g(I1,I2,…In) INDEKS I

41 INDIKATOR SDA-LINGKUNGAN
Indikator SDAL merupakan Kuantitas tunggal yang diturunkan dari satu variabel SDAL dan dipakai untuk mencerminkan (mempresentasikan) beberapa atribut Kualitas SDAL. Misalnya: Indikator taraf pencemaran SO2 = banyaknya hari dimana konsentrasi SO2 atmosfer melampaui baku mutu Indikator dapat disajikan secara individual atau diagregasikan secara matematik, membentuk suatu INDEKS SDAL Beberapa indikator yang disajikan secara bersamaan untuk memberikan gambaran tentang kondisi SDAL, disebut: PROFIL KUALITAS SDAL

42 PROFIL KUALITAS SDAL Contoh: PROFIL KUALITAS UDARA PERKOTAAN
PROFIL KUALITAS HUTAN PROFIL KUALITAS LAHAN SAWAH PROFIL KUALITAS LINGKUNGAN PEMUKIMAN PANTAI PROFIL KUALITAS SUNGAI Dll. Untuk melaporkan pelanggaran mutu air dapat digunakan dua indikator: Panjang sungai yang tidak memenuhi baku mutu ambient Keparahan pelanggaran baku mutu Untuk melaporkan pelanggaran mutu udara DAPAT digunakan dua indikator: Banyaknya hari selama mana baku mutu udara ambient terlampaui Keparahan taraf pelanggaran baku mutu

43 CONTOH: PROFIL SDAL SUATU KAWASAN
Komponen Indikator Trend. AIR Panjang sungai yg tidak sesuai baku mutu x Improving Keparahan Pelanggaran baku mutu x Improving UDARA Jumlah hari pelanggaran baku mutu x Improving Keparahan pelanggaran baku mutu x Improving RADIASI Near term exposure x Tidak ada perubahan PESTISIDA Konsentrasi dalam makanan dan air x Improving LIMBAH % Populasi yang terpengaruhi x Improving PADAT NIOSE Jumlah orang yg terkena dampak Serius Worsening Keterangan: (x) perlu tindakan penanganan

44 KATEGORI: AKUATIK SUB-KATEGORI: KUALITAS AIR
VARIABEL: OKSIGEN TERLARUT (DO) DEFINISI DAN PENGUKURAN KONDISI AWAL: Oksigen terlarut merupakan parameter kualitas air yang paling umum digunakan. Kelarutan oksigen atmosfer dalam air tawar berkisar dari 14.6 mg/liter pada suhu 0oC hingga 7.1 mg/liter pada suhu 35oC pada tekanan satu atmosfer. Rendahnya kandungan oksigen terlarut dalam air berpengaruh buruk terhadap kehidupan akuatik , dan kalau tidak ada sama sekali oksigen terlarut mengakibatkan munculnya kondisi anaerobik dengan bau busuk dan permasalahan estetika. Kebutuhan oksigen ikan beragam dengan spesies dan umur ikan. Ikan air dingin membutuhkan lebih banyak oksigen terlarut daripada ikan lainnya (seperti carp dan pike), mungkin karena jenis ikan yang pertama lebih aktif dan predator. Kisaran antara mg/liter merupakan tingkat kritis DO untuk hampir semua jenis ikan. Di bawah 3 mg/liter, penurunan lebih lanjut hanya penting dalam kaitannya dengan munculnya kondisi anaerobik lokal; kerusakan utama terhadap ikan dan kehidupan akuatik lainnya telah terjadi pada kondisi seperti ini. Di atas 6 mg/liter, keuntungan utama dari penambahan oksigen terlarut adalah sebagai cadangan atau penyangga untuk menghadapi “shock load” buangan limbah yang membutuhkan banyak oksigen. Penentuan kondisi awal harus mencakup informasi yang ada tentang konsentrasi DO dalam perairan permukaan di lokasi proyek. Perhatian khusus harus diberikan kepada variasi DO sebagai fungsi dari musim (suhu air) dan konsentrasi padatan terlarut, seperti misalnya pada perairan pantai.

45 KATEGORI: AKUATIK SUB-KATEGORI: KUALITAS AIR
VARIABEL: OKSIGEN TERLARUT (DO) …….. PENDUGAAN DAMPAK: Pendugaan dampak proyek terhadap DO harus mencakup fase konstruksi dan operasi proyek. Banyak model matematika yang telah dikembangkan oleh para ahli untuk menduga perubahan potensial DO sebagai akibat dari pembendungan air, perubahan hidraulik lainnya, dan/atau pembuangan limbah. Markofsky dan Harlemen (1971) menyediakan model-model prediktif untuk menduga pengaruh stratifikasi thermal terhadap DO dalam waduk. Baku mutu DO yang ada dapat digunakan untuk sarana pendugaan dampak potensial pembangunan proyek terhadap DO.

46 KISARAN DO DALAM AIR NORMAL: 7.1 - 14.6 ppm
KUALITAS AIR: DO KISARAN DO DALAM AIR NORMAL: ppm Kurva fungsional DO Indeks Kualitas 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 ppm DO Sampah 9 ppm : jenuh

47 KUALITAS AIR: BOD Sampah Sungai
Kurva fungsional BOD Indeks Kualitas 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 ppm BOD Sampah waduk Sungai

48 VARIABEL ESTETIKA UDARA: ODOR & VISUAL QUALITY
Indeks Kualitas 1.0 Pleasant odor 0.8 Lacking odor 0.4 Disagreeable odor 0.0 Moderat Jernih/cerah Polusi berat Kualitas visual

49 KUALITAS AIR: FOSFAT- ANORGANIK Kurva fungsional Kadar P-anorganik
Indeks Kualitas 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 ppm P sampah

50 KUALITAS AIR: TURBIDITAS Kurva fungsional TURBIDITAS
Indeks Kualitas 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 Satuan Turbiditas Jackson sampah

51 ODOR & FLOATING MATERIAL
KUALITAS AIR: ODOR & FLOATING MATERIAL Kurva fungsional Indeks Kualitas 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 None Light Moderate Heavy Floating material sampah Lacking odor Noticeable Disagreeable

52 KUALITAS ESTETIKA AIR:
Water appearance Kurva fungsional Indeks Kualitas 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Static Slow Moderate Whitewater Flow characteristics sampah Clear Moderate turbid Turbid

53 PROFIL KUALITAS: LAHAN SAWAH
No Komponen Standar Indikator Nilai Aktual Trend 1. Kedalaman efektif tanah cm ……… ………….. 2. Tekstur tanah Clay – Loam ……… ………….. 3. Permeabilitas Tanah cm/jam ……… ………….. 4. Tingkat kesuburan tanah Tinggi ……… ………….. Salinitas Tanah mmhos/cm ……… ………….. pH pada lapisan 0-30 cm ……… …… Kemiringan Lahan % ……… ………….. Berkerikil / Berbatu Sedikit ……… ………….. Soil moisture balance > 100% FC ……… …………. 10. Banjir No ……… …………. Erosi Tanah Ringan ……… …………. Pencemaran Tanah No ……… ………….. AGREGAT INDEKS KUALITAS: S1 / S2 / S3 / N

54 PROFIL KUALITAS: LAHAN KERING
No Komponen Standar Indikator Nilai Aktual Trend Kedalaman efektif >75 cm ……… ………… Tekstur zone perakaran ……….. ……… ………… Pori air tersedia ……….. ……… ………… Kesuburan tanah ……….. ……… ………… Reaksi tanah (pH) ……….. ……… ………… Salinitas tanah DHLx103 (mmhos/cm) ……….. ……… ………… Kelas drainase ……….. ……… ………… Kerusakan banjir ……….. ……… ………… Erosi TANAH ……….. ……… ………… Lereng/relief mikro ……….. ……… ………… Tipe Hujan; Oldeman et al. A1; A2 AGREGAT INDEKS KUALITAS: S1 / S2 / S3 / N

55 PROFIL KUALITAS: LAHAN PERKEBUNAN
No Komponen Standar Indikator Nilai Aktual Trend 1. Kedalaman efektif >100 cm ………. …………… Tekstur zone perakaran ……………. ………. …………… Pori air tersedia ……………. ………. …………… Kesuburan tanah ……………. ………. …………… Reaksi tanah pH ………. …………… Salinitas tanah DHLx103 (mmhos/cm) < ………. …………… Kelas drainase ……………. ………. …………… Kerusakan banjir ……………. ………. …………… Erosi tanah Tidak ada/sedikit ………. …………… Lereng /relief mikro < 8 % ………. …………… Tipe Hujan, Oldeman et al. A, B ………. …………… AGREGAT INDEKS KUALITAS: S1 / S2 / S3 / N

56 PROFIL KUALITAS: HUTAN LINDUNG
No Komponen Standar Indikator Nilai Aktual Trend Tipe-tipe vegetasi alamiah ……………. ……….. …………. Luas setiap tipe vegetasi ……………. ……….. …………. Lokasi ……………. ……….. …………. Deskripsi tipe vegetasi ……………. ……….. …………. Input tenagakerja ……………. ……….. …………. Investasi kapital ……………. ……….. …………. Teknologi tradisional ……………. ……….. …………. Taraf pengelolaan ……………. ……….. …………. Perlindungan terhadap gangguan ……………. ……….. …………. Petak observasi permanen ……………. ……….. …………. Pemantauan perkembangan vegetasi ……………. ……….. …………. AGREGAT INDEKS KUALITAS: S1 / S2 / S3 / N

57 PROFIL KUALITAS: HUTAN WISATA
No Komponen Standar Indikator Nilai Aktual Trend Fisik: Komposisi vegetasi yang sesuai ……………… ……….. ………….. Tempat terbuka ……………… ……….. ………….. Kondisi iklim yang nyaman ……………… ……….. ………….. Lokasi kamping atau slope <15% ……………… ……….. …………. Aksesibilitas eksternal ……………… ……….. ………….. Aksesibilitas internal ……………… ……….. ………….. Fasilitas rekreasi ……………… ……….. ………….. Non-fisik: Input tenagakerja ……………… ……….. ………….. Investasi kapital ……………… ……….. ………….. Teknologi ……………… ……….. ………….. Taraf pengelolaan ……………… ……….. ………….. Pengetahuan hutan wisata. ……………… ……….. ………….. AGREGAT INDEKS KUALITAS: S1 / S2 / S3 / N

58 PROFIL KUALITAS: CAMPING GROUND
No Komponen Standar Indikator Nilai Aktual Trend Drainase ………………. ……….. ………….. Banjir ………………. ……….. ………….. Permeabilitas ………………. ……….. ………….. Kemiringan % ……….. ………….. Tekstur tanah ………………. ……….. ………….. Kerikil dan Kerakal 0-20% ……….. ………….. Batu % ……….. ………….. Batuan ………………. ……….. ………….. AGREGAT INDEKS KUALITAS: S1 / S2 / S3 / N

59 PROFIL KUALITAS: TEMPAT PENIMBUNAN SAMPAH (LAND FILL)
No Komponen Standar Indikator Nilai Aktual Trend Dalamnya air-bumi musiman (g) 180 cm ……… ……….. Drainase (d) ………….. ……… ……….. Ancaman banjir (f) ………….. ……… ……….. Permeabilitas (p) 5 cm/jam ……… ……….. Lereng (s) % ……… ……….. Tekstur hingga kedalaman 150 cm (t)………….. ……… ……….. Dalamnya hamparan batuan (i) 180 cm ……… ……….. Batu (sb) % ……… ……….. Batu besar (sr) % ……… ……….. AGREGAT INDEKS KUALITAS: S1 / S2 / S3 / N

60 MANAGEMENT GUIDELINES: PERTANIAN PESISIR
1. Umum Coastal areas dapat untuk kegiatan pertanian lowlands dan uplands Aneka kultivar padi agak toleran salinitas Pertanian lahan kering: Buah-buahan, sayuran, tanaman industri/perkebunan. 2. Problematik Ancaman banjir/genangan dan intrusi garam Tanah mengandung logam-logam toksik bagi tanaman pertanian Gangguan hama dan penyakit Perubahan regime salinitas yg dapat membahayakan ekosistem yg sensitif Dampak bahan agrokimia thd coastal ecosystems 3. Arahan Pengelolaan Kultivaryang toleran salinitas tinggi Sarana pengendalian air dan drainage: Flood control, Salt intrusion control, Water table control, Waterpollution control Hindari reklamasi “important” coastal ecosystem menjadi lahan pertanian Minimize the alteration of natural drainage patterns Good management of irrigation systems Nonpersistent biocides

61 MANAGEMENT GUIDELINES: Mangrove Forestry
1. Umum Hasil-hasil ekologis dari ekosistem mangrove biasanya under-valued, sehingga sering dikonversi menjadi sistem yang lebih ekonomis Lokasi tumbuh: Seashores, Estuaries, Lagoons, Tidal areas Rhizophora, Avicennia & Bruquiera 2. Problematik Over-exploitation: traditional uses Conversion: Aquaculture, Fish pond, and Residential development 3. Arahan Pengelolaan Harus dikelola sebagai renewable resources Harus dianggap sebagai bagian integral dari coastal zones Aktivitas konversi harus dikendalikan Proses-proses kritis: Suplai air tawar dan air asin, suplai nutrient, stabilitas substrat

62 MANAGEMENT GUIDELINES: Urban Development
1. Umum Gangguan thd ekosistem diakibatkan oleh: (1) tingginya intensitas pembangunan, (2) Terlalu dekatnya masyarakat dengan air, (3) Alterasi garis pantai, (4) kepekaan ekologis dari coastal ecosystems 2. Problematik Nutrients dalam limbah buangan menstimulir pertumbuhan jasad akuatik secara tidak berimbang Limbah domestik mengandung patogen yg dpt mengkontaminasi shellfish Konversi lahan mangrove menjadi lahan / kawasan terbangun Bangunan sipil terlalu dekat dengan garis pantai dapat mendorong erosi dan menghalangi akses publik 3. Arahan Pengelolaan Permukiman jauh dari area mangrove Pengolahan limbah domestik sebelum dibuang ke laut Mempertahankan foredunes alamiah Setback line untuk coastal structures Mengenali karakyteristik dan perilaku ekosistem alamiah

63 Jenis pohon dengan kemampuan menyerap Timbal sangat baik: Jambu batu, Ketapang, dan Bungur
Jenis pohon dengan kemampuan Sedang untuk menyerap Timbal: Mahoni, Mangga, Cemara gunung, Angsana

64 MANAGEMENT GUIDELINES: Industrial Siting
1. Umum Coastal zone dianggap lokasi ideal untuk lokasi industri karena kemudahan akses thd sistem transportasi laut dan daratan Banyak industri berlokasi di sekitar dermaga, coastal zones Biasanya aktivitas industri memerlukan banyak air untuk cooling, washing dan diluting processes. 2. Problematik Air limbah buangan industri biasanya mengandung bahan toksik, air panas, yang membahayakan kehidupan berbagai jenis jasad akuatik 3. Arahan Pengelolaan Analisis ekonomis dan ekologis diperlukan untuk industrial siting Site plan harus dilengkapi dengan buffers , dan tidak mengandung sensitive habitat Natural pattern dari surface-water flow & tidal inundation dipertahankan Fasilitas pengolahan limbah, termausk limbah air panas

65 Johon peneduh adalah (1) mudah tumbuh pada tanah yang padat, (2) tidak mempunyai akar yang besar di permukaan tanah , (3) tahan terhadap hembusan angin yang kuat, (4) dahan dan ranting tidak mudah patah, (5) pohon tidak mudah tumbang, (6) buah tidak terlalu besar, (7) seresah yang dihasilkan sedikit, (8) tahan terhadap bahan pencemar dari emisi kendaraan bermotor dan industri, (9) luka akibat benturan fisik mudah sembuh, (10) cukup teduh, tetapi tidak terlalu gelap.

66 MANAGEMENT GUIDELINES: Tourism
1. Umum Wisata bahari semakin penting sumbangannya bagi pembangunan daerah Aneka obyek alami di coastal zone mempunyai daya tarik yang unik 2. Problematik Pencemaran perairan akibat pembuangan limbah melalui aliran sungai atau langsung ke perairan pantai Pembangunan aneka fasilitas fisik: Mengganggu pandangan bebas alamiah Merusak keindahan alamiah, Limbah buangan Gangguan terhadap terumbu karang 3. Arahan Pengelolaan Zoning plans harus memperhatikan kondisi geografis alamiah & kondisi sosial-ekonomi Site clearing dilakukan secara hati-hati dan terkendali Fasilitas akomodasi harus terkonsentrasi pada jarak ideal dari beach Fasilitas pengelolaan limbah dan sampah

67 Terima kasih, semoga bermanfaat


Download ppt "PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google