Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

URBANISASI DAN MIGRASI DESA KOTA:TEORI DAN KEBIJAKAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "URBANISASI DAN MIGRASI DESA KOTA:TEORI DAN KEBIJAKAN"— Transcript presentasi:

1 URBANISASI DAN MIGRASI DESA KOTA:TEORI DAN KEBIJAKAN
1

2 Masalah Kronis NSB Migrasi kota-desa yg sangat intensif
Produksi pertanian stagnant underemployment dan pengangguran semakin meningkat, baik dalam jumlah relatif maupun nominalnya Dampak pengangguran di LDC lebih komplek dibandingan pengangguran di Neg Maju Pekerja di LDC berkaitan dengan kemiskinan

3 Dimensi Pekerja dan pengangguran di NSM
Perkembangan serta proyeksi angkatan kerja dan pengangguran Masalah pengangguran terdidik Self employment (bekerja mandiri) Pekerja wanita Pengangguran remaja dan pekerja anak

4

5

6

7

8

9

10 2 Masalah Penting Angkatan Kerja
Penurunan mortalitas akan meningkatkan jumlah angkatan kerja, dan meningkatan angka kelahiran meningkatkan rasio beban ketergantungan dan angk. kerja yad Dampak penurunan fertilitas thd angkatan kerja dan struktur usia baru terasa dlm jk pjng walaupun fertilitas menurut drastis.

11 Kategori pemanfaatan TK
Pengangguran terbuka (open unemployment): Sukarela: ada pekerjaan tapi tidak sesuai Terpaksa: tidak kebagian kerja Semi pengangguran (under employment): jam kerja kurang dari yang diinginkan (pekerja harian/musiman)

12 Lanjutan kategori…. 3. Aktif bekerja tapi kurang termanfaatkan
Semi pengangguran terselubung (disguised underemployment): PNS ke kantor 8 jam kerja 2 jam Hidden unemployment: sarjana ibu RT; ke sekolah S2 karena belum dapat kerja, (lembaga pendidikan dan RT sbg majikan terakhir/employer of last resort) Pensiun dini

13 Lanjutan kategori…. 4. The impaired (kurang gizi/pengobatan)
5. The unproductive: tidak ada SD komplemen (punya sim tidak ada mobil)

14 Linkages among unemployment, poverty, and income distribution
mekanisme utama mengurangi kemiskinan dan ketidakmerataan distribusi pendapatan adalah penciptaan lapangan kerja dengan upah memadai bagi kelompok penduduk paling miskin

15

16 The phenomenon of jobless growth and the output-employment lag
Prediksi ttg kemampuan industri modern di perkotaan utk menyerap kelebihan TK pertanian tidak terpenuhi, sehingga terjadi kesenjangan antara kesempatan kerja dan output (output employment lag) Penyebabnya: NSB (khususnya pemerintah) memiliki kemampuan yg terbatas dalam menyerap angkatan kerja sektor industri modern bercirikan padat modal.

17

18

19 Model Ekonomi Determinasi ke-TK-an
Model Tradisionil: Klasik: persaingan pasar bebas keynessian Model Neoklasik: Output employment macro model Price incentive micro model

20 Ke-TK an: Model persaingan pasar bebas
Sisi Demand: Sebagai input produksi, permintaan TK oleh perusahaan tergantung dari NPM (nilai produk marginal) dan harga produk (Py) (NPM ≥ Py) Sisi penawaran: pekerja memaks. utility dari upah (W) dan leisure (L). Maks f (W, L). Suplai TK berkorelasi positif dengan W

21

22 Keterbatasan Model Persaingan Pasar Bebas
Pada sektor modern ada serikat kerja, yg menuntut gaji minimum (UMR) Pegawai negeri ada ketetapan pemerintah dalam penggolongan gaji Penurunan wage (riil) sering diikuti penurunan lapangan kerja, shg pengangguran tetap tinggi

23 Teori penyebab depresi Negara2 Barat th’30an
Mikro: Kegagalan pasar krn persaingan tidak sempurna (oligo/monopoli), penggunaan SD (TK) tdk pada kapasitas maks, shg produksi rendah, shg perlu intervensi pemerintah Makro (Keynes): general theory of income and employment determination)

24 Dasar Teory Keynes Output nasional dan kesempatan kerja, berhubungan dengan permintaan agregat Potensi output: jumlah output pada penggunaan SD dan teknologi secara penuh dan efisien Y = C + I + G

25 C + I + G’ C + I + G G’ › G TK terserap

26 Kelemahan Keynes 1. Hanya berlaku pada negara yg pasar input, output dan pasar uang telah berlaku dgn baik Di negara berkembang, halangan meningkatkan output dan TK bukan karena kurang permintaan output, tetapi oleh kendala struktural dan kelembagaan di penawaran.

27 Kelemahan keynes…. Sisi penawaran terhambat oleh: modal, bahan baku (sebagian besar impor), manajerial, ketrampilan, transportasi, devisa, impor didominasi barang konsumsi Kurva penawaran agregat tidak elastis terhadap harga Kenaikan permintaan oleh pemerintah (G’), hanya akan meningkatkan harga.

28 Kelemahan Keynes…. 2. Di negara berkembang penciptaan lapangan kerja modern melalui peningkatan permintaan agregat meningkatkan arus urbanisasi. Perbedaan upah desa kota menyebabkan penciptaan 1 lapangan kerja sektor modern menarik 3 TK pedesaan (petani produktif dan buruh). Akibatnya kebijakan keynes menyebabkan output dan kesempatan kerja pedesaan berkurang

29 Model Harrod-Domar Peningkatan output melalui akumulasi modal (S) untuk investasi baru (I). Investasi baru akan menyerap TK dan meningkatkan GNP. Meningkatan GNP tergantung dari produktivitas (capital-output) rasio. Untuk memaksimumkan penyerapan TK dgn memaksimumkan S dan I

30 Kelemahan Harrod-Domar
Tidak memasukan teknologi yg dpt meningkatkan produktivitas TK Bila produktivitas (Q/N)TK naik, penyerapan TK baru (N) dari investasi bisa berkurang. dQ d(Q/N) dN Q Q/N N Q= pertumb. Output =

31 Investasi padat modal (rasio modal/TK tinggi) menghasilkan keuntungan lebih besar, tingkat tabungan lebih tinggi, dan pertumbuhan output maks. Sehingga agar pertumb output maks, bertentangan dgn penyerapan TK. Kebijakan disesuaikan tujuan: meningkatkan GNP atau Penyerapan TK

32 Insentif Harga Grafik Isoquat: input capital dan TK
Bila harga capital naik, TK banyak digunakan dan sebaliknya Fluktuasi TK sulit terjadi karena kesalahan struktural (UMR dll)

33 Dilema Migrasi dan Urbanisasi

34 trend dan proyeksi Urbanisasi

35

36

37

38 Sektor informal perkotaan

39 Slumdog Crorepati Copyright © 2009 Pearson Addison-Wesley. All rights reserved.

40 Copyright © 2009 Pearson Addison-Wesley. All rights reserved.

41 Lima Copyright © 2009 Pearson Addison-Wesley. All rights reserved.
Questions about slums: Do people have secure property rights, which increase incentives for improvements. In many of these slums they do, which accounts for many of the improvements Copyright © 2009 Pearson Addison-Wesley. All rights reserved.

42 Manila Copyright © 2009 Pearson Addison-Wesley. All rights reserved.

43 Urbanization & the population question
Source: Marshall, J. 2005

44 Urbanization & the population question

45 Urbanization & the population question

46 Dualism in Cities Formal Sector Informal Sector
Government, large businesses Capital intensive High(er) wages and often benefits Informal Sector Labor intensive Unorganized, unregulated, mostly legal Often, Self- or Family-employed Copyright © 2009 Pearson Addison-Wesley. All rights reserved.

47 Dualism in Cities (continued)
Informal Sector Street vendors, letter writing, knife sharpening, your weight, recycling, prostitution, snake charming, mechanics, carpenters, barbers, personal servants, Labor intensive Unorganized, unregulated, mostly legal Often, Self- or Family-employed Destination for many (most) migrants Copyright © 2009 Pearson Addison-Wesley. All rights reserved.

48 Figure 7.8 Importance of Informal Employment in Selected Cities
Copyright © 2009 Pearson Addison-Wesley. All rights reserved.

49 Masalah Migrasi dan Sektor Informal
Strategi industrialisasi yang diterapkan di Indonesia menimbulkan polarisasi dan dualisme proses pembangunan Dua sektor ekonomi,sektor manufaktur dan sektor pertanian,yang berbeda karakteristiknya saling berhadapan Dualisme terjadi karena adanya urbanisasi Tingkat urbanisasi suatu wilayah dapat dinyatakan sebagai besarnya proporsi penduduk perkotaan pada wilayah tersebut (BPS, 1997: bab IV).

50 Menurut SUPAS 1995, alasan melakukan migrasi adalah:
Perubahan status perkawinan (41,35%) Karena pekerjaan (39.65%) Karena pendidikan (14.96%) Karena perumahan (2.57%) 5. Lain-lain (1.47%).

51 Pendatang baru di kota yang tidak mendapatkan pekerjaan mencoba berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi kota sebagai self-employment atau sektor informal Sektor informal adalah bagian dari sistem ekonomi kota dan desa yang belum mendapatkan bantuan ekonomi dari pemerintah atau belum mampu menggunakan bantuan yang telah disediakan atau telah menerima bantuan tetapi belum sanggup berdikari (Hidayat, 1983)

52 Ciri-ciri sektor informal di Indonesia:
Kegiatan usaha tidak terorganisasi dengan baik Tidak memiliki izin usaha Pola usaha tidak teratur Usaha pemerintah membantu golongan lemah tidak sampai ke sektor ini Unit usaha mudah keluar masuk dari satu sub-sektor ke sub-sektor lainnya Teknologi primitif Modal kecil Tidak diperlukan pendidikan formal Unit usaha termasuk golongan one-man/woman-enterprise Sumber modal sendiri atau badan keuangan tak remi Hasil produksi umumnya dikonsumsi golongan masyarakat berpenghasilan kecil dan menengah.

53 Migrasi desa – kota Menurut Todaro model migrasi desa- kota didasari pemikiran Migrasi dirangsang oleh pertimbangan ekonomi yang rasional antara keuntungan dan biaya dari migrasi itu sendiri Keputusan bermigrasi bergantung pada tingkat pendapatan aktual di pedesaan dengan tingkat pendapatan yang diharapkan di kota Kemungkinan mendapat pekerjaan berbanding terbalik dengan tingkat pengangguran di perkotaan Migrasi terus berlangsung meskipun pengangguran sudah cukup tinggi

54 Pengangguran terbuka di Perkotaan

55 Migrasi dan Pembangunan
Urbanisasi dianggap positif karena dapat menggeser SDM dr tempat yg produk marginal sosialnya nol ke lokasi yg produk marginal sosialnya positif (dan meningkat krn akumulasi modal dan teknologi). Kenyataannya: urbanisasi memperburuk ketidakseimbangan struktural antara desa dan kota dari sisi S dan D

56 Urbanisasi model Todaro

57

58

59 Teori Ekonomi urbanisasi
Where WA is agricultural income, LM is employment in manufacturing LUS is total urban labor pool WM is the urban minimum wage

60 Are LDC Cities “Too Big?”
Todaro-Smith: Development policies have been characterized by an “Urban Bias” Bulk of infrastructure investment going to cities (but that’s where the growth is) Wage rates set artificially high in urban areas (yes in the formal sector; no in informal sector) Ag prices set artificially low (yes, in 1950s-70s) But most of these price distortions have been removed since the 1980s Copyright © 2009 Pearson Addison-Wesley. All rights reserved.

61 Are LDC Cities “Too Big?”
Todaro-Smith: Urban Bias results from the unequal political power between urban and rural areas. Cities more educated, richer But rural elites (at least) still have substantial influence (“voice”), especially in democracies (Montana, India: ag subsidies for water, power) Economics: Invest where social rate of return (benefit-cost ratio) is highest Copyright © 2009 Pearson Addison-Wesley. All rights reserved.

62 Figure 7.9 Youth Unemployment Rates, 1995 and 2005
Copyright © 2009 Pearson Addison-Wesley. All rights reserved.

63 Figure 7.10 Components of Migration in Selected Countries
Copyright © 2009 Pearson Addison-Wesley. All rights reserved.

64 Kebijakan untuk memperlambat migrasi
Doug’s Note: Policies based on the premise that migration should be reduced Five Policy Implications Reduction of urban “bias” in development Higher education fosters increased migration and unemployment (Doug: so halt education?) Wage subsidies can be counterproductive Programs of integrated rural development (Doug: Cost-benefit?) Copyright © 2009 Pearson Addison-Wesley. All rights reserved.

65 A Comprehensive Migration and Employment Strategy
Menciptakan keseimbangan ekonomi yg memadai antara desa kota Perluasan industri kecil padat karya Penghapusan distorsi harga faktor produksi Pemilihan tehnologi produksi padat karya yg tepat Modifikasi hubungan antara pendidikan dan kesempatan kerja Mengurangi laju pertumbuhan penduduk Desentralisasi Kewenangan ke kota dan daerah sekitarnya

66 Concepts for Review Age structure of the population
Appropriate technologies “Big Push” theory of development Complementary resources Discouraged workers Disguised unemployment Elasticity of factor substitution Equilibrium wage rate Factor-price distortions Fixed input coefficients

67 Concepts for Review, cont’d
Flexible wages Free-market classical model Full employment Hidden unemployment Industrialization Informal sector Jobless growth Labor force Neoclassical price-incentive model Open unemployment Output-employment lag Output-employment macro model

68 Concepts for Review Efficiency wage Expected income Induced migration
Informal sector Labor turnover Present value Rural-urban migration Todaro migration model Urban bias Wage subsidy


Download ppt "URBANISASI DAN MIGRASI DESA KOTA:TEORI DAN KEBIJAKAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google