Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Contoh penanganan kasus : Arlene (kecemasan) &

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Contoh penanganan kasus : Arlene (kecemasan) &"— Transcript presentasi:

1 Contoh penanganan kasus : Arlene (kecemasan) &
MODIFIKASI PERILAKU: KULIAH KE – 6 Contoh penanganan kasus : Arlene (kecemasan) & John (tidur bersama ibu) Arundati Shinta Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

2 Arlene & kasus agoraphobia
Arlene (perempuan, 35 th), menderita agoraphobia (takut pada ruangan yang luas yg terbuka). Pasien agoraphobia selalu berusaha di rumah saja. Bila bepergian, maka ia akan cemas luar biasa: perilaku agitasi (menolak terhadap semua hal), nervous, berkeringat berlebihan, merasa tidak nyaman. panik karena hadirnya orang lain. belum diketahui bagaimana agoraphobia berkembang.

3 Wawancara sebelum treatment
Wawancara pendahuluan selama 2 jam tentang: pada waktu apa saja ia merasa cemas, seberapa tinggi kecemasannya, bagaimana pengaruh kecemasan terhadap berjalannya kegiatan sehari-hari.

4 Jawab angket sebelum treatment
Klien isi angket tentang: Bentuk2 lain kecemasannya (depresi, gangguan tidur, gangguan makan). fokus problem = ketika ia harus keluar dari rumah atau memikirkan akan keluar dari rumah. Strateginya supaya ia tidak perlu keluar rumah: * delivery belanjaan, * membayar anak laki-laki tetangga untuk mengantar belanjaan. * minta tolong tetangga untuk jemput anaknya di halte dekat rumah.

5 Treatmentnya apa? Setelah evaluasi, terapist berkesimpulan treatment yang tepat yaitu graduated exposure dan training relaksasi. Arlene diperkenalkan dg situasi2 di luar rumahnya, dengan basis gradasi. Semula, situasi yang diperkenalkan sama sekali tidak tuntutan / tidak bersifat mengancam sementara itu terapist juga hadir dekat klien. Selanjutnya klien diperkenalkan dengan situasi yang sedikit lebih sulit tanpa didampingi terapist.

6 Treatment sebelum pemberian tugas
Ada pelatihan relaksasi beberapa kali pertemuan. Tujuan pelatihan = klien mampu relaks meskipun situasinya sangat sulit baginya. Caranya = menutup mata, dan berusaha tetap tenang, Terapist kemudian menyuruhnya untuk memusatkan perhatian pada sekumpulan otot (lengan bawah, lengan atas, leher, dan pundak Otot-otot itu harus digerakkan berdasarkan urut-urutan perintah terapist. Ia belajar lepaskan ketegangan dg cepat & tanpa didampingi oleh terapist.

7 Tugas-tugas dalam treatment
Tugas2 di luar rumah yg harus dilakuka: jalan-jalan di sekitar rumah (ling akrab) + ada terapist. Bila ia merasa tegang maka segra diinstruksikan terapist untuk relaksasi Jadi kesemaptn jalan2 dekat rumah + kehadiran terapist + kemampuan relaksasi = membantunya untuk tidak takut pada situasi di luar rumah.

8 pergi dengan terapis ke: ke warung / toko dekat rumah,
Tugas berikutnya apa? pergi dengan terapis ke: ke warung / toko dekat rumah, mengendarai mobil ke restoran terdekat, pergi dengan naik bis, dan tugas lain yang dulunya menakutkannya.

9 Tugas selanjutnya? berkunjung ke rumah temannya yang agak jauh letaknya tanpa didampingi terapist. Persiapannya menelepon temannya dulu dan membuat janjian. Percakapan di telepon minimal 30 menit. Temannya itu sdh diberitahu terapist ttg problem Arlene, dan ia bersedia membantunya. Klien diharuskan melakukan kunjungan minum teh di rumah teman selama 3 kali. Setelah tugas2 itu, Arlene merasa nyman untuk pergi ke toko bersama teman, & keluar rumah sendiri. Ia tidak merasa cemas lagi ketika berada di keramaian.

10 Apa log book? (1) Setiap sesudah treatment Arlene harus menulis log book (semacam buku harian) tentang: apa saja yang harus dilakukan di luar rumah, berapa lama di luar rumah, seberapa tinggi kecemasannya (jangkauan penilaian 1-10, 1 = sangat relaks dan 10 sangat cemas).

11 Apa log book? (2) Pada permulaan treatment, Arlene keluar rumah seminggu dua kali, masing-masing kurang dari 30 menit, ia melaporkan sangat cemas (nilai 9 atau 10). Tugas-tugas berikutnya Arlene dapat keluar dari rumah lebih dari 1 jam dan ia menilai kecemasannya sekitar 2 atau 3). Jadi berdasarkan log book, Arlene dapat pantau sendiri ttg berkurangnya kecemasannya pada ruang luas. Treatment berlangsung 10 minggu saja. Dalam 4 bulan sesudah treatment, Arlene berhasil dapatkan pekerjaan penuh waktu di sebuah pusat perbelanjaan

12 Kasus John John (5 tahun, laki-laki) dibawa ke terapist, karena mnrt ibunya, John alami: sangat sulit diatur bila di rumah, Alami tantrum setiap hari, perilakunya sering tidk terkendali. John tinggal dengan ibunya saja, karena orangtuanya sudah bercerai ketika John berusia 1 tahun. Ayah John tinggal di negara bagian lain, dan mengunjungi John 1 / 2x /tahun. Ibunya kerja sbg sekretaris kantor. John duduk di kelas taman kanak-kanak sebelum datang ke terapis.

13 Wawancara dg ibu Pertemuan pertama, ibu diwawancara ttg: apa saja kerja John kalau di rumah & di sekolah, Identifikasi problem John. Hasil wawancara: John tdk patuh pada peraturan yang ada. John tidak alami masalah serius dg pergaulan sosialnya, pengaturan emosi, perilaku lainnya (mengompol, kecemasan, atau gangguan tidur), tidak keras kepala.

14 Problem John: sulit untuk siap-siap tidur * pakai piayama,
* gosok gigi, dsb), segera berpakaian di pagi hari, pergi ke warung sebelah. Smua tugas-tugas itu membuat ibu harus membentak-bentak, dan memaksanya untuk melakukan kegiatan itu. Ibu juga melaporkan tentang perilaku apa saja yang diikuti dengan tantrum (angket dengan ya/tidak jawabannya). Setelah beberapa seri treatment, John bisa dikendalikan perilakunya. Caranya yaitu dengan memberikan stiker ‘anak hebat’ setiap kali John mampu mematuhi instruksi ibunya.

15 Masih ada problem lain? John telah berhasil mengatasi perilakunya yang tidak mau patuh apda peraturan, setelah ia dan ibunya mengikuti serangkaian treatment. Hanya satu problem yang masih ada = John selalu senang tidur bersama ibunya. Bila ibu menyuruhnya tidur di kamar sendiri, John pasti menolak, timbul tantrumnya dan timbul pertengkaran-pertengakaran. John selalu mengeluh tdk bisa tidur sepanjang malam, bila tidur sendiri. Asal problem= suatu malam John nightmare. Coping behavior = ia tidur di kamar ibunya - berlanjut terus, meski ibu terus menyuruh tidur sendiri.

16 Apa intervensinya? Intervensi libatkan ibu. Ibu diminta untuk jelaskan segala instruksinya tentang keharusan tidur di kamar sendiri. Ibu diminta tidak peduli dg tantrum anak, Ibu harus konsisten perilakunya. Ibu jelaskan program stiker sebagai reward bagi John

17 Dampak program stiker John akan mendapatkan stiker bila perilakunya berubah seperti: bersedia tidur di kamar sendiri, bila terbangun malam hari tid ke kamar ibunya. Stiker-stiker itu ditempel di kulkas. Stiker itu bl sduah banyak dapat digunakan untuk beli mainan (12 stiker), makan di restoran (15 stiker), dsb. => Untuk menguatkan tekad John, maka ibu akan menemani John dan tidur di sofa dalam kamar John, beberapa hari. => Ibu selalu harus konsisten perilakunya dalam memberikan reward, => Ibu harus mengingatkan John bahwa keesokan harinya ia akan mendapatkan stiker bila ia berani tidur di kamar sendiri.

18 Dampak program stiker (2)
Program ini dapat berjalan 4 hari. Pada hari ke-5, John berusaha bercakap-cakap dengan ibu, ketika ibu tidur-tiduran di sofanya John. Ibu kemudian mengatakan bahwa sekarang waktunya untuk tidur, sehingga John tidak boleh ngobrol. Ibu selalu memuji John bahwa ia sekarang sudah berani tidur sendiri. Akhirnya John berani tidur sendiri. akan mendapatkan stiker bila ia berani tidur di kamar sendiri.

19 Dampak program stiker (3)
Esok harinya ibu tidur di luar kamar John, namun setiap 10 menit ia akan mengunjungi John di kamarnya. Hal ini dilakukan sambil terus memuji-muji John dan program stiker juga terus berlangsung.

20 Ganti reward Pada hari ke-15, program stiker dihentikan.
Reward diganti dengan kelonggaran waktu 15 menit (John boleh telat 15 menit dalam memenuhi jadwal tidurnya), asalkan ia berani tidur sendiri pada malam sebelumnya. Dalam waktu kurang dari 3 minggu, ibuya melaporkan bahwa John sudah tidak mengalami masalah lagi bila ia harus tidur sendiri. Program perubahan perilaku itu terus diikuti dengan pujian-pujian.

21 Referensi: Kazdin, A. E. (2001). Behavioral modification in applied settings. 6th ed. Belmont, CA: Wadsworth Thomson Learning


Download ppt "Contoh penanganan kasus : Arlene (kecemasan) &"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google