Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehRenni Pink Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
SELAMATKAN GENERASI DARI HIV/ AIDS (MULAI SEKARANG)
Dr Flora Eka Sari,SpP
2
Penderita: Pelaku, korban langsung, efek spiral
Pelaku : Heteroseksual,LSL, PSK,Narkoba dsb Korban : Istri, anak, orang tak berdosa Efek spiral : akibat transfusi, cuci darah yang tercemar darah HIV, paramedis tertular dsb Hukum, perlakuan dan perlindungan?Kehidupan, sosial kemasyarakatan Preventif, Promotif, EdukasiIslam
3
HIV/AIDS a. Informasi Umum
Singkatan: Human Immunodeficiency Virus Virus yang menurunkan sistem kekebalan tubuh Pengertian HIV Pengertian AIDS Asal HIV / AIDS&AIDS di Indonesia
4
HIV/AIDS a. Informasi Umum
ngertian HIV Pengertian AIDS sal HIV / AIDS IV&AIDS di Indonesia Singkatan: Acquired Immuno Deficiency Syndrome Kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh yang didapat
5
HIV/AIDS a. Informasi Umum
ngertian HIV engertian AIDS Asal HIV / AIDS HIV&AIDS di Indonesia Asal HIV&AIDS belum diketahui dari mana dan kapan HIV&AIDS muncul/ Kasus Gay? Penemu HIV&AIDS Dr. Luc Montaigner, dkk Dr. Robert Gallo J. Levy Komisi Taksonomi International
6
HIV/AIDS a. Informasi Umum
Kapan kasus pertama kali ditemukan Perkembangan hingga saat ini (lihat grafik di bawah) Fenomena gunung es HIV/AIDS a. Informasi Umum HIV AIDS Asal HIV / AIDS HIV&AIDS di Indonesia
7
FASE HIV/AIDS Sekali terinfeksi akan terinfeksi seumur hidup Fase 1
Hidup lebih lama dengan HIV menimbulkan serangkaian masalah baruRibuan terinfeksi hepatitisRisiko kronis n kerusakan hati
8
b. TAaAahap Perubahan HIV AIDS
Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 Umur infeksi: 1 – 6 bulan Belum terdeteksi tes darah Belum terlihat gejala fisik Sudah dapat menularkan
9
HIV/AIDS b. Tahap Perubahan HIV AIDS
Umur infeksi: 2 – 8 tahun Sudah terdeteksi tes darah Belum terlihat gejala fisik Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4
10
HIV/AIDS b. Tahap Perubahan HIV AIDS
Umur infeksi: variatif (1-3BLN) Sudah terlihat gejala (sakit) Belum disebut AIDS Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4
11
HIV/AIDS b. Tahap Perubahan HIV AIDS
Umur infeksi variatif Muncul infeksi oportunistik Sudah disebut AIDS Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4
12
HIV/AIDS c. Penularan Media Cara HUS Transfusi Darah
Penggunaan Jarum Suntik Ibu Hamil kepada bayinya
13
HIV/AIDS c. Penularan Media Cara Cairan darah Cairan sperma HUS
Transfusi Darah Penggunaan Jarum Suntik Ibu Hamil kepada bayinya Cairan darah Cairan sperma Cairan vagina
14
HIV/AIDS c. Penularan Media Cara Hubungan seks tidak aman : HUS
Transfusi Darah Penggunaan Jarum Suntik Ibu Hamil kepada bayinya Hubungan seks tidak aman : Berganti-ganti pasangan Tidak menggunakan kondom
15
HIV/AIDS c. Penularan Media Cara
HUS Transfusi Darah Penggunaan Jarum Suntik Ibu Hamil kepada bayinya Menggunakan darah yang tercemar virus HIV
16
HIV/AIDS c. Penularan Media Cara
Menggunakan jarum suntik yang tidak steril (tercemar virus HIV) Menggunakannya secara bergantian Media Cara HUS Transfusi Darah Penggunaan Jarum Suntik Ibu Hamil kepada bayinya
17
HIV/AIDS c. Penularan Media Cara HUS Transfusi Darah
Penggunaan Jarum Suntik Ibu Hamil kepada bayinya Antenatal (sebelum bersalin) Intranatal (ketika bersalin) Postnatal (setelah bersalin)
18
HIV/AIDS d. NAPZA-HIV&AIDS-Seksualitas
19
HIV/AIDS d. NAPZA-HIV&AIDS-Seksualitas
Penggunaan Jarum Suntik tdk steril ODHA yang menggunakan Napza mengalami percepatan memasuki fase AIDS HIV&AIDS SEKS 1
20
HIV/AIDS d. NAPZA-HIV&AIDS-Seksualitas
Kesadaran atau Gairah seks HUS bebas + tidak aman HIV&AIDS SEKS 2
21
The risk of transmission of HIV through different modes
Route Efficiency (%) Sexual to 1 Transfusion of blood/blood products >90 Sharing of needles/syringes Percutaneous exposure Muco-cutaneous exposure Mother to child transmission
22
Key Populations are central to the region’s HIV epidemics
HIV epidemics in Asia and the Pacific remain largely concentrated among injecting drug users, men who have sex with men (MSM) and sex workers. E.g. Injecting drug use in Pakistan (>25%) In Indonesia (>35%) MSM (>15% in Vietnam; 8% in Indonesia and > 5% in Bangladesh, Philippines and Malaysia) Source: “Regional fact sheet 2012, UNAIDS”
23
Country-level progress in new HIV infections in Asia Pacific region
Cambodia, India, Malaysia, Myannmar, Nepal, Papua New Guinea and Thailand, the rate of new HIV infections fell by more than 25% between 2001 and 2011 In Bangladesh, Indonesia, The Philippines and Sri Lanka, the HIV infections increased by more than % between 2001 and 2011
24
Adults HIV prevalence rate (15-49 years) in some selected countries in Asia . (before 2000)
Cambodia 2.77 Myanmar 1.99 Thailand 1.85 India 0.75 Malaysia 0.36 Nepal 0.30 Vietnam 0.29 Pakistan 0.10 Indonesia 0.09 Sri Lanka 0.07 China 0.08 Bhutan 0.01
25
Situasi Masalah HIV-AIDS
di Indonesia 25 25
26
Jumlah Kasus HIV dan AIDS Menurut Tahun,
2011 JUNI
27
10 Provinsi dengan Kumulatif Kasus AIDS Terbanyak
Sampai dengan Juni 2011 27 27
28
Persentase Kematian AIDS
Tahun % 2011: s.d. Juni Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi
29
Proporsi Kumulatif Kasus AIDS Menurut Faktor Risiko Sampai dengan Tahun 1995 dan 2000
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi 29 29
30
Presentage of AIDS Cumulative Cases by Risk Factor a Periode of 5 years, , , ,
32
Global Fund Round 9 HIV spending in 6 Asian countries: Priority areas
Treatment & Provisional analysis by HADH of GF Rd 9 data, MARPS is interventions for drug users, MSM, SW and TG Care is OI, ART, HIV/TB treatment in this analysis UNAIDS Source: Global Fund Round 9 budget tracking_2010 May 24, 2010 32
33
Jumlah Kumulatif AIDS Menurut Faktor Risiko 2013
Heteroseksual/Heterosexual ,158 Homo-Biseksual ,030 IDU ,833 Transfusi Darah Transmisi Perinatal ,194 Tidak Diketahui ,126 Usia terbanyak Tahun
34
Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia Sumber : Ditjen PP & PL Kemenkes sd juni 2013
Secara kumulatif HIV & AIDS 1 April 1987 s.d. 30 June 2013, adalah Jumlah HIV 108,600 Jumlah AIDS 43,667 Kematian 8,340
35
Butuh : Proporsi penyakit Laju kecepatan kejadian penyakit Risiko untuk terkena penyakit Probabilitas hidup setelah tindakan medis
36
PEMBAGIAN KELOMPOK Kelompok tertular (infected people)
Kelompok berisiko tertular atau rawan tertular (high-risk people) termasuk penjaja seks baik perempuan maupun laki-laki, pelanggan penjaja seks, penyalahguna napza suntik dan pasangannya, waria ,LSL,narapidana Pencegahan untuk kelompok ini ditujukan untuk mengubah perilaku berisiko menjadi perilaku amanSebenarnya kelompok Penular /Pelaku bukan korban rawan tertular,Penanganan ternyata tidak berhasil, Harus ada aspek hukum
37
Kelompok rentan (vulnerable people)
Lingkup pekerjaan, lingkungan, ketahanan dan atau kesejahteraan keluarga yang rendah dan status kesehatan yang labil, sehingga rentan terhadap penularan HIV. Pencegahan untuk kelompok ini ditujukan agar tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang berisiko tertular HIVRentan tertular,Tingkatkan kepedulian sosial, dekatkan pada keluarga
38
Masyarakat Umum (general population) Pencegahan ditujukan untuk peningkatkan
kewaspadaan, kepedulian dan keterlibatan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di lingkungannyacaranya dalam Perda?
39
SECARA UMUM EDUKASI/CERDASKAN SEMUA ORANG UNTUK KESADARAN TIDAK PERCAYA KEPADA STATUS SEKSUAL ORANG LAIN, TIDAK ZINA DAN MENJAGA KESEHATAN DIRI SENDIRI DAN ORANG LAINBUKAN UTAMAKAN KONDOMKESADARAN TES MEWAJIBKAN PASIEN HARUS MENGIKUTI REHABILITASI MENTAL DAN SOSIALBELUM ADA ATURAN.
40
Penanggulangan Perda HIV/AIDS (Macan Kertas?)
Penanggulangan adalah serangkaian upaya menekan laju penularan HIV dan AIDS, melalui kegiatan promosi, pencegahan, konseling dan tes sukarela ,bisa pula PITC, Mandatory bersifat rahasia, pengobatan serta perawatan dan dukungan terhadap orang dengan HIV dan AIDS. Masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk berperanserta dalam kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS melalui kegiatan Community Peer Initiated TC berupa pelaporan, promosi, pencegahan, tes dan kerahasiaan, pengobatan, serta perawatan dan dukunganHARGAI KONTROL MASYARAKAT.
41
Pencegahan adalah upaya memutus mata rantai penularan HIVdan AIDS di masyarakat, terutama kelompok berisiko tinggi tertular dan menularkan HIV dan AIDS seperti pengguna narkoba jarum suntik, penjaja seks dan pelanggan atau pasangannya, laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, warga binaan di lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan, ibu yang telah terinfeksi HIV ke bayi yang dikandungnya, penerima darah, penerima organ atau jaringan tubuh donor PERDA MASIH LUNAK UNTUK DIKATAKAN MAMPU MEMUTUS RANTAI PENULARAN
42
Kegiatan pencegahan dilakukan secara komprehensif, integratif, partisipatif, dan berkesinambungan- Sulit jika hanya voluntary,perlu commitment Setiap orang yang telah mengetahui dirinya terinfeksi HIV wajib melindungi pasangan seksualnya dengan melakukan upaya pencegahan dengan mengemukakan secara terbuka pada tenaga kesehatan atau konselor jika ada indikasi telah terjadi penularan, dan berkomitmen memutus rantai penularan Setiap orang dilarang melakukan mandatory HIV test hilangkan point ini, tidak harus hanya voluntary,agar mempercepat pemutusan rantai penularan
43
Pencabutan Perda Miras ? (Masalah narkoba dan miras)
Perda yang dicabut, mengatur tentang pelarangan peredaran minuman beralkohol.Meningkatkan kriminalitas? Upaya penanggulangan persoalan miras, narkoba, dan zat berbahaya lainnya tampak tidak serius. Pesimis bahwa narkoba akan berhasil kita lumpuhkan Penggunaan narkoba dan alkohol juga dapat berbahaya untuk orang yang memakai terapi antiretroviral (ART),juga masalah kepatuhan
44
Perdagangan narkoba adalah perdagangan global yang sangat lihai mengintip dan menggunakan kelemahan sistem hukum negara UNDCP menegaskan,perdagangan narkoba perlu korupsi Singapura, Malaysia dan Thailand yang sejak tahun 1970 secara konsisten dan terus menerus memerangi bahaya narkoba. UU Narkotika yang memindahkanpengelolaan pengawasan narkotika dari Kemenkes ke BPOMSULIT
45
TINDAKAN PADA POPULASI PALING BERISIKO
Pada populasi risiko tinggi dilakukan Continuum of Prevention to Care and Treatment (COPCT) (consistent, counseling, commitment and confidential)/4c PSK,Heteroseksual, LSL,Narkoba dll dan partnernya,termasuk keluarga Mendirikan pos/meeting point Monitoring dan reporting harus jelas Pajak tidak boleh diambil Pemda tapi untuk pemeriksaan dan pengobatan Lebih ditekankan PITC(Provider Inisiativ Test Counceling) dan Mandatory Test dan CPITC
46
PMTCT dan Pemberian ARV, monitoring mencegah resistensi
Reward jika 4C dan membantu memutus rantai penularan Hukuman jika sengaja menularkan (harus dimulai) Pemberian modal tanpa bunga, ketrampilan, zakat, menikahkan pasangan jika memungkinkanAgar lepas dari kehidupan zina
47
Mempermudah transportasi bagi buruh yang ingin kembali ke keluarga
Pemberian voucher Hp untuk berdiskusi penyakit ,psikoterapi dan psikoreligi yang terlatih BAGI YANG IKUT TEST Pemberian gaji untuk semua petugas yang terlibat Agar lebih terkontrol jika ada dana asing untuk kelompok ini dan kelompok penyakit, APBN untuk kelompok rentan dan masyarakat umum
48
Diagram of peer networks and service delivery centers (contoh Kamboja)
49
Virtual elimination of new HIV infections by 2020 CAMBODIA
e-MTCT (Boosted LR) Pregnant Women and Sex Partners MARP Prevention and Links to Health Service (Boosted COPCT) MARP and Sex Partners STI case management Boosted CoC VCCT, PITC (TB, ANC) Community Peer Initiated TC Building on the accomplishments made during the last two decades, we are now moving towards the ambitious goal of elimination of new HIV infections. However, we are still waiting for the global guidance for countries to set elimination criteria. Our national targets by 2020 include; Reduction of HIV incidence in population 15+ from 18/100,000 to 3/100,000 or less Reduction of HIV transmission from mothers to children from 13% in 2010 to 2% or less Increase of coverage of screening/treatment for syphilis among pregnant women to 95% Our Cambodia 3.0 framework consists of three domains of work; i.e. MARP prevention and links to health services, eMTCT, and ART as Prevention. PLHIV Partners PLHIV on Pre-ART Immediate ART (CD4≤500) ART as Prevention
50
PMTCT coverage, Babies are still getting infected - PM TCT coverage in the region is very low ( 25%). If reducing the new infections to half by 2015 is the goal, many countries need to act fast. 2009 data is provisional UNAIDS Source: UNGASS country progress report_2006, 2008 & 2010 May 24, 2010 50
51
Trends in the HIV Epidemic in Cambodia
Cambodia, facing in the mid-1990s one of the fastest growing HIV epidemics in Asia, became within five years one of the few countries to have reversed its trend. We saw a 10 fold reduction in annual new infections in the last 20 years and an 3 fold reduction of annual AIDS related deaths in the last 10 years. The country received a millennium development goal (MDG) award in 2010 from the United Nations as a global recognition of the country’s response to HIV. Source: Conceptual Framework for Elimination of New HIV Infections in Cambodia by 2020 (NCHADS, 2012) 51
52
Mode of HIV Transmission in Cambodia: 1991 to 2015
Total 1,210 Sex work used to be a dominant mode of transmission in 1990’s. The mode has changed over time and the transmissions between spouses and casual partnerships now account for around a half of the total new transmission. 52
53
PREVALENSI & INSIDEN Insidensi (kasus baru)
= kejadian penyakit yang baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah penyakit Prevalensi (kasus baru dan lama) = kejadian penyakit pada suatu saat atau suatu periode waktu (baik yang baru memasuki fase klinis atau yang beberapa waktu berkembang sepanjang fase klinis)
54
in different countries
New infections in different countries ..based on how effectively prevention targets new infections Indonesia setengah hati? However, there are still countries (Indonesia on slide) and regions within countries like India and China, with growing epidemics. Recently the ‘low and slow’ epidemic of Philippines has been reclassified as growing concentrated epidemic among IDU and MSM in certain parts of the country (Metro Manila and Cebu). This can be related to effectiveness of interventions in most cases. UNAIDS Source: Commission on AIDS in Asia 2008 May 24, 2010 54
55
vulnerable to HIV infection
Mobile men can be more vulnerable to HIV infection Percentage of non-mobile / mobile men paying for sex in the past 12 months (FHI 2006) Kesejahteraan, kehidupan psikoreligi harus dipehatikan China Cambodia Indonesia Viet Nam 9% 15% 4% 2% 33% 21% 32% Mobile men were more likely to pay for sex in 4 countries studied by FHI china, Cambodia, Indonesia and Vietnam. The female sexual partners of these men are the silent millions who are getting infected by them, most of the time without their knowledge and without indulging in risk behavior themselves. And the children at the end UNAIDS May 24, 2010 55
56
Linking Model Demonstration Results (2007-9)
Linking Model started As a result, a rapid and sustained uptake of HIV testing at ANC was observed. As the green line shows, other MCH services such as syphilis testing can be added on - to achieve rapid ‘universal’ coverage also. * Introduction of syphilis testing in the first quarter of 2009 /SELALU ADA PERBAIKAN DAN PROGRESI ** Percentage of pregnant women tested for HIV/ syphilis at antenatal care out of total expected pregnant women 56
57
Percent distribution of
AIDS spending per key area, selected countries We are seeing a transition to more money being spent on treatment costs, especially in counties with mature epidemics like India, Thailand and Cambodia. However in growing epidemics like Vietnam must be reminded that a dollar spent on prevention saves eight dollars in treatment. UNAIDS Source: UNGASS country progress report 2010 May 24, 2010 57
58
HIV prevention coverage is improving across most the region
Successful interventions which can bring down new infections demonstrated effectively. 100% condom programme in Thailand, Avahan in India, harm reduction in Bangladesh and China etc. * Calculated median value 2009 data is provisional UNAIDS Source: UNGASS country progress report_2006, 2008 & 2010 May 24, 2010 58
59
Sources of AIDS funding, selected countries
There is still a large dependence on international money to fund the AIDS response, although as mentioned several countries in Asia are undergoing rapid economic growth. The cost benefit of the AIDS response has to be demonstrated. Source: UNGASS country progress report 2010 UNAIDS May 24, 2010 59
60
Pembiayaan Pengendalian HIV-AIDS Melalui APBN Tahun 2007-2011
(Dalam Ribuan Rupiah) Rp 60 60
61
Jumlah yang Memenuhi syarat Pengobatan ARV dan Yang Diobati di Indonesia Tahun 2010-2011
*s.d. Juni 2011 Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi
62
Penggunaan Kondom pada Kelompok Hubungan Seks Pengetahuan Komprehensif
MDGs dan Inpres No. 3/2010 Penggunaan Kondom pada Kelompok Hubungan Seks Berisiko Tinggi Prevalensi HIV, 2010 Pengetahuan Komprehensif pada Penduduk ≥15 Tahun, 2010 *Pemodelan Matematik HIV di Indonesia, 2009 *Riskesdas, 2010 *STBP, 2009 62 62
63
Statistik AIDS (3/7-2013) - Ditjen PP & PL, Kemenkes, melaporkan kasus kumulatif HIV/AIDS pada priode 1 April 1987 sd 31 Maret 2013 tertanggal 17 Mei 2013. Beberapa provinsi tinggal menunggu ‘ledakan AIDS’ karena banyak kasus HIV yang terdeteksi Pada triwulan I Tahun 2013 dilaporkan kasus HIV baru yang terdeteksi pada priode Januari-Maret 2013 mencapai Pada priode bulan Januari-Maret 2013 jumlah kasus AIDS yang baru terdeteksi sebanyak 460.
64
JENIS PELAYANAN HIV DAN AIDS
Konseling dan testing secara sukarela adalah tes individu dengan sukarela dan rahasia untuk mengetahui status HIV seseorang. Tes ini merupakan pengambilan darah dan pemeriksaan laboratorium secara sukarela yang harus disertai konseling Prevention of Parent to Child Transmission (PPTCT) merupakan pelayanan yang dikhususkan terhadap orangtua yang terinfeksi HIV. Setiap orangtua, terutama ibu hamil, yang berstatus HIV positif, menjadi perhatian dari pelayanan ini
65
JENIS PELAYANAN HIV DAN AIDS
Provider Initiated Testing and Counseling (PITC) merupakan layanan pemeriksaan darah untuk mengetahui status HIV seseorang berdasarkan pada inisiatif atau rekomendasi dari petugas kesehatan dan pasien menerima saran tersebut. Hal ini biasanya terjadi dalam setting medis.BELUM ADA DALAM PERDA Care Support and Treatment (CST) merupakan layanan terkait dengan pemberian dukungan kepada orang yang telah berstatus HIV. Pelayanan ini akan terjadi setelah seseorang melalui proses tes darah atau ketika seseorang yang telah menerima status HIV. Harus diikuti Commitment untuk memutus penularan
66
Permasalahan dan Upaya yang Dilakukan 66 66
67
Permasalahan Utama (KEMENKES)
1. Masih rendahnya pengetahuan tentang HIV/AIDS di masyarakat. Rendahnya penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi. Stigma dan diskriminasi Pelaksanaan Program Pengurangan Dampak Buruk Napza
68
Permasalahan Utama 5. Masih rendahnya cakupan PMTCT 6. Pelaksanaan Program HIV-AIDS dan IMS di Lapas, daerah perbatasan, daerah sulit dan terpencil lainnya 7. Partisipasi masyarakat, LSM, lembaga keagamaan, kemasyarakatan lainnya, dan orang terdampak Kesinambungan pelaksanaan program, pendanaan dan ketergantungan pada lembaga donor (Dianggap tidak ada kemajuan sama sekali oleh internasional)
69
MASALAH FAKTA: kasus yang tercatat di Indonesia, sampai Maret 2013 Penularan dari sub-populasi berperilaku berisiko kepada isteri atau pasangannya akan terus berlanjut. Diperkirakan pada akhir tahun 2015 akan terjadi penularan HIV lebih besar Meningkatnya jumlah sub-populasi berperilaku berisiko terutama penasun dan karena masih adanya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.(Benarkah?)
70
Proporsi kelompok umur yang lebih muda
terkena penyakit yang membahayakan ini Tingginya tingkat penyebaran HIV dan AIDS pada kelompok manapun berarti bahwa semakin banyak orang menjadi sakit, dan membutuhkan jasa pelayanan kesehatan
71
Perkembangan penyakit yang lamban dari infeksi HIV berarti bahwa pasien sedikit demi sedikit menjadi lebih sakit dalam jangka lama (kualitas hidup, penularan fase akut, fase kronik, reinfeksi,peranan kondom) Waktu yang dihabiskan oleh anggota keluarga untuk merawat pasien, dan tidak dapat melakukan aktivitas yang produktif Rusaknya sistem kekebalan tubuh telah memperparah masalah kesehatan masyarakat yang sebelumnya telah ada yaitu tuberkulosis, Hepatitis.
72
Daerah industri termasuk industri pariwisata yang padat dan mobilitas populasi yang tinggi adalah berkembangnya hubungan seks berisiko Lelaki PS semakin meningkat jumlahnya di kota besar Pertumbuhan ekonomi di daerah perkotaan dan pelemahan ekonomi pedesaan dikhawatirkan akan meningkatkan jumlah WPS lebih pesat.
73
Pria homoseksual yang menjalani kehidupan biseksual dimana kehidupan homoseksual yang terselubung ditutupi oleh kehidupan heteroseksual yang sesuai nilai-nilai komunitas, sehingga menyulitkan untuk dapat menjangkau kelompok yang rentan ini
74
PERLU PERHATIAN BERSAMA
Kebijakan Penanggulangan HIV dan AIDS melalui Pengurangan Dampak Buruk Penggunaan Jarum Suntik Menurut estimasi Departemen Kesehatan pada tahun 2006 terdapat antara sampai penasun di Indonesia. Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjuk kepada angka pada tahun yang sama.
75
Tahun 2006 Lembaga pemasyarakatan (Lapas) di Indonesia sebesar 101
Tahun 2006 Lembaga pemasyarakatan (Lapas) di Indonesia sebesar orang, ternyata diantaranya adalah narapidana dalam pelanggaran narkotika. Para narapidana positif HIV yang sudah selesai menjalani hukuman akan kembali kemasyarakat dan bila tidak didampingi dengan benar
76
TANTANGAN (Versi Global Fund?)
Banyak kalangan masih menyebarkan pesan ketidaksukaannya terhadap kampanye penggunaan kondom untuk hubungan seks yang aman.Tidak sesuai akidah Komunikasi yang buruk diantara pasangan dalam kebutuhan dan kecemasan seksual mereka ditambah dengan rasa ketergantungan perempuan terhadap laki-laki baik secara emosi maupun sosial-ekonomi, telah mengurangi kemampuan perempuan untuk meminta hubungan seks yang amanTidak dipikirkan kemandirian perempuan terhadap kesehatan diriTest Mandatory?
77
Sulitnya mengajarkan atau mendiskusikan seks dengan kaum remaja serta menghalangi dimasukannya pendidikan seks ke dalam kurikulum sekolah Banyak LSL juga melakukan hubungan seks dengan perempuan, sehingga meningkatkan resiko penularan kepada perempuan dan anak-anak. (Legalitas?)
78
Konsumsi alkohol yang luas dan berlebihan serta zat-zat lainnya, terutama di kalangan anak muda, seringkali berperan sebagai faktor yang melepas kendali diri dan menjadi penyalur kekerasan seksual (Pengaruh alkohol thdp VCT?, UU Miras?) Kenyataan bahwa 57,8% kasus AIDS (2006) berasal dari kelompok umur 15 – 29 tahun mengindikasikan bahwa mereka tertular HIV pada umur yang masih sangat muda
79
Upaya pencegahan HIV dan AIDS pada anak sekolah, remaja dan masyarakat umum diselenggarakan melalui kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi guna mendorong kehidupan yang lebih sehat (peranan Islam?) Upaya pencegahan yang efektif termasuk penggunaan kondom 100% pada setiap hubungan seks berisiko, semata-mata hanya untuk memutus rantai penularan HIV (kenyataan dilapangan?, memutus rantai penularan menurut versi?)
80
Upaya mengurangi infeksi HIV pada pengguna napza suntik melalui kegiatan pengurangan dampak buruk (harm reduction) dilaksanakan secara komprehensif dengan juga mengupayakan penyembuhan dari ketergantungan pada napza (Sadd Addzariah?) Penggunaan ARV yang semakin meluas dengan pengawasan yang tidak selalu dapat dilakukan berpotensi untuk menimbulkan resistensi obat ARV. (Sekali lagi masalah pengawasan)
81
Program UNAIDS (Harus hati-hati)
Program peningkatan pelayan konseling dan testing sukarela /VCT(Tambahkan kewajiban konsistensi dan Komitmen penderita) Program peningkatan penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko Program pengurangan dampak buruk penyalahgunaan napza suntik
82
Kelemahan VCT SukarelaTidak ada tanggung jawab
Sulit menjangkau dengan pendidikan rendah Pengaruh alkohol seperti PapuaTanggung jawab kurang Lebih baik PITC dan Mandatory Negara lain selangkah lebih maju Malaysia SurvailanceSulit Perda HIV/AIDS melarang MandatoryHAM?
83
Kelemahan CST Tidak disertai tanggung jawab penderita
VCT harus memuat komitmen memutus rantai penularan Sebelum Terapi harus dimulai komitmen penderita Komitmen tegak diagnostik dini, terapi, menelusuri jalur dan stop penularan CCST
84
Berhasilkah kondomisasi ?
Meningkatkan frekuensi perzinahan Kondom terbuat dari lateks berpori Sensitif terhadap suhu dan gesekan atau alergi Belum jelas keberhasilan kondom dilapanganKonsisten dan benarFaktor tingkah lakuBukan preventif sosialSadd addzariah Malaysia angka norma kondom terbentur budaya, melebihi Indonesia Malaysiapotensi berganti pasangan tampak lebih rendahberhasil menurunkan insiden Hiv
85
Jarum Suntik Steril dan substitusi metadon bagi penasun tidak efektif mencegah HIV/AIDS
Metadon yang tinggal diminum itu lebih’murni’ jika dibandingkan dengan putau atau narkoba sejenis. Metadon ini bukanlah ‘pengobatan’ tapi zat cair ‘pengganti’ kebutuhan pencandusulit membuat sembuh Melemahkan fungsi kontrol diri (dorongan seksual tidak terkendali) Tidak ada jaminan jarum suntik dipakai sendiri HIV dapat bertahan hidup selama sedikitnya empat minggu dalam semprit bekas pakaiKehati2an orang Indonesia? Memfasilitasi orang untuk menggunakan NAZA Pengguna Naza Malaysia amat sangat sering terkena kasus hukum karena memiliki, menyimpan, menjual n membeliPenegakkan hukum harus ada
86
Sulit menyesuaikan dosis metadon
Tidak menjamin hanya gunakan metadon tanpa campur alkohol Pengontrolan sulit
87
Tantangan ISLAM Komitmen akad nikah dan keluarga sakinah beradasarkan nilai Qur’an dan Sunnah Pendidikan seks dalam keluarga dan sekolah? Sehat fisik,emosional,sosial,ekonomi,spiritual Menguatkan ketahanan keluarga, masyarakat berdasarkan prinsip keadilan, martabat, beradab Preventif Sadd addzariah Memahami program dan bantuan asing
88
Membendung pengaruh media,pornografi,pornoaksi
Penegakan hukum Pemerataan zakat,infaq.shodaqoh Kualitas pelayanan kesehatan dan Kemandirian, Tidak diskriminatif Kualitas ARV, Pengobatan herbal Pembatasan kelahiran ODHA VCTGanti Mandatory Counseling and Testing (kaidah Islam untuk penyakit menular?)
89
Pemutusan Rantai PenularanKehati-hatian,tegas
Penanganan pada populasi risiko tinggi Belive System(akidah)Thinking SystemBehavior systemDistorsi pada pengambil kebijakan Reprograming Beliefe and Thinking System
90
Kampanye Hapuskan larangan mandatoryPerdaHIV/AIDS Perda MIRAS
Putus tuntas rantai penularan dan masalah sosial Putus rantai penularan Perda tidak disertai komitmen yang jelas “No Kondom, Kenali dengan baik pasangan kita dan tidak zina” Atasi kelompok risiko tinggi Preventif Sadd addzariah Commitment,Care,Support,Treatment Penegakkan hukum: Pelaku, penular, bandar,pengedar,becking Hapus pornoaksi pornografi Mandiri
91
TERIMAKASIH
92
A Church that listens fosters healthy communities
HIV and AIDS are not just medical issues but have social and communal repercussions “The Church has to listen It is only through listening that the Church can follow the example of Jesus, who did not exclude the sick, but embraced them, heard them and healed them,” Erlinda Senturias, former WCC health and healing programme staff
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.