Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

WORKSHOP PSAK 16, 13 dan 48 Universitas Negeri Semarang 9 Oktober 2010

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "WORKSHOP PSAK 16, 13 dan 48 Universitas Negeri Semarang 9 Oktober 2010"— Transcript presentasi:

1 WORKSHOP PSAK 16, 13 dan 48 Universitas Negeri Semarang 9 Oktober 2010
Dwi Martani Ketua Departeman Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementassi IFRS

2 Agenda 1 PSAK 16 PSAK 13 2 PSAK 48 3

3 Slide by : Taufik Hidayat SE,Ak,MM
1-2 Juni 2010 PSAK 16 (Revisi 2007) ASET TETAP Slide by : Taufik Hidayat SE,Ak,MM Workshop dan Diskusi “Pengaruh IFRS terhadap Silabus dan Materi Pengajaran Akuntansi Keuangan” serta Workshop "PSAK Terbaru"

4 Agenda Pengertian Aset Tetap Pengakuan Pengukuran Awal
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Depresiasi Penurunan Nilai Penghentian Pengakuan Pengungkapan

5 1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap seringkali merupakan komponen yang signifikan dalam Neraca Perusahaan. Aset Tetap bersifat tangible dan digunakan dalam jangka panjang. PSAK 16 : Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6) 1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan 2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Berdasarkan definisi di atas, pengertian aset tetap mencakup : 1. Tujuan penggunaan 2. Lama digunakan.

6 2. Pengakuan Kriteria Pengakuan Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika : (par 7) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Suku cadang utama, peralatan pemeliharaan, penggantian dan inspeksi dapat diakui sebagai aset tetap. Jika kriteria pengakuan terpenuhi, biaya tersebut diakui dan jumlah tercatat komponen yang diganti atau inspeksi terdahulu dihentikan pengakuannya.

7 Biaya setelah Perolehan Awal
2. Pengakuan Kriteria pengakuan untuk : Biaya Perolehan Awal Biaya setelah Perolehan Awal Lama Kriteria Berbeda Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut kan mengalir ke entitas Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal Menambah masa manfaat Menambah kapasitas Improvement Sekarang Kriteria Sama Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut kan mengalir ke entitas Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal Kriteria keduanya sama Biaya yang tidak memenuhi kriteria Masuk ke laporan laba rugi

8 2. Pengakuan Perusahaan Pengelola Jalan Tol
Kasus Perusahaan Pengelola Jalan Tol Ad hoc repairs and maintenance expenditures are charged to the profit and loss account in the period in which they are incurred Cost of replacing concrete road surface of expressways is recognised in the carrying amount of expressways and the carrying amount of replaced concrete road is derecognised Expenditures for upgrading asphalt road surface of an expressways are capitalised as additional costs of the expressway In other situations where it can be clearly demonstrated that the expenditure has resulted in an increase in the future economic benefits expected to be obtained from the use of the fixed asset the expenditure is capitalised as an additional cost of that asset. Expense Capitalise Capitalise Capitalise

9 3. Pengukuran Awal Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. (par 15)

10 Directly Attributable Cost
3. Pengukuran Awal Biaya perolehan aset tetap terdiri dari: a) Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain; b) biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh, atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan. Purchase Price Directly Attributable Cost Dismantling Cost

11 3. Pengukuran Awal Example ASJ Design House Limited leased an office for a lease term of 5 years in 2007 and incurred $500,000 in decorating the office. The lease requires ASJ to restore the office to its original status when the lease expires. Miss Amy Au, the finance director of ASJ, estimates that the total cost of restoration will be around $60,000 at that time and the discount rate to ASJ is 6%. Determine the cost of the decoration.

12 3. Pengukuran Awal Example
The cost of the decoration should be $500,000 plus the initial estimates of the costs of removing the decoration and restoring the office, i.e. $60,000 ÷ (1 + 6%)5 = $44,835. Therefore, the total cost of decoration recognised initially in the balance sheet is $544,835 and the journal entry is: Dr Aset Tetap 544,835 Cr Kas 500,000 Kewajiban 44,835

13 3. Pengukuran Awal Example John and Sherman Engineering Inc. introduced a new production line. The expenditures incurred for this new line include: $50,000 for the costs of employee in fixing the interior of the factory to suit for the production line, $100,000 in preparing the factory site, $5,000,000 in purchasing the machines for the line, $60,000 in arranging the initial delivery, The installation and assembly costs of the machines of $55,000, Costs of initial testing of $40,000, Professional fees in assessing the function and installation of $20,000, Costs of grand opening the new line of $30,000, Costs of introducing a new product manufactured by this new production line of $950,000, and Administration and other general overhead costs in studying and following up the installation of $25,000. Discuss and determine the cost of the new production line.

14 3. Pengukuran Awal Example The cost of the new production line recognised as property, plant and equipment should be $5,325,000. The costs incurred not directly attribute to the acquisition and installation of the line to its intended use cannot be recognised. Therefore, the following costs are not included: Costs of grand opening the new line of $30,000, Costs of introducing a new product manufactured by this new production line of $950,000, and Administration and other general overhead costs in studying and following up the installation of $25,000.

15 Fair Value of Exchanged Asset
3. Pengukuran Awal Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar nilai wajar kecuali: Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, atau Commercial Substance Nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal Fair Value of Exchanged Asset Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan.

16 4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Entitas harus memilih antara: Cost Model Sebagai kebijakan akuntansinya, dan Menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Revaluation Model

17 4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar : Biaya perolehan dikurangi Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset Cost Model Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar : Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi, dikurangi Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluation Model

18 4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar (arm’s length transaction). Appraisal Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan, maka Entitas perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan atau depreciated replacement cost.

19 4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara reguler Untuk memastikan jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan nilai wajar pada tanggal neraca. Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode: proporsional, atau eliminasi.

20 4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Example Metode Proporsional Aset senilai $ diperoleh tanggal 1 Januari 2008 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2008 nilai wajar aset adalah $ 1/1/08 Aset tetap 10,000 Kas ,000 31/12/08 Beban Penyusutan 2,000 Akumulasi Penyusutan 2,000 31/12/08 Aset Tetap 5,000 Akumulasi Penyusutan 1,000* Surplus Revaluasi 4,000 *(( )/8.000) x 2.000

21 4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Example Metode Eliminasi Aset senilai $ diperoleh tanggal 1 Januari 2008 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2008 nilai wajar aset adalah $ 1/1/08 Aset tetap 10,000 Kas ,000 31/12/08 Beban Penyusutan 2,000 Akumulasi Penyusutan 2,000 31/12/08 Akumulasi Penyusutan 2,000 Aset Tetap 2,000 Aset Tetap 4,000 Surplus Revaluasi 4,000

22 4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus direvaluasi Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Diakui dalam L/R sejumlah penurunan akibat revaluasi terdahulu (jika ada). Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi. Didebit ke ekuitas – sejumlah saldo kredit surplus revaluasi (jika ada). Entire class To Equity directly Negative to P/L

23 4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Example Aset tetap dengan biaya perolehan Rp dan akumulasi penyusutan Rp dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp Dr - Akumulasi Penyusutan Cr – Aset Tetap Dr – Aset Tetap Cr – Surplus Revaluasi

24 4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Example Aset tetap dengan biaya perolehan Rp dan akumulasi penyusutan Rp dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp Dr - Akumulasi Penyusutan Cr – Aset Tetap Dr – Aset Tetap Cr – Keuntungan Revaluasi Cr - Surplus Revaluasi

25 4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Example Aset tetap dengan biaya perolehan Rp dan akumulasi penyusutan Rp dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp Dr - Akumulasi Penyusutan Cr – Aset Tetap Dr – Rugi Revaluasi Cr – Aset Tetap

26 4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Example Aset tetap dengan biaya perolehan Rp dan akumulasi penyusutan Rp dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp Sebelumnya pernah direvaluasi dengan surplus Rp Dr - Akumulasi Penyusutan Cr – Aset Tetap Dr – Rugi Revaluasi Dr – Surplus Revaluasi Cr – Aset Tetap

27 4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model Surplus revaluasi yang disajikan di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya. Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan penggunaan aset oleh entitas. (partially realized) Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian dan penyusutan dengan biaya perolehan. (atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis) Dr Surplus Revaluasi Cr Saldo Laba Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan Laba Rugi.

28 4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Example Revaluation Model Year ended CJS Limited bought a car with a cost of $50,000 on 1 Jan and adopted the revaluation model. The estimated useful life of the car is 5 years. On 1 Jan. 2006, the car was revalued with a fair value of $48,000 at that date. Prepare the journal entries for the year ended 31 December 2005 and 31 December 2006. Dr Aset tetap 50,000 Cr Kas 50,000 Dr Beban Penyusutan 10,000 Cr Akumulasi Penyusutan 10,000 Dr Akumulasi Penyusutan 10,000 Cr Aset tetap 2,000 Cr Surplus Revaluasi 8,000 Year ended Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 12,000 Cr Akumulasi Penyusutan 12,000 Dr Surplus Revaluasi 2,000 Cr Saldo Laba 2,000

29 5. Penyusutan Cost Model Penyusutan Revaluation Model Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama umur manfaatnya (useful life).

30 5. Penyusutan Penyusutan Setiap bagian aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah. Contoh : rangka dan mesin pesawat Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui dalam laporan laba rugi kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lain.

31 5. Penyusutan Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap digunakan Pada saat aset berada di lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. Penyusutan aset dihentikan lebih awal ketika: Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual; dan Aset dihentikan pengakuannya. Tanah dan bangunan diperlakukan sebagai aset terpisah walaupun diperoleh sekaligus. Penyusutan Implikasinya, penyusutan tidak dihentikan sekalipun aset: sedang tidak digunakan atau dihentikan penggunaannya

32 5. Penyusutan Nilai residu dan umur manfaat suatu aset harus di-review minimum setiap akhir tahun buku Jika hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya maka perbedaan tersebut harus diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi.

33 5. Penyusutan Same laser machine example as before
At 1 Jan. 2006, Celia bought a laser printing machine of $50 million The machine will be used for 5 years (maximum useful life) and then dispose of at zero value The machine’s laser head can operate 500 hours, after that replacement of a new laser head is needed The cost of a new laser head was $10 million at that time and its residual value is zero. At 31 Dec. 2006, the price of a new laser machine increases to $75 million No change in cost of a new laser head and estimated maximum useful life Can Celia revise the residual value at 31 Dec. 2006? No! Celia has not changed its usage plan and the residual value after the estimated useful live would still be zero

34 5. Penyusutan Umur Manfaat Faktor yang harus diperhitungkan dalam menentukan umur manfaat. Prakiraan daya pakai aset; Prakiraan tingkat keausan fisik; Keusangan teknis dan keusangan komersil; Pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum (misal : sewa).

35 5. Penyusutan Metode penyusutan yang digunakan:
Harus mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan atas aset oleh entitas. Harus di-review minimum setiap akhir tahun buku, dan Perubahan metode diperlakukan sebagai perubahan estimasi. Metode Penyusutan

36 5. Penyusutan Metode Penyusutan
Menghasilkan pembebanan yang tetap sepanjang umur manfaat selagi nilai residu tidak berubah Garis Lurus Menghasilkan pembebanan yang menurun sepanjang umur manfaat Saldo Menurun Menghasilkan pembebanan berdasarkan penggunaan Jumlah Unit

37 6. Penurunan Nilai Lihat PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, yang menmbahas: 1. Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset, 2. Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.

38 7. Penghentian Pengakuan
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat: a) dilepaskan; atau b) Tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali transaksi jual- sewa balik). Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan.

39 7. Penghentian Pengakuan
Penghentin pengakuan pada saat penggantian sebagian aset tetap Sesuai dengan prisip pengakuan (par 7), Entitas mengakui biaya perolehan dari penggantian dalam jumlah tercatat aset, Kemudian menghentikan pengakuan jumlah tercatat bagian yang digantikan tanpa memperhatikan bagian yang digantikan telah disusutkan secara terpisah. Jika tidak praktis, biaya perolehan penggantian = biaya perolehan yang digantikan . Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara : Jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dan Jumlah tercatat dari aset.

40 7. Penghentian Pengakuan
Example Same laser machine example as before At 31 Dec. 2007, replacement of the laser head is needed after 400 hours of operation The carrying amount of the laser head alone would be $ 2 million at that date [$10M – ($10M  500 x 400)] The cost of a new laser head is $ 8 million. At 1 Jan. 2006, Celia bought a laser printing machine of $50 million The machine will be used for 5 years (maximum useful life) and then dispose of at zero value The machine’s laser head can operate 500 hours, after that replacement of a new laser head is needed The cost of a new laser head was $10 million at that time and its residual value is zero. If the laser head is replaced Replaced laser head with $ 2 million shall be derecognised New laser head of $ 8 million shall be recognised

41 7. Penghentian Pengakuan
Example Dr. Akumulasi Penyusutan 8 M Dr. Rugi 2 M Cr. Aset Tetap 10 M Dr. Aset Tetap 8 M Cr. Kas 8 M

42 8. Pengungkapan Lihat PSAK 16

43 9. Ikhtisar Perubahan No Perihal PSAK 16 Revisi PSAK 16 Lama 1 Istilah
Aset Aktiva 2 Penyusutan Digabung di PSAK 16. Bagian yg signifikan disusutkan terpisah. Diatur di PSAK lain 3 Komponen Biaya Perolehan Termasuk: biaya imbalan kerja biaya pengujian aset – hasil penjualan dari pengujian Tidak mengatur 2 hal tsb secara spesifik. 4 Bukan Komponen Biaya Perolehan Kegiatan insidental ini mungkin terjadi sebelum atau selama konstruksi atau aktivitas pengembangan (misal : parkir) Tidak mengatur hal tsb secara spesifik. 5 Pertukaran Aset Membedakan antara ada substansi komersial atau tidak. Membedakan pertukaran sejenis dan tidak sejenis

44 9. Ikhtisar Perubahan No Perihal PSAK 16 Revisi PSAK 16 Lama 6
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Cost Model atau Revaluation Model Hanya Cost Model, revaluasi boleh dilakukan jika sesuai ketentuan pemerintah 7 Telaah Ulang Nilai Residu, Umur Manfaat & Metode Penyusutan Harus dilakukan minimum tiap akhir tahun dan perubahannya diperlakukan sebagai perubahan estimasi (prospektif). Telaah nilai residu tidak diatur, perubahan umur manfaat diperlakukan prospektif, perubahan metode penyusutan retrospektif. 8 Aktiva Lain-lain Diatur di PSAK lain Mengatur Aktiva Lain-lain 9 Dismantling Cost Diakui sebagai biaya perolehan dan kewajiban Tidak diatur

45 10. Latihan Soal An asset was acquired January 1, 2006, for $10,000 and is expected to have a 5-year life without any salvage value. Straight-line depreciation is used. • On January 1, 2007 the asset is appraised at a sound value (depreciated replacement cost) of $12,000 • On January 1, 2008 the asset is appraised at a sound value (depreciated replacement cost) of $4,500 • On January 1, 2009 the asset is appraised at a sound value (depreciated replacement cost) of $5,000 Required: a. Prepare all necessary journal based on revaluation model! b. Prepare all necessary journal based on cost model! Assume that the condition of January 1, 2008 fulfills the criteria for impairment!

46 Jawaban – Revaluation -Proportional
1/1/06 Asset 10,000 Cash. 10,000 31/12/06 Depreciation expense 2,000 Accumulated depreciation 2,000 1/1/07 Asset 5,000* Accumulated depreciation 1,000** Revaluation surplus 4,000 *((12,000-8,000)/8,000) x 10,000 **((12,000-8,000)/8,000) x 2,000

47 Jawaban – Revaluation -Proportional
31/12/07 Depreciation expense 3,000 (12,000/4) Accumulated depreciation 3,000 Revaluation surplus 1,000 (4000/4) Retained earnings 1,000 1/1/08 Accumulated depreciation 3,000* Revaluation surplus 3,000 Loss from asset impairment 1,500 Asset 7,500** *((9,000-4,500)/9,000) x 6,000 **((9,000-4,500)/9,000) x 15,000

48 Jawaban – Revaluation -Proportional
31/12/08 Depreciation expense 1,500 (4,500/3) Accumulated depreciation 1,500 1/1/09 Asset 5,000* Accumulated depreciation 3,000** Profit/Loss 1,500 Revaluation surplus 500 *((5,000-3,000)/3,000) x 7,500 **((5,000-3,000)/3,000) x 4,500

49 Jawaban – Revaluation -Elimination
1/1/06 Asset 10,000 Cash. 10,000 31/12/06 Depreciation expense 2,000 Accumulated depreciation 2,000 1/1/07 Accumulated Depreciation 2,000 Asset 2,000 Asset 4,000 Revaluation Surplus 4,000

50 Jawaban – Revaluation -Proportional
31/12/07 Depreciation expense 3,000 (12,000/4) Accumulated depreciation 3,000 Revaluation surplus 1,000 (4000/4) Retained earnings 1,000 1/1/08 Accumulated depreciation 3,000 Asset 3,000 Revaluation surplus 3,000 Loss from asset impairment 1,500 Asset 4,500

51 Jawaban – Revaluation -Proportional
31/12/08 Depreciation expense 1,500 (4,500/3) Accumulated depreciation 1,500 1/1/09 Accumulated depreciation 1,500 Asset 1,500 Asset 2,000 Profit/Loss 1,500 Revaluation surplus 500

52 Jawaban – Cost Model 1/1/06 Asset 10,000 Cash. 10,000 31/12/06 Depreciation expense 2,000 Accumulated depreciation 2,000 1/1/07 No journal 31/12/07 Depreciation expense 2,000 1/1/08 Loss from asset impairment 1,500 Accumulated depreciation 1,500 31/12/08 Depreciation expense 1,500 1/1/09 Accumulated Depreciation 1,000 Profit/Loss 1,000

53 PSAK 16 ASET TETAP SEKIAN

54 Slide by : Taufik Hidayat,SE,Ak,MM
1-2 Juni 2010 PSAK 13 Properti Investasi Slide by : Taufik Hidayat,SE,Ak,MM Workshop dan Diskusi “Pengaruh IFRS terhadap Silabus dan Materi Pengajaran Akuntansi Keuangan” serta Workshop "PSAK Terbaru"

55 Agenda Ruang Lingkup Klasifikasi Properti Investasi Pengakuan
Pengukuran Awal Pengukuran setelah Pengakuan Awal Transfer Pelepasan Pengungkapan

56 Diterapkan juga untuk pengukuran :
1. Lingkup Diterapkan juga untuk pengukuran : 1. Hak atas properti investasi dalam sewa yang dicatat sebagai sewa pembiayaan dalam laporan keuangan lessee , dan 2. Properti investasi yang diserahkan kepada lessee yang dicatat sebagai sewa operasi dalam laporan keuangan lessor.

57 1. Lingkup PSAK ini tidak mencakup hal-hal yang diatur dalam PSAK 30 Sewa : 1. Klasifikasi sewa pembiayaan dan sewa operasi; 2. Pengakuan penghasilan sewa dari properti investasi; 3. Pengukuran hak atas sewa operasi dalam laporan keuangan lessee; 4. Pengukuran investasi neto atas sewa pembiayaan dalam laporan keuangan lessor; 5. Akuntansi atas transaksi jual dan sewa-balik; dan 6. Pengungkapan sewa pembiayaan dan sewa operasi. PSAK ini tidak berlaku untuk: 1. Aset biologis; and 2. Hak penambangan dan reservasi tambang.

58 2. Klasifikasi Properti Investasi
Properti Investasi adalah: properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk: 1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau 2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.

59 2. Klasifikasi Properti Investasi
Untuk dapat mengklasifikasikan suatu properti sebagai properti investasi, harus memenuhi kedua kriteria berikut: 1. Tujuan penggunaan (rental dan/atau kenaikan nilai), dan 2. Jenis kepemilikan (dimiliki sendiri atau melalui sewa pembiayaan). Mode of Usage Mode of Ownership 1-2 Juni 2010

60 2. Klasifikasi Properti Investasi
PSAK 13 membedakan antara properti investasi dengan properti yang digunakan sendiri. Properti yang digunakan sendiri mengacu pada PSAK 16 Aset Tetap. Properti yang digunakan sendiri adalah: Properti yang dukuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif. Mode of Usage

61 2. Klasifikasi Properti Investasi
Untuk memenuhi kriteria properti investasi, properti haruslah : Dikuasai oleh pemilik, atau Dikuasai oleh entitas dalam sewa pembiayaan Implikasinya, properti yang dikuasai lessee dalam sewa operasi tidak dapat diklasifikasikan sebagai properti investasi. Amandemen IAS 40 Desember 2003 membolehkan properti yang dikuasai lessee dalam sewa operasi sebagai properti investasi, jika dan hanya jika memenuhi definisi properti investasi dan lessee menggunakan model revaluasi, bahkan untuk semua properti investasinya. Mode of Ownership

62 2. Klasifikasi Properti Investasi
Example Contoh yang BUKAN properti investasi Properti yang digunakan sendiri Properti (selesai / dalam pembangunan) yang diniatkan untuk dijual Properti yang dibangun atas nama pihak ketiga Properti yang diswakan pada pihak lain dalam sewa pembiayaan Properti dalam proses konstruksi / pengembangan yang akan digunakan sebagai properti investasi PSAK mana? PSAK 16 PSAK 14 PSAK 34 PSAK 30 Properti yang sudah diklasifikasikan sebagai properti investasi namun dalam pengembangan ulang. masih Properti Investasi

63 2. Klasifikasi Properti Investasi
Example GV Inc. has three properties in Hong Kong and overseas and uses them to earn rental. Except for Property C which is owned by GV, the other 2 properties, Property A and B are held by GV under operating leases. Evaluate the accounting implication of PSAK 13 on GV’s properties.

64 2. Klasifikasi Properti Investasi
Example Properti C meets the definition of investment property under PSAK 13 and GV must use PSAK 13 to account for it. Property A and B do not meet such definition since they are neither owned nor held by GV under a finance lease. However, GV has a classification alternative under PSAK 13 to choose to account for either Property A or B (or both) as investment property. In consequence, GV can consider the following alternatives: If either Property A or B (or both) are accounted for under PSAK 13 as investment property, GV will be required to use the fair value model in accordance with PSAK 13 to account for all properties classified as investment property, including Property C and Property A and/or B. If both Property A and B are not classified as investment property, GV will be required to account for Property A and B as a lease under PSAK 30 and will choose between cost model and fair value model in accordance with PSAK 13 to account for Property C.

65 2. Klasifikasi Properti Investasi
Dalam satu properti sebagian memenuhi kriteria properti investasi dan sebagian lain TIDAK meneuhi kriteria properti investasi. Jika dua bagian tersebut: Atau disewakan terpisah dalam sewa pembiayaan  Entitas mencatatnya secara terpisah Dapat dijual terpisah Tidak dapat dijual terpisah  Properti adalah properti investasi hanya jika bagian yang bukan properti investasi jumlahnya tidak signifikan

66 2. Klasifikasi Properti Investasi
Entitas memiliki properti yang disewakan kepada, dan digunakan oleh, induk atau anak perusahaan lain, maka :  properti bukan properti investasi dalam laporan keuangan konsolidasi, karena properti dimiliki sendiri dalam perspektif grup. Namun, jika memenuhi kriteri properti investasi, lessor mengakui sebagai properti investasi dalam laporan keuangan individualnya. Consolidated Individual

67 3. Pengakuan Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16

68 4. Pengukuran Awal Sama dengan PSAK 16
Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai secara sewa dan dikelompokkan sebagai properti investasi mengacu pada PSAK 30 Sewa, dimana aset diakui pada jumlah mana yang lebih rendah antara: Nilai wajar properti, dan Nilai kini dari pembayaran sewa minimum.

69 5. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Properti yang dikuasai dalam sewa operasi yang diklasifikasikan sebagai properti Investasi Properti investasi yang menjadi agunan kewajiban yang menghasilkan imbalan yang terkait langsung dengan nilai wajar dari, atau imbalan dari, aset tertentu termasuk properti investasi Properti investasi yang nilai wajarnya tidak dapat ditentukan secara andal atas dasar berkelanjutan Tidak ada pilihan, haya fair value model Pilih salah satu model untuk semua properti Tidak ada pilihan, hanya cost model

70 5. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Properties held to earn rental or capital appreciation or both? Any property held under operating lease? Use PSAK 13 to account for one or more such properties? Properties not under PSAK 13 Properties under PSAK 13 Not within PSAK 13 Fair value model under PSAK 13 Cost model under PSAK 13

71 5. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair Value Model Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca Properti investasi tidak disusutkan. Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti investasi harus diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.

72 5. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Example Fair value model (PSAK 13) Revaluation model (PSAK 16) Menggunakan nilai wajar Menggunakan nilai wajar Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya. Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi atau ekuitas. Tidak ada penyusutan. Penyusutan. Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca. Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler.

73 Properti yang dimiliki sendiri Properti yang dimiliki sendiri
6. Transfer Transfer ke, atau dari properti invetasi dapat dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan: Perubahan Penggunaan Transfer dari properti investasi Dimulainya penggunaan oleh pemilik Dimulainya pengembangan untuk dijual Properti yang dimiliki sendiri Persediaan Properti Investasi Perubahan Penggunaan Transfer ke properti investasi Berakhirnya pemakaian oleh pemilik Dimulainya sewa operasi ke pihak lain Berakhirnya pembangunan atau pengembangan Properti yang dimiliki sendiri Persediaan Akhir masa konstruksi Properti Investasi Pengukuran saat transfer? Tergantung model yang digunakan ……

74 5. Transfer Ketika entitas menggunakan transfer TIDAK mengubah jumlah tercatat properti yang ditransfer dan TIDAK mengubah biaya properti untuk tujuan pengukuran dan pengungkapan. Cost Model

75 Properti yang dimiliki sendiri
5. Transfer Untuk transfer dari properti investasi yang dicatat dengan menggunakan nilai wajar Fair Value Model Perubahan Penggunaan Transfer dari properti investasi Dimulainya penggunaan oleh pemilik Dimulainya pengembangan untuk dijual Properti yang dimiliki sendiri Persediaan Properti Investasi Nilai properti untuk akuntansi berikutnya sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 16 dan 14 adalah nilai wajar pada tanggal perubahan penggunaan.

76 Properti yang dimiliki sendiri
6. Transfer Untuk transfer ke properti investasi yang dicatat dengan menggunakan nilai wajar Fair Value Model Properti Investasi Properti yang dimiliki sendiri Terapkan PSAK 16 hingga tanggal perubahan Memperlakukan perbedaan antara Jumlah tercatat menurut PSAK 16, dan Nilai wajar dengan cara yang sama seperti revaluasi PSAK 16 Revaluation reserve is frozen and accounted for in accordance with IAS 16 subsequently Persediaan Properti Investasi Akhir masa konstruksi Perbedaan antara Nilai wajar properti pada tanggal perubahan, dan Nilai tercatat diakui dalam laporn laba rugi

77 6. Transfer Example GV has adopted PSAK13 and stated its investment properties at fair value even the properties are held under operating leases. On 1 Mar. 2008, freehold property B stated at revalued amount of $1 million (originally used as its own office) has been leased out to derive rental income. Revaluation surplus recognised for B was $300,000 while B’s fair value at that date should be $1,200,000. What is the accounting implication on the decision?

78 6. Transfer Property B would be reclassified as investment property.
Example Property B would be reclassified as investment property. In accordance with PSAK 13, GV should apply PSAK 16 on B up to the date of change in use and treat any difference at that date between its carrying amount under PSAK 16, and its fair value in the same way as a revaluation under PSAK 16. Thus, a revaluation surplus of $200,000 would be further recognised. Total revaluation reserves would become $500,000 ($200,000 + $300,000) The revaluation reserves of $500,000 would be frozen and accounted for in accordance with PSAK16 subsequently. Dr Property, plant and equipment $200,000 Cr Revaluation reserves $200,000 To recognise the additional revaluation surplus. Dr Investment property $1,200,000 Cr Property, plant and equipment $1,200,000 To reclassify the property from PPE to investment property.

79 7. Pelepasan 1. Pelepasan atau 1. Hasil neto dari pelepasan dan
Properti investasi harus dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari neraca) pada saat: 1. Pelepasan atau 2. Ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasan. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi ditentukan dari selisih antara: 1. Hasil neto dari pelepasan dan 2. Jumlah tercatat aset, dan diakui dalam laporan laba rugi (kecuali sale and leaseback) dalam priode terjadinya.

80 8. Pengungkapan Baca PSAK 13

81 Ikatan Akuntan Indonesia
SESI 3-1 PSAK 19 R2009/ IAS 38: ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 Intangible Assets Slide by : Aria Farahmita Hendang Tanusdjaja

82 Dikecualikan dari penerapan PSAK 19 :
1-2 Juni 2010 Ruang Lingkup Dikecualikan dari penerapan PSAK 19 : Aset tidak berwujud yang diatur standar lain (goodwill-PSAK 22) Aset keuangan (PSAK 50) Hak penambangan (PSAK 29) dan sumber daya lain yang tidak dapat diperbarui Workshop dan Diskusi “Pengaruh IFRS terhadap Silabus dan Materi Pengajaran Akuntansi Keuangan" serta Workshop "PSAK Terbaru"

83 1. Pengertian Aset Tidak Berwujud
Aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik Aset: Adanya kontrol, dan Keuntungan ekonomis di masa depan Keteridentifikasian Pengendalian Adanya Keuntungan Ekonomis di masa depan

84 2. Pengertian Aset Tidak Berwujud
Keteridentifikasian Dapat diidentifikasi: Dapat dipisahkan/dibedakan, atau Timbul dari kontrak atau hak legal lainnya

85 3. Pengertian Aset Tidak Berwujud
Pengendalian atas Sumber Daya Terdapat kontrol, jika: Mampu memperoleh manfaat ekonomis masa depan, dan Dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomis tersebut

86 4. Pengertian Aset Tidak Berwujud
Adanya Keuntungan Ekonomis di masa depan Manfaat ekonomis yang muncul mencakup: Pendapatan dari penjualan barang atau jasa Penghematan biaya, atau Manfaat lain dari penggunaan aset tersebut

87 Contoh Software komputer Paten Copyright Daftar pelanggan Lisensi
Kuota Impor franchise Hak Pemasaran

88 Pengakuan dan Pengukuran
Prinsip Umum: Dalam mengakui suatu item sebagai aset tidak berwujud, entitas perlu menunjukkan bahwa item tersebut: Memenuhi definisi aset tidak berwujud Memenuhi kriteria pengakuan

89 2. Pengakuan dan Pengukuran
Kriteria Pengakuan Aset tidak berwujud harus diakui jika, dan hanya jika: Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut, dan Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal. Dalam menilai kemungkinan: Menggunakan asumsi masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan Estimasi terbaik manajemen

90 3. Pengakuan dan Pengukuran
Pengeluaran yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui sebagai beban Aset tidak berwujud pada awalnya harus diakui sebesar biaya perolehan

91 4. Pengakuan dan Pengukuran
1. Perolehan terpisah 2. Akuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis Aset tidak berwujud dapat diperoleh dari 3. Pengakuisisian dengan hibah pemerintah 4. Pertukaran aset 5. Goodwill yang dihasilkan internal 6. Aset tidak berwujud yang dihasilkan internal

92 5. Pengakuan dan Pengukuran
Biaya perolehan = harga beli dan segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung 1. Perolehan terpisah 2. Akuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis Nilai wajar pada tanggal akuisisi 3. Pengakuisisian dengan hibah pemerintah Diakui pada nilai wajar atau pada nilai nominalnya Nilai wajar, kecuali tidak ada substansi komersial (nilai tercatat aset yang dilepas) 4. Pertukaran aset 5. Goodwill yang dihasilkan internal Tidak boleh diakui sebagai aset (tidak dapat teridentifikasi) 6. Aset tidak berwujud yang dihasilkan internal

93 Aset Tidak Berwujud yang Dihasilkan secara Internal
6. Aset tidak berwujud yang dihasilkan internal Sulit menentukan apakah suatu aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi kriteria untuk diakui: Menentukan saat timbulnya aset yang dapat diidentifikasi dan akan menghasilkan manfaat ekonomis masa depan Menentukan biaya perolahan aset tersebut secara andal Perlu kriteria tambahan

94 2. Aset Tidak Berwujud yang Dihasilkan secara Internal
Dalam menentukan apakah aset tidak berwujud yang dihasilkan internal memenuhi syarat untuk diakui, entitas menggolongkan proses dihasilkannya aset menjadi dua tahap: 1. Tahap Riset, dan 2. Tahap Pengembangan Riset adalah penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru Pengembangan adalah penerapan temuan riset atau pengetahuan lainnya pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, sistem, atau jasa yang sifatnya baru atau yang mengalami perbaikan substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian

95 3. Aset Tidak Berwujud yang Dihasilkan secara Internal
Aset tidak berwujud yang timbul dari Riset tidak boleh diakui Pengeluaran riset diakui sebagai beban pada saat terjadinya Riset adalah penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru

96 4. ATB Dihasilkan Internal - Pengembangan
Aset tidak berwujud yang timbul dari kegiatan Pengembangan, diakui jika, dan hanya jika,terpenuhi semua hal ini: Kelayakan teknis penyelesaian Niat menyelesaikan dan menggunakan atau menjualnya Kemampuan menggunakan atau menjual Kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis masa depan Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya lainnya untuk menyelesaikan dan, menggunakan atau menjualnya Kemampuan mengukur secara andal pengeluaran terkait aset tersebut

97 5. Aset Tidak Berwujud yang Dihasilkan secara Internal
Kapan pengeluaran dikapitalisasi? Tanggal 1 Tanggal 2 Tanggal 3 Riset Pengembangan Dibebankan dan tidak dapat disajikan kembali Dikapitalisasi sebagai aset tidak berwujud = biaya perolehan Tanggal 1 – Tahap Pengembangan dimulai Tanggal 2 – Kriteria Pengakuan terpenuhi Tanggal 3 – Tanggal aset baru hasil pengembangan siap digunakan

98 6. Aset Tidak Berwujud yang Dihasilkan secara Internal
Merek, kepala surat kabar, judul publisitas, daftar pelanggan yang dihasilkan secara internal, tidak boleh diakui sebagai aset tak berwujud Karena tidak dapat dibedakan dengan biaya untuk mengembangkan usaha secara keseluruhan

99 Pengukuran setelah Pengakuan
Pilihan  sama seperti PSAK16 Aset Tetap Model Biaya, Biaya perolehan – akumulasi amortisasi – akumulasi kerugian penurunan nilai atau Model Revaluasi, Nilai wajar – akumulasi amortisasi – akumulasi kerugian penurunan nilai

100 Masa Manfaat Terbatas Tak Terbatas atau Tidak Diamortisasi
Pengukuran setelah pengakuan awal aset tak berwujud didasarkan pada usia manfaatnya Entitas harus menilai apakah masa manfaat dari aset tak berwujud: Terbatas Tak Terbatas atau Jangka waktu atau jumlah produksi atau jumlah unit serupa yang dihasilkan, selama masa manfaat Berdasarkan analisis seluruh faktor relevan Tidak ada batas yang terlihat pada saat ini atas periode yang mana aset diharapkan menghasilkan manfaat “Tak Terbatas” berbeda dengan “Tak Terhingga” Diamortisasi Tidak Diamortisasi

101 Amortisasi Dimulai ketika aset tersedia untuk digunakan
Dihentikan pada waktu yang lebih dulu antara ketika aset digolongkan sebagai tersedia untuk dijual (PSAK 58) atau tanggal ketika aset dihentikan pengakuannya Metode harus menggambarkan pola konsumsi atas manfaat aset. Dr. Beban Amortisasi xxx Cr. Aset (atau akumulasi amortisasi) xxx Masa Manfaat Terbatas Amortisasi

102 Nilai residu direview setiap akhir periode
Amortisasi Nilai residu direview setiap akhir periode Perubahan nilai residu diperhitungkan sebagai perubahan estimasi akuntansi (PSAK 25) Nilai Residu

103 Masa Manfaat Tak Terbatas
Tidak diamortisasi  impairment test setiap tahun dan kapan pun bila ada indikasi penurunan nilai. Masa manfaat ditelaah setiap akhir periode Masa manfaat tak terbatas  suatu ketika bisa berubah jadi terbatas Perubahan estimasi Indikasi penurunan nilai

104 Rugi Penurunan Nilai Rugi Penurunan Nilai = Nilai tercatat – Nilai terpulihkan Nilai terpulihkan = Mana yang lebih besar antara Nilai wajar setelah dikurangi ongkos menjual dengan Nilai kini arus kas masa depan aset Dr. Rugi penurunan nilai xxx Cr. Aset (atau akumulasi penurunan nilai) xxx

105 Penghentian dan Pelepasan
Dihentikan pengakuannya ketika: Dalam (proses) pelepasan; atau Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan Keuntungan / kerugian diakui di Laporan Laba Rugi

106 Pengungkapan Pengungkapan umum:
Aset yang dihasilkan internal dengan yang lainnya Masa manfaat terbatas atau tak terbatas Metode amortisasi Jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi dengan akumulasi penurunan nilai pada awal dan akhir periode Unsur – unsur dalam laporan pendapatan komprehensif Penambahan, Penurunan, kerugian penurunan nilai, amortisasi yang diakui, perubahan lainnya pada jumlah tercatat selama periode.

107 2. Pengungkapan Untuk aset tak berwujud tak terbatas
Jumlah tercatat Alasan yang mendukung masa manfaat tak terbatas Untuk yang menggunakan model revaluasi Tanggal efektif revaluasi Jumlah tercatat yang direvaluasi Jumlah tercatat yang diakui apabila diukur dengan metode biaya Jumlah surplus revaluasi awal dan akhir periode Metode dan asumsi dalam mengestimasi nilai wajar aset Nilai keseluruhan biaya riset dan pengembangan yang diakui sebagai biaya selama periode

108 Perbedaan dengan PSAK 19 (Revisi 2000)
Masa manfaat Ketentuan tentang masa manfaat tak terbatas Model Biaya dan Model Revaluasi Akuisisi aset tak berwujud dalam kombinasi bisnis Akuisisi melalui hibah pemerintah

109 ISAK No. 14: Biaya Situs Web
Secara umum biaya untuk pengembangan situs web tidak dapat diakui sebagai aset tidak berwujud Dapat diakui, apabila memenuhi persyaratan pengakuan “pengembangan” yang disyaratkan PSAK 19, Terutama kriteria mengenai kemampuan situs web menghasilkan manfaat ekonomis di masa depan

110 1. Review Menurut PSAK 19, mana DUA dari kriteria berikut ini yang relevan dalam menentukan masa manfaat aset tak berwujud? Keusangan Periode amortisasi Kegunaan yang diharapkan dari aset Nilai residu aset

111 1. Review Menurut PSAK 19, mana DUA dari kriteria berikut ini yang relevan dalam menentukan masa manfaat aset tak berwujud? Keusangan Periode amortisasi Kegunaan yang diharapkan dari aset Nilai residu aset

112 2. REVIEW Menurut PSAK 19, kriteria pengakuan untuk aset tak berwujud mencakup DUA dari kondisi berikut ini: Harus diukur pada biaya perolehan Biaya dapat diukur dengan andal Kemungkinan besar manfaat ekonomis mengalir ketika aset digunakan Diperoleh sebagai bagian integral dari bisnis

113 2. REVIEW Menurut PSAK 19, kriteria pengakuan untuk aset tak berwujud mencakup DUA dari kondisi berikut ini: Harus diukur pada biaya perolehan Biaya dapat diukur dengan andal Kemungkinan besar manfaat ekonomis mengalir ketika aset digunakan Diperoleh sebagai bagian integral dari bisnis

114 3. Review PT ABC memperoleh sebuah merek seharga Rp300juta. Diestimasikan merek ini akan menghasilkan arus kas selama 15 tahun ke depan. Merek ini diamortisasi selama 15 tahun metode garis lurus. Pada akhir tahun kelima PT XYZ membeli merek ini seharga Rp250 juta. Buatlah jurnal untuk mengakui transaksi ini!

115 3. REVIEW Amortisasi per tahun = Rp300juta / 15 tahun = Rp20juta
Nilai tercatat aset: Rp300juta – (Rp20juta X 5 th) = Rp200juta Selisih harga jual dan nilai tercatat diakui sebagai keuntungan di laba rugi Dr. Kas Rp250juta Dr. Akm amortisasi Rp100juta Cr. Aset Rp300juta Cr. Keuntungan Rp50juta

116 4.Review PT Armada memperoleh teknologi baru yang akan mengubah proses manufaktur saat ini. Biaya yang terjadi adalah sebagai berikut: Biaya teknologi baru Rp1.000 juta Diskon yang diberikan Rp100 juta Pelatihan staf untuk proses baru Rp50 juta Testing teknologi baru Rp10 juta Kerugian operasi awal Rp20juta Berapa biaya yang dapat dikapitalisir sebagai aset tak berwujud?

117 Aset Cost Rp1.000 juta Dikurangi diskon Rp juta Ditambah proses testing Rp juta Rp juta Kerugian operasi awal dan Pelatihan staf mengoperasikan aset  p.66 diakui sebagai beban

118 5. REVIEW Jenis Pengeluaran Perlakuan Akuntansi Alasan
Konstruksi fasilitas gedung riset untuk digunakan proyek riset saat ini dan yang akan datang Dikapitalisasi dan disusutkan sebagai beban penelitian Punya manfaat masa depan Akuisisi peralatan R&D hanya digunakan untuk proyek saat ini Beban R & D Biaya riset Pembelian stok bahan-bahan untuk digunakan proyek riset saat ini dan masa depan Sebagai Persediaan dan dibebankan saat dipakai Gaji staf riset Biaya Riset Biaya riset yang terjadi untuk proyek PT ABC, ditagihkan setiap bulan Piutang Bukan beban R&D (direimburse)

119 Review Jenis Pengeluaran Perlakuan Akuntansi Alasan
Biaya material, tenaga kerja dan overhead untuk prototipe produk baru (kelayakan ekonomis tidak terpenuhi) Beban R&D Tidak memenuhi kriteria pengakuan aset tak berwujud Biaya riset pemasaran untuk promosi produk baru Beban operasi Bukan biaya R&D (beban umum dan administratif) Biaya legal untuk memperoleh hak paten produk baru Dikapitalisir sebagai “paten” dan diamortisasi Beban langsung untuk paten Biaya rekayasa teknis produk baru yang terjadi sebelum tahap produksi penuh (kelayakan ekonomis tercapai) Dikapitalisir Memenuhi kriteria pengakuan Komisi staf penjualan yang memasarkan produk baru Bukan biaya R&D (beban penjualan)

120 SESI 3-2 ISAK 14 : Biaya Situs Web SIC 32 : Web Site Cost.
Ikatan Akuntan Indonesia SESI 3-2 ISAK 14 : Biaya Situs Web SIC 32 : Web Site Cost. Hendang Tanusdjaja

121 Ikatan Akuntan Indonesia
ISAK 14: Prinsip umum ISAK 14 Aset Tidak Berwujud- Biaya Situs Web merupakan adopsi dari SIC 32: Web Site Cost. SIC 32 pengakuan biaya untuk pengembangan web site entitas sebagai aset tidak berwujud. Secara umum biaya untuk pengembangan situs web tidak dapat diakui sebagai aset tidak berwujud. Biaya untuk pengembangan web site dapat diakui sebagai aset tidak berwujud apabila memenuhi persyaratan pengakuan pengembangan yang disyaratkan PSAK 19 (revisi 2009): Aset Tidak Berwujud terutama mengenai : kemampuan web site menghasilkan manfaat ekonomi di masa depan, contoh website mampu menghasilkan pendapatan. Hendang Tanusdjaja

122 ISAK No. 14: Biaya Situs Web
Secara umum biaya untuk pengembangan situs web tidak dapat diakui sebagai aset tidak berwujud Dapat diakui, apabila memenuhi persyaratan pengakuan “pengembangan” yang disyaratkan PSAK 19, Terutama kriteria mengenai kemampuan situs web menghasilkan manfaat ekonomis di masa depan

123 Karakteristik khusus Situs WEB
Ikatan Akuntan Indonesia Karakteristik khusus Situs WEB Entitas dapat melakukan pengeluaran internal pada pengembangan dan pengoperasian situs web miliknya untuk akses internal maupun eksternal. Situs web yang dirancang untuk akses eksternal dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mempromosikan dan mengiklankan produk dan jasa entitas, menyediakan layanan elektronik, dan menjual produk dan jasa. Situs web yang dirancang untuk akses internal dapat digunakan untuk menyimpan kebijakan entitas dan rincian pelanggan, dan mencari informasi yang relevan. Hendang Tanusdjaja

124 Permasalahan Situs WEB
Ikatan Akuntan Indonesia Permasalahan Situs WEB apakah situs web secara internal menghasilkan aset tidak berwujud yang merupakan bahasan pada persyaratan dari PSAK 19 (revisi 2009): Aset Tidak Berwujud? dan Bagaimana perlakuan akuntansi yang sesuai atas pengeluaran tersebut?. Hendang Tanusdjaja

125 Ikatan Akuntan Indonesia
ISAK 14: Interpretasi Situs web entitas yang muncul dari pengembangan dan digunakan untuk akses internal maupun eksternal merupakan aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal seperti yang tercakup dalam persyaratan PSAK 19 (revisi 2009): Aset Tidak Berwujud. Situs web yang timbul dari pengembangan diakui sebagai aset tidak berwujud jika dan hanya jika, Situs web yang timbul dari pengembangan diakui sebagai aset tidak berwujud jika dan hanya jika, memenuhi persyaratan umum dalam PSAK 19 par21 DAN par 56. Hendang Tanusdjaja

126 Ikatan Akuntan Indonesia
ISAK 14: Interpretasi Apabila entitas tidak dapat menunjukkan bagaimana situs web yang dikembangkan (semata-mata atau terutama untuk mempromosikan dan iklan produk dan jasa entitas) akan menghasilkan kemungkinan manfaat ekonomi masa depan, maka semua pengeluaran pada pengembangan situs web harus diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Hendang Tanusdjaja

127 Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif ISAK 14
Ikatan Akuntan Indonesia Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif ISAK 14 Entitas menerapkan Interpretasi ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Pengaruh pengadopsian Interpretasi ini akan dicatat menggunakan persyaratan transisi dalam PSAK 19 (revisi 2009): Aset Tidak Berwujud. Oleh karena itu, ketika situs web tidak memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset tidak berwujud, tapi sebelumnya diakui sebagai aset, maka pos tersebut akan dihentikan pengakuannya pada tanggal ketika Interpretasi ini menjadi efektif. Hendang Tanusdjaja

128 Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif ISAK 14
Ikatan Akuntan Indonesia Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif ISAK 14 Bila ada situs web dan pengeluaran untuk mengembangkannya memenuhi kriteria untuk diakui sebagai aset tidak berwujud, tetapi sebelumnya tidak diakui sebagai aset, maka aset tidak berwujud tersebut tidak diakui pada tanggal ketika Interpretasi ini menjadi efektif. Bila ada situs web dan pengeluaran untuk mengembangkannya memenuhi kriteria untuk diakui sebagai aset tidak berwujud, sebelumnya diakui sebagai aset dan pada awalnya diakui sesuai dengan biaya perolehan, maka jumlah yang diakui pada awalnya dianggap sudah ditentukan secara benar. Hendang Tanusdjaja

129 Ikatan Akuntan Indonesia
Contoh Aplikasi ISAK 14 Hendang Tanusdjaja

130 Ikatan Akuntan Indonesia
Contoh Aplikasi ISAK 14 Hendang Tanusdjaja

131 Ikatan Akuntan Indonesia
Contoh Aplikasi ISAK 14 Hendang Tanusdjaja

132 Ikatan Akuntan Indonesia
Contoh Aplikasi ISAK 14 Hendang Tanusdjaja

133 Ikatan Akuntan Indonesia
Contoh Aplikasi ISAK 14 Hendang Tanusdjaja

134 PSAK 48 (revisi 2009) Penurunan Nilai Aset IAS 36: Impairment
Slide by : Dr. Ratna Wardani

135 Tujuan dan Ruang Lingkup
Tujuan PSAK 48 ini adalah untuk menetapkan: prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Aset dikatakan melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tercatat aset melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui: penggunaan atau penjualan aset. PSAK 48 Par 1

136 Tujuan dan Ruang Lingkup
PSAK 48 ini diterapkan untuk akuntansi penurunan nilai terhadap semua aset, kecuali : Persediaan (lihat PSAK 14: Persediaan); aset yang timbul dari kontrak konstruksi (lihat PSAK 34: Akuntansi Kontrak Konstruksi); aset pajak tangguhan (lihat PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan); aset yang timbul dari imbalan kerja (lihat PSAK 24: Imbalan Kerja); aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (lihat PSAK 13: Properti Investasi); biaya akuisisi tangguhan, dan aset tidak berwujud, yang timbul dari hak kontraktual penanggung berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 28: Kontrak Asuransi; dan aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. PSAK 48 Par 2

137 Tujuan dan Lingkup PSAK 48
PSAK 48 ini berlaku untuk aset keuangan yang dikelompokkan sebagai investasi dalam entitas anak  PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri; ventura bersama  PSAK 12: Bagian Partisipasi Dalam Ventura Bersama entitas asosiasi  PSAK 15. Investasi pada Entitas Asosiasi

138 Tujuan dan Lingkup PSAK 48
PSAK 48 ini tidak berlaku untuk: aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55, dan properti investasi yang diukur pada nilai wajar sesuai PSAK 13. Namun demikian, PSAK 48 ini berlaku untuk: aset yang dicatat pada jumlah revaluasian (yaitu nilai wajar) sesuai dengan Pernyataan lain, seperti model revaluasi dalam PSAK 16: Aset Tetap.

139 Konsep & Istilah Penting
Uji Penurunan Nilai Rugi Penurunan Nilai Jumlah Tercatat Jumlah Terpulihkan Jumlah Tersusutkan Nilai Pakai Nilai Wajar dikurangi Biaya Penjualan Unit Penghasil Kas (UPK) Biaya Pelepasan Aset Korporat Goodwill Impairment Test Impairment Losses Carrying Amount Recoverable Amount Depreciable Amount Value in Use Fair Value less Costs to Sell (FV-C2S) Cash Generating Unit (CGU) Costs of Disposal Corporate Assets Goodwill

140 Pengertian Penurunan Nilai (Impairment)
1-2 Juni 2010 Penurunan nilai dari aset merupakan suatu kondisi dimana nilai tercatat dari aset (carrying amount) melebihi jumlah terpulihkan (recoverable amount). Secara periodik perusahaan harus mereview ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai (test of impairment). Jika terdapat indikasi, maka perusahaan harus menaksir recoverable amount dari aset tersebut Workshop dan Diskusi “Pengaruh IFRS terhadap Silabus dan Materi Pengajaran Akuntansi Keuangan" serta Workshop "PSAK Terbaru"

141 Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai
Apabila perusahaan memiliki indikasi penurunan nilai (setelah dilakukan pengujian terhadap indikasi impairment), maka perusahaan akan mengakui adanya rugi penurunan nilai (Impairment Loss) ketika carrying amount dari aset lebih tinggi dari recoverable amount. Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih nilai tercatat suatu aset atau unit penghasil kas atas jumlah terpulihkannya.

142 Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai
Carrying Amount Nilai Aset Akumulasi Penyusutan dan Akumulasi Rugi Penurunan Nilai Nilai Wajar dikurangi Biaya Penjualan Nilai Pakai Recovered through sale Recoverable Amount  Nilai tertinggi Recovered through use

143 Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai

144 Identifikasi aset yang mungkin mengalami Penurunan Nilai Aset
Ikatan Akuntan Indonesia Identifikasi aset yang mungkin mengalami Penurunan Nilai Aset Pada setiap akhir periode pelaporan, suatu entitas harus menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai, untuk aset tidak berwujud tertentu dan goodwill, entitas harus Minimal setahun sekali, melakukan pengujian penurunan nilai (impairment test) dengan membandingkan nilai tercatatnya dengan jumlah terpulihkannya. Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas Aset tidak berwujud yang belum digunakan Goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis Par 10 Hendang Tanusdjaja

145 Identifikasi aset yang mungkin mengalami Penurunan Nilai Aset
Ikatan Akuntan Indonesia Identifikasi aset yang mungkin mengalami Penurunan Nilai Aset Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa aset mungkin mengalami penurunan nilai, entitas harus mempertimbangkan, minimum, hal-hal berikut ini: Informasi dari sumber-sumber eksternal Perubahan signifikan Nilai pasar Perubahan signifikan teknologi, pasar, ekonomi dan lingkup hukum Perubahan suku bunga Jumlah tercatat aset neto enttitas melebihi kapitalisasi pasarnya Informasi dari sumber-sumber internal Bukti keusangan atau kerusakan fisik aset Perubahan signifikan atas penggunaan, penghentian dan masa manfaat aset Bukti internal mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk dari yang diharapkan. PSAK 48 par 12 Par 12 Hendang Tanusdjaja

146 Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Ketika terdapat indikasi bahwa terdapat penurunan nilai suatu aset pada setiap periode pelaporan atau bilamana terdapat aset tidak berwujud atau goodwill yang merupakan subyek pengujian penurunan nilai secara tahunan, entitas disyaratkan harus mengukur jumlah terpulihkan aset tersebut. PSAK 48 mendefinisikan jumlah terpulihkan suatu aset sebagai jumlah yang lebih tinggi antara: Fair Value Less Costs to Sell dan Nilai pakai (Value in Use) adalah jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit penghasil kas dalam transaksi antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan, dikurangi biaya pelepasan aset. adalah nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima atau unit penghasil kas.

147 Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Ikatan Akuntan Indonesia Pengukuran Jumlah Terpulihkan Nilai wajar dikurangi Biaya Penjualan (Fair Value Less Costs to Sell) Bukti Terbaik adalah harga dalam suatu perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam suatu transaksi antara pihak-pihak yang independen, disesuaikan dengan biaya tambahan yang dapat dikaitkan secara langsung dengan pelepasan aset. Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yan mengikat namun aset diperdagangkan di pasar aktif Berdasarkan harga pasar aset dikurangi biaya pelepasan aset tersebut. Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat atau pasar aktif untuk aset  Berdasarkan pada informasi terbaik yang ada untuk menggambarkan jumlah yang dapat diperoleh entitas, pada akhir periode pelaporan, dari pelepasan aset pada nilai wajar dikurangi biaya pelepasan Par Hendang Tanusdjaja

148 Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Ikatan Akuntan Indonesia Pengukuran Jumlah Terpulihkan Nilai Pakai (Value in Use) Nilai pakai adalah nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima atau unit penghasil kas Elemen-elemen berikut harus diperhitungkan dalam penghitungan nilai pakai aset: a) estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset; b) ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus kas masa depan tersebut; c) nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas risiko yang berlaku; harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset faktor-faktor lain, seperti ilikuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh pelaku pasar dalam menilai arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset tersebut. Par 29 Hendang Tanusdjaja

149 Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Ikatan Akuntan Indonesia Pengukuran Jumlah Terpulihkan Pengestimasian nilai pakai suatu aset meliputi langkah-langkah berikut: mengestimasi arus kas masuk dan arus kas keluar di masa depan dari pemakaian aset tersebut dan pelepasannya pada akhirnya; menerapkan tingkat diskonto yang tepat atas arus kas masa depan tersebut. PSAK 48 Par 31 Par 31 Hendang Tanusdjaja

150 Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Some restrictions on the basis for cash flow projections as follows: 1. based on reasonable and supportable assumptions 2. based on most recent financial budgets/forecasts approved by management. 3. Not include future cash flows expected to arise from future restructurings 4. based on these budgets/forecasts can only cover a maximum period of five years, unless a longer period can be justified. 5. beyond the period covered by the most recent budgets/forecasts can only use a steady or declining growth rate for subsequent years, unless an increasing rate can be justified. 6. The growth rate used for the extrapolated projections cannot exceed the long-term average growth rate for the products, industries, or country or countries in which the entity operates, or for the market in which the asset is used, unless a higher rate can be justified. Basis for Estimates of Future Cash Flows

151 Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Komposisi Estimasi Arus Kas Masa Depan (par 39) proyeksi arus kas masuk dari penggunaan aset; proyeksi arus kas keluar yang diperlukan untuk menghasilkan arus kas masuk dari penggunaan aset (termasuk arus kas keluar untuk menyiapkan aset agar dapat digunakan) dan dapat dikaitkan secara langsung, atau dialokasikan dengan dasar yang layak dan konsisten, pada aset; dan Arus kas neto, jika ada, yang akan diterima (atau dibayarkan) untuk pelepasan aset pada akhir masa manfaatnya.

152 Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Arus Kas Masa Depan Valuta Asing Arus kas masa depan diestimasi dalam satuan mata uang ketika akan dihasilkan dan kemudian didiskonto menggunakan suatu tingkat diskonto yang tepat untuk satuan mata uang tersebut. Entitas mentranslasikan nilai sekarang dengan menggunakan tingkat pertukaran spot pada tanggal penghitungan nilai pakai. PSAK 48 Par 54

153 Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Tingkat diskonto ditetapkan atas dasar tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari: (a) nilai waktu uang; dan (b) risiko spesifik atas aset dimana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan. Tingkat diskon ini adalah tingkat pengembalian yang disyaratkan investor jika seandainya mereka hendak memilih suatu investasi yang menghasilkan arus kas dengan jumlah, waktu dan profil risiko yang sama dengan yang entitas harapkan akan dihasilkan dari aset tersebut. Tingkat Diskonto PSAK 48 Par 56 Tingkat diskonto ini diestimasi dari salah satu: Tingkat diskonto implisit pada transaksi pasar kini terhadap aset sejenis atau Rata-rata tertimbang biaya modal entitas yang tercatat di bursa efek yang memiliki aset sejenis

154 Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
Jika, dan hanya jika, nilai terpulihkan aset lebih kecil dari nilai tercatatnya, nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan Nilai. Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi, Kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan standar lain (Contoh PSAK 16: Aset Tetap) Setiap rugi penurunan nilai aset revalusian diperlakukan sebagai penurunan revaluasi sesuai standar lain tersebut. diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama rugi penurunan nilai atas aset revaluasian mengurangi surplus revaluasi untuk aset tersebut PSAK 48 Par

155 Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
Contoh Melody Beauty Shop performed an impairment review on some assets on . While the freehold land was stated at fair value with a revaluation surplus of $5,000, other assets were stated at cost less accumulated depreciation or amortization. The result of the impairment review is summarised below: Fair value less costs to sell Value in use Carrying amount Freehold land, at fair value $ 21,200 $ 22,000 $ 30,000 Intangible asset, at amortised cost 820 650 900 Machinery, at depreciated cost 2,100 1,800 3,000 Ascertain the impairment loss and prepare the required journal entries.

156 Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
Solusi Contoh By using the information on hand, the assets of Melody Beauty Shop should have the following impairment losses: Recoverable amount Carrying amount Impairment loss Freehold land, at fair value $ 22,000 $ 30,000 $ 8,000 Intangible asset, at amortised cost 820 900 N/A Machinery, at depreciated cost 2,100 3,000 While there was a revaluation surplus of $5,000 for freehold land, part of the impairment loss for the freehold land can be recognised in the revaluation surplus. Then, the journal entries for the recognition of impairment losses should be: Dr Revaluation surplus $ 5,000 Profit or loss ($8,000 - $5,000) 3,000 Cr Freehold land $ 8,000 To recognise the impairment loss on freehold land. Dr Profit or loss 900 Cr Machinery $ 900 To recognise the impairment loss on machinery.

157 Unit Penghasil Kas (UPK)
Jumlah terpulihkan dari suatu aset individual tidak dapat ditentukan jika: nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan (contoh, apabila arus kas masa depan dari penggunaan aset tidak dapat diestimasi menjadi tak berarti); dan aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen dari kelompok aset lain. Dalam kasus ini, nilai pakai dan, jumlah terpulihkan, dapat ditentukan hanya untuk Unit Penghasil Kas Aset. PSAK 48 Par 67 PSAK 48 Lihat Par 67: Contoh

158 Unit Penghasil Kas Jika tidak mungkin untuk mengestimasi jumlah terpulihkan aset individual, entitas menentukan nilai terpulihkan dari unit penghasil kas yang mana aset tercakup (aset dari unit penghasil kas = UPK). Definisi Unit penghasil kas aset adalah kelompok terkecil dari aset yang termasuk aset tersebut dan menghasilkan arus kas masuk yang independen dari arus kas masuk dari aset atau kelompok aset lain. PSAK 48 Par 66, 68: Contoh

159 Ikatan Akuntan Indonesia
Unit Penghasil Kas Jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar unit penghasil kas dikurangi biaya penjualan dan nilai pakainya. Jumlah tercatat dari unit penghasil kas: mencakup hanya jumlah tercatat dari aset-aset yang dapat diatribusikan langsung, atau dialoksikan dengan dasar yang layak dan konsisten, ke unit penghasil kas dan akan menghasilkan arus kas masuk yang digunakan dalam menentukan nilai pakai unit penghasil kas; dan tidak mencakup jumlah tercatat dari setiap liabilitas yang diakui, kecuali jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas tidak dapat ditentukan tanpa mempertimbangkan liabilitas tersebut. PSAK 48 Par 74-76 Par 74 Hendang Tanusdjaja

160 Ikatan Akuntan Indonesia
Unit Penghasil Kas Rugi penurunan nilai diakui untuk Unit Penghasil Kas jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan dari unit tersebut (kelompok dari unit) lebih kecil dari jumlah tercatatnya. dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset dari unit tersebut (kelompok dari unit) dengan urutan sbb: pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang dialokasikan ke unit penghasil kas tersebut (kelompok dari unit); dan selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut (kelompok dari unit) dibagi pro rata atas dasar jumlah tercatat setiap aset di dalam unit tersebut (kelompok dari unit). PSAK 48 Par 98 Pertama, Goodwill Par 98 Kemudianpro rata Hendang Tanusdjaja

161 Ikatan Akuntan Indonesia
Unit Penghasil Kas Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai, entitas tidak harus mengurangi jumlah tercatat aset dengan jumlah yang tertinggi dari: (a) nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual (jika ditentukan); (b) nilai pakainya (jika dapat ditentukan); dan (c) nol. Jumlah rugi penurunan nilai yang semestinya dialokasikan ke aset tersebut menjadi harus dialokasikan pro rata ke aset lain dari unit (kelompok dari unit). PSAK 48 Par 100 Par 100 Hendang Tanusdjaja

162 Case Study 3: Impairment of CGU
Ikatan Akuntan Indonesia Case Study 3: Impairment of CGU Facts An entity operates an oil platform in the sea. The entity has provided the amount of $10 million for the financial costs of the restoration of the seabed, which is the present value of such costs. The entity has received an offer to buy the oil platform for $16 million, and the disposal costs would be $2 million. The value-in-use of the oil platform is approximately $24 million before the restoration costs. The carrying value of the oil platform is $20 million. Required Is the value of the oil platform impaired? Case 7 Mirza Hendang Tanusdjaja

163 Case Study 3: Impairment of CGU
Solution The fair value less cost to sell of the oil platform is $14 million, being $16 million offered minus the disposal costs. The value-in-use of the platform will be $24 million minus $10 million, which is $14 million. The carrying amount of the platform is $20 million minus $10 million, which is $10 million. Therefore, the recoverable amount of the cash-generating unit exceeds its carrying amount, and it is not impaired.

164 Unit Penghasil Kas Example
Bear Bull performed an impairment review on the CGU X, which has the following assets on hand: Carrying amount Goodwill $ 1,000 Property, plant and equipment, at depreciated cost 3,000 Intangible assets, at amortised cost 2,000 Investment property, at depreciated cost 2,500 Financial assets, at fair value 1,070 Inventory, at cost 500 Trade receivables 1,300 Total 11,370 After an impairment review, Bear Bull found that the recoverable amount of CGU X is $8,000 and of the investment property is $2,000 Calculate the impairment loss and allocate to the individual asset.

165 Unit Penghasil Kas Example Carrying Carrying amount after Allocated amount after impairment loss impairment loss impairment loss Goodwill $ 1,000 $ (1,000) $ Property, plant and equipment 3,000 (1,122) 1,878 Intangible assets 2,000 (748) 1,252 Investment property ($2,500 – $500) 2, ,000 Financial assets 1, ,070 Inventory Trade receivables 1, ,300 Total 10,870 (2,870) 8,000 Firstly, the impairment loss reduces any amount of goodwill Then, the residual loss is allocated to other non-current assets pro rata based on the carrying amounts of those non-current asset.

166 Case Study 4 Facts A cash-generating unit has these net assets: $m
Goodwill 10 Property 20 Plant and equipment 30 60 The recoverable amount has been determined as $45 million. Required Allocate the impairment loss to the net assets of the entity.

167 Case Study 4 Solution Goodwill Property Plant Total $m $m $m $m Carrying value Impairment loss (10) (2) (3) (15) Carrying value after impairment

168 Pembalikan suatu Rugi Penurunan Nilai
Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui pada periode-periode sebelumnya untuk aset (selain goodwill) mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun, entitas mempertimbangkan, minimal, indikasi berikut ini: Infomasi yang bersumber dari luar Informasi yang bersumber dari dalam PSAK 48 Par 106

169 Pembalikan suatu Rugi Penurunan Nilai
Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode-periode sebelumnya untuk aset selain goodwill harus dibalik jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan atas aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. jika kasusnya seperti ini, jumlah tercatat aset, (ada pengecualian) dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai PSAK 48 Par 109

170 Pembalikan suatu Rugi Penurunan Nilai –Aset Individu
Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain goodwill), yang disebabkan pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat (neto setelah amortisasi atau depresiasi) seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset (selain goodwill) diakui segera dalam laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan Pernyataa lain (contohnya, model revaluasi di PSAK 16). Setiap pemulihan rugi penurunan nilai aset revaluasian harus diperlakukan sebagai kenaikan penilaian kembali sesuai dengan PSAK terkait. PSAK 48 Par

171 Pembalikan suatu Rugi Penurunan Nilai untuk UPK
Pembalikan rugi penurunan nilai untuk suatu unit penghasil kas dialokasikan kepada aset-aset dari unit (kecuali untuk goodwill) pro rata dengan jumlah tercatat dari aseta setnya. Peningkatan dalam jumlah tercatat ini diperlakukan sebagai pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset individual dan diakui sesuai dengan PSAK ini..  Dalam mengalokasikan pembalikan rugi penurunan nilai untuk unit penghasil kas,jumlah tercatat aset tidak boleh dinaikkan diatas nilai yang terendah dari: jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau depresiasi neto) seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut dalam periode sebelumnya. Jumlah pemulihan rugi penurunan nilai yang sebaliknya telah dialokasikan untuk aset tersebut harus dialokasikan pro rata ke aset lain dari unit itu, kecuali untuk goodwill. PSAK 48 Par

172 Pengungkapan Pengungkapan yang lebih ekstensif disyaratkan
Pengungkapan tambahan utama termasuk: Informasi yang mendalam untuk setiap UPK (atau kelompok UPK) yang memiliki nilai tercatat goodwill atau aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas, termasuk Asumsi utama dan pendekatan manajemen yang digunakan untuk mengukur nilai terpulihkan Periode dimana manajemen telah memproyeksikan arus kas, tingkat pertumbuhan, tingkat diskonto, .... PSAK 48 Par

173 Main References Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley Standar Akuntansi Keuangan Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI, Penerbit Salemba 4 Materi Seminar, Training dan Workshop anggota tim Implementasi IFRS International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material The Institute of Chartered Accountants, England and Wales

174 Terima Kasih Contact: Ikatan Akuntan Indonesia Jl. Graha Akuntan No. 1 Menteng, Jakarta Pusat10310


Download ppt "WORKSHOP PSAK 16, 13 dan 48 Universitas Negeri Semarang 9 Oktober 2010"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google