Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

GENERAL BANKING SYSTEM

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "GENERAL BANKING SYSTEM"— Transcript presentasi:

1 GENERAL BANKING SYSTEM
Associate Professor Rifki Ismal, PhD Training Ekonomi dan Perbankan Islam Muamalat Institute MODP XXIII Jakarta, 28 Juli 2012

2 Manusia dan Aktifitas Ekonomi
2 Manusia dan Aktifitas Ekonomi

3 MANUSIA DAN AKTIFITAS EKONOMI
INSTRUMEN IMPLIKASI RUANG LINGKUP Interaksi Produktif Pertanggung-jawaban kpd Tuhan Prilaku Manusia Kesederhanaan Kebersamaan Basic Necesities & Wealth-Income Distribution ZISWaf No Riba Jual-Beli Sistem Ekonomi No Speculation Investasi 3

4 MANUSIA DAN AKTIFITAS EKONOMI
INSTRUMEN APLIKASI IMPLIKASI Interaksi Produktif MASYARAKAT Produktif Pertanggung-jawaban kpd Tuhan Pertanggung-jawaban kpd Tuhan Kesederhanaan Kesederhanaan Kebersamaan EKONOMI PRODUKTIF Basic Necesities & Wealth-Income Distribution ZISWaf LEMBAGA KEUANGAN No Riba Jual-Beli No Speculation BANK ASURANSI REKSADANA PASAR MODAL Investasi PP 4

5 SISTEM EKONOMI KONVENSIONAL & ISLAM
5

6 SISTEM EKONOMI KONVENSIONAL & ISLAM
World Bank : Managing Director (Sri Mulyani) in IFSB Summit, Luxembourg 2011 “formally recognized Islamic finance and have designated it a priority area in its financial sector program” IMF : cunduct survey of Islamic banking to several Moslem countries in the world in 2011  identified sound & best practices of Islamic bank in the world and input for surveillance, policy and technical assistance work in the area..

7 Kegiatan Perbankan Konvensional
7 Kegiatan Perbankan Konvensional

8 OPERASI PERBANKAN KONVENSIONAL
Konsep IS-LM: Kurva IS mewakili keseimbangan di pasar barang dan kurva LM mewakili keseimbangan di pasar uang. Kurva IS secara langsung dikontrol dengan kebijakan fiskal dan kurva LM secara langsung dikontrol oleh kebijakan moneter. P,i IS a LM b M,Q 2

9 OPERASI PERBANKAN KONVENSIONAL
Konsep IS-LM: Ketika terjadi penambahan likuiditas karena kebijakan moneter konvensional, maka LM bergeser ke kanan. Karena berbasis bunga, kenaikan liquiditas (b ke b’) tidak serta merta dapat diimbangi oleh IS sehingga IS tetap dan harga naik dari a ke a’ (inflasi). “Inflation is a monetary phenomenon” P,i IS a’ a LM’ LM b b’ M,Q 2

10 OPERASI PERBANKAN KONVENSIONAL
Konsep IS-LM: Kalaupun sektor riil bertambah (kurva IS bergeser ke kanan) namun percepatannya selalu lebih lambat daripada kebijakan moneter (pergeseran kurva LM ke kanan) yang terjadi periodikal. Sehingga inflasi selalu terjadi persisten. P,i IS IS’ a’’ a LM’’ LM’ LM b b’’ M,Q 2

11 OPERASI PERBANKAN KONVENSIONAL
Konsep IS-LM: Dalam jangka panjang (akibat dari kebijakan dan operasional moneter berbasis bunga) inflasi akan terus terjadi. Lambat atau cepat terjadinya krisis ekonomi bergantung kepada seberapa sering dan kuatnya kebijakan moneter konvensional diterapkan. P a’ a b b’’ M 2

12 Kegiatan Perbankan Syariah
12 Kegiatan Perbankan Syariah

13 PRINSIP PERBANKAN SYARIAH
Berperan aktif dalam sistem ekonomi termasuk sebagai financial and economic intermediary. Bertujuan mencapai falah melalui pencapaian maqasid al sharia. 2

14 OPERASI PERBANKAN SYARIAH
Konsep IS-LM: Penambahan likuiditas berdasarkan ekonomi moneter Islami terjadi karena (dan wajib) aktifitas di sektor riil (tidak ada fiat money creation). Akibatnya harga stabil dan dana bertambah. IS P,i IS’ a LM’ LM b b’ M,Q 2

15 OPERASI PERBANKAN SYARIAH
Konsep IS-LM: Meningkatnya uang yang dimiliki investor karena dibayarkan oleh bank pada akhirnya masuk ke sistem perbankan lagi karena larangan hoarding of money. P,i IS’ a LM’ LM b b’ M,Q 2

16 OPERASI PERBANKAN SYARIAH
Konsep IS-LM: Akibatnya harga turun seiring dengan bertambahnya likuiditas. Berbeda dengan mekanisme moneter konvensional, pada moneter syariah likuiditas yang bertambah justru akan semakin menggerakkan sektor riil dan menurunkan harga. P,i IS’ a a’ LM dan LM’ b b’ M,Q 2

17 OPERASI PERBANKAN SYARIAH
Konsep IS-LM: Dalam jangka panjang (akibat dari kebijakan dan operasional moneter Islam) inflasi akan terus menurun. Krisis ekonomi insya Allah tidak akan terjadi bahkan kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. P a a’ b b’ M 2

18 Overview Ekonomi, Sistem Keuangan dan Perbankan Indonesia
18 Overview Ekonomi, Sistem Keuangan dan Perbankan Indonesia

19 KONDISI EKONOMI DAN SOSIAL
Jumlah penduduk miskin masih cukup tinggi (29,9 juta jiwa-12,6% dari total penduduk) Angka pengangguran terbuka masih sekitar 15,54 juta orang (6,56% dari total penduduk) Distribusi pendapatan yang belum merata 40 juta orang Indonesia belum terlayani oleh perbankan. 27 juta usaha mikro dari 54 juta UMKM belum mendapatkan kredit perbankan. 19

20 KONDISI EKONOMI DAN SOSIAL
Ekses likuiditas berupa penempatan dana di Bank Indonesia tercatat sekitar Rp500 triliun Badan Pusat Statistik (BPS) menemukan rasio M2/PDB hanya 38% oleh karena: rendahnya intermediasi sektor keuangan; rendahnya pemanfaatan pasar modal dan; terbatasnya instrumen investasi di pasar keuangan Rasio kredit bank per GDP Indonesia yang hanya 26% adalah paling rendah dibandingkan Malaysia (106%), Thailand (57%), Singapura (95%) dan Philipina (33%) 20

21 WHAT DO WE NEED TO DO? Peningkatan fungsi intermediasi sektor keuangan kepada sektor riil Integrasi lembaga keuangan bank dan nonbank Penurunan biaya dana (cost of fund) Financial inclusion Social safety net Monetary Policies, Fiscal Policies dan Financial Sector Policies yang pro Growth, Pro Distribution of income, Increase Social Welfare, Mitigate the Poors 21

22 EKONOMI INDONESIA & OTORITAS KEUANGAN
22

23 OTORITAS EKONOMI DI INDONESIA
23

24 Coordination Among 3 Authorities
24

25 TOTAL FUNDS IN FINANCIAL SECTORS
25

26 PENTINGNYA OJK OJK akan mengawasi, memeriksa dan mengatur dana sebesar Rp8000-Rp9000 triliun di lembaga keuangan bank dan non bank termasuk pasar keuangan OJK akan menjembatani kebutuhan pendanaan perekonomian baik dari swasta maupun pemerintah Bekerjasama dengan otoritas fiskal dan moneter, OJK penyedia dana utama pembangunan dan menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi Indonesia Otoritas keuangan yang membawahi semua institusi syariah (LKB syariah, LKNB syariah dan pasar keuangan syariah) Pengembangan LKB syariah dan LKNB syariah di Bank Indonesia dan Pemerintah pindah ke OJK 26

27 OJK DI NEGARA-NEGARA MAJU
OJK pernah diterapkan oleh Inggris, Islandia, Swedia, Korea, Jerman dan Jepang Tujuannya agar pengawasan dan pengaturan sektor keuangan menjadi lebih terintegrasi, terpusat dan independen OJK di negara-negara tersebut gagal beroperasi dan fungsinya dikembalikan kepada Bank Sentral Financial Service Authority (FSA) di Inggris mengatur dan mengawasi LK di pasar modal, perbankan bahkan asuransi. FSA ditutup 16 Juni 2010 oleh George Osborne (Chancellor of the Exchequer). Sebab utama kegagalan FSA: (a) lemahnya internal FSA dan, (b) lemahnya koordinasi dengan bank sentral dan kementerian keuangan 27

28 SEBAB KEGAGALAN FSA FSA cenderung reaktif (bukan proaktif) dan kurang menanggapi signal risiko di bank. FSA juga terlalu berfokus kepada customer protection dan kondisi individual perbankan. Padahal, sistem perbankan dan stabilitas keuangan tidak terlepas kaitannya dengan micro prudential (kewenangan FSA) dan macro prudential (kewenangan bank sentral). Kapabilitas staf FSA kurang mumpuni di bidangnya dan gagal menciptakan: (i) kepercayaan pasar; (ii) stabilitas keuangan; (iii) perlindungan konsumen dan; (iv) minimalisasi kejahatan keuangan Walaupun sudah dibentuk Tripartit Agreement antara FSA, Bank of England dan kementerian keuangan Inggris, koordinasinya sulit dilaksanakan 28

29 OTORITAS JASA KEUANGAN
Issues OJK BI Implikasi Perizinan Dilakukan oleh OJK Dialihkan dari BI ke OJK Sistem, SDM, mekanisme, dll Pengaturan OJK melakukan microprudential BI melakukan macroprudential Batasan harus jelas Pengawasan Sistem Informasi BI, selfcreation, inter institutions Tetap milik BI + share with OJK SDM, IT, koordinasi Pengembangan produk, edukasi Belum jelas Tidak di BI lagi Tidak ada yang mengatur BS Penelitian Bukan di BI tapi struktur ada 29

30 SYARAT SUKSES OJK Kordinasi kebijakan internal dan eksternal. Ini penting agar tercipta sinkronisasi dan kesatuan arah kebijakan sektor keuangan baik antar sub sektor keuangan di OJK maupun dengan kebijakan moneter/macroprudential oleh Bank Indonesia dan kebijakan fiskal oleh pemerintah Efisiensi akan mewujudkan operasional OJK yang efisien dari sisi biaya operasi, struktur birokrasi, komunikasi dan informasi dan aspek-aspek lainnya Optimalisasi fungsi sektor keuangan untuk kesejahteraan rakyat termasuk perlindungan nasabah. Optimalisasi fungsi sektor keuangan dilakukan untuk meningkatkan peran lembaga keuangan bank dan non bank di dalam perekonomian Indonesia. 30

31 Sistem Keuangan Syariah
31 Sistem Keuangan Syariah

32 PERKEMBANGAN REGULASI DAN LEMBAGA
Regulatory: Central Bank Act No. 23 of 1999 (amended by Act No. 3 of 2004). Banking Act No 7 of 1992 (amended by Act No. 10 of 1998). Deposit Insurance Act No. 24 of 2004 Islamic Banking Act No. 21 of Islamic Sovereign Bond (Sukuk) Act No. 19 of 2008. Government Law No. 25 of 2009 (income tax for sharia transactions). Tax Neutrality in Government Law no. 42 of 2009. Bank and Non Bank Types: Conventional Banks: Commercial Banks and Rural Banks. Islamic Banks: Islamic Commercial Banks (BUS), Islamic Banking Units (UUS) and Islamic Rural Banks (BPRS). BMT, KJKS, multifinance, takaful, pension funds, etc 32

33 LINKAGE LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

34 PERKEMBANGAN TERKINI Islamic Cooperative (Salman – Bandung & Ridho Gusti - Jakarta) 1st Islamic Bank Bank Muamalat Ind ▪ 1st Islamic Branch Bank IFI ▪ 2nd Islamic Bank Bank Syariah Mandiri Office Channeling Islamic Banking Act 11 Islamic Bank Islamic banking Tax Neutrality 1st Takaful Company Asuransi Takaful Keluarga 1st Takaful Branch : Great Eastern Takaful 1st Islamic Re-Insureance ReINDO ▪ Islamic Money Market (IMA Certificate) ▪ Jakarta Islamic Index Financial Markets JFX ▪ Islamic Capital Market ▪ ICM Master Plan (2005) 1st Corporate Sukuk Indosat (Mudharabah) Sukuk Sukuk Guidelines (2006) RI Sukuk Act & Govt Sukuk 4 ranking of IFCI

35 FINANCING TO SMEs Bank Umum Konvensional Medium and Large Business
Calon Pendiri BPR/S Bank Umum Konvensional Medium and Large Business Pembiayaan SMEs dilakukan oleh: Bank Umum Konvensional Bank Umum Syariah Unit Usaha Syariah Bank Perkreditan Rakyat Bank Pembiayaan Rakyat Syariah New Investor (Calon Pemilik) Baitul Maal Watamwill (BMT) UUS BMT Bank Umum Syariah Small and Micro Business Existing BPRS New BPRS Existing BPR New BPR Existing Community New Community Existing Community New Community

36 Lembaga Keuangan Non Bank
36 Lembaga Keuangan Non Bank

37 ASURANSI Asuransi hanya menjamin pure risk yaitu risiko neutral yang tidak disebabkan kecerobohan (campur tangan manusia) contoh risiko spekulasi. Misalnya asuransi jiwa menjamin kerugian jika seseorang meninggal dan bukan mengurangi risiko meninggalnya seseorang. 2

38 TAKAFUL Tujuan takaful: share responsibility
joint indemnity/proteksi bersama common interest solidarity Kontrak umum takaful terdiri dari: hibah dan mudarabah 2

39 ASURANSI Risiko ada 3 : Entrepreneur risk Natural risk
Risiko dari game yang dicreate sendiri, tidak ada manfaatnya bagi ekonomi. 2

40 TAKAFUL Pendapat mengenai takaful: Membolehkan Melarang
Setengah boleh setengah melarang Menurut Nejatullah sidiqqui takaful boleh karena uncertainty pada takaful menjadi hilang setelah semakin banyak pesertanya. Menurut mohd ma’sum billah, uncertainty pada takaful terjadi hanya Alloh SWT yang tahu seperti matinya insured, musibah, dll. 2

41 TAKAFUL Model-model Akad Takaful Mudarabah Wakalah Waqf
Hybrid: Mudarabah untuk aset management + Wakalah untuk premi 2

42 TAKAFUL Cara kerja takaful :
Perusahaan asuransi tidak mengasumsikan risiko dan tidak cari untung, semua pihak yang ikut asuransi yang saling menanggung satu sama lain. Semua premi ditampung dalam fund, diinvestasikan, profitnya masuk ke fund ini dan kalau ada loss dana diambil dari fund ini juga. Klo ada loss yang melebihi jumlah fund maka ditanggung semua peserta. Perusahaan asuransi bertindak sebagai pengelola fund. 2

43 TAKAFUL Isu-isu di Takaful Risk management Corporate Governance
Asset management Transparency Industry status Legal aspect 2

44 TAKAFUL Isu-isu risk management Actuarial risk Underwriter risk
Asset investment risk Sharia risk Regulatory/reputation risk 2

45 TAKAFUL Isu-isu corporate governance Hybrid nature of premium
Shareholder’s interest Conflict of interest Regulators responsibility 2

46 TAKAFUL Isu-isu asset management Limitation of asset classes
Pooling of asset Takaful asset managers Implication for risk management and return Distribution of the return on asset 2

47 TAKAFUL Isu-isu transparency Reporting standard
Safeguarding members’ interest Clear policy recommendation Education on sharing of surplus Benchmarking 2

48 DANA PENSIUN SYARIAH Adalah dana pensiun yang dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang memberikan asas kemanfaatan dan kemashlahatan bagi stakeholder yang tidak berorientasi nilai ekonomis semata tapi juga non ekonomis. 2

49 DANA PENSIUN SYARIAH Belum ada landasan UU sebagai landasan hukum
Menunggu amandemen UU no 11 th 1992 ttg dana pensiun PMK no 199/PMK.010/2008 ttg investasi dana pensiun. Pasal 6 ayat 1, huruf f: dana pensiun dapat diinvestasikan dalam bentuk sukuk di BEI 2

50 DANA PENSIUN SYARIAH Undang-Undang SBSN no 21 th 2008
Peraturan Bapepam LK no IX A13 ttg penerbitan efek syariah termasuk penerbitan Kaidah fiqh: mala yudraku kulluhu la yutraku kulluhu: jika tidak bisa meraih semua jangan tinggalkan semuanya 2

51 DANA PENSIUN SYARIAH Tanah Deposito syariah Sukuk saham
Alternatif penempatan dana dari dana pensiun syariah: Tanah Deposito syariah Sukuk saham 2

52 GADAI SYARIAH The loan process of pawnbroking transaction can be described according to this chronology. First of all, the customer must be certain years of age and can show a valid identification card. Not like the banking system, the pawnbroker will not make any credit scoring and will not ask the purpose of the loan Loan is provided for certain months Interest on loan is valid in conventional case. 2

53 GADAI SYARIAH when a customer walks in a pawnshop with their pawned item, they will be entertained by a clerk or an officer that is expert as a valuer. The task of the valuer is to access the value of the pawn (used as a collateral) to make loan. Based on this, the valuer decides on the size of the loan. Commonly, in the case of conventional pawnshop in Malaysia, customers can negotiate the amount of loan with the pawnbrokers 2

54 GADAI SYARIAH when the loan has been given, it pawnshop decides: maturity date, value of the loan, detail data of the loanee. In conventional case, when the loanee can not pay the principal and interest of the loan, the pledge can be extended to certain period upon the availability of it. In conventional case, if debtor is default, options are: The pledge is owned by the pawnshop or The pledge is sold and the loanee should pay the rest of the loan. 2

55 GADAI SYARIAH when the loan has been given, it pawnshop decides: maturity date, value of the loan, detail data of the loanee. In conventional case, when the loanee can not pay the principal and interest of the loan, the pledge can be extended to certain period upon the availability of it. In conventional case, if debtor is default, options are: The pledge is owned by the pawnshop or The pledge is sold and the loanee should pay the rest of the loan. 2

56 GADAI SYARIAH Issues terkait gadai syariah:
Barang yang digadaikan nilainya berkurang/rusak karena dipakai oleh perusahaan pegadaian Di konvensional, bunga yang di charge sangat tinggi. Loan to value ratio sangat rendah, sehingga loan yang diberikan juga rendah. Dokumen yang dikeluarkan terlalu teknikal, bahasa yang digunakan kurang dipahami nasabah dan banyak stempel2 sehingga tidak jelas. Ada biaya jika dokumen2 rusak. 2

57 GADAI SYARIAH Issues terkait gadai syariah:
Pegadaian langsung melelang aset nasabah yang telat/tidak mampu bayar. Apabila ada kelebihan lelang langsung diambil oleh pegadaian tanpa nasabah diberi tahu. Nasabah tidak diberi tahu bahwa jaminannya akan dilelang apabila dia telat/tidak mampu bayar. Terkadang pegadaian meminta pembayaran dipercepat. 2

58 GADAI SYARIAH Ciri khas gadai syariah:
Akadnya qardh hassan, wadiah yad dhamanah, ujrah, dan rahn Storage fee is based on value of the asset not value of the loan. Umumnya yang digadaikan adalah emas karena: Emas liquid Nilai emas mudah dinilai Mudah disimpan seperti cincin 2

59 GADAI SYARIAH 2

60 Arsitektur Perbankan Indonesia
60 Arsitektur Perbankan Indonesia

61 API DAN BLUE PRINT Mewujudkan perbankan syariah yang sehat, kredibel dan menjadi pilihan utama masyarakat serta berkontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional secara berkesinambungan (visi 2020) SDM yang memadai dan berkualitas tinggi Aliansi strategis yg sinergis Struktur perbankan yang efektif Pemberdayaan nasabah yg efektif Regulasi dan supervisi yang efektif Pengembangan produk dan pasar yang unggul Infrastruktur yang mendukung Landasan Hukum, Ketentuan, Standar dan Fatwa Syariah Akhlaq Aqidah 61 Islam 61

62 POTENSI PENGEMBANGAN Domestic Market
Penduduk muslim terbesar di dunia (+/- 227 juta); Kekayaan alam yang dapat mendukung stabilitas pertumbuhan ekonomi dan keuangan; Budaya sosial Indonesia ttg bagi hasil (maro, mertelu) sangat sejalan dengan prinsip bagi hasil dlm perbankan syariah; Hasil riset & survey Bank Indonesia menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap bank syariah (89% menerima prinsip syariah) Islamic banking orientation for real sector is very suitable for Indonesian economic development Pembiayaan proyek pemerintah (MP3EI) Pembiayaan korporasi Konversi bank umum menjadi bank syariah dan bank syaria baru Pengelolaan dana pemerintah oleh bank syariah Global Market Penduduk muslim dunia sebesar 1.3 milyar, sekitar 20% dari jumlah penduduk  pangsa GDP lebih dari 10% GNP dunia. Pertumbuhan islamic finance secara global lebih besar dari pada sektor keuangan konvensional. Perkembangan islamic finance meliputi muslim dan non-muslim, dan negara-negara non muslim seperti UK, USA, Singapore, Luxembourg, Germany, Thailand and Russia. Islamic finance terdapat di > 75 negara dengan total aset sekitar 1.3 triliun USD.

63 Arah Bank Syariah Indonesia ke Depan
Sharia and Islamic Banking Mainstream Tantangan Pengembangan Bank Syariah Sharia based Islamic Economics together with selective Sharia Compliance (applicable and undoubtful) Real sector oriented Islamic banking operation dengan dominasi investment based contracts Domestic oriented Islamic banking without ignoring the potential to capture foreign markets Living in the same level of playing field with conventional banking. Existing supporting factors 88% populasi adalah muslim Pertumbuhan aset tahunan cukup yang tinggi FDR tinggi dan mayoritas kepada UMKM. Jaringan perbankan dari makro hingga mikro Dukungan legal, pemerintah, ulama dan publik Jumlah bank syariah terus bertambah. Tidak menggunakan akad-akad kontroversial Independensi DSN dan MUI. Bank syariah belum menjadi isu (kepentingan) nasional Market share bank syariah masih single digit Pemahaman publik belum optimal Pasar keuangan syariah belum berkembang Inovasi produk belum optimal Arah Bank Syariah Indonesia ke Depan Required Actions Memenuhi kebutuhan SDM baik kuantitas maupun kualitas Regulasi yang mendukung Pemenuhan funding dan financing Mendapatkan dukungan penuh pemerintah Intensive coordination and communication with government and related parties Meningkatkan infrastruktur pendukung Persiapan industri menghadapi MEA Blue Print Perbankan Syariah Indonesia Potential Supporting Factors Pembiayaan proyek pemerintah (MP3EI) Dana haji, umroh, ZISWAF dikelola 100% oleh bank syariah Pembiayaan ke korporasi Konversi bank pemerintah menjadi bank syariah Dana BUMN dikelola oleh bank syariah. Pasar ASEAN di era MEA Perwujudan Visi dan Misi Perbankan Syariah Indonesia 63

64 PARADIGMA KEBIJAKAN Directed Market Driven; mengarahkan preferensi pasar sehingga terbangun industri perbankan syariah yang sehat, kuat dan konsisten terhadap prinsip syariah. Fair Treatment, membangun persaingan industri perbankan syariah yang sehat sesuai karakteristiknya dan pace of development. Gradual & Sustainable Approach, prioritas dan fokus pengembangan berdasarkan situasi dan kondisi serta dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Sharia Compliance, pengaturan industri dan pengembangan infrastruktur yang sesuai dengan prinsip syariah Professional, setiap upaya pengembangan didasarkan kepada pertimbangan keahlian dan tata kelola yang baik. 64

65 ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
Expansive and prudent; Mempersiapkan ketentuan kondusif yang mendukung pertumbuhan dengan memperhatikan prinsip syariah dan kehati-hatian serta didukung oleh sistem pengawasan yang efektif; Innovative, educative and comprehensive; Memberikan jasa pelayanan keuangan kepada seluruh lapisan masyarakat melalui pengembangan produk dengan dukungan edukasi publik yang memadai; Internationally qualified and domestic oriented; Mengarahkan kepada penguasaan pasar domestik dengan kualitas operasional internasional; Selected open; Mendukung pembangunan ekonomi nasional dengan mengundang investor internasional disamping investor domestik dengan memperhatikan prinsip keadilan dan kesetaraan. Human capital investment; Mendukung pembangunan sumber daya manusia yang memiliki kapabilitas, kompetensi dan akhlak yang baik 65

66 PROSPEK PERBANKAN SYARIAH 2012 - 2020
Asumsi dasar: Tingkat Inflasi selama 2 tahun terakhir sebesar 7% dan tetap terjaga pada level single digit. Rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi tetap tinggi atau pada kisaran di atas 5%. Nilai tukar Rupiah yang tetap stabil pada kisaran Rp8500- Rp9000/USD. Kinerja perbankan syariah tetap baik tercermin dari pertumbuhan tahunan yang tinggi, FDR tinggi, NPF rendah dan CAR yang terjaga di atas 8%. Sosialisasi dan edukasi berjalan baik, pasar keuangan (pasar sukuk, dll) terus berkembangan dan mendukung kinerja sektor riil. 66

67 PROSPECT IN 2012 67

68 PROSPECT IN 2012 68

69 PROSPECT UNTIL Total asset dan simpanan tumbuh secara organik maupun non organik hingga Pertumbuhan organik di sisi aset misalnya bertambahnya jumlah pembiayaan, sedangkan pertumbuhan non organik misalnya karena bertambahnya alternatif outlet pembiayaan. Pertumbuhan organik di sisi liability misalnya bertambahnya jumlah deposan, sedangkan pertumbuhan non organik misalnya karena bertambahnya jumlah bank sehingga deposan bertambah

70 PERFORMANCE INDICATORS
Market share terus tumbuh dengan kecepatan yang melambat hingga 2020. Market share Desember 2011 = 3,8%. Market share 5% insya Allah awal 2013. Market share 20% insya Allah antara

71 New Branding : Perbankan Syariah Sebagai Lebih Dari Sekedar bank (Beyond Banking)
Apa yang membedakan Bank Syariah dgn yang lain? Apa keunikan Bank Syariah? Keberagaman Produk ! POSITIONING DIFFERENTIATION “Perbankan yang saling menguntungkan kedua belah pihak” Content: Beragam produk dengan skema variatif Context: Transparan agar adil bagi kedua belah pihak People: Kompeten dalam keuangan & beretika Technology: IT system yg update & user friendly Facility: Ahli investasi, keuangan dan syariah Bank Syariah memosisikan diri sebagai lembaga keuangan yang merupakan business entity, yang memberikan manfaat & keuntungan kepada nasabah maupun bank Produk LEBIH beragam Skema Keuangan LEBIH variatif Penempatan dana LEBIH selektif Kompetensi SDM LEBIH multi disiplin ilmu/multi dimensi BRAND LEBIH DARI SEKEDAR BANK (BEYOND BANKING) 71

72 TANTANGAN KE DEPAN Tantantang mikro/makro:
Krisis eropa yang dapat berimbas (langsung/tidak) ke stabilitas perekonomian DN. Pembentukan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang mengambil alih fungsi pemeriksaan dan pengawasan bank syariah namun mengembangkan industri perbankan syariah. Penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun dengan kesepakatan: satu kesatuan ekonomi, pertahanan dan budaya. Stabilitas sosial politik yang berdampak kepada kinerja perekonomian. Stabilitas sistem keuangan syariah dengan pangsa pasar yang sudah signifikan dan telah berkontribusi besar bagi perekonomian Indonesia. 72

73 AKHIR PRESENTASI Terima kasih atas perhatian anda 73


Download ppt "GENERAL BANKING SYSTEM"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google