Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

[SAP 5] tentang kategori, pembagian dan penggolongan

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "[SAP 5] tentang kategori, pembagian dan penggolongan"— Transcript presentasi:

1 [SAP 5] tentang kategori, pembagian dan penggolongan

2 TIK Mahasiswa dapat menyebutkan dan menjelaskan pengertian pembagian (division), penggolongan (classification), dan kategori Mahasiswa dapat menerapkan sepuluh kategori logika versi Aristoteles dalam menganalisis pernyataan serta kalimat yang sederhana sampai kompleks

3 Keterkaitan antara ekstensi term dengan pembagian dan penggolongan
Pembahasan tentang intensi term (SAP 3) terkait erat dengan definisi (SAP 4), karena menyangkut ciri khas / karakteristik suatu hal. Sementara itu, pembahasan tentang ekstensi term (SAP 3), terkait erat dengan pembagian dan penggolongan (SAP 5), karena menyangkut entitas apa saja yang tercakup dalam ekstensi suatu term, beserta pendasarannya.

4 Pembagian (division) Tindakan “membagi” (to divide) berarti memisahkan bermacam-macam bagian dari suatu barang atau hal, atau memecahkan suatu keseluruhan ke dalam bagian-bagiannya. Pembagian berarti pemecahan suatu entitas ke dalam bagian-bagian yang merupakan komponen penyusunnya, atau pemecahan suatu klas ke dalam anggota-anggota individualnya Contoh: sebatang pohon dapat dibagi menjadi akar, batang, cabang, daun, bunga, buah.

5 Tipe-tipe pembagian Pembagian fisik (physical division), yaitu pembagian suatu entitas ke dalam bagian-bagian penyusunnya sejauh bisa diindera. Contoh, badan seseorang bisa dibagi menjadi empat sub-bagian, yaitu torso (batang tubuh), tangan, kaki, kepala. Pembagian logis (logical division), yaitu pembagian suatu klas ke dalam sub-klasnya, suatu konsep universal ke dalam sub-konsepnya atau reduksi suatu term pada rujukannya. Contoh: pohon porfirius. Pembagian metafisik (metaphysical division) yaitu pembagian suatu entitas berdasarkan kualitas esensial yang menentukan esensi atau hakikat sesuatu. Contoh: manusia adalah makhluk yang rasional, berperasaan, berjiwa, bertubuh, berhati nurani, dst.

6 Pohon porfirius

7 Beberapa aturan pembagian
Dibuat menurut dasar yang sama (misal: ras, status perkawinan, profesi, kewarganegaraan, dst) Harus konsisten (tidak unrelevant atau overlapping) Memadai, proporsional, lengkap. Jelas, terang, dan rapih.

8 Penggolongan (classification)
Cara atau sistem untuk mengumpulkan/menyatukan beberapa entitas yang memiliki kemiripan kualitas atau ciri-ciri, dan biasanya diatur dalam bentuk struktur hirarkis yang menyerupai pohon. Penggolongan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penggolongan alamiah (natural classification) dan penggolongan semu (artificial classification).

9 Penggolongan menurut wikipedia
Classification may refer to: Library classification Taxonomic classification Biological classification of organisms Medical classification Scientific classification Classification (literature) Supervised learning (see Classification (machine learning)) Statistical classification Document classification Classified information - sensitive information to which access is restricted by law or regulation to particular classes of people. Classification theorems in mathematics. Film classification (see Motion picture rating system) Civil service classification, personnel grades in government Attribute-value system Classification society Railway locomotive classification

10 Etimologis kategori Dari bahasa Yunani κατηγορία – kategoria
Artinya = penguraian fakta yang dikemukakan seorang penuntut umum terhadap seorang terdakwa di depan mahkamah rakyat (dikasteria) pada zaman Yunani kuno. Dalam konteks Logika, kategoria berarti uraian rinci tentang suatu keberadaan (eksistensi) yang terdiri atas pengertian-pengertian yang sangat umum dan hakiki yang menjadi bentuk dasar pemahaman terhadap sesuatu itu.

11 Kegunaan kategori Proses “kategorisasi” atau “pelabelan” adalah proses yang penting untuk memahami dunia (kenyataan) dan memandu cara kita bersikap terhadapnya. Kategori adalah basis pijakan untuk mengambil kesimpulan tentang bagaimana sesuatu/seseorang berperilaku secara umum. Contoh: kategori bayi, anak kecil, remaja, dewasa muda, dewasa, manula, dst. “Kategori” memudahkan kita berpikir, mengurangi beban kerja ingatan kita, dan memampukan kita memprediksi apa yang akan terjadi berikutnya. Daya prediksi dari “kategorisasi” adalah sebuah contoh “ekonomi kognitif”, yaitu suatu proses yang mengurangi beban kerja mental dan membuat aktivitas berpikir jadi lebih mudah dilakukan. Membiasakan diri terlibat dalam proses kategorisasi akan membuat cara berpikir kita menjadi “jelas dan terpilah-pilah”  mengurangi risiko diombang-ambingkan oleh rentetan ketidakpastian dalam situasi-situasi hidup yang nyata.

12 10 kategori menurut Aristoteles
Ousia (substansi) Poson (kuantitas) Poion (kualitas) Pros ti (relasi) Pou (tempat) Pote (waktu) Polein (aksi) Paskhein (pasivitas) Keisthai (posisi) Ekhein (kondisi)

13 (1) substansi Apa substansinya? Jawab: jenis substansi itu
Misalnya: kayu, batu pualam, tanah liat, pasir, dan seterusnya

14 (2) kuantitas Ada berapa banyak?
Jawab: jumlahnya (dapat dihitung dan tidak dapat dihitung) Kalau dapat dihitung: satu, dua, tiga, dan seterusnya Kalau tidak dapat dihitung, contohnya: pasir, beras, debu, air …

15 (3) kualitas Bagaimana mutunya? Jawab: berupa sifat
Contoh: indah, baik, halus, kasar, tajam, …

16 (4) relasi / hubungan Bagaimana hubungannya?
Jawab: berupa keterhubungan Contoh: meja dengan buku (karena meja bisa dijadikan tempat menaruh buku), meja dengan lantai (karena meja terletak di atas lantai), meja dengan jendela (karena meja terletak di dekat jendela)

17 (5) tempat Di mana? Jawab: berupa tempat atau lokasi
Contoh: ada di kamar belajar, ada di Serpong, di bawah meja, di dalam lemari, on the wall, …

18 (6) waktu Kapan terjadinya? Jawab: waktu
Contoh: sekarang, tadi, baru saja, dua jam lalu, akan datang, beberapa tahun lagi

19 (7) aksi/kegiatan/tindakan
Apa aksi atau tindakannya? Jawab: berupa aktivitas Contoh: berdiri tegak, duduk, berpikir, kata kerja aktif transitif lainnya…

20 (8) pasivitas Bersemangat atau pasif? Jawab: kepasifannya
Misal: diam dan tidak bergoyang, kata kerja intransitif lainnya

21 (9) posisi Bagaimana posisinya? Jawab: berupa posisi substansi
Contoh: meja berdiri tegak di kamar belajar; buku tergeletak di atas meja; Tono berbaring di atas tempat tidur; …

22 (10) kondisi Bagaimana kondisinya?
Jawab: berupa kondisi substansi (biasanya kata sifat) Contoh: meja kokoh sehingga bisa ditulisi; berantakan; teratur; layak pakai; memadai; …

23 Tabel kategori menurut Immanuel Kant (1724 – 1804) dalam Kritik der reinen Vernunft (edisi kedua, 1787)


Download ppt "[SAP 5] tentang kategori, pembagian dan penggolongan"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google