Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PERENCANAAN PEDESAAN ASPEK SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PERENCANAAN PEDESAAN ASPEK SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN"— Transcript presentasi:

1 PERENCANAAN PEDESAAN ASPEK SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
Djoko Santoso Abi Suroso, Ph.D

2 Materi terkait Aspek-aspek Perencanaan Perdesaan
Aspek Sumberdaya Alam dan Lingkungan Perdesaan  Memahami pengetahuan dasar tentang pembentukan tanah, klasifikasi tanah untuk pertanian dan penggunaan tanah lainnya Konservasi Sumberdaya Lahan Perencanaan Pusat Wilayah Perdesaan Infrastruktur Perdesaan dan Infrastruktur Wilayah Mitigasi Bencana Alam di Perdesaan

3 Aspek Sumberdaya Alam dan Lingkungan dalam Perencanaan Perdesaan
Perdesaan: mayoritas pemanfaatan lahan untuk kegiatan pertanian Faktor Produksi: Sumber daya lahan Modal / Kapital Teknologi SDM

4 Land Resources (Sumber Daya Lahan)
Lahan (land) : “suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang; yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa mendatang…” (Brinkman dan Smyth, 1973; dan FAO, 1976) Singkatnya: lahan = tanah berserta faktor-faktor lingkungannya seperti topografinya, iklim, hidrologi dll Sumberdaya lahan : kemampuan – potensi yang dimiliki lahan untuk dapat dimanfaatkan bagi sesuatu kepentingan.

5 Tanah sebagai Unsur Sumber Daya Lahan
Tanah (soil) : adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison2-lapisan2, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara yang merupakan media untuk tumbuhnya tanaman (Sarwono, 2002) Tanah bagi pertanian adalah bagian dari permukaan bumi yang mengandung bahan mineral, non-organik dan bahan organik, sebagai media untuk tumbuhnya tanaman. Pedologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari proses pembentukan tanah, faktor-faktor pembentukannya, kalisifikasi serta survey tanah.

6 Tanah sebagai Faktor Produksi
Ricardo: “Kesuburan tanah memberikan penurunan marginal biaya produksi..” (Ricardo, D., 1817) Model Fungsi Produksi (Cobb-Douglass): Y = f(R,C,L,t)  Y=Rα.Cβ.LΨ.t R = Land Resources C = Capital L = Produktivitas Tenaga Kerja t = Teknologi usaha tani Perkembangan wilayah  dipengaruhi pula oleh proses produksi (untuk internal maupun ekspor)  ada faktor produksi  perlu pertimbangan dalam perencanaan perdesaan

7 Bidang Keilmuan yang Mempelajari tentang Tanah
Genesis dan Klasifikasi, mempelajari proses2 pembentukan tanah, klasifikasi serta penggunaannya yang sesuai Fisika Tanah, mempelajari sifat-sifat fisik tanah, struktur, konsistensi dan gerakan material, air dalam tanah Kimia Tanah, mempelajari sifat asam, basa reaksi kimia, hara dan bakteri dlm tanah Kesuburan Tanah, mempelajari hubungan unsur-unsur tanah dan proses pertumbuhan tanaman Konservasi Tanah, mempelajari proses pencegahan dan pengawetan tanah. Mikro biologi Tanah, mempelajari kehidupan mikro organisma yg berpengaruh thp sifat-sifat tanah. Mineralogi Tanah, mempelajari jeis dan sifat2 mineral yang dikandung tanah Geografi Tanah, mempelajari penyebaran jenis-jenis tanah secara geografis

8 Bahan-bahan Penyusun Tanah (substansi)
Bahan Mineral (45%) Secara Fisik : kwarsa, kalsit, dolomit, feldspar, biotit, amfibole, piroksin, olivin, leusit Secara Kimia untuk mineral utama : N (bagian protein pertumbuhan, K (fotosintesis gula), P (inti protein perakaran), S (bagian protein), Mg (khlorofil), Ca (mutu tanah) Bahan Organik (5%) Sebagai granuler memperbaiki struktur tanah, sumber N,P,S, unsur mikro, kemampuan manahan air, mengikat mineral (kapasitas tukar kation) sumber energi mikro-organisme Air (20 – 30%) Dibutuhkan secara tepat, untuk hara tanaman, pelarut unsur hara, bagian sel tanaman Udara (20 – 30%) Mengisi pori-pori tanah  porositas tanah

9 Faktor-faktor Pembentukan Tanah
Iklim Organisme Bahan Induk Topografi Waktu Iklim, Bahan Organik, Bahan Induk, Topografi dan Waktu pembentukan Oi / Oe A Organisme Iklim Curah Hujan Vegetasi E / EB Suhu Hewan Bi / Be / Bs Topografi Bahan Induk C % kemiringan Kimiawi, Fisik Kedalaman air Faktor Waktu : Tingkat perkembangan Muda, Dewasa, Tua

10 Faktor-faktor Pembentukan Tanah
Iklim Suhu udara dan curah hujan berpengaruh thp rekasi kimia dan fisik pembentukan tanah  pelapukan dan pencucian cepat Organisme Peran sebagai granuler (memperbaiki struktur tanah), sumber hara (N,P,S unsur mikroba), menahan air, meningkatkan kapasitas tukar ion, sumber energi) Akumulasi organik, siklus hara  pembentukan top soil Kandungan lebih dari 30% dan tebal lebih dari 40cm  gambut (organosol) Jenis vegetasi pembentuk bahan organik  warna tanah seperti organik kayu merah, rumput2-an dan hewan  hitam Bahan Induk Jenis batuan beku (atas, gang, dalam); sedimen; organik dan metamorfosa (rekristalisasi granit, kwarsit) Topografi Mempengaruhi resapan air, air tanah dalam, erosi dan kandungan larutan. Waktu Tanah muda mineral dasarnya masih mengalami pelapukan  belum ada organismenya Tanah dewasa  sudah terlapukkan  ada proses meresap ke bawah & mengendap.

11 Proses Pembentukan Tanah
Proses Pelapukan Batuan dasar (secara fisik, biologik dan kimia) dan Mineral Pembentukan Profil Tanah (penambahan, kehilangan, perubahan bentuk, pemindahan) Disintegrasi dan Sintesis Organisme dan Bahan Organik Siklus Unsur Hara Peranan Air Sumber: R.Muryati, 2000

12 Sifat Tanah Sifat tanah mengindikasikan jenis dan kondisi tanah, serta memberikan hubungan terhadap sifat-sifat mekanis (engineering properties) seperti kekuatan dan pemampatan atau kecenderungan untuk mengembang, dan permeabilitas. Mengapa perlu mengetahui sifat tanah..? Untuk pembangunan fisik kawasan (kawasan terbangun) Untuk pengembangan budidaya pertanian Tidak semua sifat tanah perlu dikaji dalam proses pembangunan fisik  bergantung pada informasi yang diperlukan dan tujuannya  ada perbedaan antara informasi untuk kawasan terbangun dengan kawasan budidaya pertanian

13 Sifat Tanah Contoh sifat tanah: Informasi sifat-sifat tanah memuat:
Tanah berbutir kasar (coarse-grained), sifat-sifat partikelnya dan derajat kepadatan relatif adalah sifat-sifat yang paling penting. Tanah berbutir halus (fine-grained), konsistensi (keras atau lunak) dan plastisitas merupakan sifat-sifat yang paling berpengaruh. Informasi sifat-sifat tanah memuat: Batas-batas Horizon Warna Tanah Tekstur Struktur tanah Konsistensi Drainase tanah Bulk Density Pori-pori Tanah Kematangan Tanah Sifat-sifat lain

14 Sistem Klasifikasi Tanah
Sistem klasifikasi tanah dibuat pada dasarnya untuk memberikan informasi tentang karakteristik dan sifat-sifat fisik tanah. Sistem klasifikasi secara umum mengelompokan tanah ke dalam kategori yang umum dimana tanah memiliki kesamaan sifat fisik. Klasifikasi tanah atas dasar sifat dasar : fisik (tekstur, warna, struktur, geografi) dan kimia (kandungan mineral); alami dan teknis (kemampuan untuk penggunaan). Klasifikasi tanah di Indonesia: Sistem Dudal-Soepraptohardjo ( ) Yang banyak digunakan saat ini: sistem USDA Soil Taxonomy. Sistem klasifikasi lainnya: sistem FAO dan PPT (Pusat Penelitian Tanah).

15 12 Jenis Ordo Tanah (USDA Soil Taxonomy)
Sumber: goalterzoko.blogspot.com Entisols Merupakan jenis tanah yang paling muda, biasanya berasal dari abu vulkan dan endapan sedimen. Di Indonesia tanah ini banyak terdapat di sekitar daerah gunung berapi, biasanya ditandai dengan dominasi pasir. Keunggulan jenis tanah ini secara fisik adalah memiliki drainase dan aerasi yang baik. Kelemahan tanah ini adalah miskin bahan organik dan juga hara tanah khususnya nitrogen. Sumber:

16 12 Jenis Ordo Tanah (USDA Soil Taxonomy)
Sumber: goalterzoko.blogspot.com 2. Inceptisols Tanah Inceptisols menyebar paling luas dibandingkan jenis tanah lainnya, yaitu sekitar 70,5 juta ha atau sekitar 37,5% dari luas daratan Indonesia. Tanah ini dapat dijumpai terutama di pulau-pulau besar seperti: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Yang perlu diperhatikan pada tanah ini adalah miskin K dan biasanya pH tanah sangat masam-agak masam. Pengelolaan untuk tanah ini lebih pada memperkaya K dan menetralkan pH tanah. Sumber:

17 12 Jenis Ordo Tanah (USDA Soil Taxonomy)
Sumber: goalterzoko.blogspot.com 3. Alfisols Penyebaran di daerah beriklim sub humid, bulan kering nyata. Curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun, di daerah pegunungan lipatan, topografi Karst dan lereng vulkan ketinggian di bawah 400 m. Kendala tanah ini adalah miskin N, P dan bahan organik, sehingga pengelolaannya lebih diarahkan pada memperkaya N, P dan bahan organik. Sumber:

18 12 Jenis Ordo Tanah (USDA Soil Taxonomy)
Sumber: goalterzoko.blogspot.com 4. Ultisols Tanah ini sering dikenal dengan PMK (Podsolik Merah Kuning). Memiliki lapisan akumulasi lempung. Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tuf vulkanik, bersifat asam. Tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih dari 2500 mm/tahun. Kendala tanah ini adalah selain bersifat masam juga miskin hara. Pengelolaan lebih diarahkan untuk meningkatkan pH tanah dan pemupukan K dan P. Sumber:

19 12 Jenis Ordo Tanah (USDA Soil Taxonomy)
Sumber: goalterzoko.blogspot.com 5. Mollisols Tanah ini berkembang pada vegetasi padang rumput atau lereng gunung, memiliki solum tanah yang dangkal. Bahan induk tanah ini berasal dari batuan kapur, sehingga kebanyakan ditemukan di daerah karst (berkapur). Keunggulan tanah ini adalah kaya bahan organik, struktur remah dan aerasi yang baik. Bisa dikatakan inilah tanah yang ideal, karena secara fisik dan kimia Untuk budidaya tanaman lebih diarahkan sebagai tanaman tumpang sari dengan tanaman hutan rakyat (agroforestry). Biasanya pada tanah ini lebih diarahkan untuk hutan konservasi atau padang rumput. Sumber:

20 12 Jenis Ordo Tanah (USDA Soil Taxonomy)
Sumber: goalterzoko.blogspot.com 6. Vertisols Keberadaan mineral montmorilonit menyebabkan tanah ini mampu mengembang dan mengkerut. Pada musim penghujan akan mengembang, sementara pada musim kemarau tanah akan kering dan retak-retak. Kaya akan lempung, relatif memiliki pH netral sampai alkalin. Kendala dalam budidaya tanaman adalah sifat kembang kerut tanaman ini menyebabkan kerusakan pada perakaran tanaman (putus). Jika akan digunakan untuk budidaya tanaman sangat perlu dipertimbangkan keberadaan irigasi. Sumber:

21 12 Jenis Ordo Tanah (USDA Soil Taxonomy)
Sumber: goalterzoko.blogspot.com 7. Spodosols Tanah ini mungkin termasuk salah satu tanah yang kurang baik untuk budidaya tanaman pertanian. Tingginya kandungan pasir kuarsa menyebabkan tanah ini relatif masam dan miskin hara. Jika akan dikembangkan untuk budidaya pertanian, maka diperlukan tanaman yang memiliki perakaran dalam dan kuat menembus lapisan padas, disamping itu juga memerlukan input hara yang cukup tinggi. Lebih disarankan sebagai hutan konservasi. Sumber:

22 12 Jenis Ordo Tanah (USDA Soil Taxonomy)
Sumber: goalterzoko.blogspot.com 8. Oxisols Banyak ditemukan di hutan hujan tropis, merupakan tanah khas tropis dan termasuk yang sudah tua. Termasuk tanah yang kurang subur karena didominasi oksida-oksida besi dan aluminum serta tingginya pelindian pada tanah ini sehingga miskin hara. Untuk budidaya sangat cocok untuk tanaman karet dan kelapa. Jika akan dibudidayakan perlu usaha untuk menetralkan pH tanah, penambahan bahan organik serta pemupukan P. Sumber:

23 12 Jenis Ordo Tanah (USDA Soil Taxonomy)
Sumber: goalterzoko.blogspot.com 9. Aridisols Jenis ini hanya ditemukan di daerah yang memiliki iklim kering yang tegas, kondisi tanah lebih banyak kekurangan air, sangat rendah kandungan bahan organik, serta mengarah pada akumulasi garam pada permukaan. Termasuk tanah yang tidak subur, hanya tanaman yang toleran kekeringan dan kadar garam tinggi yang bisa bertahan pada jenis tanah ini. Sumber:

24 12 Jenis Ordo Tanah (USDA Soil Taxonomy)
Sumber: goalterzoko.blogspot.com 10. Andisols Jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak, kadang-kadang berpadas lunak, agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi. Berasal dari batuan induk abu atau tuf vulkanik. Termasuk tanah yang subur, biasanya dimanfaatkan untuk persawahan terutama di pulau Jawa. Sementara untuk tanaman lain seperti teh, tembakau, kopi, jagung dan buah-buahan. Sumber:

25 12 Jenis Ordo Tanah (USDA Soil Taxonomy)
Sumber: goalterzoko.blogspot.com 11. Histosols Dikenal sebagai tanah organik (gambut), karena hampir 80% merupakan lapisan seresah tanaman. Kendala pada tanah ini adalah kemasaman yang ekstrim. Pengelolaan pada tanah ini lebih diarahkan bagaimana memanfaatkan gambut yang dangkal dan bukan yang dalam. Juga pengolahan tanah yang mempertimbangkan kedalaman pirit, kesalahan dalam pengolahan tanah bisa berakibat munculnya kemasaman ekstrim akibat oksidasi pirit. Sumber:

26 12 Jenis Ordo Tanah (USDA Soil Taxonomy)
Sumber: goalterzoko.blogspot.com 12. Gelisols Jenis tanah ini hanya terdapat pada daerah yang memiliki iklim dingin (tundra). Kendala pada tanah ini adalah kekurangan hara K dan Ca karena hilang akibat kondisi temperatur yang sangat dingin. Budidaya diarahkan pada tanaman toleran suhu rendah. Sumber:

27 Sumber:

28 Klasifikasi Tanah Alami (1)
Beberapa klasifikasi tanah yg banyak terdapat di Indonesia : Aluvial, tanah berasal dari endapan “baru”, berlapis-lapis, kandungan bahan organik berubah secara tidak teratur thp kedalaman, kandungan pasir < 60% Andosol, tanah umumnya berwarna hitam, bulk density < 0.85gr/cm3, banyak mengandung bahan > 60% dari abu vulkanik (amorf) vitrik, proklastik, cinders Grumosol, kadar liat > 30%, mudah mengembang (lengket musim hujan) dan mengkerut (musim kering: keras retak-retak) Latosol, kadar liat > 60%, remah sampai gumpal, gembur, warna tanah seragam, solum dalam (>150 cm) Litosol, tanah mineral dg ketebalan < 20 cm dan horizon D nya batuan keras

29 Klasifikasi Tanah Alami (2)
Mediteran, horizon penimbunan liat (horizon argilik) dan kejenuhan basa lebih dari 50% Organosol, tanah organik (gambut) dengan ketebalan > 50cm Planosol, tanah dengan horizon albik yg terletak diatas horizon argilik (liat) atau natrik dg permeabilitas rendah, perubahan tekstur nyata Podsol, tanah dengan horizon penimbunan Fe, Al oksida dan bahan organik Podsolik, horizon penimbunan liat, kejenuhan basa < 50% tidak horizon albik Regosol, tekstur tanah kasar dengan kadar pasir >60%

30 Klasifikasi Kemampuan Lahan (Evaluasi Kesuburan Tanah)
Analisa Tanah (pH, kapasitas tukar kation, bahan organik, tekstur, mineral :Ca, Mg, K, Na, N, P) Pengelompokan sub-klas atas dasar faktor penghambat (erosi, kelebihan air, perakaran dan iklim) Gejala pertumbuhan tanaman Analisa Tanaman Percobaan di Lapangan (Demplot) Percobaan di lab Rumah Kaca Contoh alat analisis tanah Klas Kemampuan Lahan I s/d IV : dapat dipergunakan untuk pertanian (pertanian sangat intensif, intensif, sedang sampai terbatas ) V s/d VIII : tidak cocok dipergunakan untuk pertanian (penggembalaan, hutan produksi sampai cagar alam)

31 Penyebab Penurunan Mutu Tanah (Soil Degradation)
Hilangnya unsur hara di daerah perakaran Terjadinya akumulasi mineral  tertumpuknya mineral yang menjadi racun bagi fungsi tanah untuk tanaman Terjadinya penyingkapan mineral / racun Terjadinya water logging (penggenangan) Air tergenang permanen Terkait porositas tanah  porositas kecil tidak menyerap air Air lama tergenang  unsur asam semakin besar  tanah jadi tidak subur Proses erosi perpindahan tanah dan unsur tanah  penumpukan unsur mineral / hara (entrifikasi)

32 Mengukur Tingkat Erosi
Ho Erosi Hp Sedimentasi Ho = Unsur yang Ditransport Hp = Terendapkan = Enrichment Ratio Ho > Hp = erosi kritis Rumus Weischmeier & Smith: A= R.K.Ls.C.P A : tingkat erosi tanah R : tk. erosi (berat-ringan berdasar Ho/Hp) K : faktor yang menyebabkan erosi Ls: kemiringan lereng C : tingkat basa tanaman P : lama tanaman diolah

33 Cara Pemeliharaan dan Peningkatan Mutu Tanah (1)
Pengolahan Tanah  jenis/klasifikasi tanah, cara dan teknik pengolahan Mengatur Air dan Udara dalam Tanah Secara Fisik dg membajak: memecah gumpalan tanah agar lebih lunak dan longgar (porositas besar); pembuatan kontour/terasering, irigasi dan bendungan (persediaan air) Secara kimia menutup tanah dg humus agar menahan penguapan air dan air tidak meresap/lari ketempat lain Drainase Kelebihan air  pembusukan akar, tanaman, lambat tumbuh (tidak ada rongga udara); gulma tanaman cepat, kadar asam naik

34 Cara Pemeliharaan dan Peningkatan Mutu Tanah (2)
Pemupukan Mengapa harus memupuk ? Pertanian mengisap mineral, humus dan bleacing defisit unsur-unsur yg diperlukan tanaman sedangkan daur penambahan alami lambat (biologi dan vegetasi) Dasar-dasar pemupukan : jenis tanaman (hara dan akar), jenis tanah, jenis pupuk, dosisi, waktu dan cara pemupukan Kebutuhan mineral  pupuk kimia, kandang, hijau; pupuk tunggal (N,P,K,Mg) dan majemuk (NP, NK, PK, NPK, PML Agro dll); perhitungan kebutuhan pupuk Konservasi Tanah dan Air Erosi : pemindahan unsur hara dan mineral penting ketempat lain. Menduga besarnya erosi A= R.K.L.S.C.P  tingkat erosi yg diperkenankan Metoda mencegah erosi : vegetatif  reboisasi, rotasi tanam; fisik mekanikal  terasering, guludan. Kimiawi, pengikatan mineral penting (bitumen, krilium)

35 Mengapa Penting Memahami Sifat dan Klasifikasi Tanah?
Sifat dan klasifikasi tanah perlu dipahami guna: Mengidentifikasi permasalahan pengembangan kawasan perdesaan, baik yang terkait dengan pembangunan permukiman desa maupun budidaya pertanian Memahami permasalahan daya dukung lingkungan Memahami permasalahan air tanah untuk kawasan permukiman Memahami permasalahan kesuburan lahan potensi pertanian untuk kebutuhan pengembangan produksi

36 Contoh pemahaman sifat dan klasifikasi tanah dalam penataan ruang wilayah
sebidang tanah alami yang permukaannya ditumbuhi rerumputan dan sebatang pohon besar. Grafik: GEODe II, Geologic Explorations - Tasa Graphics Art Inc, Prentice Hall

37 Ketika turun hujan, air hujan mulai membasahi permukaan tanah,
Contoh pemahaman sifat dan klasifikasi tanah dalam penataan ruang wilayah Ketika turun hujan, air hujan mulai membasahi permukaan tanah, Grafik: GEODe II, Geologic Explorations - Tasa Graphics Art Inc, Prentice Hall

38 Contoh pemahaman sifat dan klasifikasi tanah dalam penataan ruang wilayah
Tanah yang alami dengan tetumbuhan di atasnya menyediakan pori-pori / celah tanah bagi air hujan sehingga air hujan bisa leluasa meresap ke dalam tanah. Grafik: GEODe II, Geologic Explorations - Tasa Graphics Art Inc, Prentice Hall

39 Contoh pemahaman sifat dan klasifikasi tanah dalam penataan ruang wilayah
Air yang berhasil meresap ke bawah tanah akan terus bergerak ke bawah sampai dia mencapai lapisan tanah atau batuan yang jarak antar butirannya sangat-sangat sempit yang tidak memungkinkan bagi air untuk melewatinya. Ini adalah lapisan yang bersifat impermeabel. Lapisan seperti ini disebut lapisan aquitard Grafik: GEODe II, Geologic Explorations - Tasa Graphics Art Inc, Prentice Hall

40 Contoh pemahaman sifat dan klasifikasi tanah dalam penataan ruang wilayah
Air yang tersimpan di bawah tanah itu disebut air tanah. Sementara air yang tidak bisa diserap dan berada di permukaan tanah disebut air permukaan. Grafik: GEODe II, Geologic Explorations - Tasa Graphics Art Inc, Prentice Hall

41 Contoh pemahaman sifat dan klasifikasi tanah dalam penataan ruang wilayah
Permukaan zona saturasi ( water table ) selalu mengikuti bentuk topografi atau lekuk-lekuk permukaan bumi. Grafik: GEODe II, Geologic Explorations - Tasa Graphics Art Inc, Prentice Hall

42 Contoh pemahaman sifat dan klasifikasi tanah dalam penataan ruang wilayah
air sungai tidak hanya berasal dari mata air pegunungan, melainkan ia juga disuplai dari water table pada dataran tinggi akibat tekanan hidrostatik. Yaitu suatu tekanan yang muncul akibat perbedaan ketinggian permukaan water table di sungai dan di daratan. Grafik: GEODe II, Geologic Explorations - Tasa Graphics Art Inc, Prentice Hall

43 Contoh pemahaman sifat dan klasifikasi tanah dalam penataan ruang wilayah
Pada musim kemarau, permukaan water table akan turun hingga beberapa meter, mengakibatkan sumur-sumur penduduk menjadi kering dan sungai-sungai menjadi dangkal dan akhirnya kering. Grafik: GEODe II, Geologic Explorations - Tasa Graphics Art Inc, Prentice Hall

44 Contoh pemahaman sifat dan klasifikasi tanah dalam penataan ruang wilayah
pada musim penghujan, permukaan water table meninggi, mengisi sumur-sumur penduduk dan bahkan bisa meluapkan sungai-sungai. Grafik: GEODe II, Geologic Explorations - Tasa Graphics Art Inc, Prentice Hall

45 Karakteristik Lahan Karakteristik lahan (land characteristics)  atribut atau keadaan unsur-unsur lahan yang dapat diukur atau diperkirakan, seperti tekstur tanah, struktur tanah, kedalaman tanah, jumlah curah hujan, distribusi hujan, temperatur, drainase tanah, jenis vegetasi dan sebagainya. Karakteristik lahan menentukan atau mempengaruhi perilaku lahan  ketersediaan air, peredaran udara, perkembangan akar, kepekaan erosi, ketersediaan unsur hara dan sebagainya. Perilaku lahan  menentukan pertumbuhan vegetasi  disebut kualitas lahan.

46 Klasifikasi Kemampuan Lahan
Proses penilaian komponen-komponen lahan secara sistematik dan pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya. Berbagai karakteristik lahan yang dipertimbangkan sebagai dasar klasifikasi kemampuan lahan antara lain : kecuraman lereng, kepekaan erosi tanah, tingkat erosi, kedalaman tanah efektif, tekstur tanah, permeabilitas, drainase, keadaan batu dan kerikil, singkapan batuan, ancaman banjir atau genangan salinitas tanah.

47 Tabel Klasifikasi Lahan
Lebih rinci Parameter Satuan Data Yang Diperlukan Sumber Data Rumus 1.Lereng Permukaan % Kemiringan dan panjang lereng Pengukuran langsung di lapangan dengan clinometer atau abney level. Berdasarkan tabel faktor pembatas lereng 2.Kepekaan Erosi - bahan organik tipe stuktur permeabilitas Tekstur Pengambilan sampel tanah di lapangan Uji laboratorium Berdasarkan tabel faktor pembatas kepekaan erosi 3.Tingkat Erosi Ton/ha/thn data hujan kepekaan erosi lereng permukaan penggunaan lahan bentuk pengelolaan lahan Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (khusus data hujan) Perhitungan rumus USLE A = R x K x LS x C x P 4.Kedalaman tanah Cm Tabel solum tanah Pengukuran langsung di lapangan dengan meteran Berdasarkan tabel faktor pembatas kedalaman tanah 5.Tekstur Lapisan Atas Persentase pasir, debu dan lempung Berdasarkan tabel faktor pembatas tekstur tanah 6.Tekstur Lapisan Bawah 7.Permeabilitas cm/jam Kecepatan permebailitas dalam tanah Berdasarkan tabel faktor pembatas permeabilitas 8. Drainase Kondisi drainase pada tanah Pengamatan langsung di lapangan 9. Kerikil/batuan Persentase jumlah batuan dan kerikil Berdasarkan tabel faktor pembatas kerikil/batuan 10. Ancaman Banjir Intensitas banjir yang terjadi Pengamatan langsung di lapangan dan wawancara Berdasarkan tabel faktor pembatas ancaman banjir 11. Salinitas Kadar garam dan daya hantar listrik pada tanah Uji lab. Berdasarkan tabel faktor pembatas salinitas Sumber: Arsyad, 1989

48 Metode Penilaian Kelas Kemampuan Lahan
Contoh penilaian kelas kemampuan lahan Metode dalam evaluasi kemampuan lahan: Metode pemerian (description) Metode pengharkatan (scoring) dan Metode pembandingan (matching). Metode yang sering digunakan: Matching Weight factor matching  untuk mendapatkan faktor pembatas dan kelas kemampuan lahan. Arithmatic matching  mempertimbangkan faktor yang dominan sebagai penentu kelas kemampuan lahan. Subjective matching  mempertimbangkan subyektivitas dalam menentukan kelas kemampuan lahan.

49 Penamaan pada Klasifikasi Lahan
Mangunsukardjo (1985): “Klasifikasi kemampuan lahan dibagi menjadi 8 kelas satuan yang ditulis dengan angka Romawi I s.d. VIII…” III do Sub-Kelas Kelas Sistem Klasifikasi Hockensmith & Steele (1943) dan Montgomery (1973): “Lahan digolongkan ke dalam tiga kategori utama yaitu Kelas, Subkelas dan satuan kemampuan atau pengelolaan...”

50 Kaitan Penamaan, Sistem Klasifikasi, dan Pengelolaan Lahan
Pengelolaan di dalam kelas didasarkan atas intensitas faktor penghambat. Tanah dikelompokan ke dalam delapan kelas ditandai dengan huruf romawi dari I sampai VIII. Ancaman kerusakan atau hambatan meningkat berturut-turut dari kelas I sampai kelas VIII Contoh Tabel: Tingkat Hambatan pada Kelas Kemampuan Lahan Kelas Kemampuan Lahan Intensitas dan Macam Penggunaan Lahan Meningkat Hambatan /bahaya meningkat kesesuaian dan pilihan penggunaan berkurang Cagar Alam Hutan Penggembalaan Pertanaman Terbatas Sedang Intensif Sangat Intensif I II III IV V VI VII VIII

51 Pemetaan Hasil Perhitungan Kemampuan Lahan (1)
Peta Tanah Skala 1 : Peta Kemiringan Lereng Skala 1 : Peta Satuan Bentuklahan Peta Penggunaan Lahan Skala 1: Interpretasi Foto Udara Skala 1: Peta Rupabumi Peta Satuan Lahan Tentatif Peta Satuan Lahan Uji Lapangan Peta Lokasi Penyebaran Sampel

52 Pemetaan Hasil Perhitungan Kemampuan Lahan (2)
Peta Satuan Lahan Skala 1 : Pengambilan Sampel Tanah Peta Lokasi Penyebaran Sampel Analisis Laboratorium Tekstur kadar BO permeabilitas salinitas Pengukuran Faktor-faktor Kemampuan Lahan : kemiringan lereng kedalaman efektif tanah kepekaan erosi drainase ancaman banjir tingkat erosi tekstur lapisan atas tekstur lapisan bawah kerikil/batuan Tabel Karakteristik Lahan Tabel Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan Matching Klasifikasi Kemampuan Lahan Peta Kemampuan Lahan Rendah V,VI,VII,VIII Tinggi I, II, III Sedang IV


Download ppt "PERENCANAAN PEDESAAN ASPEK SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google