Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Metode Penelitian Ilmiah

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Metode Penelitian Ilmiah"— Transcript presentasi:

1 Metode Penelitian Ilmiah
Session 9

2 Objective Materi kuliah Hari ini : Buku yang dipergunakan :
Drs. Husein Umar, SE, MM, MBA, Riset Akuntansi Dilengkapi dengan panduan membuat skripsi dan empat bahasan kasus bidang akuntansi, Penerbit Gramedia Drs. Husein Umar, SE, MM, MBA, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Panduan Penulisan Ilmiah yang diterbitkan oleh bagian Penulisan Ilmiah ST ASIA Malang

3 Teknik membuat skala Dalam membuat kuesioner, deskriptor yang menjadi pertanyaan dikembangkan dari variabel Tetapi pertanyaan-pertanyaan dan kolom-kolom isian belum tentu terisi semua, sehingga perlu direvisi Untuk memudahkan revisi pertanyaan atau pernyataan dalam suatu instrumen pengumpulan data, dibutuhkan teknik skala

4 Macam-macam teknik skala:
Skala Linkert Skala Guttmann Skala Bogardus Skala Thurstone Skala Semantic Skala Stipel Skala Paired-Comparison Skala rank-Order

5 Skala Linkert Berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu Misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang

6 Langkah-langkah membuat skala Linkert :
Kumpulkan sejumlah pernyataan yang sesuai dengan sikap yang akan diukur dan dapat diidentifikasikan dengan jelas Berikan pernyataan diatas kepada responden Respon dari tiap pernyataan dihitung dengan cara menjumlahkan angka-angka dari pernyataan, misalnya : Pernyataan Nilai sangat tidak senang 1 tidak senang 2 biasa saja 3 senang 4 sangat senang 5

7 Selanjutnya mencari pernyataan yang tidak dapat dipakai dalam penelitian, dengan cara melihat :
Pernyataan yang tidak diisi dengan lengkap oleh responden Pernyataan yang secara total responden tidak menunjukkan korelasi yang substantial dengan nilai totalnya Pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk skala Linkert yang dapat dipakai untuk mengukur skala sikap serta menjadi kuesioner yang lebih baik

8 Skala Guttmann Jenis skala ini hanya mengukur satu dimensi dari satu variabel yang memiliki beberapa dimensi. Misalnya seorang peneliti ingin mengumpulkan data tentang kebutuhan mahasiswa, ditentukan 4 macam kebutuhan yaitu : Berteman Belajar Rekreasi istirahat

9 Misalkan salah satu dimensi dari keempat dimensi tadi akan dibagi menjadi 5 pernyataan dalam kuesioner. Skala Guttmann akan menggunakan kelima pernyataan tersebut sebagai item.

10 Misal dimensi Belajar dibagi menjadi 5 pernyataan (dari kebutuhan yang paling rendah dahulu) :
Untuk mencari ilmu untuk melanjutkan pendidikan Untuk mendapatkan gelar Untuk mendapatkan ijazah Untuk syarat dalam mencari kerja

11 Hirarki kebutuhan Kebutuhan akan syarat mencari kerja Kebutuhan akan ijazah Kebutuhan akan gelar Kebutuhan untuk melanjutkan pendidikan Kebutuhan akan ilmu

12 Dalam bentuk pertanyaan :
Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam mencari ilmu ? (Ya / Tidak) Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam melanjutkan pendidikan ? Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam mendapatkan gelar ? Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam mendapatkan ijazah ? Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam memenuhi syarat mencari kerja ?

13 Berikut contoh hasil penilaian dari 10 responden.
Dimana diatur dari kiri ke kanan, mulai dari pertanyaan yang paling banyak memiliki jawaban YA (positif) sampai yang paling sedikit.

14 Menguji Instrumen Menguji validitas kuesioner sebagai instrumen pengumpul data dapat dilakukan dengan menganalisis item. Hal ini cukup penting karena akan menentukan tingkat ketepatan atau ketelitian kesimpulan penelitian. Pengujian instrumen : Menguji validitas instrumen Menguji reliabilitas instrumen

15 Menguji validitas instrumen
Instrumen penelitian yang valid adalah kuesioner yang sesuai dengan variabel yang hendak diukur. Bagaimana cara menguji validitas sejumlah kuesioner yang telah dibuat untuk mengukur suatu variabel ?

16 Validitas atau kesahihan menunjukan pada kemampuan suatu instrumen (alat pengukur) mengukur apa yang harus diukur A valid measure if it succesfully measure the phenomenon), seseorang yang ingin mengukur tinggi harus memakai meteran, mengukur berat dengan timbangan, meteran, timbangan merupakan alat ukur yang valid dalam kasus tersebut.

17 terdapat perbedaan pengelompokan jenis-jenis validitas,
Elazar Pedhazur menyatakan bahwa validitas yang umum dipakai tripartite classification yakni Content, Criterion dan Construct, sementara Kenneth Bailey mengelompokan tiga jenis utama validitas yaitu : Face validity, Criterion Validity, dan construct validity, dengan catatan face validity cenderung dianggap sama dengan content validity.

18 Validitas Rupa (Face validity).
Adalah validitas yang menunjukan apakah alat pengukur/instrumen penelitian dari segi rupanya nampak mengukur apa yang ingin diukur, validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen. Menurut Djamaludin Ancok validitas rupa amat penting dalam pengukuran kemampuan individu seperti pengukuran kejujuran, kecerdasan, bakat dan keterampilan.

19 Validitas isi (Content Validity).
Valditas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Menurut Kenneth Hopkin penentuan validitas isi terutama berkaitan dengan proses analisis logis, dengan dasar ini Dia berpendapat bahwa validitas isi berbeda dengan validitas rupa yang kurang menggunakan analisis logis yang sistematis, lebih lanjut dia menyatakan bahwa sebuah instrumen yang punya validitas isi biasanya juga mempunyai validitas rupa, sedang keadaan sebaliknya belum tentu benar.

20 Validitas kriteria (Criterion validity).
Adalah validasi suatu instrumen dengan membandingkannya dengan instrumen-pengukuran lainnya yang sudah valid dan reliabel dengan cara mengkorelasikannya, bila korelasinya signifikan maka instrumen tersebut mempunyai validitas kriteria.

21 Validitas konstruk (Construct Validity).
Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep, validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. Menurut Jack R. Fraenkel validasi konstruk (penentuan validitas konstruk) merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validasi lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk validasi isi dan validasi kriteria.

22 Jack R. FraenkelI menyatakan bahwa untuk mendapatkan validitas konstruk ada tiga langkah di dalamnya yaitu : 1. Variabel yang akan diukur harus didefinisikan dengan jelas 2. Hipotesis, yang mengacu pada teori yang mendasari variabel penelitian harus dapat membedakan orang dengan tingkat gradasi yang berbeda pada situasi tertentu 3. Hipotesis tersebut diuji secara logis dan empiris.

23 Perhitungan/pengujian Validitas Instrumen
perhitungan statistik dapat dilakukan untuk perhitungan/pengujian validitas instrumen pengukuran. tujuannya untuk mengetahui konsistensi internal, dalam arti sampai sejauh mana item- item mampu membedakan antara individu yang memiliki dan tidak memiliki sifat dari item pengukuran, hal ini berarti juga bahwa item-item dalam instrumen mengukur aspek yang sama. Dalam hubungan ini langkah yang dilakukan adalah dengan cara mengkorelasikan antara skor tiap item dengan skor total.

24 Dalam melakukan perhitungan korelasi antara skor item dengan skor total dapat menggunakan rumus korelasi Product moment apabila nilai-nilai skala telah dilakukan konversi menjadi interval atau menggunakan rumus korelasi tata jenjang (Rank-Spearman).

25 Contoh menghitung validitas dengan Rumus Korelasi Product Momen
Sebuah instrumen penelitian/pengukuran terdiri dari 10 item dan disebarkan pada 10 orang responden dengan hasil skor seperti dalam tabel

26 Dari tabel terlihat bahwa Responden berjumlah 10 orang (A,B,C,……,J)
Jumlah item adalah 10 item/pertanyaan perhitungan korelasi dilakukan untuk tiap item dari item nomor 1 sampai item no 10, untuk contoh perhitungan akan diambil item no 2

27 X adalah item ke n (dalam contoh diambil item nomor 2)
Y adalah total skor untuk masing-masing responden. Selanjutnya dibuat perhitungan

28 Untuk menghitung korelasi bisa dipakai rumus korelasi product moment
N = jumlah responden/data pengamatan

29 Apabila angka-angka pada tabel dimasukkan ke dalam rumus:

30 Hasil perhitungan menggunakan Rumus Korelasi Product Momen untuk semua item

31 nilai r untuk item no 2 sebesar 0
nilai r untuk item no 2 sebesar 0.90 kemudian dibandingkan dengan tabel r pada baris ke N (10) sebesar untuk taraf signifikansi 5%, karena nilai r lebih besar dari nilai r tabel maka item no 2 adalah valid. Untuk item lainnya bandingkan nilai r untuk tiap- tiap item (Korelasi menunjukan nilai r untuk tiap- tiap item) dengan r tabel, hasilnya item no 1 dan nomor 7 tidak valid (r hitung lebih kecil dari r tabel) sedangkan item lainnya valid. Item-item yang valid saja yang dipergunakan dalam penelitian sedang yang tidak valid dibuang atau diperbaiki

32 Menguji Reliabilitas Instrumen
Merupakan derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Pengujiannya dilakukan secara internal, dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada Atau secara eksternal, dengan melakukan test-retest

33 suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut dipergunakan secara berulang memberikan hasil ukur yang sama, menurut Elazar J. Pedhazur “reliability refers to the degree to which test score are free from errors of measurement”, kesalahan pengukuran akan berakibat pada hasil yang berbeda dalam mengukur sesuatu yang sama.

34 Konsistensi butir : Buat dua instrumen butir-butir pertanyaan atau pertanyaan ekivalen. Misalnya: “berapa tahun usia anda?” adalah sama saja dengan “Anda lahir tahun berapa?” Lakukan pengujian dua instrumen ini pada responden dan waktu yang sama, dan hanya sekali saja. Korelasikan data dari kedua instrumen tersebut. Bila korelasinya positif dan signifikan maka instrumen dinyatakan reliabel.

35 Terdapat beberapa pandangan/cara untuk menilai/menghitung reliabilitas suatu instrument:
Teori pengujian klasik teori pengujian klasik mengacu pada The true-score model dari Spearman. Menurut model ini skor/nilai hasil observasi terdiri dari dua komponen yaitu komponen nilai yang benar ditambah kekeliruan acak, yang dalam bentuk simbul nampak sebagai berikut :

36 Test-retest (Repeated measure)
Pengukuran ulang dimaksudkan untuk melihat konsistensi dari waktu ke waktu. Cara pelaksanaannya adalah dengan meminta responden untuk menjawab pertanyaan atau merespon pernyataan yang sama sebanyak dua kali sesudah selang waktu tertentu. Sesudah diperoleh jawaban/respon responden untuk dua kali pelaksanaan kemudian nilai/skor dari hasil pengukuran yang pertama dikorelasikan dengan nilai/skor hasil pengukuran yang ke dua dengan menggunakan formula korelasi product momen atau korelasi tata jenjang sesuai dengan karakteristik data yang diperoleh.

37 Misalkan sebuah instrumen pengukuran dibuat untuk mengetahui pendapat mahasiswa terhadap akses internet di kampus kepada 10 responden mahasiswa dengan hasil sebagai mana terlihat dalam tabel berikut : Setiap responden diminta untuk mengisi kuesioner sebanyak dua kali

38 Skor pengukuran pertama kemudian dikorelasikan dengan skor pengukuran kedua (cara perhitungan sama seperti dalam perhitungan Validitas), Koefisien korelasi yang diperoleh kemudian di bandingankan dengan nilai tabel, bila lebih besar berarti instrumen tersebut reliabel. Hasil perhitungan data skor di atas diperoleh nilai r = (nilai tabel = pada taraf signifikansi 5%), dan nilai rho = (nilai tabel = pada taraf signifikansi 5%), ini berarti bahwa instrumen pengukuran tersebut reliabel.

39 Dalam penggunaan cara ini seorang peneliti harus memperhatikan selang waktu antara pengukuran yang pertama dan yang kedua, Tidak ada patokan yang pasti, yang penting harus dihindari kemungkinan terjadinya bias akibat responden merasa diperlakukan tidak wajar jika terlalu pendek,atau terjadi perubahan jika terlalu lama, Djamaludin Ancok menyatakan bahwa selang waktu antara hari pada umumnya dianggap memenuhi persyaratan tersebut.

40 Metode paralel (Alternate Method)
cara ini dilakukan dengan memberikan dua bentuk pengukuran yang identik (dalam arti sejajar) kepada responden yang sama secara serempak. Dua pengukuran identik bermakna bahwa dua instrumen pengukuran tersebut dimaksudkan untuk mengukur konstruk yang sama namun dengan item-item pertanyaan/pernyataan yang berbeda.

41 Sebagai contoh terdapat dua instrumen pengukuran motivasi yaitu instrumen A dan instrumen B, kedua instrumen tersebut dikenakan pada sepuluh responden dengan hasil sbb :

42 Skor pengukuran Instrumen A dikorelasikan dengan skor Instrumen B (cara perhitungan sama seperti dalam perhitungan Validitas) koefisien korelasi yang diperoleh kemudian di bandingankan dengan nilai tabel, bila lebih besar berarti instrumen tersebut reliabel. Hasil perhitungan data skor di atas diperoleh nilai r = (nilai tabel = pada taraf signifikansi 5%), dan nilai rho = (nilai tabel = pada taraf signifikansi 5%), ini berarti bahwa instrumen pengukuran tersebut reliabel.

43 Pendekatan Konsistensi internal
Pendekatan konsistensi internal merupakan satu cara untuk mengurangi kesulitan yang diakibatkan oleh dua perlakuan atau dua bentuk pengukuran seperti dalam metode test-retest dan metode paralel. Dengan cara ini pengukuran hanya dilakukan satu kali (single-trial administration), sehingga dapat lebih efisien. konsistensi internal bermakna keajegan dari tiap item dengan item-item lainnya dalam suatu kerangka instrumen pengukuran. Terdapat beberapa cara untuk melakukan perhitungan reliabilitas antara lain Teknik belah dua (Split half method), Formula Rolon, KR20, KR21, dan Koefisien Alpha. Berikut ini akan dikemukakan contoh perhitungan reliabilitas.

44 Teknik Belah Dua (Split-half method)
Metode atau teknik belah dua menggunakan formula Spearman-Brown, cara ini hanya dapat dikenakan pada instrumen pengukuran dengan jumlah item genap (pengelompokan dilakukan pada item-item yang valid

45 Langkah-langkahnya adalah :
Kelompokan item-item menjadi dua kelompok didasarkan pada kelompok ganjil (nomor item ganjil) dan kelompok genap (nomor item genap), atau secara random. Jumlahkan skor pada setiap kelompok sehingga diperoleh skor total untuk tiap kelompok. Korelasikan skor total antar kelompok dengan formula korelasi Product moment atau tata jenjang. Masukan nilai koefisien korelasi tersebut ke dalam rumus Sperman-Brown untuk mencari koefisien reliabilitas

46 Rumus : Dimana : ri = koefisien reliabilitas; rb = koefisien korelasi antar kelompok

47 Contoh : Pada suatu perhitungan terhadap responden terdapat 10 item.
10 item tersebut dikelompokkan berdasarkan ganjil dan genap

48 Koefisien/angka reliabilitasnya adalah :

49 Menggunakan pendekatan :
Selain dengan cara belah dua, prosedur pencarian nilai reliabilitas dapat dilakukan dengan tidak mensyaratkan pembelahan item ke dalam dua kelompok, sehingga bisa diterapkan pada instrumen yang jumlah itemnya tidak genap Menggunakan pendekatan : Formula K-R 21 (Kuder Richardson) Rumus Alpha (Cronbach)

50 Untuk lebih jelasnya mengenai Formula dan contoh-contoh dapat dilihat di file Doc (Ms Word) dengan nama file : pengukuran dan instrumen.doc File ini bisa dicopy di Lab A, atau download di alamat adiprtm.dikti.net

51 Penyusunan Instrumen Riset

52 The Survey as a Social Occasion
Speakers should not say things that they believe to be false (truthfulness) Speakers should make comments that are relevant to the purpose of conversations (relevance) Speakers should make their contributions as informative as possible and not repeat themselves (nonredundancy) Speakers should express themselves as clearly as possible (clarity)

53 Open-ended & closed-ended questions (1)
Open-ended atau free-response question: responden menjawab dengan pilihan kata sendiri Closed-ended atau fixed-response question: responden memilih jawaban yang disediakan

54 Open-ended & closed-ended questions (2)
Bagaimana IS/IT governance di organisasi menurut Anda? (open-ended) Bagaimana IS/IT governance di organisasi menurut Anda? (close-ended) Jelek Biasa Bagus

55 Open-ended & closed-ended questions (3)
Audit SI/TI apa yang dilakukan di organisasi Anda? (open-ended) Audit SI/TI apa yang dilakukan di organisasi Anda? (close-ended) Finansial Non-finansial Tidak dilakukan audit SI/TI Tidak tahu

56 Open-ended & closed-ended questions (4)
Kelebihan open-ended: Kebebasan responden untuk menjawab. Jawaban yang panjang lebar jadi bahan untuk gali informasi Pemahaman kita sendiri bisa jadi lebih jelas

57 Open-ended & closed-ended questions (5)
Masalah: Responden lebih capek karena tidak bisa hanya memberi tanda Jawaban yang panjangnya variatif Perlu iter yang ahli, bisa mencari kejelasan dari jawaban yang kabur, pintar probing, dan bisa memastikan jawabannya konkrit Coding-nya ribet, time-consuming, dan bisa muncul error

58 Open-ended & closed-ended questions (6)
Kelebihan close-ended: Menjawabnya lebih mudah Coding lebih mudah Administrasi lebih mudah

59 Open-ended & closed-ended questions (7)
Masalah: Membuatnya relatif susah, jawaban penting tidak masuk, bisa jadi pilihan jawaban tidak ada yang sesuai (“Lainnya: ….”, elisitasi) Kalau pilihan jawaban terlalu banyak (lebih baik open-ended) Responden kurang terlibat

60 Open-ended & closed-ended questions (8)
Ingat tujuan penelitian. Kalau klasifikasi lebih cocok closed-ended. Kalau eksploratif lebih cocok open-ended Seberapa banyak penguasaan responden terhadap hal yang ditanyakan. Kalau banyak, closed-ended. Kalau sedikit dan closed-ended, orang yang ngga tau bisa milih. JANGAN BERTANYA MENGENAI HAL YANG ORANG TIDAK TAHU.

61 Open-ended & closed-ended questions (9)
Apakah jawaban mereka lebih terstruktur? Kalau tidak sebaiknya open-ended. Motivasi responden. Perlu niat dalam menjawab open-ended Penguasaan pembuat alat terhadap hal yang mau diteliti. Kalau tidak terlalu sebaiknya open-ended.

62 Response format Yes/no
Kategori. Apa ada nilai tengah? “Tidak tahu”, “ragu2”

63 Skala Likert (1) IT GOVERNANCE
Hal yang dimaksud dengan IT Governance di sini adalah kapasitas organisasi untuk mengontrol pembuatan dan pengimplementasian strategi TI. Berikut ini adalah sejumlah deskripsi mengenai IT Governance, tulislah jawaban Anda di ruang kosong yang disediakan dengan salah satu dari yang berikut ini: 4: Sangat sesuai 3: Agak sesuai 2: Tidak tahu/ragu-ragu 1: Tidak sesuai, belum tercapai 0: Sangat tidak sesuai, masalah besar 1. Struktur Pengambilan Keputusan Manajemen Puncak 1 Awareness terhadap lingkungan bisnis Manajemen puncak aware terhadap lingkungan bisnis dan aware terhadap perlunya reformasi manajemen dan reformasi bisnis. 2 Posisi TI dalam reformasi manajemen dan bisnis Bagi manajemen puncak TI adalah sumber dan alat untuk menciptakan diferensiasi kompetitif dan untuk menciptakan nilai tambah dalam reformasi manajemen dan reformasi bisnis. TI dianggap lebih dari “alat rasionalisasi operasi dan labor-savings”.

64 Skala Likert (2) Contoh 2: customer satisfaction
Secara keseluruhan bagaimana Anda menilai produk ini: Sangat memuaskan Cukup memuaskan Kurang memuaskan Sangat tidak memuaskan

65 Pertimbangan dalam membuat skala
Berapa kategorinya? Dua (misalnya yes, no, bisa juga tiga “tidak tau”)? Lima (misalnya skala likert)? Lainnya? 7-11 cukup. More refined, ada indikasi lebih valid. Short-term/working/active memory: 5 – 9 items Labelnya kata atau angka?

66 Ranking (1) Berilah ranking dari 1 sampai 10 berdasarkan derajat kepentingannya menurut Anda: ___ Optimizing enterprise-wide IT services ___ Implementing business transformation initiatives ___ Updating obsolete systems ___ Optimizing organizational effectiveness ___ Restructuring the IT function ___ Connecting to customers, suppliers and or partners electronically ___ Instituting cross-functional information systems ___ Using IT for competitive breakthrough ___ Improving the systems application process ___ Developing and electronic business strategy

67 Ranking (2) Apakah pilihan jawaban sudah yang paling cocok/penting? Perlu elisitasi

68 Elisitasi (1) Menurut anda, apakah keuntungan-keuntungan/segi positif yang diperoleh jika seorang individu dapat mengakses Internet? Apakah kerugian-kerugian/segi negatif yang diperoleh jika seorang individu dapat mengakses Internet? Selain keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugian di atas, hal-hal apakah yang terlintas di pikiran anda jika mendengar "mengakses Internet"?

69 Elisitasi (2) Mengikuti perkembangan trend dan teknologi, Mendapatkan kabar terbaru dengan mudah, Menghubungi orang lain di luar negeri dengan cepat dan mudah, Menambah pengetahuan mengenai berbagai macam hal, Mendapatkan informasi dengan mudah, Mendapatkan kabar terbaru dengan cepat, Mendapatkan informasi dengan cepat, Memperoleh berbagai macam file dan program komputer, Mendapatkan bahan untuk menyelesaikan tugas kuliah/paper, Membuka wawasan pemikiran, Mendapatkan informasi tanpa keluar rumah, Menghubungi orang dengan mudah, Menghubungi orang dengan cepat, Berbisnis melalui Internet, Mengisi waktu luang, Mendapatkan tagihan telepon yang mahal, Memperoleh hiburan kapan saja, Memiliki pola pikir yang maju, Memperluas pergaulan, Mendapatkan tagihan yang mahal dari perusahaan penyedia jasa Internet, Berbincang-bincang dengan orang, Membuat saluran telepon sibuk sehingga tidak dapat menerima panggilan telepon dari luar, Menjadi lupa waktu, Menghubungi orang dengan biaya yang relatif murah, Berbelanja melalui Internet, Menjadi ketagihan/kecanduan mengakses Internet, Mendapatkan informasi yang tidak benar/menyesatkan, Melihat bahan-bahan porno (pornografi)

70 FGD Focus group discussion: diskusi unstructured atau semi-structured antara partisipan (karakteristik sama dengan sampel) dimoderatori iter yang pinter. Bagus untuk elisitasi, explore, inventori, identifikasi aspek penting, masalah, dsb.

71 Existing questions Menggunakan alat yang sudah ada, terutama yang sudah valid Bisa buat diperbandingkan, analisa lintas-/antarkasus Unless questionnaire items have been copyrighted, no permission is required

72 Preliminaries Semakin abstrak topik sebaiknya semakin banyak item
Alat harus sependek mungkin dan sufficient menggali data yang diperlukan

73 The Opening (1) Interesting, nonthreatening, and easy topic at the beginning to get them involved and motivate them to cooperate. Kalau perlu sebenarnya tidak berhubungan Sesuatu yang menarik: intrinsik (tujuan, minat, harapan)

74 The Opening (2) Bagus kalo pertanyaan pertama open-ended karena…

75 The Opening (3) … orang senang berbicara dan didengarkan dengan serius

76 The Opening (4) Termasuk dalam kategori apakah organisasi Anda saat ini? Bukan pengguna teknologi telekomunikasi dan informasi (non-ICT user), di mana organisasi: tidak menggunakan telepon dan/atau faks, dan tidak menggunakan komputer Bukan pengguna teknologi informasi (non-IT user), di mana organisasi: menggunakan telepon dan/atau faks, dan Pengguna teknologi telekomunikasi dan informasi namun tidak menggunakan jaringan komputer (non-networked ICT user), di mana organisasi: menggunakan komputer namun tidak ada jaringan komputer dan/atau Internet Pengguna teknologi telekomunikasi dan informasi secara intensif (intensive ICT user), di mana organisasi: menggunakan komputer dan terhubung dengan jaringan komputer dan Internet.

77 Sensitive & routine questions
Boring/sensitive/routine questions di belakang, kalo di depan terlalu berisiko Di depan bisa tersinggung: foot in the door technique Data kontrol di belakang, di depan bikin capek duluan dan dianggap bagian survai Yang susah2 di tengah, nggak di depan sehingga punishing, tidak di belakang waktu sudah capek

78 Data kontrol (1) Personal info dan variabel2 yang relevan: nama, usia, jenis kelamin, pendapatan, dsb. Variabel2 kontrol Kontrol terhadap responden Kategorisasi untuk break-downs

79 Data kontrol (2) Nama organisasi/departemen/perusahaan :
Bergerak di bidang/industri: Apakah organisasi menciptakan dan/atau menjual solusi teknologi informasi (TI) kepada pelanggan? (Y/T) Kepemilikan: PMDN PMA Joint-venture BUMN Lainnya Jumlah tenaga kerja dalam organisasi: Perkiraan pendapatan tahunan: Jabatan: Tanggung jawab: Apakah Anda bertanggung jawab untuk : pengelolaan sistem informasi (SI)/teknologi informasi (TI) organisasi? (Y/T) perencanaan SI/TI organisasi? (Y/T) menentukan kebutuhan tenaga kerja SI/TI organisasi? (Y/T) menentukan syarat-syarat/kualifikasi tenaga kerja SI/TI yang dibutuhkan? (Y/T)

80 Item writing (1) Item harus pendek, gampang dibaca, tidak ambigu. Jelas bagi peneliti blum tentu jelas bagi responden. “Biasanya”, “Sering”, “di sini” Kalimat harus sesuai dengan yang diajak bicara. Kalau sampel orang teknis, bisa menggunakan bahasa teknis (hati2 malah gak ngerti), jika heterogen, pakai yang bisa dimengerti semua (hati2 responden merasa dianggap bodoh).

81 Item writing (2) Hati2 double-barreled questions
Is the CIO always (or when necessary) asked to attend major strategy formulation meetings of user departments? Does he attend voluntarily? ( ) Rating menjawab yang mana? Kalau yang pertama, tidak ketahuan kondisinya apakah always atau when necessary (mungkin tidak perlu diketahui). Kalau yang kedua, mungkin skali voluntary, brikutnya tidak

82 Item writing (3) Item harus bebas dari kata2 emosional atau kata2 bias lainnya Jangan leading questions: ada possible answer di pertanyaan, atau pertanyaan yang membuat jawaban tertentu lebih acceptable. “Apakah anda setuju jika…” misalnya diganti dengan “Setuju atau tidak setuju kah Anda jika…”

83 Item writing (4) Untuk pertanyaan pribadi/sensitif, kata2 harus pintar, diplomatis, dan tidak bikin malu yang ditanya Bisa diawali dengan pernyataan dulu. Misalnya “Ada yang beranggapan chatting lewat Internet menyenangkan dan bermanfaat dan ada yang beranggapan ceting tidak menyenangkan dan tidak bermanfaat. Apa pendapat Anda mengenai ceting?”

84 Item writing (5) Hindari jargon, slang, dan singkatan
Jangan tanyakan sesuatu di masa yang akan datang yang terlalu jauh, misalnya intensi Hindari double negatives

85 Reason analysis (1) “Mengapa Anda memilih masuk Perguruan Tinggi X?”
“Karena orangtua” “Karena dekat rumah” “Karena asik dan karena tidak diterima di tempat2 lain” “Karena pacar di situ” “Karena beasiswa” Outlining: Mengapa memutuskan meneruskan sekolah Bagaimana mendapat alternatif2 Mengapa memilih fasilkom.

86 Reason analysis (2) Buat pertanyaan berdasarkan outline:
“Kapan mulai mempertimbangkan secara serius mau masuk PT X?”, “Bagaimana kemudian Anda memilih untuk meneruskan sekolah?” “Apakah ngelamar di perguruan tinggi lain? Yang mana aja?” “Apa2 aja yang menarik dari PT X bagi Anda waktu itu?” Dst.

87 Memory problems Jangan tanya hal2 yang terlalu lama di masa lalu. Yang penting2 kira2 1 tahun, yang kurang penting kira 1 bulan. Beri waktu responden untuk menjawab Beri urutan dan konteks yang jelas Kalau perlu ingatan yang akurat, bisa dibantu dengan closed-questions Kalau bisa cek dengan dokumen yang ada, atau tidak perlu ditanyakan sama sekali

88 Response bias problems
Social desirability Acquiescence response set: the tendency to be agreeable. Ordinal/position biases. Misalnya milih pilihan pertama. Perlu dibikin imbang antara positif dengan negatif. Pertanyaan bisa dibikin lebih spesifik. Caranya divariasikan.

89 Filter/contingency questions
Apakah organisasi memiliki perencanaan SI/TI (IS/IT plan) tertulis? Tidak (lanjut ke nomor 3) Ya Tidak tahu Apakah perencanaan SI/TI itu dibuat untuk mendukung rencana bisnis? Tidak, karena ………………………………………………………………… Ya, karena ……………………………………………………………………. Apakah perhitungan/penilaian finansial dibuat sebelum investasi TI dilakukan? Tidak, karena …………..……………………………………………………. Ya, karena ..…………………………………………………………………..

90 Field pretesting Apakah bahasa cocok? Petunjuk jelas?
Apakah pertanyaan dan format pertanyaan sudah cukup variatif agar responden tertarik? Apakah open-ended questions terlalu luas sehingga analisa susah? Apakah pilihan jawaban closed-ended questions lengkap dan jelas? Apa ada pertanyaan yang tidak dijawab? Brapa lama selesainya? Dsb.


Download ppt "Metode Penelitian Ilmiah"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google