Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TEKNOLOGI PENGENDALIAN GULMA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TEKNOLOGI PENGENDALIAN GULMA"— Transcript presentasi:

1 TEKNOLOGI PENGENDALIAN GULMA
Prof.Dr. Ir. Eko Widaryanto, MS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013

2 PENDAHULUAN Pengertian Gulma Kerugian yang Ditimbulkan
BIOLOGI & EKOLOGI GULMA IDENTIFIKASI & ANALISIS GULMA PENGENDALIAN GULMA GULMA AIR HERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA

3 “ tumbuhan yang kehadiran-nya tidak dikehendaki manusia ”
PENGERTIAN Apa itu Gulma ? “ tumbuhan yang kehadiran-nya tidak dikehendaki manusia ” BACK NEXT HOME

4 KERUGIAN YANG DITIMBULKAN
Bidang Pertanian Kualitas tanaman menurun (tanaman telah tercampur dengan biji gulma) Kuantitas tanaman menurun (kalah bersaing dengan gulma) Mempersulit praktek pertanian Bidang Perikanan Mengurangi persediaan air (karena trans-pirasi) Mengurangi kapasitas waduk (membentuk massa yang banyak) Mengurangi penetrasi cahaya matahari BACK NEXT HOME

5 KERUGIAN YANG DITIMBULKAN
Bidang Peternakan Mendesak pertumbuhan rerumputan Menurunkan mutu makanan ternak Menurunkan nilai jual wool karena terdapat gulma yang tersangkut BACK NEXT HOME

6 BIOLOGI DAN EKOLOGI GULMA
Klasifikasi Gulma Tahap Pertumbuhan Gulma Perkecambahan Biji Gulma Dormansi Biji Gulma Penyebaran Biji Gulma Persaingan Gulma PENDAHULUAN IDENTIFIKASI & ANALISIS GULMA PENGENDALIAN GULMA GULMA AIR HERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA

7 KLASIFIKASI GULMA KLASIFIKASI GULMA Kompetitif Epifit Parasit Ruderal
Annual weed (semusim) Biennial weed (dua musim) Perenial weed (tahunan) Grasses Sedges Broad leaf MORFOLOGI Terrestrial Aerialweed Aquatic CARA HIDUP HABITAT SIKLUS HIDUP PLANKTON KLASIFIKASI GULMA BACK NEXT HOME

8 TAHAP PERTUMBUHAN GULMA
Perkecambahan Vegetatif Reproduksi Dewasa YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN GULMA BACK NEXT HOME

9 PERTUMBUHAN BIJI GULMA
Dormansi ? “ sifat biji gulma untuk bertahan hidup pada suatu tingkatan ” TAHAP PERTUMBUHAN GULMA Innate Dormancy Induced Dormancy Enforced Dormancy BACK NEXT HOME

10 PENYEBARAN GULMA Cara Penyebaran Penyebaran Biji Bulbi Spora Batang
Rizhoma Akar Penyebaran Manusia : Binatang : Angin : Air Menempel pada kendaraan Pada kayu, wool Epizoochory (menempel) Endozoochory (faeses) Biji gulma yang bersayap BACK NEXT HOME

11 Terjadi pada tanah kering
PERSAINGAN GULMA Yang mendapatkan cahaya : Tumbuh dahulu Berdaun besar Lebih tinggi Lebih rimbun Air Terjadi pada tanah kering Unsur hara Cahaya Alelopati BACK NEXT HOME

12 PERSAINGAN GULMA (Competitive Ability)
Berat Kering Tebu Umur 3 Bulan (g/tan) Populasi Teki (tan/m2) N (kg/ha) 50 100 150 40(100) 30(75) 25(63) 20(50) 65(100) 55(84) 32(45) 23(35) 70(100) 62988) 30(42) 24(34) 90(100) 88(92) 36(40) 20(33) Dalam Kurung (Nilai Relatif = % Alelopati BACK NEXT HOME

13 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS VEGETASI
Identifikasi Gulma Penulisan Nama Latin Cara Identifikasi Gulma Karakteristik Gulma Analisis Vegetasi Tujuan Analisis Vegetasi Tahap Analisis Vegetasi Rumus-rumus PENDAHULUAN BIOLOGI & EKOLOGI GULMA PENGENDALIAN GULMA GULMA AIR HERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA

14 Bagaimana penulisannya ?
IDENTIFIKASI GULMA “ penulisan nama latin sangat berarti karena dapat diterima di dunia internasional ” Bagaimana penulisannya ? Panicum repens L. marga petunjuk ke arah jenis penemu BACK NEXT HOME

15 CARA IDENTIFIKASI GULMA
Membandingkan gulma dengan material yang telah diidentifikasi Konsultasi langsung dengan ahlinya Mencari sendiri kunci identifikasi Membandingkan de- ngan kunci determinasi Membandingkan melalui ilustrasi harus memahami istilah biologi (morfologi gulma) BACK NEXT HOME

16 Identifikasi Semai, Biji dan Paku-pakuan
KARAKTERISTIK GULMA KARAKTERISTIK VEGETATIF Perakaran : tunggang, serabut, berimpang, stolon Batang : menjalar, tegak, melilit Daun Bentuk : bulat, lonjong, pita, segitiga Tepi : rata, bergigi, berombak Permukaan : kusam, mengkilat, berbulu Kedudukan : silang, berhadapan GENERATIF Bunga Jumlah : tunggal, majemuk Kedudukan : diketiak, diujung Buah : ukuran, warna, bentuk berbeda-beda Biji : bentuk, warna, ukuran Identifikasi Semai, Biji dan Paku-pakuan BACK NEXT HOME

17 ANALISIS VEGETASI Tujuan analisis vegetasi Mempelajari tingkat suksesi
Mengetahui dominasi gulma Mengetahui gambaran persaingan gulma Mengamati perubahan flora akibat pengendalian Menentukan tindakan pengendalian gulma ANALISIS VEGETASI DATA KUALITATIF KUANTITATIF BACK NEXT HOME

18 TAHAP ANALISIS VEGETASI
Pengamatan sepintas se-cara menyeluruh tentang komunitas vegetasi. Mencatat : Komunitas terbesar Jenis yang dominan Korelasi antara vegetasi dengan faktor lingkungan PENGAMATAN PENDAHULUAN Memperoleh gambaran yang mendekati kebe-naran mengenai sifat populasi vegetasi PENGAMATAN PETAK CONTOH BACK NEXT HOME

19 RUMUS-RUMUS Kerapatan Mutlak Dominansi Mutlak RUMUS Frekuensi Mutlak
RINGKASAN FITOSOSIALOGIK Dominansi Mutlak RUMUS PARAMETER KUALITATIF Frekuensi Mutlak METODE KUADRAT Nilai Penting KOEFISIEN KOMUNITAS S D R BACK NEXT HOME

20 PENGENDALIAN GULMA Pengendalian Pencegahan Pemberantasan PENDAHULUAN
BIOLOGI & EKOLOGI GULMA IDENTIFIKASI & ANALISIS VEGETASI GULMA AIR HERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA

21 “ proses membatasi perkembangbiakan gulma ”
PENGENDALIAN Pengendalian Gulma ? “ proses membatasi perkembangbiakan gulma ” Pencegahan Pengendalian Pemberantasan BACK NEXT HOME

22 “ adalah proses untuk menghalangi munculnya gulma “
PENCEGAHAN “ adalah proses untuk menghalangi munculnya gulma “ Sifat gulma Daya tahan besar Menyesuaikan diri yang tinggi Berbiji banyak, ringan, mudah tersebar Mempunyai dormansi PENCEGAHAN SECARA HAYATI SECARA KULTUR TEKNIS SECARA FISIK BACK NEXT HOME

23 PEMBERANTASAN “ adalah pembasmian bagian dan biji gulma yang menjadi target suatu lahan“ BACK NEXT HOME

24 GULMA AIR Klasifikasi Gulma Perairan Pengelolaan Gulma Perairan
PENDAHULUAN BIOLOGI & EKOLOGI GULMA IDENTIFIKASI & ANALISIS VEGETASI PENGENDALIAN GULMA HERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA

25 “ gulma yang memerlukan sumber daya air dan merugikan manusia ”
KLASIFIKASI GULMA AIR Gulma Air ? “ gulma yang memerlukan sumber daya air dan merugikan manusia ” muncul Gulma Perairan tenggelam mengapung plankton BACK NEXT HOME

26 PENGELOLAAN GULMA PERAIRAN
Mengurangi persediaan air (evatrans-pirasi yang berlebihan) Menghambat saluran air Mengurangi kapasitas waduk (memben-tuk massa yang banyak) Mengurangi penetrasi cahaya matahari Mengurangi kadar O2 terlarut Mengganggu kedalaman air 4 BACK NEXT HOME

27 PEMBERANTASAN SECARA KIMIAWI
Herbisida Dasar Klasfikasi Herbisida Cara Penggunaan Campuran Herbisida Formulasi Herbisida Adjuvants PENDAHULUAN BIOLOGI & EKOLOGI GULMA IDENTIFIKASI & ANALISIS VEGETASI PENGENDALIAN GULMA GULMA AIR GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA

28 “ senyawa kimia yang digunakan untuk mematikan gulma ”
HERBISIDA HERBISIDA? “ senyawa kimia yang digunakan untuk mematikan gulma ” KEUNTUNGAN KERUGIAN BACK NEXT HOME

29 DASAR KLASIFIKASI HERBISIDA
FAKTOR WAKTU PENGGUNAAN FAKTOR SELEKTIFITAS SIFAT KERJA FORMULASI PERSENYAWAAN KIMIA MEKANISME KERJA GULMA YANG DIKENDALIKAN BACK NEXT HOME

30 CARA PENGUNAAN Terbatas dalam bentuk barisan (band)
Langsung/terarah (directed) Seluruh tanah (overall) Di atas tanaman (overhead) Contact pre-emergence Residual pre-emergence Tempat terbatas (spot) Pada kulit kayu pada pangkal batang 4 BACK NEXT HOME

31 CAMPURAN HERBISIDA “ salah satu cara untuk meningkatkan efektifitas dan selektifitas herbisida ” berkurang EFEKTIFITAS ANTAGONIS bertambah 4 SINERGISME KEUNTUNGAN BACK NEXT HOME

32 Fumigan, debu, batangan lilin
FORMULASI HERBISIDA TIPE Zat Pembawa Emulsi Granulair Wettable Powder Zat Pelarut Larutan Fumigan, debu, batangan lilin BACK NEXT HOME

33 ADJUVANTS “ bahan yang ditambahkan dalam formulasi herbisida untuk menambah aktivitasnya ” Fungsi : Memperbaiki daya peracunan Membantu membentuk emulsi Menambah penyebaran larutan Mempermudah penetrasi KEUNTUNGAN BENTUK ADJUVANT BACK NEXT HOME

34 GULMA RESISTEN TERHADAP HERBISIDA
Jenis Resistensi Faktor Pembantu Perkembang-biakan Gulma yang Resisten Terhadap Herbisida Pengelolaan Gulma yang Resisten Terhadap Herbisida PENDAHULUAN BIOLOGI & EKOLOGI GULMA IDENTIFIKASI & ANALISIS VEGETASI PENGENDALIAN GULMA GULMA AIR HERBISIDA

35 Mengapa terjadi resistensi ?
“ karena pemberian herbisida yang berulang-ulang pada gulma yang sama “ JENIS RESISTENSI Mutasi Genetik 4 Biotipe BACK NEXT HOME

36 FAKTOR PEMBANTU PERKEMBANGBIAKAN GULMA
Munculnya biotipe gulma secara alami Praktek budidaya secara monokultur Pemakaian herbisida (yang efektif) se-cara terus-menerus Pemakaian sisa herbisida lama secara berulang-ulang 4 BACK NEXT HOME

37 PENGELOLAAN GULMA YANG RESISTEN TERHADAP HERBISIDA
Menerapkan rotasi tanaman Pemakaian sisa herbisida secara hemat Menggunakan metode pengendalian gul-ma lainnya secara bersamaan Gunakan tankmixes atau rangkaian per-lakuan 4 BACK NEXT HOME

38 KARAKTERISTIK GULMA Identifikasi Semai dan Biji :
Ukuran, warna, epikotil Ukuran, warna, hipokotil Ukuran, warna, jumlah, tekstur, pertulangan daun Identifikasi Paku-pakuan Tidak berbunga Berkembang biak menggunakan spora BACK

39 KLASIFIKASI GULMA AIR BACK Keterangan : Muncul : a. tepian
b. di atas air Tenggelam : a. bebas b. berakar Mengapung : a. bebas c. pulau terapung Plankton 4 BACK

40 DATA ANALISIS VEGETASI
APAKAH DATA KUALITATIF ITU ? “ pengamatan di lapangan berdasarkan autecology ” Berisi : Bagaimana gulma tersebar dan berkelompok Stratifikasi gulma Perioditas gulma BACK

41 DATA ANALISIS VEGETASI
APAKAH DATA KUANTITATIF ITU ? “ hasil penjabaran pengamatan petak contoh di lapangan” Berisi : Jumlah Ukuran Berat basah/kering Luas daerah yang ditumbuhi BACK

42 KLASIFIKASI BERDASARKAN SIKLUS HIDUP
berkecambah (musim semi) Annual weed (semusim) Tumbuh kurang dari 1 tahun Menghasilkan banyak biji Terdiri dari : tumbuh (musim panas) menghasilkan biji dan mati (musim gugur) Semusim panas Semusim dingin berkecambah (musim gugur) tumbuh (musim semi) Menghasilkan biji dan mati (musim panas) BACK

43 KLASIFIKASI BERDASARKAN SIKLUS HIDUP
Biennial weed (dua musim) Tumbuh antara 1–2 tahun Biji berkecambah dalam satu musim Menghasilkan roset Sederhana : bereproduksi dengan biji saja Berumbi lapis : bereproduksi umbi lapis, umbi kecil dan biji Perennial weed (tahunan) Tumbuh > 2 tahun Bereproduksi dengan biji & menyebar secara vegetatif Merambat : menyebar dengan stolon, rimpang dan biji BACK

44 KLASIFIKASI BERDASARKAN MORFOLOGI
Grasses (rerumputan) Termasuk monokotiledon Daun kecil dan tegak lurus Berakar serabut Titik tumbuh di bawah tanah Broadleaf (berdaun lebar) Termasuk dikotiledon Daun lebar Berakar tunggang Sedges (berdaun pita) Berada di tempat basah Batang berbentuk segitiga atau bulat BACK

45 SEDGES BACK

46 KLASIFIKASI BERDASARKAN HABITAT
Gulma Air (Aquatic weeds) Seluruh hidupnya di air Contoh : Monochoria vaginalis Presl Jussieua linifolia Vahl. Menumpang pada Tanaman Lain (Aerial weeds) Bersifat epifit dan para-sit Contoh : Lorantus sp. Hymenolepis sp. Gulma Darat (Terrestrial weeds) Tumbuh di lahan kering Contoh : Cyperus rotundus L. BACK

47 KLASIFIKASI BERDASARKAN CARA HIDUP
Gulma Kompetitif Kuat dalam berkompetisi Mendominasi tanaman budidaya Gulma Epifit Hidupnya menumpang Tidak mengambil maka-nan dari inangnya Gulma Parasit Hidupnya menumpang Mengambil makanan dari tanaman yang ditumpangi Gulma Ruderal Tumbuh di tempat yang tidak digunakan Kehadirannya tidak dipedulikan manusia BACK

48 MACAM DORMANCY Inate Dormancy Induced Dormancy Enforced Dormancy
Bersifat genetis Kulit biji impermiable Hambatan kemis pada kulit biji Embrio rudimentair Induced Dormancy Timbul karena kondisi lingkungan kurang menguntungkan Berubah susunan kimiawinya Berkecambah setelah kondisi menguntungkan Enforced Dormancy Sama seperti induced dormancy Tidak berubah susunan kimiawinya BACK

49 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN GULMA
Aerasi Suhu pH Kandungan unsur hara Kelembaban air tanah TANAH BIOTIK IKLIM Ternak Manusia Air Gas Suhu Cahaya Angin BACK

50 PENGAMATAN PETAK CONTOH
Cara Subyektif Sampling Acak Tidak Langsung Sampling Beraturan Sampling Bertingkat Estimasi Visual Metode Kuadrat Permanen Tidak Permanen Metode Garis Metode Titik Menentukan luas/jumlah petak contoh minimal Distribusi petak contoh Metode Pengama- tan BACK

51 DISTRIBUSI PETAK CONTOH
A. CARA SUBYEKTIF Keadaan hampir tidak pernah ada  vegetasi berbeda beda Memilih sejumlah petak contoh yang mewakili populasi Dengan melempar alat-alat petak contoh BACK

52 DISTRIBUSI PETAK CONTOH
B. SAMPLING ACAK TIDAK LANGSUNG Seluruh areal dibagi dengan dengan jarak yang sama Pilih letak 10 petak contoh secara acak Buat sumbu x dan y Koordinat sumbu x dan y dipilih secara acak Misalkan sumbu x angka 4 dan sumbu y angka 3, maka letak P(4,3) Demikian seterusnya diperoleh Q(2,2) Gambar 1. Memilih letak petak contoh BACK

53 DISTRIBUSI PETAK CONTOH
C. SAMPLING BERATURAN Mengatasi kelemahan sampling acak tidak langsung Petak contoh secara beraturan diletakkan dengan jarak sama dalam seluruh area Pengamatan petak contoh diambil secara acak Disebut pola kisi  berjarak tetap dan beraturan Dilakukan penjelaja- han setelah sampling  mencatat jenis di- luar petak BACK

54 DISTRIBUSI PETAK CONTOH
C. SAMPLING BERTINGKAT Sampling bertingkat ini diperlukan jika vegetasi terdiri beberapa blok atau stratum yang berbeda-beda fisionominya Area dibagi-bagi dalam stratum yang fisionominya sama Pada setiap stratum dilakukan sampling acak Bertujuan untuk mem- peroleh nilai variabi- litas pada petak contoh dalam stratum Gambar 3. Area yang mempunyai 3 strata BACK

55 DISTRIBUSI PETAK CONTOH
A. METODE ESTIMASI Tentukan letak dan luas petak contoh Pengamatan dilakukan pada titik tertentu yang tetap letaknya Besaran yang dihitung berupa dominansi, dinyatakan dalam persentase penyebaran Nilai dominansi dapat dihitung dengan : - Penyebaran tiap jenis dalam area dihitung dalam % - Berdasar skala abundansi, bernilai : 1-5 (Weaver, Bravn-Blanguet) 1-3 (Dekter & Wirharadja) 1-10 (Domin) Kelemahan penelitian sering tidak obyektif BACK

56 DISTRIBUSI PETAK CONTOH
B. METODE KUADRAT Kuadrat : satuan luas letak contoh (diukur dengan satuan kuadrat) Petak contoh dapat berupa 4 persegi panjang, bujur sangkar atau lingkaran. Vegetasi rendah  bentuk lingkaran Herba rendah  bentuk segi panjang (bujursangkar) Masing-masing bentuk mempunyai kekurangan dan keuntungan Metode kuadrat berdasarkan penggunaannya dibagi menjadi 2 : Permanen Tidak Permanen BACK

57 DISTRIBUSI PETAK CONTOH
1. METODE KUADRAT PERMANEN Mengamati dan mempelajari suksesi dari waktu ke waktu. Hal ini dapat mengamati : Perubahan vegetasi Jumlah keuntungan semai Cara berbiak vegetative Ukuran masing-masing jenis Data mikro klimatoligi dan tanah : Cara destruktif Cara tidak destruktif BACK

58 DISTRIBUSI PETAK CONTOH
2. METODE KUADRAT TIDAK PERMANEN Pengamatan tidak berkesinambungan Dalam pengamatan suatu petak contoh ada dua macam cara : Destruktif : merusak  pengamatan jumlah dan biomassa gulma Non Destruktif : tidak merusak  pengamatan kerapatan, frekuensi, dominansi BACK

59 DISTRIBUSI PETAK CONTOH
C. METODE GARIS Merupakan petak contoh memanjang yang diletakkan di atas komunitas vegetasi Digunakanuntuk areal yang luas  perkebunan muda dimana populasi gulma rapat, rendah, berkelompok dengan batas kelompok yang jelas Gambar 4. Cara pengamatan dengan metode garis BACK NEXT

60 DISTRIBUSI PETAK CONTOH
Alat yang digunakan pita meteran m atau tali yang diberi tanda dengan satuan tertentu Meteran kayu untuk mengukur panjang kelompok vegetasi Pita meteran diletakkan diatas vegetasi, panjang kelompok vegetasi dapat diukur Jenis tumbuhan yang diukur adalah yang dilewati garis yang dinyatakan dalam satuan panjang Hal-hal yang dapat diukur : - Kerapatan (jumlah) - Frekuensi - Dominansi (kelindungan) BACK

61 DISTRIBUSI PETAK CONTOH
D. METODE TITIK Metode ini efektif untuk jenis-jenis gulma yang membentuk anyaman Ujung titik memungkinkan menunjuk secara tepat setiap jenis meski populasinya rapat. Alat berupa sebuah kerangka dengan jarum kecil 5-10 cm Jenis gulma yang terkena jarum yang dihitung Parameter yang didapatkan adalah frekuensi dan dominansi, kerapatan tidak diperoleh dengan metode ini BACK GAMBAR

62 DISTRIBUSI PETAK CONTOH
Keterangan : a : Kerangka b : Jarum baja Gambar 5. Sebuah alat untuk analisis vegetasi dengan metode titik BACK

63 DISTRIBUSI PETAK CONTOH
3. MENENTUKAN JUMLAH/LUAS PETAK CONTOH MINIMAL - Luas dan keadaan vegetasi variasi - Berapa luas/jumlah petak contoh yang memadai - Ditentukan dengan menyusun sebuah kurva jenis Tahap-tahap: Tentukan satu komunitas secara acak. Ditengah komunitas letakkan p.c(1x1) p.c1 Catat jumlah jenis dalam p.c1 dengan sebuah tanda x pada kolom Perluas 2X p.c2 (=p.c2). Catat jenis p.c1+2 Perluas 2X (p.c1+2+3). Catat jenisnya secara komulatif. Hentikan pembuatan pc., bila kenaikan jumlah jenis menjadi tidak berarti. BACK

64 DISTRIBUSI PETAK CONTOH
3. MENENTUKAN JUMLAH/LUAS PETAK CONTOH MINIMAL - Luas dan keadaan vegetasi variasi - Berapa luas/jumlah petak contoh yang memadai - Ditentukan dengan menyusun sebuah kurva jenis Tahap-tahap: Tentukan satu komunitas secara acak. Ditengah komunitas letakkan p.c(1x1) p.c1 Catat jumlah jenis dalam p.c1 dengan sebuah tanda x pada kolom Perluas 2X p.c2 (=p.c2). Catat jenis p.c1+2 Perluas 2X (p.c1+2+3). Catat jenisnya secara komulatif. Hentikan pembuatan pc., bila kenaikan jumlah jenis menjadi tidak berarti. BACK

65 RUMUS-RUMUS PARAMETER KUALITATIF Yang perlu diamati : Panjang hidup
Sosiabilitas Stratifikasi Periodesitas BACK

66 RUMUS-RUMUS KOEFISIEN KOMUNITAS Rumus :
“ membandingkan dua komunitas atau dua macam vegetasi dari dua daerah “ Rumus : C = 2 W/A + B x 100% W = jumlah 2 kuantitas terendah untuk jenis dari komunitas A = jumlah dari seluruh kuantitas pada komunitas pertama B = jumlah dari seluruh kuantitas pada komunitas kedua BACK

67 RINGKASAN FITOSOSIALOGIK
RUMUS-RUMUS RINGKASAN FITOSOSIALOGIK “ tabulasi sifat-sifat kuantitatif dan kualitatif sehingga dapat dilihat dengan mudah ” BACK

68 RUMUS-RUMUS METODE KUADRAT Kerapatan Mutlak :
“ jumlah individu jenis itu dalam petak contoh “ Kerapatan Nisbi Suatu Jenis : kerapatan mutlak jenis itu X 100 % jumlah kerapatan mutlak semua jenis BACK

69 “ jumlah dari nilai kelindungan/luas basal/biomassa/volume
RUMUS-RUMUS METODE KUADRAT Dominansi Mutlak : “ jumlah dari nilai kelindungan/luas basal/biomassa/volume dari jenis itu“ Dominansi Nisbi Suatu Jenis : nilai dominansi jenis itu X 100 % jumlah nilai dominansi mutlak semua jenis BACK

70 RUMUS-RUMUS METODE KUADRAT Frekuensi Mutlak :
jumlah petak contoh yang berisi jenis itu X 100 % jumlah semua petak contoh yang diambil Frekuensi Nisbi Suatu Jenis: nilai frekuensi mutlak jenis itu X 100 % jumlah nilai frekuensi mutlak semua jenis BACK

71 RUMUS-RUMUS METODE KUADRAT Nilai Penting: S D R suatu jenis:
Kerapatan nisbi + Dominansi nisbi + Frekuensi nisbi S D R suatu jenis: Nilai penting / 3 BACK

72 KEUNTUNGAN CAMPURAN HERBISIDA
KEUNTUNGAN LAIN Memperluas spektrum pemberantasan Dapat mereduksi dosis suatu herbisida tanpa ada sifat sinergisme Mematikan spesies yang paling peka dengan dosis minimum BACK

73 ADJUVANTS KEUNTUNGAN LAIN Memperluas spektrum pemberantasan
Dapat mereduksi dosis suatu herbisida tanpa ada sifat sinergisme Mematikan spesies yang paling peka dengan dosis minimum BACK

74 BENTUK-BENTUK ADJUVANT
Surfactan Molekul yang menghubungkan permukaan dari 2 fase : cari – cair : emulsifying agent cair – udara : pembentuk busa cair – padat : wetting agent Tickening / sticking agent Menambah daya pekat semprotan herbisida di permukaan daun Bahan emulsi Menstabilkan emulsi formulasi herbisida Water softener Mencegah pengendapan molekul herbisida BACK

75 TAHAP PERTUMBUHAN GULMA
Perkecambahan Daun biji muncul bersama daun murni pertama Ukuran tanaman kecil dan mudah dikendalikan Vegetatif Akar, batang, daun tumbuh dengan cepat Herbisida lebih aktif dalam mengendalikan tanaman Reproduksi Menghasilkan bunga, biji dan buah Petumbuhan tanaman terbatas -> penyerapan air & unsur hara menjadi lambat Matang/dewasa Pertumbuhan sangat sedikit Pengangkutan air, unsur hara & herbisida sangat rendah BACK

76 PENCEGAHAN SECARA FISIK
“ merusak gulma dan melepaskan dari tempat tumbuhnya “ Cara-cara : Penyiangan dengan tangan Mencangkul gulma yang tumbuh Mengolah tanah Memotong tajuk gulma Penggenangan Membakarnya Penutupan seresah (mulching) BACK

77 PENCEGAHAN SECARA KULTUR TEKNIS
Cara-cara : Pergiliran tanaman Menekan populasi gulma yang tidak membahayakan Budidaya pertanaman Penggunaan varietas tertentu Penanaman rapat Pemupukan yang cepat Waktu tanam lambat Penanganan dengan tanaman penutup tanah Tumpangsari BACK

78 PENCEGAHAN SECARA HAYATI
“ pengendalian menggunakan serangga“ Di alam selalu ada musuh alami Sangat selektif, hanya dapat menekan satu gulma Hubungan spesies gulma dan musuhnya sa-ngat erat Dapat menggunakan insect, ternak, ikan, dsb BACK

79 KERUGIAN AKIBAT GULMA AIR
Mengurangi persediaan air (evatranspirasi yang berlebihan) Menghambat saluran air Mengurangi kapasitas waduk (membentuk massa yang banyak) Mengurangi penetrasi cahaya matahari Mengurangi kadar O2 terlarut Mengganggu kedalaman air 4 BACK

80 KEUNTUNGAN HERBISIDA Dapat diberantas sebelum mengganggu
Dapat mencegah kerusakan mekanis perakaran tanaman Dapat secara efektif mengendalikan se-mak belukar Dapat memberantas gulma dilarikan ta-naman 4 BACK

81 KERUGIAN HERBISIDA Bahaya keracunan tanaman
Mempunyai efek residu pada lingkungan Timbulnya varietas resistan Sifatnya hanya sementara Residu herbisida meracuni tanaman se-lanjutnya 4 BACK

82 DASAR KLASIFIKASI HERBISIDA
Pre-planting Penyemprotan pra tanam/pra semai Pre-emergence Penyemprotan sebelum tanaman pokok muncul diatas tanah FAKTOR WAKTU PENGGUNAAN 4 Post-emergence Penyemprotan setelah tanaman muncul BACK

83 DASAR KLASIFIKASI HERBISIDA
Kontak (gramoxone) Selective FAKTOR SELEKTIFITAS FAKTOR SIFAT KERJA 4 Non Selective Sistemik (dalapon, glyphosate) BACK

84 DASAR KLASIFIKASI HERBISIDA
Emulsion contentred Batangan lilin Wettable powder Ester Asam FAKTOR FORMULASI Dust Butiran Aerosol Garam amine Fumigan BACK

85 DASAR KLASIFIKASI HERBISIDA
Nitrofenole anilin Asam sulfat Bensoik & fenil asetat Natrium arsenit ORGANIK Amida Natrium klorat Amil karbamat Amonium tiosianat Tiokarbamat Trianine SENYAWA KIMIA Gugus glicine Substitusi fenoksi Asam halo alifatik Nitril ANORGANIK Substitusi urea Senyawa hidrosiklik Tio karbonat BACK

86 DASAR KLASIFIKASI HERBISIDA
Proses Metabolisme yang Dapat Mempengaruhi Herbisida Herbisida yang dapat menghambat fotosintesa Penghambatan perkecambahan Penghambatan pertumbuhan Penghambatan respirasi / oksidasi BACK

87 DASAR KLASIFIKASI HERBISIDA
Daun lebar GULMA YANG DIKENDALIKAN Daun sempit Teki-tekian BACK

88 BROADLEAF BACK

89 GRASSES BACK


Download ppt "TEKNOLOGI PENGENDALIAN GULMA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google