Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pluralisme Agama Dalam Perspektif Kristen

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pluralisme Agama Dalam Perspektif Kristen"— Transcript presentasi:

1 Pluralisme Agama Dalam Perspektif Kristen
Teologi - Perbandingan Agama

2 Pluralisme Agama Tiga Kategori definisi
Sosial Etika/moral Teologi-filosofi

3 Pluralisme Agama Sosial

4 The World’s Religious Blocs
The Challenge of Unreached Peoples Total Population: 6 Billion Source: Global Evangelisation Movement Database, 1992 OHP-108

5 Pluralisme Agama-Sosial
Semua agama berhak untuk ada dan hidup

6 Pluralisme Agama-Etika
Semua pandangan moral dari masing-masing agama bersifat relatif dan sah

7 PERSPEKTIF TERHADAP SEX DAN PERNIKAHAN
Islam Buddha Kristen Taoisme Ateis

8 AL QUR’AN - POLIGAMI Surah 4:3
“Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim.”

9 DUA MACAM KEBAHAGIAAN (Tripitaka)
Ada dua macam kebahagiaan, O para Bhikku: Kebahagiaan yang berkenaan dengan seks dan kebahagiaan tanpa seks. Kebahagiaan tanpa seks adalah yang lebih tinggi.

10 Pluralisme Agama teologi-filosofi
Agama-agama pada hakekatnya setara, sama-sama benar dan sama-sama menyelamatkan

11 Pluralisme Agama Teologi-filosofi
The Real “GOD”

12 Pluralisme Agama Teologi-filosofi

13 Faktor-faktor Pendorong Pluralisme Agama
Iklim demokrasi Pragmatisme Relativisme Perennialisme Lain-lain: Fundamentalisme Globalisasi

14 Bukankah semua agama mengajarkan kebaikan?

15 Golden Rule dalam berbagai agama
"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi (Mat. 7:12)

16 Golden Rule dalam berbagai agama
“Tak seorang pun menjadi orang percaya yang benar kecuali bila ia menginginkan bagi saudaranya apa yang ia inginkan bagi dirinya sendiri” (Hadits Islam, Muslim, Imam 71-72)

17 Golden Rule dalam berbagai agama
Jangan seorang pun melakukan tindakan apapun yang ia sendiri tidak inginkan orang lain lakukan kepadanya karena tahu bahwa hal itu tentu akan menyakitinya (Mahabharatta Hindu, Shanti parva cclx.21)

18 Golden Rule dalam berbagai agama
“jangan lakukan kepada orang lain apa yang engkau tidak ingin mereka lakukan kepadamu” (Kong Hu Cu, The Analects, Kitab XII, no. 2)

19 Golden Rule dalam berbagai agama
Janganlah menyakiti orang lain dengan sesuatu yang akan menyakiti dirimu sendiri (Udanavarga Buddhis, ay. 18)

20 Lagi pula, bukankah banyak orang kudus dalam semua agama?

21 John Hick Tokoh pluralisme agama Editor “mitos keunikan agama Kristen”

22 ALLAH The Real = keberadaan mutlak dibalik segala sesuatu
The Real ini dipahami dan dibahasakan secara berbeda-beda oleh agama-agama Personal Tidak personal Agama-agama yang berbeda-beda adalah hasil penafsiran yang dipengaruhi aspek historis dan budaya terhadap The Real tersebut

23 Model Pluralisme Agama John Hick
The Real Personal/impersonal

24 Empat Orang Buta Memegang gajah dan mendeskripsikannya:
Lebar dan tipis Panjang dan kecil Besar dan gemuk bergerak-gerak dan sulit ditangkap

25 Agama Masing-masing deskripsi sah dan benar tetapi tidak benar secara total. Agama-agama mendefinisikan Allah secara berbeda-beda. Masing-masing benar tetapi tidak benar secara sempurna

26 Konsep “The Real” John Hick
Membedakan “The Real” sebagai realitas tertinggi dan “The Real” yang ditangkap dan dipersepsikan oleh agama-agama sebagai Personae: Allah, Yahweh, Krisna, Syiwa Impersonae: Tao, Nirguna Brahman, Sunyata, Nirwana, Dharmakaya

27 Dalam konsep Hick, Personae dan Impersonae adalah penafsiran terhadap The Real.
The Real itu tidak dapat disebut personal atau impersonal, memiliki tujuan atau tidak memiliki tujuan, baik atau jahat, substansi atau proses, bahkan satu atau banyak. The Real itu melampaui semua kategori manusiawi seperti itu.

28 Keselamatan John Hick Keselamatan adalah proses perubahan manusia dari berpusat pada diri sendiri menjadi berpusat pada Realitas tertinggi AKU The Real

29 Kriteria Orang yang Diselamatkan (John Hick, Interpretation of Religion, 301-302)
Kehidupan moral/spiritual=Kekudusan belas kasihan, kasih kepada semua manusia,bahkan semua kehidupan, kekuatan dari jiwa, kemurnian, kemurahan hati, kedamaian batin dan ketenangan, sukacita yang memancar

30 Pluralisme Agama John Hick
Keberadaan dari orang-orang kudus dalam tiap agama membuktikan bahwa masing-masing agama adalah respon yang sejati terhadap Realitas ilahi (The Real)

31 TINJAUAN KRITIS TERHADAP PLURALISME AGAMA
Teologi - Perbandingan Agama

32 Pluralisme agama merupakan pendangkalan iman
Agama-agama memiliki perbedaan ajaran yang saling bertentangan satu sama lain, bukan saling melengkapi Pluralisme agama mereduksi keunikan klaim agama-agama

33 TRITUNGGAL TIGA PRIBADI TETAPI SATU HAKEKAT

34 (Q.S.Al-iklhash [at tauhid]:1-4)
TAUHID DALAM ISLAM Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan, yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada satu pun yang setara dengan Dia” (Q.S.Al-iklhash [at tauhid]:1-4)

35 SEPULUH INKARNASI YANG BERSIFAT MISTIS (AVATARS) DIANTARANYA KRISNA,
KONSEP ALLAH HINDU NIRGUNA BRAHMAN SAGUNA BRAHMAN/ ISWARA BRAHMA (PENCIPTA) WISNU (PEMELIHARA) SIWA (PERUSAK) SEPULUH INKARNASI YANG BERSIFAT MISTIS (AVATARS) DIANTARANYA KRISNA,

36 ALLAH DJOKO MULYONO DAN PETRUS SANTOSO, STUDI BANDING AGAMA BUDDHA DAN KRISTEN (FREE PERS, 2005)
TIDAK PERSONAL Terlepas dari dualisme (cinta-benci) TIDAK DAPAT DIDESKRIPSIKAN Tidak bersifat antropomorfmisme (wujud mns) Antropopatisme (perasaan manusia) TIDAK MENCIPTAKAN DUNIA

37 TUHAN ADALAH SUATU SIFAT DASAR ABSOLUT YANG HARUS DITEMUKAN DALAM PERJALANAN AKHIR SPIRITUAL UMAT BUDDHIS

38 STUDI BANDING KONSEP TUHAN (BEYOND BELIEF, AL DE SILVA) Sebuah buku Buddha yang bersifat apologetis terhadap Kristen BUDDHA Tuhan=sifat dasar buddha Semua mahluk memiliki sifat dasar buddha. Semua mahluk bisa mencapai pencerahan sempurna setelah melalui latihan KRISTEN Tuhan= “mahluk” yang termulia Semua mahluk selamanya akan menjadi hamba Tuhan

39 Tuhan bukan sesuatu yang ada di luar, melainkan adalah Absolut yang ada di dalam setiap mahluk, tetapi tergantung bagaimana kita merealisasikannya Tuhan adalah suatu “entitas” yang berada di luar. Terjadi dualisme antara alam fenomena dengan Tuhan. Tuhan ada di luar kita, sehingga eksistensi kita harus harus tergantung selamanya kepada Tuhan

40 K’ung Fu-Tzu bersikap agnostik terhadap hal metafisika
Chi lu bertanya tentang apa yang seharusnya kita lakukan terhadap arwah orang mati dan dewa. Sang suhu menjawab “Untuk melayani manusia saja kamu belum mampu, bagaimana mungkin kamu dapat melayani para arwah?”

41 Muridnya bertanya “Bolehkah saya bertanya tentang kematian
Muridnya bertanya “Bolehkah saya bertanya tentang kematian?” jawab Suhu “tentang hidup pun kamu belum tahu, bagaimana kamu bisa mengerti tentang mati?”

42 TAO TE CHING There is a thing, formless, yet complete; Before Heaven and Earth, it existed. Without sound, without substance, It stands alone without changing. It is all pervading and unfailing. One may think of it as the mother of all under Heaven,

43 TAO TE CHING We do not know its name, But we call it Tao;
Forced to give an appellation to it, I shall say it was Great Tao produced Oneness; Oneness produced duality; Duality evolved into all things

44 KESIMPULAN LAO TZU sendiri mengakui bahwa ia tidak dapat memahami sepenuhnya tentang Tao. Tao ini adalah induk dari segala sesuatu, tetapi tao ini tidak dapat ia definisikan.

45 Masing-masing penganut agama tidak merasa bahwa konsep Allah mereka bersifat relatif dan hanya bahasa yang berbeda-beda dari “Allah” atau “The Real” yang sama.

46 Perbedaan dalam Semua doktrin
Manusia Masalah utama manusia Jalan keluar Kehidupan setelah kematian Tiap agama memiliki konsep yang berbeda-beda dan saling bertentangan

47 TABEL PERBANDINGAN WAWASAN DUNIA
AGAMA KONSEP Kristen (Injili) Islam (ortodoks) Poltheisme Monisme (Hindu, Budha, gerakan zaman baru) Atheisme Allah Satu hakekat tiga Pribadi (Tritunggal) Satu hakekat satu pribadi (maha esa) Banyak allah Kesatuan yang tidak berpribadi Tidak ada allah yang berpribadi Manusia Ciptaan Allah yang tertinggi. -membawa dosa asal sejak kejatuhan Ciptaan Allah yang tertinggi. -suci Dapat dipengaruhi bahkan dirasuki roh-roh Sama dengan Allah, hanya tidak disadari Bentuk yang kompleks dari materi Masalah utama Dosa: pelanggaran thd hukum Allah Dosa: kelalaian untuk mengikuti jalan Allah Membuat dewa- dewa marah Ketidaksadaran akan keilahian di dalam dirinya Kebodohan atau pemikiran yang tidak rasional Solusi Pembenaran oleh karya Yesus Kristus yang diterima melalui iman Iman dan amal Menyenangkan hati allah-allah (melalui korban-korban) Menyadari realitas keilahian dalam dirinya Menggunakan akal untuk memecahkan masalah Kehidupan setelah kematian Masuk sorga atau neraka. Terdapat perbedaan konsep sorga/neraka dalam Islam dan Kristen Manusia menjadi roh-roh yang berkeliaran -Reinkarnasi -Menyatu dengan kesatuan yang tidak berpribadi -Nirwana: padamnya keinginan Pribadinya hilang sama sekali.

48 Pluralisme agama memiliki dasar yang lemah
Iklim demokrasi Toleransi-Penyamarataan semua agama-dangkal Pragmatisme Keuntungan bukan kebenaran Relativisme Kebenaran itu mutlak, bedakan dgn selera, opini Perennialisme Menghilangkan keunikan dan perbedaan

49 Penganut pluralisme agama seringkali tidak konsisten
Penganut pluralisme agama seharusnya toleran terhadap penganut eksklusivisme, tetapi seringkali tidak Penganut pluralisme agama seringkali memutlakkan pandangannya sehingga sebenarnya tidak berbeda dengan eksklusivisme

50 Pluralisme agama seringkali menghasilkan toleransi yang semu
Jika toleransi harus dibangun diatas dasar kesamaan dengan cara menghilangkan perbedaan, bukankah itu semu? Toleransi sejati justru mengakui perbedaan dan klaim-klaim eksklusif masing-masing agama

51 Kritik Terhadap John Hick
Mengapa mendefinisikan KESELAMATAN sebagai transformasi dari berpusat pada diri menuju berpusat pada The Real? Ini bukanlah konsep agama-agama! Hick sebenarnya sedang meremehkan klaim masing-masing agama dan merelatifkan mereka semua. Apakah ini toleran? misal: menyebut Allah Maha Esa hanya sekedar bahasa orang Islam meresponi The Real?

52 Kritik Terhadap John Hick
Jika memang The Real itu melampaui kategori moral, mengapa Hick menggunakan kategori moral (perubahan dari berpusat pada diri sendiri ke The Real, yang termanifestasikan dalam sifat-sifat seperti belas kasihan, kemurahan, kemurnian) dalam menilai legitimasi sebuah agama?

53 Apakah pluralisme lebih toleran daripada eksklusivisme
Bagi Hick semua agama tidak mungkin benar secara total. John Hick berkata “agama-agama tidak mungkin semuanya benar secara penuh; mungkin tidak ada yang benar secara penuh; mungkin semua adalah benar secara sebagian” Bukankah ini adalah suatu penghakiman yang amat berani? Apakah ini lebih toleran daripada mengatakan “hanya ada satu agama yang benar?”

54 Eksklusif secara teologi dan Pluralis secara sosial
Kesimpulan Eksklusif secara teologi dan Pluralis secara sosial

55

56 Dalai Lama The 14th Dalai Lama of Tibetan Buddhism,

57 Pluralisme? Saya sendiri merasa bahwa Buddhisme adalah yang terbaik buat saya. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa Buddhisme adalah yang terbaik bagi semua orang.

58 Tetapi tetap memegang eksklusivisme
Moksha atau nirwana ini hanya dijelaskan dalam kitab suci buddha dan hanya bisa diraih melalui latihan-latihan dalam ajaran buddha.

59 Bagaimana kita berpikir tentang agama-agama lain
Ada tiga tema biblika yang terkait Penciptaan dan wahyu Sensus divinitatis (John calvin) sebagai fondasi religiusitas walaupun tidak menuntun pada keselamatan Imago dei-menolong kita untuk memiliki kesadaran moral-contoh golden rule dalam banyak agama menjadi contoh General revelation (wahyu umum)-melalui ciptaan yang teratur dan hati nurani

60 Isu urutan perspektif dalam melihat penganut agama lain
Kita perlu melihat orang lain pertama-tama dalam perspektif Penciptaan (semua orang membawa sensus divinitatis, imago dei walau rusak) baru kemudian melihat orang itu dari segi perbedaannya dengan kita-perpektif Penebusan. Tetapi apakah ini perspektif Yesus, Paulus, para rasul? Rasanya tidak! Mungkin yang tepat adalah perspektif yang seimbang! Tanpa harus ada urutan perspektif!

61 Dosa Paradoks manusia adalah: mereka merindukan Allah tetapi juga menolak Allah yang benar dan menciptakan allah-allah palsu Roma 1:18-berbicara tentang penyembahan berhala sebagai pilihan manusia yang menolak wahyu umum Allah Contoh tentang religiusitas orang farisi yang ditegur Yesus karena hanya untuk membuat impresi terhadap Allah maupun sesama

62 Pengaruh dari Setan PL dan PB berbicara tentang penolakan terhadap penyembahan berhala atau dewa-dewa lainnnya. Setan menggunakan tipuan-tipuan ajaran agama juga untuk membuat manusia jauh dari kebenaran. Ajaran Pantheis yang menyatakan bahwa manusia pada hakekatnya sama dengan Allah sebenarnya adalah GEMA dari tiuan SETAN “engkau akan menjadi seperti Allah” (Kej.3:5)

63

64 Witness in the pluralistic context
Keyakinan pada Injil sebagai kekuatan Allah (Roma 1:16) Pengikut Yesus harus menjadi dutaNya (2 Kor. 5:20-6:2) Dunia kita mengagungkan relativitas, tetapi kita harus tetap memberitakan Yesus dengan sebuah keyakinan mutlak bahwa semua orang membutuhkannya.

65

66


Download ppt "Pluralisme Agama Dalam Perspektif Kristen"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google