Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

1) Pelaku Persepsi Penafsiran individu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi pelaku persepsi itu sendiri. KARAKTERISTIK INDIVIDU 1.Sikap 2.Kebutuhan.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "1) Pelaku Persepsi Penafsiran individu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi pelaku persepsi itu sendiri. KARAKTERISTIK INDIVIDU 1.Sikap 2.Kebutuhan."— Transcript presentasi:

1 1) Pelaku Persepsi Penafsiran individu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi pelaku persepsi itu sendiri. KARAKTERISTIK INDIVIDU 1.Sikap 2.Kebutuhan / motif 3.Kepentingan / minat 4.Pengalaman 5.Pengharapan PERILAKU PERSEPSI

2 2) Obyek / Target *Karakteristik dari obyek yang diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan, misal- nya orang yang keras suaranya, orang pendiam, gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari obyek membentuk cara orang memandangnya. *Obyek tidak dipandang dalam keadaan terisolasi, hubungan suatu obyek dengan latar bela- kangnya mempengaruhi persep- si, karena adanya kecenderung- untuk mengelompokkan obyek yang berdekatan atau mirip.

3 *Situasi mempengaruhi persepsi.
*Orang akan mempersepsikan sebagai hal yang wajar bila melihat seorang gadis menge nakan pakaian kain dan kebaya di pesta perkawinan, tetapi persepsi orang tentu berbeda ketika gadis itu berpakaian yang sama di ruang kuliah. *Situasi mempengaruhi persepsi.

4 2. Persepsi Orang : Membuat Penilaian Mengenai Orang Lain
a. Teori Atribusi (Penghubungan) Contoh : Karyawan terlambat masuk kantor *Untuk mengembangkan penjelasan cara mengamati dan menilai perilaku seseorang secara berlainan, apakah perilaku itu disebabkan oleh faktor internal atau eksternal. *Bila kita mengamati perilaku seseorang, kita berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan mengapa orang itu berperilaku dengan cara tertentu. *Penentuan yang menjadi penyebab mengapa seseorang berperilaku tertentu, sebagian besar tergantung pada 3 (tiga) faktor,yaitu :kekhususan, konsensus,dan konsistensi. Kekhususan *Bila perilaku itu bersifat biasa *Bila perilaku itu bersifat luar biasa *artribusi internal *atribusi eksternal Konsensus Bila semua orang yang menghadapi suatu situasi yang sama, bereaksi dengan cara yang sama. Konsistensi Bila keterlambatan itu terjadi secara teratur 2 atau 3 kali dalam seminggu, maka penyebabnya adalah internal.

5 * Kekeliruan atribusi mendasar :
*Ada kekeliruan (sesatan) atau prasangka ( bias, sikap berat sebelah) yang menyimpang- kan atau memutar balik (mendistorsi) atribusi . *Terdapat kecenderungan meremehkan faktor eksternal dan melebih-lebihkan faktor internal. *Contoh : karena target penjualan tidak tercapai,manajer pemasaran menilai wiraniaganya malas, bukan mempertimbangkan bahwa produk pesaing yang makin inovatif dan harga- nya yang murah *Untuk suatu kesuksesan, individu cenderung menghubungkannya dengan faktor internal, misalnya dengan kemampuan yang dimili dan upaya yang dilakukannya. *Tetapi bila gagal, cenderung menghubungkannya dengan faktor eksternal, misal- nya nasib yang kurang mujur, dll

6 PENGAMATAN PERILAKU INDIVIDU PENAFSIRAN ATRIBUSI SEBAB Kekhususan Tinggi Internal Rendah Eksternal Konsensus Konsisten

7 b. Jalan Pintas dalam Menilai Orang Lain
Persepsi selektif Setiap karakteristik yang membuat orang, obyek, atau peristiwa men- jadi mencolok akan meningkatkan kemungkinan bahwa karakteristik itu akan dipersepsikan. Mustahil untuk mengasimilasi semua yang kita lihat, dan kepentingan pribadi banyak mempengaruhi masalah yang dihadapi seseorang. Efek HALO Terjadi bila kita menarik satu kesan berdasarkan satu karakteristik saja, dan hal ini dapat mempengaruhi seluruh kesan terhadap orang yang dinilai. Efek kontras Semua obyek yang diamati tidak berada dalam keadaan terisolasi, sehingga persepsi kita dapat dipengaruhi oleh latar belakang atau lingkungan yang berada di sekitar obyek. Proyeksi Kecenderungan untuk menghubungkan karakteristik sendiri kepada orang lain, dapat memutarbalikkan persepsi yang dibuat mengenai orang lain itu. Contoh :Bila anda menyukai tantangan dan tanggung jawab dalam pekerjaan, maka anda akan mempersepsikan orang lain seperti anda Berstereotip Persepsi terhadap seseorang didasarkan pada persepsi terhadap ke- lompok dari orang tersebut. Contoh: Seseorang dipersepsikan ramah, karena orang tua dan saudara-saudarnya ramah.

8 c.Penerapan Khusus dalam Organisasi
Wawancara karyawan *Umumnya pewawancara menarik kesimpulan secara dini yang menjadi sangat cepat berakar. *Informasi yang diperoleh secara dini memiliki bobot yang lebih berat dari -pada yang diperoleh belakangan. *Pewawancara yang satu dapat berbeda persepsinya dengan pewawancara yang lain. Pengharapan kinerja Orang-orang yang diperkirakan berkinerja minimal, cenderung akan berperi -laku demikian untuk memenuhi ekspektasi rendah ini Evaluasi *Penilaian kinerja karyawan sangat tergantung pada perseptual. *Ukuran subyektif lebih mudah dilaksanakan, karena memberi keleluasaan kepada manajer, pada sisi lain banyak pekerjaan yang tidak mudah dikenai ukuran obyektif. Upaya *Masa depan karyawan tidak hanya tergantung pada kinerjanya saja, tetapi juga dipengaruhi oleh upaya yang dilakukannya. *Walaupun kinerjanya baik, tetapi bila sikapnya buruk dan tidak disilpin, maka masa depannya tidak akan terjamin. Kesetiaan *Kesetiaan dapat mempengaruhi kinerja karyawan *Pernyataan bahwa organisasi lain lebih baik,dapat dipersepsikan tidak setia.

9 3. Hubungan antara Persepsi dengan Pengambilan Keputusan Individual
*Pengambilan keputusan individual merupakan bagian yang penting dari perilaku organisasi, tetapi dalam mengambil keputusan itu, individu-individu dipengaruhi oleh persepsi mereka. *Pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah namun keputusan yang diambil dapat berbeda antara individu yang satu dengan yang lain. Contoh :- Ketika terjadi penurunan penjualan kuartalan sebesar 2 %, manajer penjualan menilai hal ini masalah yang serius dan perlu segera diam- bil tindakan tertentu. -Tetapi manajer produksi justru senang karena penurunan yang terja- di hanya 2 % sehingga tidak terjadi idle capacity dan tidak perlu dila- kukan PHK. *Perbedaan keputusan disebabkan adanya perbedaan dalam mempersepsi masalah. Karakteristik individu Persepsi Keputusan individu

10 Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan Rasional
4. Proses Pengambilan Keputusan *Keputusan yang diambil secara rasional dapat mencapai hasil yang optimal, karena dapat membuat pilihan-pilihan dengan memaksimalkan nilai yang konsisten dalam batas-batas terentu. Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan Rasional 1.Menetapkan masalah Kesalahan dalam menetapkan masalah dapat menyebabkan keputusan yang diambil juga salah 2.Mengidentifikasi kriteria keputusan Menetapkan apa saja yang relevan dengan masalah sebagai bahan pengambilan keputusan 3.Menetapkan prioritas kriteria 4.Menetapkan alternatif-alternatif 5.Mengevaluasi alternatif Menetapkan peringkat alternatif-alternatif berdasarkan prioritas kriteria 6.Memilih alternatif terbaik

11 5. Praktik Pengambilan Keputusan
*Kebanyakan keputusan diproses tidak mengikuti model rasional, kecuali bila masa- lahnya sederhana dan biaya untuk mencari dan mengevaluasi alternatif itu murah. *Pemecahan masalah tidak optimal karena terbatasnya penggunaan kreatifitas, dan pilihan-pilihan cenderung dibatasi di sekitar simptom masalah dan alternatif terbaru. a.Rasional terbatas (bounded rationality) *Bila masalahnya komplek, orang cenderung mengurangi masalah pada level mana masalah itu dapat dipahami, karena terbatasnya kemampuan orang untuk mengolah informasi. *Alternatif yang memenuhi kriterium”cukup baik” mengakhiri pen -carian alternatif lain,sehingga solusi yang ada lebih mencerminkan pilihan yang memuaskan daripada pilihan yang optimal. *Alternatif-alternatif yang diidentifikasi biasanya sudah dikenal baik, dan tidak jauh dari status quo (keadaan sekarang). *Pemecahan yang sedikit menyimpang dari status quo dan meme- nuhi kriteria keputusan akan paling mungkin dipilih. b.Intuisi *Kekuatan ekstrasensori atau indera ke enam. *Ciri kepribadian orang-orang tertentu yang dibawa sejak lahir. *Suatu proses tak sadar yang diciptakan dari pengalaman yang tersaring. *Tidak tergantung pada analisis rasional, keduanya saling melengkapi.

12 c.Identifikasi masalah *Masalah-masalah yang tampak memiliki probabilitas terpilih lebih tinggi daripada masalah-masalah penting, karena : **Masalah yang tampak mudah dikenali (visible) **Para pengambil keputusan ingin tampil kompeten dan “berada di puncak masalah” *Orang yang menyerang secara agresif masalah-masalah yang tampak akan mendapatkan penilaian yang tinggi daripada orang yang tindakan –tindakannya tidak jelas. d.Mengembangkan alternatif *Kecenderungan pencarian pemecahan masalah yang “memuaskan” dan bukan yang “optimum” menyebabkan perilaku pencariannya ber- sifat sederhana. *Perilaku pencarian yang rumit, yang mencakup pengembangan alternatif akan dilakukan bila pencarian sederhana gagal menghasil- kan pemecahan yang memuaskan. *Keputusan yang dibuat cenderung inkremental, bukannya kompre- hensif, tidak mempertimbangkan faktor-faktor penting, tetapi mem- banding faktor-faktor secara terbatas dan bersifat suksesif.

13 *Logis rasional, mereka mengolah informasi secara serial
e.Membuat pilihan *Terdapat kecenderungan bahwa dalam mengambil keputusan mengandal- kan jalan pintas atau heuristik (ketersediaan dan representatif), dan peningkatan komitmen. *Heuristik ketersediaan adalah kecenderungan penilaian atau pilihan yang di- dasarkan pada informasi yang sudah dimiliki, yang menimbulkan emosi, sangat jelas, atau yang paling akhir. *Heuristik representatif (keterwakilan) adalah kecenderungan menilai suatu kejadian dengan cara mencocokkannya dengan kejadian sebelumnya. *Peningkatan komitmen adalah kecenderungan untuk tetap konsisten dengan keputusan yang telah diambil sebelumnya, walaupun mungkin mengalami kegagalan.Hal ini disebabkan oleh adanya rasa tanggung jawab. f.Perbedaan Individual : Gaya Pengambilan Keputusan Dalam konteks peng-ambilan keputusan, terdapat dua dimensi perbedaan individual Cara berpikir *Logis rasional, mereka mengolah informasi secara serial *Intuitif-kreatif, mereka memahami segala hal secara keseluruhan. Toleransi terhadap ambiguitas *Orang yang butuh meminimalkan ambiguitas. *Orang yang mampu memproses banyak pemikiran pada saat yang sama. *Kedua dimensi ini membentuk 4(empat) gaya pengambilan keputusan, yaitu direktif, analitik, konseptual, dan perilaku.

14 Rasional Intuitif CARA BERPIKIR Tinggi Rendah TOLERANSI terhadap
AMBIGUITAS Rendah Rasional Intuitif CARA BERPIKIR Analitis Konseptual Direktif Perilaku

15 Gaya pengambilan keputusan individual
Direktif *Rasional-toleransi rendah. *Efisien (informasi minimal), dan logis. *Mengambil keputusan dengan cepat,berorientasi jangka pendek. Analitik *Rasional-toleransi tinggi. *Lebih banyak informasi dan alternatif. *Pengambilan keputusan cermat. Konseptual *Intuitif-toleransi tinggi. *Pandangannya sangat luas dan mempertimbangkan banyak alternatif. *Orientasi jangka panjang dan mampu menemukan solusi kreatif. Perilaku *Intutif-toleransi rendah. *Pengambil keputusan dapat bekerja baik dengan yang lain. *Memperhatikan kinerja rekan kerja dan bawahan, resptif terhadap usulan-usulan, mengedepankan komunikasi,menghindari konflik,dan mengupaya- kan penerimaan. Catatan *Tiap manajer memiliki lebih dari satu karakteristik, tetapi memiliki gaya yang dominan, dan yang sebagai penunjang. *Manajer yang luwes dapat menyesuaikan gayanya dengan situasi. *Dua orang yang intelegensinya sama dan mengakses pada informasi yang sama, dapat berbeda dalam pendekatan pengambilan keputusan.

16 g.Hambatan organisasional 1.Dalam mengevaluasi kinerja dibatasi oleh kriteria evaluasi 2.Dalam menentukan hal-hal yang dilakukan dan yang tidak dilaku- kan, dipengaruhi oleh sistem imbalan 3.Rutinitas terprogram yaitu kegiatan-kegiatan yang sudah ditentukan dengan prosedur atau peraturan, telah membakukan periilaku 4.Pembatasan waktu dapat membatasi pengumpulan informasi dan keleluasaan bertindak h.Perbedaan kultural *Pengambilan keputusan model rasional tidak dipengaruhi oleh perbeda- an kultural. *Perbedaan kultural menimbulkan perbedaan pendekatan dalam peng -ambilan keputusan

17 6. Etika dalam Pengambilan Keputusan a.Tiga kriteria keputusan etis
Keuntungan dan kerugian 1.Utilitarian *Keputusan-keputusan diambil semata-mata didasarkan pada hasil *Bertujuan untuk memberikan kebaikan terbesar kepada jumlah yang besar. *Banyak terjadi dalam bisnis, konsisten dengan tujuan-tujuan seperti efisiensi, produktivitas, dan laba yang tinggi. 2.Hak *Individu diberi kebebasan untuk mengambil keputusan sesuai dengan, ke- tentuan hak mereka,misalnya privacy,kebebasan berbicara,hak perlindungan 3.Keadilan Pengambilan keputusan dilakukan dengan adil, dan tidak berat sebelah Utilitarianisme Mendorong efisiensi dan produktivitas, tetapi dapat mengakibatkan pengabaian hak dari beberapa individu. Penggunaan hak Penggunaan hak sebagai kriteria dapat memberikan kebebasan dan perlindungan kepada individu, tetapi dapat merintangi efisiensi dan produktivitas. Kriteria keadilan Melindungi kepentingan individu yang kurang terwakili dan yang kurang berkuasa, tetapi kriterian ini dapat mendorong kepemilikian yang akan mengurangi pengambilan risiko, inovasi, dan produktivitas.

18 c. Bagaimana dengan Budaya Nasional ?
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Etis c. Bagaimana dengan Budaya Nasional ? Keputusan etis di suatu negara belum tentu nampak etis di negara lain, karena tidak ada standar etis global. Tahap-Tahap Perkembangan Moral *Makin tinggi perkembangan moral seseorang, ia makin kurang bergantung pada pengaruh luar, dan cenderung makin berlaku etis. *Individu dengan tahap makin tinggi, memberi nilai yang makin tinggi pada hak orang lain, tak peduli pada pendapat mayoritas, dan ke -mungkinan besar menentang praktik-praktik organisasi yang mereka yakini keliru. Tempat kedudukan Kendali (locus of Control) *Eksternal,kemungkinan kecil untuk memikul tanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi dari perilakunya,dan kemungkinan besar mengandalkan pengaruh eksternal. *Internal, mengandalkan pada standar internalnya sendiri mengenai benar atau salah, guna memandu perilakunya. Lingkungan organisasional *Lingkungan organisasional yang tidak menyukai perilaku etis, dapat menghalangi individu yang hendak berperilaku etis. *Lingkungan organisasional yang mendorong perilaku tidak etis akan mencemari individu yang sangat berbudi.


Download ppt "1) Pelaku Persepsi Penafsiran individu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi pelaku persepsi itu sendiri. KARAKTERISTIK INDIVIDU 1.Sikap 2.Kebutuhan."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google