Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ATTITUDE(SIKAP) & PERSEPSI SOSIAL Oleh : Sulis Mariyanti

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ATTITUDE(SIKAP) & PERSEPSI SOSIAL Oleh : Sulis Mariyanti"— Transcript presentasi:

1 ATTITUDE(SIKAP) & PERSEPSI SOSIAL Oleh : Sulis Mariyanti
Kuliah - 10

2 PENGERTIAN SIKAP Attitude (sikap) berbeda dengan Aptitude (bakat)
Sikap merupakan ekspresi dari derajat penilaian kita pada suatu obyek sikap. Dasar penialain /evaluasi sikap yaitu tentang info suatu obyek lebih didasarkan pada PREFERENSI individu evaluasi Suka Tidak Suka OBYEK SIKAP

3 Lanjutan… Menurut G.Allport, sikap memiliki 3 komponen :
1.Kognitif (belief, ide, konsep) 2.Afektif (kehidupan perasaan/emosi) 3.Konatif (kemauan/kecenderungan ber T.L) Rangkuman pengertian sikap menurut Allport, Attitude are : 1.……learned (hasil proses belajar/bukan hasil keturunan) 2.……have referent (berhubungan dng obyek sikap yaitu dapat berupa manusia,aturan,ideologi dll)

4 3.….social learning (diperoleh karena interaksi sosial)
4.….readiness to respond (adanya kesiapan un-tuk bertindak) 5….affective (melibatkan perasaan positif,ragu-ragu, negatif) 6….very intensive (bisa dalam kadar kuat, le-mah) 7….have a time demension (berubah tergantung situasi ttt) 8….have a duration factor (tergantung faktor waktu) 9….are complex (sifatnya komplek, terkait dengan berbagai faktor persepsi,kognisi,dll)

5 JADI,ciri-ciri dari Sikap
10…..are evaluations (ada penilaian dari responden) 11…..are inferred (ada indikatornya) JADI,ciri-ciri dari Sikap 1.Merupakan evaluasi seseorang tentang suatu obyek, kejadian,situasi yg memiliki 2 kutub yg bertolak belakang Like >< Dislike Pro >< Kontra Positif >< Negatif Setuju >< Tidak Setuju Misal : Setujukah Anda dengan penerapan Hukuman Mati di Indonesia ? Setujukah Anda dengan Aborsi?

6 CIRI-CIRI SIKAP (lanjutan)
2.Obyek sikap dapat berupa Orang /manusia Misal :Presiden RI, Mertua, Rektor, dll Sesuatu yg abstrak (konsep) Misal :Aborsi,Hukuman mati,Perselingkuhan Entity (obyek yang ada/nyata) Misal : Perkuliahan SKS, Sinetron telenovela 3.Sikap bukan /tidak sama dengan Belief SIKAP :evaluasi yg berupa perasaan individu tentang suatu obyek/kejadian BELIEF (keyakinan) : berupa pikiran2 (proses kognitif) yg melibatkan obyek dengan atribut2nya

7 Lanjutan… Misal : Siapa calon presiden RI 2009 ?
4.Sikap dianggap penting,karena diasumsikan men- dasari T.L seseorang.Jadi sikap + atau - , diramal- kan T.Lnya akan sesuai dengan sikapnya. Akan tetapi pada kenyataannya tdk selalu demikian. Misal : Sikap + pada perkawinan campuran (antar etnis) tetapi tidak setuju (-), bila anaknya menikah dengan suku yg berbeda. 5.Sikap merupakan ekspresi seseorang yang berupa kesimpulan evaluasi thd obyek ttt.

8 FAKTOR YG BERPERAN DALAM MENGUBAH SIKAP
I.SUMBER PESAN / INFORMASI a.Kredibilitas sumber info b.Attractiveness sumber info II.ISI PESAN /INFORMASI a.Sugestion b.Appeals to fear c.one sided >< two sided III.PENERIMA INFO a.Influence Ability b.Selective Attention & Interpretation c.Immunization

9 I.SUMBER INFORMASI A.KREDIBILITAS SUMBER INFORMASI
Yaitu sejauh mana sumber informasi/pesan tsb dapat dipercaya, sehingga sikap berubah/tidak berubah. Hal yang menentukan kredibilitas : Keahlian & kemampuan sumber info Kejujuran sumber info,dll Contoh : Mengapa HABIBI dipilih jadi direktur IPTN? B.ATTRACTIVENESS SUMBER INFORMASI Yaitu sejauh mana sumber info tsb menarik? Sumber info efektif, antara lain, bila menarik secara fisik, sangat disukai, sangat mirip dng si penerima Contoh : Rano Karno dipilih jadi bintangnya si Doel ?

10 II.ISI INFORMASI A.SUGESTION
Yaitu suatu pernyataan yg diterima & mampu mempengaruhi individu Pesan didisain dng suatu “harapan” atau “keyaki- nan”, sehingga individu termotivasi menerimanya. Pesan diberikan oleh tokoh yang “pantas” mem- beri sugesti (prestige sugestion) Contoh :Megawati mengutip kata-kata Bung Karno B.APPEALS TO FEAR Yaitu suatu pernyatan/seruan dengan tujuan me- nakut-nakuti.

11 Lanjutan… Seruan tsb tidak selalu berhasil.Bila terlalu kuat  orang bisa “defensive” atau “avoidance” Contoh : Merokok menyebabkan kanker Sex bebas menyebabkan aids Appeals (seruan) akan meningkat dampaknya, jika disertai sugesti tentang cara menghindari konse- kuensi yg ditakuti. C.ONE SIDED >< TWO SIDED One sided (info dari satu pihak), lebih efektif jika individu telah memiliki sikap “favorable” (senang) atau netral terhadap obyek ttt.

12 Lanjutan… Two sided (informasi dari 2 pihak), lebih efektif jika individu bersikap “unfavorable” & memiliki info le- bih banyak tentang obyek ttt.

13 III.PENERIMA INFORMASI
Hal-hal yang berperan mengubah sikap penerima info : A.INFLUENCE ABILITY Bukan karena kepribadian ttt, melainkan ada o- rang yg lebih mudah dan sukar dipengaruhi Orang akan mudah dipengaruhi, apabila info tsb paling sering didengar/dilihat.Misal : melalui iklan berulang-ulang. Anak-nak lebih mudah dipengaruhi, dibandingkan dengan orang dewasa. Tingkat pendidikan tinggi lebih sulit dipengaruhi daripada tingkat pendidikan rendah.

14 Lanjutan…. B.SELECTIVE ATTENTION & INTERPRETATION
Apakah info tsb akan mempengaruhi penerima, tergantung bagiamana individu menyeleksi & menginterpretasi info tsb. Yang terpenting tergantung pada “apakah info tsb hadir pertama kali” Info yg sangat bertolak belakang dng sikapnya akan menghasilkan COGNITIVE DISSONANCE, dan individu cenderung menghindar / melarikan diri dari info yg tidak cocok tsb Misal : Setuju (sikap)  merokok itu tidak sehat Tetapi jadi perokok berat

15 Lanjutan…. Untuk menurunkan DISONANSI, dengan memberi penekanan pada hal-hal yg cocok dengan sikap Misal :Setuju KB  tetapi tidak mau ber KB  perlu menggunakan kaidah2 agama,nilai adat C.IMMUNIZATION Lumsdaine & Janis (1953), bahwa one sided one sided (mudah) INFO counter info  two sided two sided (resistance)

16 Lanjutan… Mc.Guire (1961) Two sided imun sempat mengolah info  SIKAP terlatih defensif

17 SIKAP & PRASANGKA SIKAP & PRASANGKA Prasangka (Prejudice):
Yaitu sikap yg melibatkan perasaan2 negatif thd obyeknya. Ciri-ciri terpenting dari prasangka : 1.Evaluasi/penilaian thd obyek lbh didasarkan pada stereotipe,bukan pada fakta-fakta yg tersedia mengenai obyek tsb. Misal: kenalan dengan orang Batak  Kasar 2.Terjadi “over generalisasi” terhadap ciri-ciri obyek prasangka. Misal : setiap orang Batak kasar

18 Lanjutan… 3.Sulit diubah berdasarkan pengetahuan/fakta2 baru mengenai obyeknya, serta adanya keeng- ganan untuk verifikasi 4.Menempatkan obyek prasangka dalam posisi yg tidak menguntungkan. Sikap & Prasangka merupakan hasil PROSES BE- LAJAR melalui pengalaman (keluarga, masyara – kat, pendidikan pengetahuan) yg mengajarkan fakta-fakta tertentu mengenai obyek sikap/ pra- sangka.

19 COGNITIVE RESPONS ANALYSIS THEORY
TEORI – TEORI SIKAP LEARNING THEORY CONSISTENCY THEORY COGNITIVE RESPONS ANALYSIS THEORY

20 TEORI-TEORI SIKAP A.LEARNING THEORY 1.CLASSICAL CONDITIONING
Sikap terbentuk, sesuai dengan situasi “pleasant / unpleasant” terhadap obyek /orang yg ditemui PLEASANT  Sikap + UNPLEASANT  Sikap – 2. INSTRUMENTAL CONDITIONING Reward/punishment merupakan konsekuensi dari ekspresi sikap yg ditampilkan : SIKAP +  senyum SIKAP -  cemberut

21 Lanjutan…. Reinforcement (bisa dalam bentuk Reward & punishment) misalnya “acceptance” dan mem- bership dalam kelompok peer group Reaksi orang tua (sikap) pada anak  akan membentuk sikap ttt pada anak. B.CONSISTENCY THEORY Fokus pada usaha untuk bersikap konsisten pada obyek. BALANCE THEORY (Heider, 1958) Hubungan antara seseorang dengan 2 obyek sikap yaitu BALANCE atau UNBALANCE

22 LANJUTAN…. BALANCE A A R Film R Film UNBALANCE A R Film +

23 Lanjutan Manusia mempunyai kecenderungan untuk me- ngembangkan KESEIMBANGAN (walaupun ti- dak harus) dengan beberapa cara : Mengubah Sikap Misalnya : mengubah sikap Pribadi (A) tentang Film, sikap org lain (R) tentang Film, sikap pri- badi tentang R Agree to disagree  membahas lbh lanjut

24 LANJUTAN COGNITIVE DISSONANCE THEORY (Leon Festinger,1955) FOKUS : Individu butuh harmoni (consonance), disonance  distress individu termotivasi un- tuk mengubahnya. Contoh Disonance: Setuju merokok itu tidak sehat tapi menjadi perokok berat Sangat suka pada si Amir tapi gosipin Amir KADAR/BESARAN DISONANCE ditentukan oleh 1.Pentingnya elemen2 tsb pada individu 2.Sejauh apa elemen2 tsb saling tdk cocok

25 Lanjutan Menurunkan Disonance 1.Mengubah elemen Cognitive disonance
Misal : Stop Merokok Tidak percaya bahwa rokok tidak sehat 2.Menambah Cognitive elemen baru Misal : Memilih rokok “low” tar, rokok filter Perubahan sikap berhubungan erat dengan ting- gi atau rendahnya reward yg ditawarkan agar in- dividu mau berperan

26 C.TEORI COGNITIVE RESPONSE ANALYSIS (Greenwald,1968)
FOKUS : penjelasan mengapa sikap terbentuk/ berubah Teori ini berpendapat bahwa individu tidak seke- dar bereaksi pada info external tetapi mengolah info tsb EFEKNYA :- meningkatkan - menetralisir dampak yg di -“reverse” inginkan info tsb Contoh :coba pikirkan dampak iklan yg anda sukai dan tdk disukai pada proses berpikir anda

27 PROSES MENTAL YG TERJADI
Adanya INFO PERSUASIF : Dihubungkan dng pengetahuan di ingatan Diorganisasikan interpretasi diingat  dapat di”retrieve” (dimunculkan) lagi

28 PENGUKURAN SIKAP SELF REPORT Paling umum & banyak digunakan
Dipengaruhi kemampuan berespon/mengekspre sikan sikap & kesediaan indidu untuk mengeks- presikan sikapnya Kelemahannya : subyek menjawab sesuai tuntu- tan lingkungan atau menjawab seperti yg diang- gap individu sbg jawaban orang lain Keakuratannya akan dipengaruhi oleh respon org lain secara umum, sama atau berbeda Contoh : Ingin mengetahui sikap para wanita pekerja tentang pemberlakuan UU-APP

29 PENGUKURAN SIKAP PUBLIC OPINION (ATTITUDE) POLLING
Tujuan : Prediksi & pemberian info Sampel harus mewakili populasi, karena menen- tukan keakuratan pengukuran Item alat ukur (Fixed/Open ended) keakuratan dipengaruhi oleh kejelasan item SKALA SIKAP Tujuannya untuk “precise measure” sikap Pengukuran dpt meningkatkan keakuratannya dng :menggunakan banyak item ; topik yg digali tidak hanya sikap saja tetapi juga opini, belief,dll

30 PENGUKURAN SIKAP INVOLUNTARY BEHAVIORAL MEASURES
Belum diakui dapat mengukur sikap Melalui pengukuran fisiologis, misal melalui gesture,pupil mata, otot muka, dll

31 SOCIAL PERCEPTION Oleh : Sulis Mariyanti

32 PENGERTIAN MANUSIA Adalah makhluk sosial
T.L manusia adalah hasil interaksi antara manusia (pikiran, value,sikap,motive dll) + Ling- kungannya PSIKOLOGI SOSIAL Adalah cabang ilmu psikologi yg mempelajari interaksi antar manusia & bagaimana hal tsb mempengaruhi T.L (pengaruh interaksi, inter- dependency,influence pd T.L individu & pikir- annya)

33 SOCIAL INTERACTION Saling mempengaruhi antar pribadi & berlang- sung cepat, tukar menukar info,modifikasi T.L & pikiran sbg hasil interaksi SOCIAL INTERDEPENDENCE Memberikan kebahagian & semangat dlm in- teraksisulit menghasilkan analisa yg jelas tentang determinant2 T.L sosial JADI hubungan sosial itu sangat kompleks

34 KONSEP-KONSEP SOCIAL SOCIAL CONCEPT ROLE OF OTHERS
EXAMPLE OF STIMULI SOCIAL CONCEPT ROLE OF OTHERS ROLE OF SUBJECT Impression Formation FIXED POSE Foto, daftar sifat2 A.Observer Video Tape Atribution BEHAVIOR SEQUEN- CE B.Observer INTERVENTION DIRECTED AT SUBJECT C.Participant INSTRUKSII Social Influence D.Participant SUBJECT INTER- ACTS WITH OTHER Interdependence DISKUSI, Kerjasama

35 CIRI-CIRI KONDISI SOSIAL
Kondisi A (IMPRESSION FORMATION) Jumlah info sangat terbatas Informasi yg “sepele”  Impresi /kesan Contoh : penyebutan nama dapat memberikan impresi tertentu. Jo  lebih ramah dibanding- kan dng Johana  lebih formal Kondisi B (ATRIBUTION) Jumlah info lbh banyak/kaya Membutuhkan proses kognitif yg “lebih” untuk membentuk kesan secara menyeluruh

36 Info yg ada mungkin saja kontradiktifsulit
Memungkinkan terbentuk penilaian karena di- ketahui latar belakang T.L  evaluasi + dan – Kondisi C (SOCIAL INFLUENCE) Perubahan pada subyek (fokus person) karena ada kontak/hubungan dng yang lain Kontak dng yg lain tidak harus dalam bentuk manusia, bisa dengan buku, TV (iklan,dll), nor- ma2/hukum, iklim Kondisi D (INTERDEPENDENCE) Saling ketergantungan Saling mempengaruhi T.L pasangan

37 Interaksi sehari-hari dipenuhi model2 aksi interpersonal
Carl Jung : aspek yg “meaningfull” dalam inter- aksi  “the meeting of two personalities is like the contact of two chemical substances, if there is any reaction,both are transformed” SOCIAL PERCEPTION Kesan & persepsi kita pada org lain merupa- kan kesimpulan dari T.L orang tsb Untuk itu perlu info akurat.Perkiraan kita ten- tang kepribadian & perasaan seseorang mjd pedoman untuk berespon & berinteraksi

38 IMPRESSION FORMATION Adalah proses dimana info tentang org lain, kita olah menjadi pengetahuan atau pemikiran yang menetap tentang org tsb. Misal : si A orangnya mudah tersinggung, si B orangnya cuek sekali, si C ambisius dll Proses terbentuknya Impresi : PertemuanINFO Looks Says Kategori Do Kategori & interelasi yg dipersepsi dari kate-gori tsb  akan membentuk “Cognitive Frame work”  luas /sempit

39 Hubungan antara kategori-kategori yg ada me- rupakan DETERMINAN PREDIKSI tentang org tsb. Hasil Prediksi dapat berbeda-beda antar individu Contoh : Pria kurus berkacamata Pandai ?, Pemalu?, Kuper ? Prediksi & ekspektasi dapat digeneralisasi, bila kita berinteraksi secara efisien, sehingga minimal kita memiliki info tentang org tsb.

40 TEORI-TEORI PEMBENTUKAN IMPRESI
IMPLICIT PERSONALITY THEORY COMBINING INFORMATION THEORY STEREOTYPES ATTRIBUTION

41 I.IMPLICIT PERSONALITY THEORY
Kategori-kategori yg paling banyak digunakan dalam pembentukan kesan/impresi adalah “trait” (sifat) Menurut Allport & Odbert (1936) ada trait Misal : ramah,cerewet, kaku, tegas,sensitif,dll TRAIT adalah satu set kategori yg digunakan untuk menggambarkan, mengingat, mengkomu- nikasikan T.L org lain atau diri sendiri Trait-trait yg dipersepsi ada interelated/sa- ling berhubungan. Contoh : Tegas Ambisius

42 Interelasi antara “traits” yg diasumsikan ini yg disebut dalam teori implicit personality theory yaitu bagaimana menggeneralisasikan prediksi kita tentang org lain lebih jauh dari info yg ada (yg kita miliki) Implicit Personality Theories membantu mem- permudah info yg kita terima dalam interaksi sosial, mengarahkan respon kita kepada org lain Inti dari teori ini  setiap org akan memben- tuk “cognitive framework”

43 II.COMBINING INFORMATION
TUJUAN : membuat penilaian yg utuh dan sejauh mana hubungan dengan seseorang itu dirasakan menyenangkan. CARANYA antara lain : Mencari trait2 yg positif/kesan yg lbh positif Membuat rata-rata trait yg positif Membobotkan yg satu lbh tinggi dari yg lain

44 Kebanyakan org percaya,bahwa ada beberapa nilai yg membuat “a good first impression” (info yg paling awal diperoleh/primacy effect) Biasanya impresi thd org lain  info dng trait negatif daripada trait positif. Info yg digunakan untuk JUDGEMENT/peni- lain biasanya : Info yg paling awal diperoleh (primacy effect) Info dengan trait negatif (lbh sering) Karakteristik yg digunakan untuk menilai ber-beda. (mis: menilai dosen Vs Supir)

45 Bagaimana dengan info yg kontradiktif ?
Misal : Hostile Vs Dependent Penelitian Asch & Zukier (1984), bahwa kontra- diksi dapat dijelaskan dalam : A.Hubungan Sebab Akibat Mis: Dia benci dependent pd org lain, sehingga cenderung hostile B.Memisahkan ke 2 trait dalam situasi yg berbeda : Mis :Hostile pada A dan Dependent pada B

46 III.STEREOTYPES Mirip teori “implicit”
Bedanya : stereotipe berkonotasi negatif dlm arti “prejudiced expectation” ; social undesire bility Definisi stereotipe diperbaiki menjadi “pre- judgment”, sehingga lbh berkonotasi positif Meskipun demikian, perlu disadari konotasi ne-gatif tidak semudah itu menjadi musnah, khu-susnya stereotipe sosial Misal : Suku Batak? Manado? Padang? Jawa? Madura ? Sunda?

47 Dampak negatif Stereotipe :
Membuat kelompok lain dalam kategori “unfa-vorable” (tdk menyenangkan) Bila dianut banyak org, maka interaksi menja- di terhambat Membentuk harapan yg salah, khususnya jika ada T.L yg kontradiktif Demensi Stereotipe : Etnis (Suku, Ras,Agama) Demografis (Gender,Regional) Kelompok Minoritas Ethnocentris Thinking : berupa asumsi bahwa T.L & nilai2 kelomp tertentu lbh baik,sehingga adanya penyimpangan merupakan hal buruk

48 IV.ATRIBUTION Atribusi = penyimpulan berdasarkan (personal thought,motives, feeling, traits, intensi) 1.HEIDER “NAÏVE” PSYCHOLOGY Tokoh : Fritz Heider, 1958 Alasan munculnya T.L sangat simple why someone did something? Bahwa T.L dapat disebabkan oleh : Personal Forces (ability, effort) Environmental Forces (luck,hambatan,tingkat kesukaran T.L

49 Misal : Saat masuk bioskop tiba-tiba ada pria yang menabrak kamu.
Personal Forces : Marah, karena : memang pria itu sengaja menabrak, pria itu berusaha mena-brak, atau menyakiti dirinya (badan besar) Environmental Forces :karena sedang sial, atau lantai bioskop tidak rata Menurut HEIDER  alasan T.L “make sense to us” (masuk akal)

50 Lanjutan … 2.KELLEY’S ATTRIBUTION THEORY
Tokohnya : HAROLD KELLEY (1967,1973) Bertitik tolak dari teori HEIDER yaitu Inter- nal Forces & External Forces T.L/Respon dapat diidentifikasi melalui meto- de“presence-absence test” Misal Jika A hadir  ada efek X Jika A tdk hadir  tidak ada efek X Dari respon yang muncul tsb, kita dapat me-ngetahui penyebabnya (internal /external forces)

51 3 Faktor dasar yg memperkaya metode Pre-sence-Absence Test yaitu apakah respon2 tsb disebabkan oleh internal/external forces: 1. KONSISTENSI RESPON dalam waktu & situ-asi, yaitu apakah respon tsb terjadi hanya pa-da situasi & waktu tertentu 2. Informasi berupa KONSENSUS bahwa orang lain BERESPON SERUPA, yaitu apakah org lain berespon thd rangsang yg sama dng cara yg sama 3. DISTINCTIVENESS (kekhususan) respon in-dividu pada rangsang yg bervariasi.Dikatakan Distinctiveness tinggi bila respon seseorang berbeda pada setiap rangsang yang ada

52 Kombinasi antara Konsistensi tinggi, Konsensus tinggi & Distinctiveness tinggi  menghasilkan EXTERNAL ATRIBUTION Kombinasi antara Konsistensi tinggi,Konsensus rendah,Distinctiveness rendah menghasilkan INTERNAL ATTRIBUTION Contoh kasus :Restaurant Padang “Sarimande” menurut si Amir enak.Enak? External Atribution : Konsistensi Tinggi : Amir sering makan disitu Konsensus Tinggi :Org lain juga mengatakan hal yg sama Distinctiveness Tinggi : Amir dpt membedakan Restaurant yg enak & tdk enak

53 Internal Atribution Konsistensi tinggi :Amir sering makan di situ Konsensus rendah : org lain tidak setuju Distinctiveness rendah : Amir doyan segala makanan yg enak maupun yg tdk enak. Jika konsistensi Rendah, maka atribusi yg terbentuk tidak dapat disimpulkan sebagai in- ternal/eksternal, tetapi ada faktor-faktor spesifik yg merangsang terbentuknya T.L

54 3.JONES & DAVIS : A THEORY ABOUT PER-SONAL ATTRIBUTION
Tokoh : E.E. Jones & Keith Davis (1965) Fokus pada atribusi personal, yaitu apakah T.L individu menunjukkan kecenderungan yg mene- tap. Asumsi : T.L terbentuk dari suatu rangkaian yg diawali oleh disposisi (kecenderungan) per- sonal  intention  abilityT.L /Action Teori ini memperkaya teori Heider dengan : T.L/Act menyangkut : Pilihan (choices) Menghasilkan efek untuk individu

55 SKEMA Disposisi : Ramah intentionAbility Choice ActionEfek 1,2,3dst Jujur Action Cerdas On time  No Choice  Efek 1,2,3,dst Action Efek T.L Unik (uncommon) Biasa (common) Efek yg non common umumnya memberi infor-masi yg menunjukkan ciri-ciri/disposisi yg di-dasarkan pada karakteristik pribadi

56 4.SELF ATRIBUTION BEM (67:72) Manusia menggunakan proses yg sama untuk atribusi diri sendiri seperti atribusi pada org lain Manusia ingin membuat atribusi T.L sendiri (external/internal) JONES & NISBETT (72) Walaupun proses Self Atyribusi & Atribusi Org lain sama, namun ada bedanya yaitu : Self Atribusi :Controled by situation (exter-nal) sedangkan Atribusi Org Lain berdasarkan internal proses , sebab :

57 Pada Self Attribution  kita stabil (lingkung-an yg berubah)
Pada Attribution Org Lain  org lain berubah  lingkungan stabil TERAPAN PERSEPSI SOSIAL : Pedoman bereaksi pada org lain Dapat mempelajari sebab T.L tertentu dilaku- kan Akurasi & kemungkinan dijadikan tolok ukur tidak terjaminm


Download ppt "ATTITUDE(SIKAP) & PERSEPSI SOSIAL Oleh : Sulis Mariyanti"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google