Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK BAGI TANAH-TANAMAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK BAGI TANAH-TANAMAN"— Transcript presentasi:

1 MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK BAGI TANAH-TANAMAN
Bahan kajian pada MK Manajemen Kesuburan Tanah Diabstraksikan oleh: Smno.jursntnhfpub.Okt2012

2 Apakah Manajemen Kesuburan Tanah ?
Soil fertility management in organic farming is a long term strategy aimed at : reducing the loss of nutrients and building soil fertility through the continuous nourishment of the soil. The aim is to minimise the need to bring in external inputs from outside the farm.

3 TANAH SEHAT (Source: Phil Monday. Organic Co=on Grower Guide
TANAH SEHAT (Source: Phil Monday. Organic Co=on Grower Guide. Kasisi Agricultural Training Centre. Dec ) Tanah yang sehat mempunyai mkemampuan menyeimbangkan suplai hara (dan dapat memperbaiki penyediaan air); sehingga mampu menumbuhkan tanaman yang sehat , tidak peka dan lebih tahan gangguan hama-penyakit.

4 Mengapa BOT sangat penting ?
Menggemburkan tanah, struktur tanah gembur Aerasi baik, Infiltrasi air hujan dan air irigasi lancar Bahan organik berfungsi sebagai perekat; mengikat bersama partikel-partikel tanah Sebagian bahan organik berfungsi sepagai sponge-sponge halus BOT menyediakan lingkungan yang cocok bagi organisme tanah Banyak organisme tanah , seperti cacing tanah, mendapat makanan bahan organik

5 Unsur Hara Tanaman = Nutrients
Unsur Hara Esensial necessary replaceable direct Dua kelompok: macronutrient micronutrient Ada Unsur Hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar (unsur Makro,yaitu N,P,K,Ca,S dan Mg) dan (Unsur Mikro,yaitu; Fe,Cu,Zn,Mn,B,Na,Cl) yang masing-masing mempunyai peranan sendiri-sendiri.

6 Unsur Hara Makro = Macronutrients
1.  Nitrogen (N) Nitrogen memiliki peran utama bagi tanaman ialah untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, terutama batang, cabang, dan daun.   Nitrogen juga berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun, yang berperan penting  dalam proses fotosintesis.   Nitrogen dapat membentuk protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik yang lain. 2.  Posfor (P) Posfor berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda.   Posfor digunakan sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein, membantu asimilasi dan pernapasan sekaligus mempercepat pembungaan, pemasakan biji, dan buah. 3.  Kalium (K) Kalium membantu pembentukan protein dan karbohidrat, memperkuat tubuh tanaman, sehingga daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur.   Kalium berperan sebagai sumber kekuatan dalam menghadapi kekeringan dan penyakit yang menyerang. C, H, O N S P K Mg

7 Unsur Hara Mikro = Micronutrients
Besi (Fe) Besi (Fe) merupakan unsure mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organik). Mineral Fe antara lain olivin (Mg, Fe)2SiO, pirit, siderit (FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3) Besi dapat juga diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang lain. Fe dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daundianggap lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom merupakan enzim yang mengandung Fe porfirin. Fe B Mn Zn Cu

8

9

10 KESUBURAN TANAH & PENGELOLAANNYA
composed of living and non-living components Sumber unsur hara tanaman Pemupukan = fertilization N-P-K numbering by weight Liming = Pengapuran

11

12 Mangaan (Mn) Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari logam yang satu ke organ lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn. Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi  dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.

13 Unsur Hara Esensial = Essential Plant Nutrients
Nutrients and their role Nutrients are essential for growth and development of all plants. Nutrients are derived by plants from the surrounding air, water and soil. Unsur hara makro Required in relatively large amounts. Unsur hara mikro Required in small amounts. Minor or trace elements. Diunduh dari: /9/2012

14 Macronutrients= Unsur Hara Makro
Plant nutrients are chemical elements, or simple compounds formed from them, needed by plants. The most common elements in plants are carbon, hydrogen, and oxygen, obtained from air and water. All other nutrients are available in soil. Ada tiga kategori: Non-Mineral Elements Unsur Hara Primer Unsur Hara Sekunder Diunduh dari: /9/2012

15 (C) Carbon; (H) Hydrogen; (O) Oxygen
Non-Mineral Elements (C) Carbon; (H) Hydrogen; (O) Oxygen Diunduh dari: ….. 25/9/2012

16 UNSUR HARA MAKRO PRIMER
(N) Nitrogen (P) Phosphorus (K) Potassium Diunduh dari: ….. 25/9/2012

17 Secondary Nutrients (Ca) Calcium (Mg) Magnesium (S) Sulfur
Diunduh dari: ….. 25/9/2012

18 UNSUR HARA MIKRO = Micronutrients
(Fe) Iron (Cu) Copper (Zn) Zinc (B) Boron (Mo) Molybdenum (Mn) Manganese (Cl) Chlorine Diunduh dari: /9/2012

19 Fungsi & Gejala Defisiensi Hara
Nitrogen ( N ) -Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan -Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri -Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman -Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun -Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati

20 FUNGSI NITROGEN Function Promotes growth of leaves and stems.
Gives dark green color and improves quality of foliage. Necessary to develop cell proteins and chlorophyll.

21 Gejala Defisiensi Nitrogen
Sick, yellow-green color. Short stems, small leaves, pale colored leaves and flowers. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil.

22 Fungsi Phosphorus Functions
Stimulates early formation & growth of plants. Provides for fast & vigorous growth and speeds maturity. Stimulates flowering & seed development. Necessary for the enzyme action of many plant processes.

23 Phosphorus Gejala defisiensi P: Pertumbuhan tanaman berkurang.
Kemasakan tanaman lebih lambat. Daun-daun tua warnanya menjadi keunguan.

24 Kalium Fungsi K: Digunakan untuk pembentukan karbohidrat dan protein.
Pembentukan dan pengangkutan pati, gula dan minyak. Peningkatan ketahanan thd penyakit, vigor, dan hardiness.

25 Kalium Gejala defisiensi K: Daun-daun keriting, berbeca-becak.
Bagian tepi dan ujung daun seperti terbakar dan mati.

26 Membantu translokasi pati dan distribusi phospor didalam tubuh tanaman
Fungsi Ca: Memperbaiki vigor tanaman. Mempengaruhi penyerapan dan sintesis hara lainnya. Bagian penting dari dinding sel. Calcium Fungsi Kalsium (CaO) Mengoreksi keasaman tanah agar sesuai dengan pH yang diperlukan tanaman, kolam dan tambak. Menetralisir zat - zat toksik bagi tanah, tanaman, kolam dan tambak bilamana zat tersebut berlebihan seperti zat Al (alumunium), Fe (zat besi), Cu (Tembaga) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyerapan zat - zat hara yang sudah ada dalam tanah baik yang berasal dari bahan organik maupun pemberian pupuk lainnya seperti Urea, TSP dan KCl Menjaga tingkat ketersediaan unsur hara mikro sesuai kebutuhan tanaman. Artinya dengan Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO) yang cukup unsur mikropun memadai Memperbaiki porositas tanah, struktur serta aerasi tanah sekaligus bermanfaat bagi mikrobiologi dan kimiawi tanah sehingga tanah menjadi gembur, sirkulasi udara dalam tanah lancar dan menjadikan akar semai bebas bergerak menghisap unsur hara dari tanah Aktifator berbagai jenis enzim tanaman, merangsang pembentukan senyawa lemak dan minyak, serta karbohidrat Membantu translokasi pati dan distribusi phospor didalam tubuh tanaman Unsur pembentuk warna daun (Klorofil), sehingga tercipta hijau daun yang sempurna Kalsium dan magnesium yang diberikan pada tambak / kolam ikan adalah salah satu cara konvensional mempertinggi produktifitas kolam / tambak serta sebagai cara sanitasi untuk membersihkan kolam / tambak dari hama dan penyakit

27 Calcium Gejala defisiensi Ca
Daun-daun muda ukurannya kecil-kecil dan daun-daun tua berkerut. Ujung-ujung batang mati.

28 Magnesium Fungsi Magnesium (MgO) : Fungsi Mg:
Mempengaruhi penyerapan unsur hara lainnya. Membantu mmebuat lemak-lemak. Membantu translokasi P dan lemak. Fungsi Magnesium (MgO) : Mengoreksi keasaman tanah agar sesuai dengan pH yang diperlukan tanaman, kolam dan tambak Menetralisir kejenuhan zat - zat yang meracuni tanah, tanaman, kolam dan tambak bilamana zat tersebut berlebihan seperti zat Al (alumunium), Fe (zat besi), Cu (Tembaga) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyerapan zat - zat hara yang sudah ada dalam tanah baik yang berasal dari bahan organik maupun pemberian pupuk lainnya seperti Urea, TSP dan KCl Aktifator berbagai jenis enzim tanaman, merangsang pembentukan senyawa lemak dan minyak, serta karbohidrat Membantu translokasi pati dan distribusi phospor didalam tubuh tanaman Unsur pembentuk warna daun (Klorofil), sehingga tercipta hijau daun yang sempurna Kalsium dan magnesium yang diberikan pada tambak / kolam ikan adalah salah satu cara konvensional mempertinggi produktifitas kolam / tambak serta sebagai cara sanitasi untuk membersihkan kolam / tambak dari hama dan penyakit

29 Magnesium Gejala defisiensi Mg: Khlorosis Interveinal.
(Yellowing of leaves between green veins) Ujung-ujung daun keriting atau melengkung ke arah atas (mangkok). Batang lemah dan silinderis.

30 The Importance of Sulfur in Potatoes
Fungsi S: Memacu pertumbuhan akar dan vigor pertumbuhan vegetatif. Esensial bagi pembentukan protein. The Importance of Sulfur in Potatoes Diunduh dari: textbookpotatoes.com….. 25/9/2012

31 Sulfur (S) = Belerang Deficiency Symptoms
Young leaves are light green with lighter color veins. Yellow leaves and stunted growth.

32 Iron = Besi = Fe Fungsi Fe Esential bagi produksi khlorofil.
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase nitrat.  Kekurangan Fe  menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim. Fungsi Fe Esential bagi produksi khlorofil. Membantu membawa elkctron untuk mencampur oksigen dnegan unsur-unsur lainnya.

33 Iron Gejala defisiensi Fe:
Pada daun-daun muda terjadi khlorosis di antara tulang-tulang daun, berbecak-becak. Pertumbuhan tanamkan kerdil dan silinderis, daun-daun pendek-pendek.

34 Copper = Tembaga = Cu Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++ dan mungkin dapat diserap dalam bentuk senyaewa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine tetra acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu diethilen triamine penta acetate acid). Dalam getah tanaman bik dalam xylem maupun floem hampir semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cu dalam akar tanaman dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks. Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4]. Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar dan masing-masing molekul mengandung satu atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin. Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain : pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan tangkai daun lemah.

35 Copper Gejala defisiensi Cu:
Daun-daun muda mengecil dan layu permanen. Munculnya tunas-tunas ganda di ujung-ujung batang.

36 Zinc = Seng = Zn Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan dalam tanah alkalis mungkin diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+. Di samping itu, Zn diserap dalm bentuk kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA. Seperti unsure mikro lain, Zn dapat diserap lewat daun. Kadr Zn dalam tanah berkisar antara ppm, sedangkan kadar Zn dalam tanaman berkisar antara ppm. Mineral Zn yang ada dalam tanah antara lain sulfida (ZnS), spalerit [(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit (ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim anolase, aldolase, asam oksalat dekarboksilase, lesitimase,sistein desulfihidrase, histidin deaminase, super okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis auxin, pemanjangan sel dan ruas batang. Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah berkapur. Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.

37 Zinc Gejala defisiensi Zn
Menghambat pertumbuhan bagian tanaman di antara ruas-ruas (rosetted) Daun-daun baru menebal dan mengecil. Becak-becak di antara tulang daun, tulang-daun kehilangan warna.

38 Boron Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari kadar total boron dalam tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi. Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+. Mineral dalam tanah yang mengandung boron antara lain turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah mengalami metomorfosis. Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3). Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejal defisiensi hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit.

39 Boron Gejala defisiensi B: Ujung-ujung batang tebal dan pendek.
Daun-daun muda pada tunas-tunas ujung menjadi pucat pada bagian pangkal daun. Daun-daun menjadi “twisted” dan mati.

40 Manganese Fungsi Mn Metabolisme tanaman. Transformasi Nitrogen.
Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari logam yang satu ke organ lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn. Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi  dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda

41 Manganese Gejala defisiensi Mn: Khlorosis di antara tulang daun.
Daun-daun muda mati.

42 Molybdenum Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500 ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung  Mo. Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain molibderit (MoS), powellit (CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo) dalam larutan sebagai kation ataupun anion. Pada tanah gambut atau tanah organik sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan senyawa organik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian air. Tanah yang disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II) oksida hidrat. Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun  menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.

43 Molybdenum Gejala defisiensi Mo: Pertumbuhan tanaman kerdil.
Daun-daun menguning, daun-daun menggulung ke arah atas, bagian tepi daun seperti terbakar.

44 Chlorine Fungsi: Esensial begi beberapa proses tanaman.
Berfungsi dalam sistem ensim. Khlor merupakan unsure yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air draiinase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh karena itu, hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah keracunan tanaman. Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain,untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen. Gejala defisiensi khlor lain : pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.

45 Chlorine Gejala defisiensi Cl:
CHLORINE TOXICITY Gejala defisiensi Cl: Biasanya gejala toksisitas khlor lebih banyak dibandingkan dnegan defisiensi khlor.

46 Akar menyerap air dan unsur hara dari tanah
PENYERAPAN HARA CO2, sumber karbon untuk fotosintesis, berdifusi ke dalam daun dari udara atmosfir melalui stomata Melalui stomata, daun-daun melakukan pertukaran H2O dan O2 dengan udara Akar mengambil O2 dan melepaskan CO2, Tanaman menggunakan O2 untuk respirasi , tetapi ia merupakan produsen neto oksigen Mineral Akar menyerap air dan unsur hara dari tanah Diunduh dari: 20/9/2012.

47 PENYERAPAN HARA Perkembangan perakaran yang bagus sangat membantu tanaman untuk dapat menyerap hara secara lebih efektif. Diunduh dari: …. 20/9/2012.

48 PENYERAPAN HARA Irama pertumbuhan tanaman dna serapan hara N, P, dan K
Pertumbuhan & Serapan Hara (% total) Hari setelah tumbuh Diunduh dari: …. 20/9/2012.

49 Penyerapan Hara secara Aktif
Movement of ions from the outer space of the cell to the inner space is generally against the concentration gradient and hence requires energy. This energy is obtained through metabolism either directly or indirectly. Various evidences indicate the active uptake of ions by carrier mechanism. Mekanisme Carrier In carrier mechanism, activated ions combine with carrier proteins and from ion carrier complex. This complex moves across the membrane and reaches the inner space by the expenditure of energy. Within the cytoplasm, the complex breaks to release the ions. Karier ke luar dari sitoplasma dan siap mengikat ion lainnya dari kompleks ion. Ion Karier aktif Molekul Karier Kompleks ion Karier Konsep Karier Diunduh dari: …. 20/9/2012.

50 Lalulintas ion memasuki akar
PENYERAPAN HARA Lalulintas ion memasuki akar Mineral nutrients absorbed from the root has to be carried to the xylem. This transport follows two pathways namely apoplastic pathway and symplastic pathway. In apoplastic pathway, mineral nutrients along with water moves from cell to cell through spaces between cell wall by diffusion. The ions, which enter the cell wall of the epidermis move across cell wall of cortex, cytoplasm of endodermis, cell walls of pericycle and finally reach the xylem. Endodermis Silem Dalam jalur simplastik, hara mineral memasuki sitoplasma sel epidermis bergerak melintasi sitoplasma korteks, sel endodermis perisikel melalui plasmodesmata dan akhirnya mencapai SILEM. Jalur Simplastik Phloem Perisikel Strip Karpari Korteks Jalur Apoplastik Aspek anatomis dari Jalur Apoplastik dan Simplastik penyerapan ion di daerah bulu akar Diunduh dari: …. 20/9/2012.

51 TEORI TRANSPOR ELEKTRON
PENYERAPAN HARA TEORI TRANSPOR ELEKTRON This theory was proposed by H. Lundegardh, who suggested that anions could be transported across the membrane by cytochrome system. Energy is supplied by direct oxidation of respiratory intermediates. Diagrammatic representation of cytochrome pump hypothesis On salt absorption, anions (A-) are actively absorbed via a cytochrome pump and cations (M+) are passively absorbed. The rate of respiration, which is solely due to anion absorption, is called as anion respiration or salt respiration. The original rate of respiration (without anion respiration) can be observed in distilled water and is called ground respiration. Total respiration (R1) = Ground respiration (Rg) + Salt or anion respiration (Ra). Reaksi Dehidrogenase Larutan eksternal Internal Sel Diunduh dari: …. 20/9/2012.

52 Respiratory inhibitors check the process of salt uptake.
PENYERAPAN HARA Translokasi Solute P.R. Stout and Dr. Hoagland have proved that mineral nutrients absorbed by the roots are translocated through the xylem vessel. Mineral salts dissolved in water moves up along the xylem vessel to be transported to all the parts of the plant body. Translocation is aided, by transpiration. As water is continuously lost by transpiration on the upper surfaces of the plant, it creates a transpirational pull, by which water along with mineral salts is pulled up along the xylem vessel. Active absorption of energy can be achieved only by an input of energy. Following evidences show the involvement of metabolic energy in the absorption of mineral salts. Higher rate of respiration increases the salt accumulation inside the cell. Respiratory inhibitors check the process of salt uptake. By decreasing oxygen content in the medium, the salt absorption is also decreased. These evidences indicate that salt absorption is directly connected with respiratory rate and energy level in the plant body, as active absorption requires utilization of energy. Diunduh dari: …. 20/9/2012.

53 PENYERAPAN HARA Roots have extensions of the root epidemal cells known as root hairs. While root hairs greatly enhance the surface area (hence absorbtion surface), the addition of symbiotic mycorrhizae fungi vastly increases the area of the root for absorbing water and minerals from the soil. Peranan bulu akar dalam meningkatkan nluas permukaan akar untuk penyerapan air dan unsur hara dari tanah. Image from Purves et al., Life: The Science of Biology, 4th Edition, by Sinauer Associates ( and WH Freeman ( Bulu-bulu akar Diunduh dari: 20/9/2012.

54 PENYERAPAN UNSUR HARA TANAMAN
Gejala defisiensi dapat dicegah atau dikoreksi dnegan jalan menambahkan hara Defisiensi suatu hara mengakibatkan tanaman sulit atau bahkan tidak mungkin melengkapi pertumbuhan vegetatifnya atau fase reproduktifnya Ikisan.com

55 pH tanah mempengaruhi ketersediaan hara
P, Zn, & Fe

56 PENYERAPAN HARA – from soil to plant via root
Pergerakan hara ke akar : 1) Perkembangan Akar: exposure to soil and new supplies of nutrients - roots could contact 3% of the soil or nutrients in the soil. 2) Aliran Massa: water absorbed by the root creates a water deficit near the root, more water moves to the root carrying nutrients with the water. Penting bagi unsur-unsur hara yang banyak dijumpai dalam larutan tanah : N, K & Ca Akar Primer dan Sekunder Akar sekunder Bulu Akar Bulu Akar Akar Primer

57 PENYERAPAN HARA 3) Difusi – Pergerakan hara karena ketidak-seimbangan konsnetrasi ( Gradien difusi) biologycorner.com blobs.org/science/diffusion HPO4- HPO4- HPO4- HPO4- Akar tanaman random thermal movement

58 Persyaratan penyerapan hara oleh tanaman
Actively growing plants - anything that affects the metabolism of the plant will affect nutrient uptake Energi metabolik diperlukan. Akar tanaman harus mampu ber-respirasi. Tanah hartus cukup oksigen Akar tanaman tomat setelah dipanen

59 Conditions required for Nutrient Uptake by plants
Root hairs are the most active points of nutrient uptake. Process is selective - a carrier ion moves from plasmalemma across the plasma membrane into the outer space of the walls of the cells of the cortex and picks up a nutrient ion and moves back across the membrane.

60 Diperlukan energi untuk menggerakkan karier melintasi membran
Penyerapan Hara Rongga luar NO3- Carrier ion NO3- NO3- K+ Rongga dalam Diperlukan energi untuk menggerakkan karier melintasi membran Rongga bebas Membran Plasma

61 Penyerapan hara dapat mengakibatkan peningkatan kemasaman.
H+ H+ Ca ++ Bulu Akar Root Hair NO3- HCO3- Penyerapan hara dapat mengakibatkan peningkatan kemasaman.

62 Concentration gradients for soil nutrients, diffusing either toward or away from the root surface
Permukaan akar Root surface Tinggi high Difusi menjauhi akar Diffusion away from root Nutrient Concentration Konsentrasi hara Bulk soil Masa tanah Difusi mendekati akar Diffusion toward root Rendah low

63 Laju difusi hara beragam di antara ion-ion
Perbedaan muatan listrik (biasanya anion lebih cepat dibanding kation) Perbedaan rapat muatan: Rapat muatan: Banyaknya muatan per ion dibagi dengan radius ionik. i.e., ion-ion yang ukurannya kecil dan muatannya tinggi, mempunyai rapat muatan yang tinggi ions with high charge density diffuses more slowly Al3+ > H+ > Ca2+ > Mg2+ > K+ = NH4+ > Na+ and due to differences in solubility (NO3- >> PO43-)

64 Zone penyerapan untuk hara mobil dan immobil
Selubung difusi: volume of soil around root that is depleted in nutrient concentrations due to uptake Ion-ion yang difusinya cepat (‘mobile nutrients’) mempunyai selubung difusi yang radiusnya lebih besar dibandingkan dnegan ion-ion yang difusinya lambat slowly (‘immobile nutrients’) NO3- PO43- Zone penyerapan untuk hara mobil dan immobil

65 Because of these differences in rates of ion diffusion, zones of depletion around roots will vary in size, with immobile nutrients having smaller and mobile nutrients having larger zones Permukaan akar tanaman Root surface high 0.5 mm 10 mm PO4--- Bulk soil NO3- Nutrient Concentration Difusi hara mendekati akar Diffusion toward root low

66 % deplesi hara tersedia
For this reason, plants must develop greater root length to fully exploit the soil for ions like phosphate and ammonium than for ions like nitrate 100% Mobile nutrient (NO3-) Hara Mobil A much higher root length density is re- quired to deplete the soil of immobile than mobile nutrients. Kerapatan panjang akar yang cukup tinggi diperlukan untuk menyerap hara immobil dibandingkan dnegan hara yang mobil % depletion of nutrient availability % deplesi hara tersedia Hara immobil Immobile nutrients (NH4+, H2PO4-) 0% Kerapatan panjang akar (mm/cm3) Root length density (mm/cm3)

67 Mass flow – movement of soluble ions from soil water to the root driven by the transpiration stream
H2O The transpiration stream Aliran Transpirasi

68 PENTINGNYA ALIRAN MASSA Untuk unsur hara yang banyak dalam tanah;
Juga penting bagi unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit. Tetapi “aliran massa” tidak terlalu penting bagi …. … unsur-unsur hara yang biasanya membatasi produksi tanaman

69 Bagaimana mekanisme pergerakan hara tanaman …..…
Root interception is the direct encountering of nutrients as roots elongate into unexplored soils Root interception is not important as a mechanism that directly supplies nutrients to roots…why? Because the quantity of N, P, K encountered is always less than the actual construction cost of the new root Of course, root elongation is very important in producing new roots, and providing new surface area in unexplored soil to which nutrients can move by diffusion and mass flow Bagaimana mekanisme pergerakan hara tanaman …..…

70 Mekanisme suplai hara (% dari total yang diserap)
Unsur Hara Mekanisme suplai hara (% dari total yang diserap) Root Interception Mass Flow Diffusion Sedge tundra (Natural ecosystem) Nitrogen - 0.5 99.5 Phosphorus 0.7 99.3 Potassium 6 94 Calcium 250 Magnesium 83 17 Corn crop (Agricultural ecosystem) 1 79 (NO3-) 20 2 4 18 80 150 413 33 244 Sulfur 5 95 Iron 53 Manganese 133 Zinc Boron 350 Copper 400 Molybdenum 200 Mass flow is important for nutrients that are In both natural and agricultural ecosystems, diffusion is the most important mechanism for growth limiting nutrients abundant in soil, or required in small amounts

71 Penyerapan hara tanaman
Kalau unsur hara telah berada di permukaan akar, bagaimana ia memasuki tanaman? Active transport moves ions across root cell membranes Requires energy! (respiration!)

72 What influences rates of nutrient uptake by vegetation?
1). Laju suplai hara dari tanah (e.g., mineralization rate) sangat penting Hasil biji (g/m2) Dosis pupuk (g/m2)

73 Apa yang mempengaruhi laju penyerapan hara oleh vegetasi?
2). Panjang akar the major plant trait determining uptake high specific root length maximizes root surface area (SRL = length per mass) 3). Aktivitas Akar (uptake capacity per unit root length, density of ion carriers) secondary to root length, but important during phases of rapid expansion, like after disturbance

74 Peningkatan ratio root:shoot Perkembangan akar di zone yang kaya hara:
Pemanjangan akar merupakan cara bagi tanaman untuk meningkatkan penyerapan hara Peningkatan ratio root:shoot Increased investment in roots Perkembangan akar di zone yang kaya hara: Root growth occurs where it does the most good Bulu-bulu akar lebih panjang

75 Pemanjangan akar merupakan cara bagi tanaman untuk meningkatkan penyerapan hara
Roots grow preferentially in resource ‘hot spots’ Perkembangan akar terkonsnetrasi pada lapisan tanah-atas yang kaya unsur hara dan bahan organik Akar tanaman tumbuh berkembang dalam merespon peningkatan ketersediaan hara dalam waktu singkat Root investment increases when nutrient supply is low Akar tanaman akan memperbesar luas permukaannya dnegan jalan, membentuk bulu-bulu akar, pada saat ketersediaan hara dalam tanah sangat terbatas.

76 Bulu-bulu akar dengan sel-sel epidermisnya dimodifikasi
Dengan menumbuhkan bulu-bulu akar, tanaman mampu meningkatkan panjang akar dan luas permukaan akarnya Bulu-bulu akar dengan sel-sel epidermisnya dimodifikasi Zone pemanjangan akar

77 JAMUR AKAR = MIKORHIZA Tumbuhan juga dapat meningkatkan panjang akar efektif / luas permukaan akar melalui simbiosis dengan jamur akar mycorrhiza… Mycorrhizae, by increasing effective root length, increase the volume of soil exploited by roots Most plants, (around 75%), are mycorrhizal In mutualistic mode, the plant provides photosynthate (fixed C) to the fungus, whereas the fungus provides nutrients and water to the plant The ‘mycorrhiza’ (fungus-root) is the interface where fungal hyphae actually penetrate the root, forming an interface where nutrients and carbon are exchanged Struktur dan sifat-sifat “interface” ini beragam di antara tipe-tipe mikorhiza.

78 ADA EMPAT TIPE Mycorrhiza:
Ectomycorrhizae: temperate, boreal, some tropical forestS Arbuscular mycorrhizae (AM, used to be called VAM): herbaceous communities and tropical forests Ericoid mycorrhizae: heathlands, tundra Orchid mycorrhizae Ecto- dan Arbuscular- mycorrhiza paling banyak dijumpai di alam.

79 Arbuscular Mycorrhizae
– Hifa-hifa fungi menembus dinding sel-sel korteks (tetapi tidak menembus membran plasma) Produce highly branched "arbuscules" in close association with plant cell plasma membrane, forming the point of transfer of nutrients and carbon – Sangat penting dalam proses penyerapan PO oleh akar tanaman – Sangat penting dalam mengatasi cekaman air

80 Struktur Arbuscular mycorrhiza
Klamidospora Bulu akar Miselium eksternal

81 Arbuscular mycorrhizae, lazimnya pada tumbuhan herba:
- Effektif dalam penyediaan hara P bagi tanaman - Juga membantu mitigasi cekaman air Akar tanaman Clover yang diinfeksi oleh fungi arbuscular mycorrhiza. The intricately branched arbuscules (arb) are sites of nutrient exchange with the plant cells; the vesicles (ves) are fungal storage bodies; the swelling at the point of fungal entry into the root is termed an appressorium (ap). Plant root hairs (rh) also are shown.

82 Ectomycorrhizae – Lazimnya pada tumbuhan pepohonan
– Selimut atau selubung hifa membungkus akar – Hyphae penetrate intercellular spaces of root cortex to form Hartig Net (point of material exchange between plant and fungus), but do not penetrate cortical cell walls – Tanaman respon thd infeksi fungi dnegan jalan membentuk akar pendek yang bercabang-cabang (branched "club" root) – Penting dalam penyediaan P dan N bagi tanaman; fungi menghasilkan ensim protease yang dapat memecah molekul protein menjadi asam-asam amino – Penting dalam mengatasi cekaman air

83 Struktur Ectomycorrhizae, selubung fungi membungkus akar dan penetrasi di antara sel-sel korteks
Jaring Hartig Selubung fungi

84 Ectomycorhiza biasanya dijumpai pada pepohonan, terutama jenis conifer
They substantially alter root morphology, moreso than AM fungi Morfologi akar club root morphology Selimut fungi Stele Akar Akar pendek yang terinfeksi Jaring Hartig

85 PERBANDINGAN : Arbuscular mycorrhizae Dan Ectomycorrhizae
The arbuscular mycorrhizal structure is much less conspicuous than that of ectomycorrhizae. Both types have external hyphae, but arbuscular mycorrhizae do not form a fungal sheath around the root.

86 Two Other Important Types of Mycorrhizae
Ericoid mycorrhizae (ericoid – asosiasi fungi): like EM fungi, ericoid fungi produce proteases (enzymes that hydrolyze organic forms of N); amino acids can then be transferred to the host plant Sangat penting dalam nutrisi N bagi tanaman Ericoid fungi juga menghasilkan ensim oksidase fenol yang mampu mendegradasi humus Hifa ericoid tidak tumbuh meluas ke luar akar Orchid mycorrhizae (orchid – asosiasi fungi) – dalam beberapa kasus, fungi menyediakan karbon dan hara tanaman

87 Mycorrhiza Ekto- In ectomycorrhizae , no formation of root hair
The mycelium of the fungus forms a dense sheath over the surface of the root Epidermis Cortex Endodermis Fungal hyphae between cortical cells (colorized SEM) 100 m Mantle (fungal sheath) 外套膜 a (a) Ectomycorrhizae. The mantle of the fungal mycelium ensheathes the root. Fungal hyphae extend from the mantle into the soil, absorbing water and minerals, especially phosphate. Hyphae also extend into the extracellular spaces of the root cortex, providing extensive surface area for nutrient exchange between the fungus and its host plant.

88 Mycorrhiza Endo- In endomycorrhizae, formation of root hair
Benang hifa mikroskopis menembus memasuki akar Epidermis Cortex Cortical cells 10 m 2 Endodermis Hifa fungi Fungal hyphae Vesicle Casparian strip Bulu Akar Root hair Arbuscules (LM, stained specimen) (b) Endomycorrhizae. No mantle forms around the root, but microscopic fungal hyphae extend into the root. Within the root cortex, the fungus makes extensive contact with the plant through branching of hyphae that form arbuscules, providing an enormous surface area for nutrient swapping. The hyphae penetrate the cell walls, but not the plasma membranes, of cells within the cortex.

89 HUBUNGAN TANAMAN - TANAH - HARA
PUPUK HUBUNGAN TANAMAN - TANAH - HARA Hubungan antara aliran nitrogen dari N-pupuk, N-tanah, dan serapan N oleh tanaman dari zone perakaran; the width of the line represents the magnitude of each N flux. Nfert, theoretical nitrogen rate; Nfert1, fertilizer N uptake by crop; Nfert2, residual fertilizer N in the soil; Nfert3, fertilizer N losses to the environment; Nsoil, crop N uptake from soil; Ngrain, grain N; Nstraw, straw N. Calculation of theoretical nitrogen rate for simple nitrogen recommendations in intensive cropping systems: A case study on the North China Plain Xiaotang Ju, Peter Christie. Field Crops Research. Volume 124, Issue 3, 20 December 2011, Pages 450–458. Diunduh dari: …. 20/9/2012.

90 Tipe Pupuk Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam media tanam atau ke tubuh tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Bahan pupuk dapat berupa senyawa organik atau anorganik. Pupuk berbeda dengan bahan-bahan suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.

91 Pupuk Lengkap vs. Tidak Lengkap
Contain all 3 primary nutrients of nitrogen, phosphorus, & potassium. Contoh:

92 Pupuk Lengkap vs. Tidak Lengkap
Pupuk tidak lengkap DO NOT have all 3 primary nutrients. Contoh: 20-0-0 0-20-0

93 Pupuk Organik vs. An-organik
Come from plant or animal matter & contain carbon compounds. Contoh: Urea Sludge Animal Tankage

94 Pupuk Organik vs. An-organik
Keuntungan pupuk organik Lambat melepaskan hara tersedia. TIDAK MUDAH TERCUCI DARI TANAH. Menambahkan komponen organik ke dalam media tumbuh.

95 Pupuk Organik vs. Anorganik
Kelemahan pupuk organik: Hard to get. Mahal. Tidak steril. Kandungan haranya rendah.

96 Pupuk Organik vs. Anorganik
Pupuk Anorganik: Come from sources other than animals or plants…. Produk kimiawi.

97 Pupuk Organik vs. Anorganik
Kelebihan pupuk anorganik Dapat menyusun ratio hara sesuai kebutuhan. Harganya lebih murah. Mudah diperoleh di pasaran bebas. Many farmers know that fertilizer can assist in plant growth and produce production; but what is the fertilizer actually doing for your plants and landscape? Pupuk mengandung tiga macam unsur hara makro yang penting bagi tanaman : nitrogen, potassium, dan phosphorus. The need for these minerals makes the use of fertilizer popular—but the production and use of inorganic fertilizer can harm the environment. Memberi makan tanah Memberi makan tanaman Pupuk Organik Pupuk KImia Bahan organik Hara tanaman Hara tanaman Hara tanah Mikroba tanah Diunduh dari: …. 20/9/2012

98 Pupuk Organik vs. Anorganik
Kelemahan Pupuk Anorganik No organic material. Possible chemical building up in growing media.

99 Pupuk Larut vs. Tidak-Larut
Soluble Fertilizer = Pupuk Larut Dissolves in water & are applied as a liquid solution. KEUNTUNGANNYA Dapat memupuk melalui air irigasi dalam proses yang disebut “fertigation”.

100 Pupuk Dapat-Larut vs. Tidak-dapat-larut
Pupuk tidak melarut (sukar larut) Includes granular & slow release fertilizers applied to the growing media.

101 Pupuk Larut vs. Tidak-Larut
Granular Fertilizer = Pupuk Granuler Relatif tidak mahal Mudah ditemukan di pasaran bebas Slow Release Fertilizer = pupuk Lambat Tersedia More expensive than granular because it is coated. Gives a more uniform release of nutrients over time period.

102 Komposisi Pupuk & Ratio
Analysis Menyatakan persentase berat dari nitrogen, phosphorus, dan potassium. Ratio Merupakan komparasi hara primer = 1:1:1 = 3:1:2 Aturan Mencampur Pupuk  Never mix calcium fertilizers with a fertilizer containing phosphorus. Doing so, might form a precipitate of calcium phosphate and clog your irrigation system. When mixing acid with water - always add acid to water and NOT water to acid. Adding water to acid, might cause uncontrolled boiling and splashing.  Mixing Ammonium Nitrate with water in the fertilizer stock decreases the water temperature and might decrease the solubility of other fertilizers as a result. Do not mix a fertilizer containing sulphate with other fertilizers containing calcium. the result will be insoluble Gypsum .

103 Analisis Komposisi Pupuk

104 Pemilihan Pupuk

105 SIKLUS HARA DALAM SISTEM PERTANIAN.
UJI TANAH DAN TANAMAN SIKLUS HARA DALAM SISTEM PERTANIAN. The role of soil and plant analysis, recent advances in fertilizer technology and application techniques, the effects of tillage methods on fertilizer requirement, vesicular-arbuscular mycorrhizas and nutrient efficient species and cultivars have been reviewed in relation to their effects on fertilizer use efficiency. Optimization of plant nutrition-improving the efficiency of fertilizer use W.J. Cox and A.D. Robson Edited by JK Leslie. Proceedings of the 1st Australian Agronomy Conference, April 1980, Queensland Agricultural College, Lawes, Queensland. Diunduh dari: …. 20/9/2012

106 PRODUKSI TANAMAN Pupuk Teknik Diagnosis/Pendugaan:
1. Bertumpu pada unsur hara yang tersedia dalam tanah 2. Penambahan unsur hara melalui pemupukan dan praktek pengelolaan lainnya Kebutuhan tanaman terhadap hara Kemampuan tanah menyediakan unsur hara sangat beragam dan berfluktuasi Pupuk Teknik Diagnosis/Pendugaan: 1. Identifikasi gejala defisiensi hara 2. Uji Tanah 3. Analisis jaringan tanaman Kemampuan tanah menyediakan hara bagi tanaman

107 Uji tanah secara kimiawi
TEKNIK PENDUGAAN STATUS KESUBURAN TANAH Identifikasi Gejala Defisiensi Unsur Hara pada tanaman Analisis jaringan tanaman yg tumbuh pada tanah Uji Biologis: Ukuran tingkat kesuburan tanah adalah pertumbuhan tanaman atau mikroorganisme tertentu Uji tanah secara kimiawi

108 EVALUASI KESUBURAN TANAH
“Proses diagnosis problematik hara dan pembuatan rekomendasi pupuk” Missing Element Technique Analisis Tanaman Uji Tanah Simple Fertilizer Trial Kombinasi nya

109 GEJALA DEFISIENSI UNSUR HARA PADA TANAMAN
Pertumbuhan tanaman yg tidak normal dapat disebabkan oleh adanya defisiensi satu atau lebih unsur hara, gangguan dapat berupa gejala visual yang spesifik. Occurrence of symptoms: 1. Kegagalan pertumbuhan pd saat perkecambahan 2. Pertumbuhan tanaman sangat kerdil 3. Munculnya gejala spesifik pad daun, pd waktu tertentu 4. Internal abnormalities, misalnya penyumbatan jaringan pembuluh 5. Tertundanya kemasakan tanaman 6. Penurunan hasil tanaman 7. Kualitas tanaman: kandungan protein, minyak, pati, daya simpan 8. ….. Gejala defisiensi bersifat relatif, seringkali defisiensi satu unsur hara bersamaan dengan kelebihan unsur hara lainnya. Di lapangan tidak mudah membedakan gejala-gejala defisiensi. Tidak jarang gangguan hama dan penyakit menyerupai gejala defisiensi unsur hara mikro. Gejala dapat terjadi karena berbagai macam sebab

110 HIDDEN HUNGER = KELAPARAN TERSEMBUNYI
“Situasi dimana tanaman memerlukan tambahan unsur hara tertentu meskipun belum ada gejala defisiensi yang spesifik” Kandungan hara dalam tanaman berada di atas zone defisiensi, namun masih berada di bawah batas optimal untuk pertumbuhan dan produksi tanaman Optimum fisiologis Top yield Hidden hunger Optimum ekonomis Symptoms dosis pemupukan Melacak hidden hunger Field trial Tissue test Plant analyses Feed value Morfologi Part analyses root absorption Soil tests air tanah, aerasi, suhu Hasil analisis tanaman berguna untuk menyusun program pemupukan musim tanam mendatang . Hasil uji tanah berguna untuk membantu mengeliminir / mengatasi problematik hara musim tanam sekarang Kedua cara ini harus digunakan dengan hati-hati, terutama dikaitkan dengan sejarah pengelolaan tanah pada masa yang lalu

111 PENGARUH MUSIM Kekurangan hara dalam tanah diperparah oleh kondisi cuaca yang abnormal, misalnya kekeringan tanah atau kelebihan air yg menggenang, atau suhu tanah yang tdk normal. Pengaruh temperatur thd kandungan N-P-K daun tomat Umur Dry matter (%) tanaman 12oC oC (hari) N P K N P K Sumber: Zurbicki, 1960. Pada kondisi temperatur rendah, tanaman tomat menyerap lebih sedikit nitrogen, fosfat dan kalium.

112 PENGARUH STRESS AIR TANAH
Stress air tanah mempengaruhi penyerapan unsur hara oleh tanaman jagung. Kandungan NPK daun jagung lebih rendah pada kondisi stress air tanah. Pemupukan dapat mereduksi efek stress air tanah Pengaruh pemupukan N-P-K dan stress air tanah thd kadar NPK daun jagung Dosis pupuk Kadar NPK N P K No stress days Maximum stress ……… kg/ha ……………. ………………… % N …...……………. ………………… % P …...……………. ………………… % K …...……………. Sumber: Voss, 1970.

113 ANALISIS TANAMAN (Plant Analyses)
Dua macam analisis tanaman yg lazim adalah: 1. Tissue test, biasanya dilakukan pada jaringan segar tanaman di lapangan 2. Total analyses, dilakukan di laboratorium Analisis tanaman didasarkan pada premise bahwa: “ Jumlah unsur hara tertentu dalam tanaman merupakan indikasi dari ketersediaan unsur hara tersebut dalam tanah”. Karena kekurangan unsur hara tertentu akan membatasi pertumbuhan tanaman, maka kemungkinan unsur hara lain dalam tanaman menunjukkan konsentrasi tinggi. Tingkat kritis (critical level) unsur hara telah berhasil ditemukan pada berbagai jenis tanaman. Tingkat kritis adalah kandungan (content) suatu unsur hara dalam tanaman, di bawah mana hasil tanaman atau pertumbuhannya menurun di bawah optimum. Misalnya tingkat kritis P daun jagung pada masa pembungaan adalah 0.3% P. Ternyata besarnya tingkat kritis ini juga dipengaruhi oleh keseimbangan unsur hara lain dalam tubuh tanaman

114 TISSUE TEST Uji Jaringan Tanaman
Dalam uji ini digunakan cairan sel dari jaringan tanaman segar untuk mengetahui jumlah unsur hara yg masih belum terasimilasi, seperti N, P, K, Mg dan Mn. Hasil uji ini dikategorikan menjadi Sangat Rendah, Rendah, Medium,atau Tinggi GENERAL METHOD 1. The Purdue Soil and Plant Test Kit: Bagian tanaman dihancurkan dan diekstraks dengan reagen khusus. Intensitas warna yang berkembang diabndingkan dengan standar 2. Metode Kertas Saring. Cairan sel dipindahkan ke dalam kertas saring, kemudian dilakukan uji unsur hara N, P, K dengan menggunakan reagen tertentu. BAGIAN TANAMAN YANG AKAN DIANALISIS Harus dipilih bagian tanaman yang dapt memberikan indikasi paling baik terhadap status hara tanaman.

115 Bagian tanaman yg digunakan untuk Uji Jaringan Tanaman
Tanaman Nitrogen Fosfor Kalium Jagung Main stem , Leaf midribs near ear Blade tissue, leaf midribs midrib near ear Kedelai Petiole pd bagian atas tnm Petiole Biji-bijian Main stem Jaringan daun di dekat pusat tnm Sama dg Fosfor Kentang dan Main stem, Petiole pd bagian bawah tnm Petiole Tomat Petiole Sumber: Ohlrogge, 1962.

116 ANALISIS JARINGAN TANAMAN
WAKTU ANALISIS JARINGAN TANAMAN Tingkat kemasakan sangat penting dalam uji jaringan tanaman. Umumnya tanaman semusim mengalami perubahan status hara selama masa pertumbuhannya Umumnya periode kritis terjadi pada fase pembungaan atau antara pembungaan hingga awal pembuahan. Selama periode ini penggunaan unsur hara pada tingkat maksimum. Kandungan nitrat biasanya lebih tinggi pd pagi hari, sehingga uji jaringan tdk boleh pagi-pagi. Beberapa hal penting: 1. Hal yg ideal adalah mengikuti serapan hara selama musim pertumbuhan dg jalan uji lapangan sebanyak lima atau enam kali. Biasanya kandungan hara lebih tinggi pada awal musim pertumbuhan 2. Kebutuhan tanaman paling besar biasanya terjadi pd saat masa pembungaan dan awal pembentukan buah dan biji 3. Pembandingan tanaman di lapangan sangat berguna. Uji tanaman dari daerah defisien dibandingkan dg tanaman dari daerah normal 4. Ragam tanaman, jumlah sampel tanaman

117 USE OF TISSUE TEST & PLANT ANALYSES
1. Membantu menentukan kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara. Hasil uji jaringan ini dipadukan dengan hasil uji tanah dan sejarah pengelolaan lahan. 2. Membantu mengidentifikasi gejala defisiensi 3. Membantu menentukan pengaruh pemupukan thd suplai hara dlm tanaman. Hal ini sangat penting untuk mengukur pengaruh pupuk meskipun tidak ada respon hasil. Dalam banyak kasus, hara ppuk tidak dapat diserap tanaman karena penempatannya keliru, cuaca kering, pencucian, fiksasi oleh tanah, atau aerasi buruk 4. Mengkaji hubungan antara status hara tanaman dengan penampilan tanaman 5. Survei daerah yang luas 6. Menarik partisipasi banyak orang.

118 INPERPRETASI TISSUE TEST
& PLANT ANALYSES Interpretasi hasil uji dan analisis tanaman harus dikaitkan dengan proses fisiologi tanaman. Beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan adalah: 1. Performance dan vigor tanaman secara umum 2. Kandungan unsur hara lainnya dalam tanaman 3. Adanya gangguan hama dan penyakit 4. Kondisi tanah, seperti aerasi yg buruk, kemasaman tanah, suhu tanah 5. Kondisi air tanah, stress air , genangan air 6. Kondisi klimatik 7. Waktu dalam seharian: pagi, siang, sore, malam. 1. Umumnya kalau pada awal pertumbuhannya tanaman mempunyai kandungan N,P, atau K yang rendah hingga medium, maka hasil tanaman akan di bawah optimum 2. Pada saat pembungaan hasil uji medium hingga tinggi dianggap cukup untuk kebanyakan tanama n

119 TOTAL ANALYSES Analisis Total dilakukan pada sluruh tanaman atau bagian-bagian tanaman. Bahan tanaman dikeringkan, dihaluskan dan diabukan. Bahan abu tanaman kemudian diekstraks dengan reagen kimia. 1. Kalau kadar K daun bagian bawah lebih rendah dari kadar K daun bagian atas, maka tanaman defisiensi kalium. 2. Peningkatan hasil dg peningkatan kadar hara 3. Keseimbangan hara 4. Time of sampling: Kadar hara tanaman menurun mulai dari awal hingga akhir masa pertumbuhannya 5. Crop Logging: Penggunaan analisis tanaman dalam operasi produksi tanaman 6. A-Value Technique: Teknik Analisis Radio-kimiawi Pemupukan N menurunkan kadar P dan K tanaman tebu umur 10 bulan Dosis pupuk N (lb/A) Internode : Nitrogen (ppm) Fosfor (ppm) Kalium (ppm) Sumber: Burr, 1960.

120 Hasil tanaman jagung (Y)
Y = X r = 0.96 (Hanway, 1962) Kadar N daun jagung (X) Hasil tanaman jagung (Y) at tasseling (Loue, 1963) Kadar K daun jagung (X) Kadar Ca atau Mg daun jagung (Y) (Loue, 1963) Ca Mg Kadar K petiole Dosis pupuk K = 400 kg/ha 200 100 (Tyler et al., 1960) Kadar K daun jagung (X) Umur tanaman kentang

121 BIOLOGICAL TESTS UJI LAPANGAN
Percobaan lapangan melibatkan berbagai perlakuan pemupukan pada sebidang lahan. Biasanya digunakan Rancangan Percobaan tertentu Ukuran petakan contoh tgt jenis tanaman dan jatak tanamnya STRIP TESTS ON FARMERS FIELDS Sepetak lahan petani diperlakukan dengan “pemupukan” yang direkomendasikan berdasarkan hasil uji tanah dan/atau analisis tanaman. LABORATORY & GREENHOUSE TESTS 1. Mitscherlich Pot Culture 2. Neubauer Seedling Method 3. Sunflower Pot Culture technique for Boron METODE MIKROBIOLOGIS 1. Sackett & Stewart Technique 2. Aspergillus Niger 3. Mehlich Cunninghamella-Plaque Method for Phosphorus

122 UJI TANAH = SOIL TESTING
Ketersediaan dan keseimbangan hara dalam tanah SAMPLING: Tanah & Tanaman Analisis Laboratorium Korelasi antara hasil analisis & respon tanaman Interpretasi & Rekomendasi Implementasi

123 SOIL SAMPLING Contoh Tanah representatif :
1. Terdiri subsample dari zone perakaran: 0-20 cm 2. Sebidang lahan yg seragam slope, drainage, warna, dan sejarah pemupukannya 3. Area non-representatif: fence row, manure pile 4. Informasi pelengkap: petani, nomor lapangan, tanaman, praktek pemupukan 5. Waktu sampling 6. Sampel komposit: 500 g, ditumbuk, diayak 2 mm

124 4. Untuk mengevaluasi status kesuburan tanah di suatu wilayah
TUJUAN UJI TANAH 1. Untuk mempertahankan status kesuburan sebidang lahan 2. Untuk meramalkan / menduga respon kapur dan pupuk yg menguntungkan 3. Untuk mendapatkan landasan bagi rekomendasi jumlah kapur dan pupuk 4. Untuk mengevaluasi status kesuburan tanah di suatu wilayah

125 SOIL TEST LEVEL Sumber Unsur Hara
Sgt Tinggi Tinggi Medium Rendah Sgt Rendah Tanah Pupuk Tanah Pupuk Tanah Pupuk Tanah Pupuk Tanah Pupuk Unsur hara yg tersedia dari dlm tanah Unsur hara yg diperlukan dari pupuk

126 UJI TANAH UJI TANAH SAMPLING THE SOIL
1. Contoh tanah harus dapat mewakili kondisi daerah / lahan 2. Seringkali digunakan contoh tanah komposit 3. Peralatan sampling tanah 4. Area sampling: satu contoh mewakili liasan lahan tertentu DEPTH OF SAMPLING 1. Untuk tanah-tanah pertanian, kedalaman sampling cm 2. Kedalaman ini biasanya merupakan lapisan olah tanah 3. Untuk keperluan deskripsi profil tanah, sampling dilakukan untuk setiap horison tanah WAKTU SAMPLING TANAH 1. Sampling dapat dilakukan setiap saat asalkan kondisi tanah memungkinkan 2. Rekomendasi umum adalah melakukan uji tanah setiap tiga tahun 3. Sampling tanah dapat dilakukan pada saat tanaman sedang tumbuh UJI TANAH 1. Kation: NH4+, K+, Ca++, Mg Belerang 2. Fosfor Sifat Fisika Tanah 3. Unsur mikro …... 4. N dan Bahan organik 5. Kemasaman tanah dan kebutuhan kapur

127 KALIBRASI UJI TANAH Hasil uji tanah harus dikalibrasikan dengan respon tanaman thd penambahan unsur hara (pupuk) . Respon tanaman dapat diperoleh dari percobaan lapangan atau rumah kaca. Indeks kesuburan tanah = “relative sufficiency” yg dinyatakan sbg persentase dari jumlah yang diperlukan untuk mencapai hasil maksimum Indeks Kesuburan (%) Indeks Kesuburan (%) Sangt Rendah Tinggi Rendah Sngt Tinggi Medium Ekstrem Tinggi > 410 Tingkat kritis = Indeks kesuburan 75 % Peluang respon pupuk S. Rdh Rndh Medium Tinggi Sgt Tinggi Tingkat kesuburan tanah

128 INTERPRETASI SOIL TEST
Masalah penting dalam menginterpretasikan hasil uji tanah adalah kaitannya dengan “pemupukan” yang diperlukan. Beberapa faktor yg harus diperhatikan adalah: 1. Karakteristik tanah 2. Hasil yang diharapkan 3. Tindakan pengelolaan 4. Kondisi agroklimat Konsep hasil relatif (% hasil) didasarkan atas idea bahwa hasil yang diharapkan (yg dinyatakan sebagai persentasi hasil maksimum) diduga dari hasil uji tanah P dan K. Sejumlah pupuk perlu ditambahkan untuk mencapai hasil tanaman hingga 95% hasil maksimum. Kelemahan konsep ini adalah kalau ada efek interaksi antar unsur hara. Hasil Penelitian Barber (dari Purdue University) disajikan berikut: Populasi tanaman jagung dan respon pupuk Populasi jagung (tnm/A) Respon jagung (bu/A) thd pemupukan : Dosis 100 lb P2O Dosis 200 lb K2O Sumber: Barber, 19…

129 REKOMENDASI PUPUK Hasil tanaman D C Respon hasil thd pemupulan
1. Interpretasi hasil uji tanah melibatkan evaluasi ekonomi terhadap hubungan antara nilai uji tanah dengan respon pupuk. 2. Potensial respon pupuk dipengaruhi oleh faktor-faktor tanah, agroklimat, dan pengelolaan oleh petani 3. Rekomendasi pemupukan nitrogen sangat dipengaruhi oleh tanaman musim sebelumnya dan sasaran hasil 4. Untuk sistem komersial, sasarannya adalah mempertahankan hara tanah pd tingkat untuk melestarikan “top profit” per hektar lahan. Unsur hara tdk boleh menjadi faktor pembatas selama pertumbuhan tanaman. Hasil tanaman D C Respon hasil thd pemupulan tgt pd potensial hasil tanaman A: terendah; D: tertinggi B A Dosis pupuk

130 TIPE REKOMENDASI 1. BUILDUP / Basic Treatment
Pemupukan bersifat korektif, untuk meningkatkan ketersediaan hara tanah hingga taraf yang diperlukan Uji tanah harus dilakukan setiap tahun untuk memperbaiki dosis pupuk untuk mengganti kehilangan karena dipanen, erosi, pencucian dan fiksasi. 2. ANNUAL APPLICATION Pupuk P dan K ditambahkan kepada setiap tanaman dalam rotasi untuk mempertahankan hasil uji tanah 3. ROTATION. Beberapa faktor yg harus diperhatikan: a. Pemupukan dilakukan sebelum tanaman yg paling responsif & profitable b. Row-application pupuk P untuk jagung c. Forage-crop menyerap banyak K, perlu pemupukan setiap tahun d. Kedelai punya respon lebih baik thd kesuburan tanah yg tinggi daripada pemupukan langsung e. Dalam sistem pergiliran tanaman dlm setahun, pemupukan dilakukan pd tanaman yg paling responsif 4. REPLACEMENT SYSTEM Dosis pupuk ditentukan berdasarkan jumlah hara yang diambil tanaman untuk menghasilkan tingkat-hasil tertentu. Beberapa faktor yg harus diperhatikan adalah: a. Kemampuan tanah menyediakan unsur hara, termasuk kemampuan fiksasi hara b. Tingkat kecukupan hara dalam tanah c. Kandungan hara dalam hasil panen d. Kemampuan tanaman menyerap hara tanah.

131 METODE RESEP 1. Metode ini didasarkan pada gagasan bahwa tanaman dapat memanfaatkan sejumlah tertentu unsur hara yg terkandung dlm tanah, pupuk dan rabuk. 2. Kalau jumlah hara yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu dapat diketahui, maka jumlah tambahan pupuk dan rabuk dapat dihitung 3. Rekomendasi pupuk dipengaruhi oleh: sistem rotasi, tindakan pengelolaan, analisis tanah, dan tanaman yang akan ditanam 4. Contoh untuk tanaman jagung sbb: Estimasi persentase ketersediaan N, P, K dari tiga sumber: Persentase yg diperoleh selama satu musim: Sumber Nitrogen Fosfor Kalium Tanah (available) Rabuk (total) Pupuk (available) Sumber: Berger, 1954.

132 BEBERAPA PRINSIP PENTING
Praktek pengapuran dan pemupukan yang tepat sangat tergantung pada kebutuhan tanaman, agroklimat, karakteristik tanah dan metode analisis defisiensi dlm tanah Pendekatan diagnostik dalam uji tanah dan analisis tanaman lebih utama untuk tindakan pencegahan Gejala defisiensi merupakan sarana yang sangat bermanfaat di daerah / lahan yang baru dilakukan pemupukan. Di daerah yang telah dikelola secara intensif, interpretasi gejala defisiensi sangat sulit karena adanya komplikasi dari berbagai faktor HIDDEN HUNGER merupakan bahaya tersembunyi, tetapi uji tanah & tanaman yang hati-hati dapat membantu menghindari bahaya ini Tanaman mengintegrasikan semua faktor lingkungan tumbuhnya ke dalam kehidupannya, uji tanah dapat menjadi sangat bermanfaat. Analisis jaringan tanaman yg sedang tumbuh di lapangan sangat berguna, namun harus diinterpretasikan secara hati-hati.

133 BEBERAPA PRINSIP PENTING
Kalau unsur hara ditambahkan melalui pemupukan, kandungan hara dalam tanaman akan meningkat. Dalam kaitan ini penting untuk ditentukan suatu titik (kadar hara tanaman) dimana tidak terjadi lagi peningkatan hasil ekonomis tanaman Analisis tanaman sangat penting untuk mengetahui / menganalisis problematik unsur hara mikro di suatu area lahan. Keseimbangan di antara unsur hara dalam tubuh tanaman sama pentingnya dengan jumlah aktual masing-masing hara tsb. Misalnya hubungan di antara Ca-Mg-K-NH4 ; Mn-Fe-Zn-P Prinsip uji tanah adalah mencari nilai yg dapat digunakan untuk menduga jumlah unsur hara yang diperlukan untuk menambah ketersediaan dalam tanah. Hasil uji tanah ini harus dikalibrasikan dengan percobaan pemupukan di lapangan dan rumah kaca. Harus diingat bahwa kesuburan tanah hanyalah salah satu faktor yg mempengaruhi produksi tanaman Ciri-ciri fisika tanah menjadi semakin penting kalau kondisinya telah mendekati “top profitable yield”; namun perlu diidentifikasi lebih lanjut ciri-ciri fisika mana yang “cocok” dan mana yang tidak cocok.

134 BEBERAPA PRINSIP PENTING
Rekomendasi yang disusun untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi seyogyanya ditujukan pada: to maintain foil fertility at a level for top profit yields. Ada empat macam pendekatan dalam menusun rekomendasi: 1. Build-up dengan dosis pemupukan yang tinggi 2. Annual application, pemupukan setiap musim tanaman dlm sistem rotasinya 3. Rotational fertilization 4. Replacement, mengganti unsur hara yang dipanen Pemupukan tanaman dimaksudkan untuk mensuplai unsur hara yang ketersediaannya dalam tanah tidak mencukupi kebutuhan tanaman untuk menghasilkan maximum net return. Hasil atau nilai hasil Tingkat pengelolaan yg baik Tingkat pengelolaan rata-rata Biaya pupuk A B Dosis pupuk

135 Pengelolaan Hara Tanaman:
PEMUPUKAN Pengelolaan Hara Tanaman: Pengelolaan jumlah (DOSIS), Sumber (JENIS), Penempatan (METODE APLIKASI), dan waktu (Waktu Aplikasi) hara tanaman dan bahan pembenah tanah. Tujuan Pengelolaan Hara: Untuk menyeimbangkan, mensuplai, dan mengkonservasi hara untuk produksi tanaman to minimize agricultural nonpoint source pollution of surface and groundwater to properly utilize manure or organic by-products as a plant nutrient source to protect air quality by reducing odors, nitrogen emissions, and the formation of atmospheric particulates Untuk memelihara atau memperbaiki kondisi fisik, kimia dan biologis tanah.

136 PEMUPUKAN Pupuk suplemen digunakan untuk mencegah atau menyembuhkan gangguan hara-tanah yang akut atau gejala defisiensi yang diidentifikasi melalui uji tanah, analisis tanaman, dan/atau observasi pertumbuhan tanaman Menyeimbangkan input-input hara dengan output hara setiap tahun: a) Inputs > outputs = accumulation. Potential risk of excess nutrients leading to nonpoint source pollution through leaching and runoff, and can increase disease and pest prolems. b) Inputs < outputs = soil depletion. Potential risk of plant nutrient deficiencies and stress, reduced yield, and increased susceptibility to pests and pathogens. c) Sasaran: Keseimbangan inputs dan outputs apabila telah tercapai tingkat hara yang optimal dan rasionya sesuai kebutuhan d) Misalnya: Input yang dimasukkan ke dalam Neraca Nitrogen i. Inputs = imported fertilizers and amendments + atmospheric deposition + N fixation through cover crops ii. Outputs = N exported in crop harvest + N lost through leaching, erosion, and denitrification iii. Menghitung Neraca Hara.

137 The curve below describes the crop response to fertilizers application
RESPON TANAMAN KURVA RESPON HASIL: The curve below describes the crop response to fertilizers application Zone A - Too low fertilizers application which results in nutrient deficiencies and lower yields Zone B - Adequate fertilizers application results in maximum efficiency and the highest profitability. Zone C - Over fertilization where yield is not affected but fertilizers are wasted. Zone D - Excessive fertilizers application which results in decreased yields, toxicities and salinity damages Diunduh dari: …… 25/9/2012

138 Ketentuan Umum - Pemupukan
Metode yang digunakan harus..…. Praktis Efektif Efisien biaya Metode yang digunakan mempengaruhi ketersediaan hara bagi tanaman. Pupuk harus melarut dan mencapai akar tanaman.

139 Banding = Tugal - Gerit Placing a band of fertilizer about 2 inches to the sides & about 2 inches below seed depth. Jangan menempatkan pupuk di bawah benih, karena pupuk akan “membakar” akar kecambah.

140 Sidedressing = di sisi tanaman
Placing a band of fertilizer near the soil surface and to the sides after seedlings emerge from the soil. Diunduh dari: ….. 25/9/2012

141 Topdressing Mixing fertilizer uniformly into the top one to two inches of growing media around the plant.

142 Perforating = Tugal Placing fertilizer in 12 – 18” holes drilled 18 – 24” around the canopy drip line of fruit trees. Menutup kembali lubang dengan tanah dan pupuk akan melarut lambat-lambat.

143 MEMUPUK POHON & PERDU Apply the fertilizer to the area occupied by the tree's roots or root zone area. The root zone area is roughly a circular area with the tree in the center. The root zone area extends beyond the drip line or outermost branches of the tree with the roots extending 1½ times the distance from the trunk to the drip line or outermost branches. For example, if the distance from the trunk of your tree to the drip line, which is called the crown radius, is 8 feet, the "feeder" or mineral-absorbing roots can extend an additional 4 feet beyond the drip line. So, the root zone area can occupy an area up to 12 feet away from the trunk. Apply fertilizer evenly on mulched and unmulched surfaces out to about 1½ times the crown radius. Diunduh dari; ….. 25/9/2012

144 Broadcasting = Sebar Menyebar pupuk ke seluruh area produksi tanaman.
Petani memupuk tanaman padinya di lahan sawah Diunduh dari: /9/2012

145 Fertigation = Aplikasi pupuk dalam air irigasi
Memasukkan pupuk-larut ke dalam sistem irigasi tanaman rumah kaca dan di pembibitan. Concentrated solutions usually pass through proportioners or injectors to dilute to the correct ratio.

146 Tipe-tipe Fertigasi Venturi-Type Contohnya: Sederhana & tidak-mahal
Kurang akurat Depends on water pressure in the hose & in the smaller tube to proportion. Contohnya: Hozon

147 Tipe-tipe Fertigasi Positive-Displacement Contohnya:
Physically inject & mix specific amounts of concentrated solution & water. Lebih mahal harganya Sangat akurat Contohnya: Commander Proportioners Smith Injectors

148 Semprot daun = Foliar Spraying
Penyemprotan hara mikro dalam bentuk larutan langsung ke dedaunan tanaman. Used to quickly correct nutrient deficiencies, but…. If fertilizer concentration is too high, leaf burning will occur.

149 Penempatan Pupuk Kalium
TEKNOLOGI PEMUPUKAN Penempatan Pupuk Kalium Potassium fertilizers have been recently used as much as nitrogen and phosphorus fertilizers and therefore much research work has been done concerning their placement. Placement of potassium fertilizer with the seed has appeared to be the most effective method of application provided the rate of application is not greater than the seed can tolerate. With average soil moisture conditions and for medium soil textures, the total amount of seed-placed fertilizer materials should not exceed 196 kg/ha and the amount of nitrogen 45 kg/ha plus potassium should not exceed 45 kg/ha. These recommendations are based on the use of a hoe or similar drill which places the seed and fertilizer in a relatively narrow band. If the opener spreads the seed over a wider band, higher rates of fertilizer can be safely placed with the seed. DIUNDUH DARI: ….. 25/9/2012

150 EKONOMI PUPUK Petani berpendapat bahwa :
Petani melakukan usahataninya bertujuan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya per satuan luas lahan yang digarapnya ……….. Profit maximizing Petani berpendapat bahwa : “he must spend money to make money” Hal ini tentunya benar bagi pembiayaan untuk: “lime, fertilizer, and manure” Penggunaan pupuk merupakan indeks penerapan metode pertanian modern Faktor lain yg berpengaruh: Kontro penyediaan air Pengolahan dan penyiapan tanah Kultivar tanaman Date and rate of seeding Stand of population Fertilizer placement Cultivation Weed, insect and disease Harvesting practices

151 EKONOMI PUPUK DAN KAPUR YIELD LEVEL & UNIT COST OF PRODUCTION
Biaya produksi: Biaya tetap (fixed cost): jumlah biaya yang harus dikeluarkan tidak tergantung pada tinggi-rendahnya hasil tanaman Biaya tidak tetap (variable cost): biaya yang dikeluarkan tergantung pada tinggi-rendahnya hasil, misalnya biaya pupuk, pestisida, dan panen hasil Pengaruh pupuk dapat dilihat dari: Meningkatkan total hasil tanaman Menurunkan biaya per unit produksi, per ton hasil tanaman

152 EKONOMI PUPUK DAN KAPUR
Pengaruh pupuk N-P-K terhadap hasil jagung dan keuntungan usahatani jagung. Usahatani Jagung …………. Kg/ha ………………………. Hasil jagung (kw/ha) Gross income per ha $ Operating cost Othe cash cost Fixed cost Interest cost of land Total cost Cost per q Return to land, labor Source:

153 EKONOMI PUPUK DAN KAPUR
Level of Farm-Management: Bgm kemampuan petani dalam mengelola usahataninya: Merencanakan, menjadwal, melaksanakan dan mengendalikan kegiatannya Peningkatan hasil atau nilai hasil Superior management Average management Fertilizer cost A B Dosis pupuk With superior farm management, ………… ……………higher rates of fertilizer can be profitably used

154 EKONOMI PUPUK DAN KAPUR
Tingkat pengelolaan usahatani: Bgm kemampuan petani dalam mengelola usahataninya: Merencanakan, menjadwal, melaksanakan dan mengendalikan kegiatannya Peningkatan hasil atau nilai hasil all controllable growth factors adequate R1 Q1, R2 Some controllable growth factors inadequate Q2 Q R Dosis pupuk A higher yield is obtained when all controllable growth factors are adequate ………

155 EKONOMI PUPUK DAN KAPUR
Unit Production Cost: Biaya Produksi Satuan Average Superior Farm Management FM Yield, q per ha Fertilizer cost Irrigation cost Total cost Cost per q Profit per ha Profit per q Usahatani jagung irigasi

156 EKONOMI PUPUK DAN KAPUR
Tingkat pengelolaan terhadap keuntungan usahtaani Intensitas Pengelolaan Usahatani: Current Good Superior Yield, bu per acre Price per unit Value per acre Cost per acre Cost per unit Return over cash Usahatani kedelai

157 RETURNS PER RUPIAH SPENT ON FERTILIZER.
Efek dosis pupuk N terhadap keuntungan neto dari setiap Rp yang diinvestasikan Nitrogen rate Added input Net return per added Rp kg/ha kg N/ha invested

158 PROFIT per LAND-AREA. Petani umumnya akan berupaya melakukan pemupukan untuk mencapai keuntungan (profit) yang setinggi-tingginya per hektar lahannya. Maximum profit tercapai kalau tambahan hasil sama dengan biaya tambahan terakhir dosis pupuk yang diberikan ( Δ hasil / Δ pupuk). Aspek ekonomi dari respon hasil jagung terhadap dosis pupuk nitrogen Dosis N Yield Marginal Marginal Marginal Return Gross profit per ha kg/ha kw/ha Yield Co ……. (harga jagung Rp 1/ ku) ……….. Catatan: Harga pupuk N sebesar Rp 0.12 per kg

159 What are the most profitable rates of plant nutrients?.
Beberapa faktor yang berpengaruh: The expected increase in yield from each increment Tingkat pengelolaan usahatani 3. Harga pupuk 4. The price the farmer expects to receive for his crops 5. Additional harvesting and marketing costs 6. Efek sisa = efek residu 7. Kandungan hara lainnya dalam tanah atau pupuk

160 Perkiraan peningkatan hasil akibat pemupukan
Hasil per ha HA HB Lokasi A Lokasi B HE Lokasi E HC Lokasi C HD Lokasi D N Dosis pupuk N

161 Respon tanaman terhadap pemupukan dipengaruhi oleh kesuburan tanah.
Hasil tanaman Tanah kaya P dan K HK HM Tanah miskin P dan K N Dosis pupuk N Profit PK Tanah kaya P dan K PM’ profit difference PM PK’ Tanah Miskin P dan K Max profit NM NK Dosis pupuk N

162 Pengaruh cuaca terhadap respon pupuk.
Hasil tanaman HG Cuaca baik HD Cuaca kering N Dosis pupuk

163 Harga Pupuk vs. Harga hasil panen
Hasil tanaman per ha kurva hasil tanaman (Y) garis biaya pupuk C Y NC Dosis pupuk per ha N N’

164 PRIORITAS DALAM PENGGUNAAN MODAL UANG
Kontribusi berbagai komponen usahatani terhadap hasil tanaman: Yield increase (ton/ha) Kontribusi (%) 1. Weed and pest control 2. Improved cultivar 3. Planting rates 4. Rotations 5. Fertilizer and lime Total Fertilizing good cropland according to soil test recommendations should have a high priority for operating funds.

165 EKONOMI PEMUPUKAN. Hasil tanaman yang lebih tinggi akan menyediakan peluang yang lebih besar untuk mencapai maximum net-profit per luasan lahan dan memperkecil biaya produksi per satuan hasil. Kesuburan tanah yang baik menjadi faktor utama untuk mendapatkan hasil yang tinggi. Biaya tetap dalam usahatani adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani, tidak tergantung pada besarnya hasil tanaman. Dengan demikian praktek usahatani yang meningkatkan hasil tanaman biasanya akan memperendah biaya produksi per satuan hasil . Kurva respon hasil tanaman terhadap pemupukan biasanya mengikuti The Law of Diminishing Return (Kurva Asimtotis). Pendapatan per biaya produksi akan semakin menurun, hal ini menjadi pertimbangan utama bagi petani yang modal kerjanya terbatas. Petani yang progresif biasanya menyadari bahwa profit per hektar lahan lebih penting daripada penghasilan per satuan biaya produksi Maximum profit dari pemupukan akan tercapai kalau tambahan hasil tanaman sama dengan tambahan biaya pemupukan (dY/dX = dC/dX)

166 EKONOMI PEMUPUKAN. Dosis pupuk yang apling menguntungkan dipengatruhi oleh: 1. Peningkatan hasil akibat tambahan pupuk 2. Level of farm management 3. Harga pupuk 4. Harga hasil tanaman 5. Tambahan biaya panen 6. Biaya pemasaran 7. Residual effects 8. Soil fertility level. Level of farm management: derajat sampai dimana semua faktor produksi tanaman dapat berhasil dikendalikan. Pada dosis pupuk yang tinggi, diperlukan kemampuan manajerial yg lebih tinggi Harga per satuan hara tanaman, beragam dengan bahan pupuk. Pupuk yang kandungan haramya lebih tinggi dianggap lebih murah biaya aplikasinya Prioritas penggunaan modal kerja sangat penting bagi petani. Umumnya lebih menguntungkan untuk melakukan pemupukan sesuai dengan Hasil uji tanah.

167 EKONOMI PEMUPUKAN. Residual effects pupuk menjadi bagian penting dari ekonomi pemupukan. Semakin banyak jumlah pupuk yang diaplikasikan dalam jangka panjang, maka nilai residual pupuk harus dipertimbangkan. Why high yields are a necessity in periods of low prices ? What are fixed cost? Variable costs? In relation to the fertilizer application Discuss the factors that determine the most profitable rate of plant nutrients. 4. Bagaimana mengevaluasi efek residu hara di lahan? .

168 PUPUK MENINGKATKAN HASIL, TETAPI MENCEMARI LINGKUNGAN
Fertilizer = BAHAN YANG MENGANDUNG UNSUR HARA ESENSIAL Pupuk An-organik = suplemen mineral yang dibuat secara sintetik atau ditambang Organic fertilizers = the remains or wastes of organisms manure, crop residues, fresh vegetation Compost = produced when decomposers break down organic matter Applying synthetic fertilizer, vs. Planting rye, a “green manure”

169 PEMUPUKAN YANG BERLEBIHAN
Penggunaan pupuk organik telah “meroket” jumlahnya Pemupukan yang berlebih dapat merusak tanah dan mencemari lingkungan Runoff menyebabkan eutrofikasi perairan sekitarnya Nitrates leach through soil and contaminate groundwater Nitrates can also volatilize (evaporate) into the air

170 PEMUPUKAN YANG BERLEBIH DAN EFEK LINGKUNGANNYA

171 Nutrient Management Planning Criteria
Jim Sharkoff State Conservation Agronomist USDA, Natural Resources Conservation Service Denver Federal Center, Building 56, Room 2604 PO Box Denver, CO Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

172 Apa Kriterias Perencanaannya?
Planning criteria establishes the minimum level of treatment required to achieve an intended purpose for the planning and application of a conservation practice. Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

173 ANASIR PRAKTEK KONSERVASI DAN BAKU-MUTUNYA
Definisi Tujuan Kondisi-kondisi untuk aplikasinya Kriteria umum untuk semua tujuan Kriteria tambahan untuk tujuan khusus Pertimbangan-pertimbangan Rencana & Spesifikasinya Operational & Pemeliharaan. Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

174 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Definisi: Mengelola jumlah (dosis), sumber, penempatan (metode aplikasi), dan waktu aplikasi hara tanaman dan bahan pembenah tanah Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

175 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Tujuan to budget, supply, and conserve nutrients for plant production to minimize agricultural nonpoint source pollution of surface and groundwater to properly utilize manure or organic by-products as a plant nutrient source Untuk melindungi kualitas udara dnegan jalan mengurangi bau-bau, emisi nitrogen, dan pembentukan partikulat atmosferik Untuk memelihara dan memperbaiki kondisi fisik, kimia dan buiologis tanah Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

176 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Kondisi-kondisi untuk aplikasi applies to all lands where plant nutrients and soil amendments are applied does not apply to one time nutrient applications to establish perennial crops Kriteria Umum untuk semua tujuan: must develop a budget for N, P and K that includes all nutrient sources including green manure, legumes, crop residues, compost, manure, other organics, biosolids, waste water, organic matter, fertilizer and irrigation water Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

177 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Kriteria Umum untuk semua tujuan: enhanced efficiency fertilizers must be defined by the Association of American Plant Food Control Officials (AAPFCO), and accepted for use by the state fertilizer control official (CDA, Inspection and Consumer Services Division, Fertilizer Program) application rate and placement of starter fertilizers must be consistent with CSU recommendations to avoid salt damage Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

178 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Kriteria Umum untuk semua tujuan: a risk assessment for nitrogen leaching must be completed for all sites, unless specific conditions are defined where N leaching is not a water quality risk Contoh: Colorado nitrogen leaching index screening tool defines site and management factors where N leaching is not a resource concern.) Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

179 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Kriteria Umum untuk semua tujuan: a risk assessment for phosphorus runoff must be completed when planned P application rate exceeds CSU recommendation the field is located in a P impaired watershed (303D list) specific conditions where P runoff is not a risk, have not been defined (Colorado phosphorus index screening tool defines site and management factors where P runoff is not a resource concern) Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

180 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Kriteria Umum untuk semua tujuan: nutrient planning must be based on current soil and manure analysis, and tissue sampling analysis (when used as supplemental information) current soil tests analyses for inorganic systems must be no older than 3 years Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

181 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Kriteria Umum untuk semua tujuan: soil test labs must meet the requirements and performance standards of the North American Proficiency Testing Program – Performance Assessment Program (NAPT-PAP) nutrient values for manure, organic by-products and biosolids must be determined annually, prior to land application Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

182 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Kriteria Umum untuk semua tujuan: manure test labs must meet the requirements and performance standards of the Manure Testing Laboratory Certification Program of the Minnesota Department of Agriculture planned nutrient application rates for N, P and K must not exceed CSU recommendations realistic yield goals must be based on historic yield data (5 yr average + 5 %) Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

183 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Kriteria Umum untuk semua tujuan: Unsur hara (pupuk) tidak boleh di sebar di permukaan tanah, kalau ada ancaman kehilangan unsur hara melalui penguapan this precludes spreading on frozen and or snow covered soils, and when the top 2 inches of soil are saturated from rainfall or snowmelt exceptions can be made for surface applied manure when specified conditions are met and adequate conservation measures are installed to prevent offsite delivery of nutrients Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

184 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Kriteria Umum untuk semua tujuan: …….. Aplikasi Rabuk kandang di permukaan tanah… adequate treatment level and specified conditions for winter applications of manure must be defined by NRCS in concurrence with the water quality control authority in the state as a minimum, the following site and management factors must be considered slope, cover, application rates, and setbacks Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

185 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Kriteria tambahan untuk meminimumkan sumber-sumber non-point (pertanian) bagi pencemaan air permukaan dan groundwater must use current NRCS approved nutrient loss and soil erosion risk assessment tools to evaluate potential nutrient and soil losses identified resource concerns must be addressed to meet current planning criteria (eFOTG, Sec III, Quality Criteria) nutrients – low or moderate leaching and runoff risk assessment index scores soil erosion – “T” Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

186 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Kriteria tambahan untuk meminimumkan sumber-sumber non-point (pertanian) bagi pencemaan air permukaan dan groundwater nutrients must be applied in the right place, right amount, at the right time and from the right source, to minimize nutrient losses. (4R-PATS) the following nutrient use efficiency strategies / technologies must be considered. Pupuk yang lambat tersedia, pelepasan haranya terkontrol Penghambat nitrification dan/atau inhibitor urease Meningkatkan efisiensi pupuk Pembenaman atau injeksi. Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

187 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Kriteria tambahan untuk meminimumkan sumber-sumber non-point (pertanian) bagi pencemaan air permukaan dan groundwater nutrient use efficiency strategies / technologies continued timing and number of nutrient applications soil nitrate and organic N testing optimize nutrient applications with crop uptake corn stalk nitrate test (CSNT), pre-sidedress nitrate test (PSNT) or pre-plant soil nitrate test (PPSNT) tissue testing, chlorophyll meters and spectral analysis technologies other land grant university recommendations to improve nutrient use efficiency and minimize surface and groundwater concerns Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

188 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Kriteria tambahan untuk memanfaatkan secara tepat rabuk kandang dan limbah organik sebagai pupuk. Annual soil, manure and organic by-product sampling and analysis is required to determine application rates N and P application rates must be planned based on N and P risk assessment results Indeks runoff P Rendah– N based Moderat – P based Tinggi – P based (if P drawdown strategy has been implemented) very high (or soil test phosphorus threshold) – no application Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

189 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Kriteria tambahan untuk memanfaatkan secara tepat rabuk kandang dan limbah organik sebagai pupuk. liquid manure and effluent application rates must not exceed soil infiltration or water holding capacity based on crop rooting depth manure or other organics may be applied to legumes at N removal rates, not to exceed CSU recommendations Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

190 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Kriteria tambahan untuk memanfaatkan secara tepat rabuk kandang dan limbah organik sebagai pupuk. manure or other organics may be applied at P rates for multiple crop years provided the P runoff risk is low or moderate the P application rate does not exceed the N requirement for the year of application no additional P is applied in the current year and in additional years for which the single application of P is supplying nutrients Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

191 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Kriteria tambahan untuk melindungi kualitas udara dengan jalan meminimumkan “bau”, emisi nitrogen, dan pembentukan partikulat atmosferik adjust nutrient placement, amount, application timing and source to minimize negative impacts to identified air quality resource concerns Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

192 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Kriteria tambahan untuk melindungi kualitas udara dengan jalan meminimumkan “bau”, emisi nitrogen, dan pembentukan partikulat atmosferik Satu atau lebih teknologi berikut dapat dipakai: slow or controlled release fertilizers, stabilized N fertilizers nitrification and or urease inhibitors nutrient enhancement technologies Pembenaman atau injeksi residue and tillage management, no-till or strip-till other appropriate technologies to minimize emission impacts Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

193 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Kriteria tambahan untuk memelihara dan memperbaiki kondisi fidsika, kimia dan biologi tanah time the application of nutrients to avoid periods when fields activities will result in soil compaction In areas where salinity is a concern, select nutrient sources that minimize the buildup of soil salts Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

194 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Rencana & Spesifikasinya aerial site photos/imagery or site maps, and a soil survey map of the site soil information including soil type surface texture, pH, drainage class, permeability, available water capacity, depth to water table, restrictive features, and flooding and or ponding frequency location of designated sensitive areas and associated nutrient application restrictions and setbacks Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

195 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Rencana & Spesifikasinya for manure applications: location of nearby residences or other locations where humans may be present on a regular basis, and any identified meteorological or topographical influences that may affect the transport of odors to those locations Results of approved risk assessment tools for N, P, and erosion losses Documentation establishing that the application site presents low risk for P transport to local water when P is applied in excess of crop requirement Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

196 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Rencana & Spesifikasinya current and or planned plant production sequence or crop rotation Soil, water, compost, manure organic by-product and plant tissue analysis applicable to the plan When soil P levels are increasing, include a discussion of the risk associated with P accumulation and a proposed P draw down strategy Realistic yield goals for the crops Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

197 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Rencana & Spesifikasinya complete nutrient budget for N, P and K for the plant production sequence or crop rotation listing and quantification of all nutrient sources and form all enhanced efficiency products that are planned for use In accordance with the N and P risk assessment tools, specify the recommended nutrient application source, timing, amount and placement of plant nutrients for each field or management unit Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

198 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Rencana & Spesifikasinya Arahan untuk implementasi, operational dan perawatan, serta database In addition, the following components must be included in a precision/variable rate nutrient management plan document the geo-referenced field boundary and data collected that was processed and analyzed as a GIS layer or layers, to generate nutrient or soil amendment recommendations Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

199 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Rencana & Spesifikasinya document the nutrient recommendation guidance and recommendation equations used to convert the GIS base data layer or layers to a nutrient source material recommendation GIS layer, or layers Document if a variable rate nutrient or soil amendment application was made Provide application records per management zone or as applied map within individual field boundaries, documenting source, timing, method and rates of applications resulting from the precision ag process Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

200 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Rencana & Spesifikasinya Maintain the electronic records of the GIS data layers and nutrient applications for at least 5 years In addition, if increases in soil P levels are expected the nutrient management plan must document The soil P levels at which it is desirable to convert to P based planning The potential plan for P drawdown from the production and harvesting of crops Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

201 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Rencana & Spesifikasinya Management activities or techniques used to reduce the potential for P transport and loss for AFOs, a quantification of manure produced in excess of crop nutrient requirements A long term strategy and proposed implementation timeline for reducing soil P to levels that protect water quality Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

202 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Operational dan Pemeliharaan Conduct periodic plan reviews to determine if adjustments or modifications are needed. As a minimum, plans must be reviewed and revised as needed with each soil test cycle, and changes in manure volume or analysis, crops, or crop management. Fields receiving animal manures and or biosolids must be monitored for the accumulation of heavy metals and phosphorus in accordance with land grant university recommendations and or state regulations. Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

203 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Operational dan Pemeliharaan Significant changes in animal numbers, management and feed management will necessitate additional manure analysis to establish a revised average nutrient content. Calibrate application equipment to ensure accurate distribution of material at planned rates. Document the nutrient application rate. When the applied rate differs from the planned rate, provide appropriate documentation for the change. Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

204 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Operational dan Pemeliharaan Records must be maintained for at least five years to document plan implementation and maintenance. As applicable, records include: soil, plant tissue, water, manure and organic by-product analysis resulting in recommendations for nutrient analysis quantities, analyses and sources of nutrients applied dates and method(s) of nutrient applications, sources of nutrients, and rates of application weather conditions and soil moisture at the time of application; lapsed time to manure incorporation; rainfall or irrigation event Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

205 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Operational dan Pemeliharaan Catatan yang dapat diaplikasikan crops planted, planting and harvest dates, yields, nutrient analysis of harvested biomass, and crop residues removed dates of plan review, name of reviewer, and recommended changes resulting from the review all enhanced efficiency fertilizer products used Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

206 KRITERIA PERENCANAAN MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK
Operational dan Pemeliharaan Additional records to maintain for precision/variable rate sites must include: Peta-peta untuk identifikasi sumber pupuk, waktu aplikasi, dosis pupuk, dan penempatan pupuk. Peta hasil-tanaman berbasis GPS, informasi hasil tanaman dapat dikumpulkan secara digital. Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

207 IKHTISAR REVISI KRITERIA
Kondisi-kondisi untuk menerapkan does not apply to one time nutrient applications to establish perennial crops Kriteria umum: enhanced efficiency fertilizers must be defined by the Association of American Plant Food Control Officials (AAPFCO), and accepted for use by the state fertilizer control official (CDA, Inspection and Consumer Services Division, Fertilizer Program) Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

208 IKHTISAR REVISI KRITERIA
Kriteria Umum Pendugaan risiko pencucian nitrogen harus dilakukan pada semua lokasi a risk assessment for phosphorus runoff must be completed when planned P application rate exceeds CSU recommendation Analisis uji tanah untuk sistem anorganik tidak boleh lebih dari tiga tahun. Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

209 IKHTISAR REVISI KRITERIA
Kriteria Umum soil test labs must subscribe the North American Proficiency Testing Program – Performance Assessment Program (NAPT-PAP) manure test labs must meet the requirements and performance standards of the Manure Testing Laboratory Certification Program of the Minnesota Department of Agriculture Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

210 IKHTISAR REVISI KRITERIA
Kriteria umum nutrients must not be surface applied on frozen, snow covered, or saturated soils (possible exceptions based on slope, cover, rate, setbacks) Kriteria tambahan untuk meminimumkan sumber pencemaran pertanian terhadap perairan permukaan dan groundwater risk assessments for N and P, low or medium soil erosion planned to “T” must consider nutrient use efficiency strategies Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

211 IKHTISAR REVISI KRITERIA
Kriteria tambahan untuk aplikasi pupuk kandang atau limbah organik secara tepat, sebagai sumber hara tanaman Penyesuaian indeks runoff fosfat (P) moderate – P based high – P based (if P drawdown strategy has been implemented) very high (or soil test phosphorus threshold) – no application manure or other organics may be applied at P rates for multiple crop years provided no additional P is applied in the current year and in additional years for which the single application of P is supplying nutrients Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO

212 IKHTISAR PERBAIKAN Kriteria tambahan untuk melindungi kualitas udara dengan jalan mengurangi bau-bau, emisi nitrogen dan pembentukan partikulat atmosferik Satu atau lebih teknologi berikut dapat digunakan: slow or controlled release fertilizers, stabilized N fertilizers nitrification and or urease inhibitors nutrient enhancement technologies incorporation or injection residue and tillage management, no-till or strip-till other appropriate technologies to minimize emission impacts Sumber: Jim Sharkoff. Natural Resources Conservation Service, Denver, CO


Download ppt "MANAJEMEN UNSUR HARA PUPUK BAGI TANAH-TANAMAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google