Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BASIC WATERSHED AND COASTAL MANAGEMENT

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BASIC WATERSHED AND COASTAL MANAGEMENT"— Transcript presentasi:

1 BASIC WATERSHED AND COASTAL MANAGEMENT
MASTER PROGRAM OF COASTAL ZONE AND WATERSHED MANAGEMENT AND PLANNING GADJAH MADA UNIVERSITY

2 RIVER BASIN A river or drainage basin is the entire area drained by a stream or system of connecting streams such that all streamflow originating in the area discharged through a single outlet (Linsley, 1980).

3 New concept  River basin are :
A landscape with topographic border A hydrologic unit An ecosystem unit DAS adalah suatu wilayah kesatuan ekosistem yang dibatasi oleh pemisah air topografis dan berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan dan penyalur air, sedimen dan unsur hara dalam sistem sungai yang kesemuanya keluar melalui outlet tunggal

4 WATERSHED MANAGEMENT Application of business methods and technical principles to the handling of renewable resources in a watershed to assure maximum supplies of useable water, desirable waterflow, prevention and control of erosion and the reduction of flood sediment damages (society of American Foresters, 1958). Watershed management is one part of natural resources management or the development and administration of a country to satisfy the needs of present and future human residents (Hewlet, 1969).

5 WATERSHED MANAGEMENT Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengendalikan hubungan timbal balik diantara sumberdaya alam dengan manusia dan segala aktivitasnya, dengan tujuan membina kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatkan kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia (Departemen Pertanian, 1979).

6 WATERSHED MANAGEMENT Key word of watershed management are :
The management of renewable natural resources To suport people need at now and the future. Ecosystem sustainability Controlling of natural resources and people relation. Water supply, erotion controll, flood and sediment.

7 WATERSHED MANAGEMENT Ecosystem sustainability
Controlling of relation between natural resources and people. Water supply, erotion controll, flood and sediment.

8 GOALS OF WATERSHED MANAGEMENT
The last goals of watershed management is realizing optimal conditions of vegetation resources, land resources and water resources, so they can give optimal useful and sutainable to people welfare

9 WATERSHED AS A SYSTEM By oriented on physical output that want to be achieved, watershed management can be assumed as a system with management input and natural input to produce commodities and services on site or off site Dilihat dari segi ekonomi, sistem pengelolaan DAS tidak lain adalah suatu bentuk dari proses produksi dengan biaya ekonomi untuk penggunaan input manajemen dan sumber alam serta hasil ekonomi yaitu nilai dari outputnya. Input manajemen yang dimaksudkan terdiri atas tenaga, bahan, energi, peralatan dan keahlian manajemen untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan input alam berupa tanah, air, ekosistem dan iklim.

10 The activities of watershed management :
Land management by conservation. Water management by developing water sources. Vegetation management, especially forest management that have function to protect land and water Pembinaan kesadaran dan kemampuan manusia in use of natural resources secara bijaksana melalui usaha penerangan dan penyuluhan

11 SASARAN PENGELOLAAN LAHAN
Kebijakan pengelolaan lahan mencakup 3 unsur utama : Lahan harus digunakan untuk tujuan yang sesuai dengan kemampuannya. Pengelolaan harus diarahkan agar tanah terlindungi dari ancaman erosi dengan mempertahankan penutup tanah. Tindakan-tindakan seperti terasering atau perlakuan lainnya dapat dipersyaratkan untuk menunjang penggunaan lahan yang baik dan manajemen tanahnya

12 SASARAN PENGELOLAAN LAHAN
Sebagai pengukur hasil pengelolaan lahan antara lain adalah besarnya tanah yang hilang, misalnya dengan satuan ton per hektar. Harus pula digambarkan pengaruhnya secara lebih luas (on site atau off site) yang langsung maupun tidak langsung. Pengaruh di luar sering sangat menonjol, misalnya pendangkalan waduk, rendahnya kualitas air, rusaknya ekosistem perairan, kerusakan oleh banjir

13 SASARAN PENGELOLAAN AIR
Jumlah air yang ditampung dalam DAS setiap tahunnya adalah tetap dan tidak mungkin untuk ditingkatkan. Masalah dalam pengelolaan air adalah bagaimana air tersebut dapat disediakan di tempat-tempat yang diperlukannya dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang baik serta dengan tata waktu yang tetap. Pengelolaan air mencakup berbagai usaha untuk memperoleh, membagikan, menggunakan, mengatur, menjernihkan dan membuang air.

14 SASARAN PENGELOLAAN AIR
Untuk itu usaha pengelolaan air dilakukan mulai dari sumber-sumbernya hingga tempat pelepasan yang terakhir. Sasaran pengelolaan air adalah terwujudnya kondisi hidrologis DAS yang optimal yaitu diperolehnya hasil air sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan, meliputi : - Jumlah (kuantitas yang cukup) - Kualitas air yang memenuhi persyaratan tentang tingkat pencemarannya. - Tersedia atau mengalir sepanjang tahun (unsur waktu, distribusi)

15

16

17 SASARAN PENGELOLAAN VEGETASI
Vegetasi sebagai penutup tanah melindungi tanah terhadap erosi dan pengaruh langsung dari sinar matahari. Peranan ini secara efektif dilakukan oleh hutan sehingga sangat berpengaruh terhadap kondisi hidrologis dari DAS. Hutan memiliki tajuk yang rapat dan berlapis-lapis, sistem perakaran yang intensif dan dalam, serta lapisan seresah di permukaan tanah, sehingga manfaat yang diperoleh antara lain : 1) Penendalian erosi yang efektif 2) Menurunkan puncak banjir, karena besarnya infiltrasi air ke dalam tanah.

18 SASARAN PENGELOLAAN VEGETASI
3) Pencegahan tanah longsor. 4) Menghasilkan air yang bermutu baik Pengelolaan vegetasi dalam rangka pengelolaan DAS diarahkan untuk tercapainya sasaran berikut : 1) Kawasan lindung yang tertutup dengan vegetasi yang rapat (lebat), dalam hal ini vegetasi hutan. 2) Terpeliharanya kondisi vegetasi yang baik, sehingga dapat berfungsi secara optimal dalam perlindungan terhadap tanah dan air

19 SASARAN PEMBINAAN AKTIVITAS MANUSIA DALAM PENGGUNAAN SUMBERDAYA ALAM
Pengelolaan DAS diperlukan karena terjadinya kerusakan sumberdaya alam yang disebabkan oleh aktivitas manusia dalam penggunaannya yang tidak mengindahkan usaha-usaha pelestarian. Aktivitas tersebut dapat berupa keserakahan (kemauan peradaban) ataupun memang karena keterbelakangan, ketidaktahuan dan kemiskinan. Dalam rangka pengelolaan DAS yang meliputi usaha pemulihan, pencegahan kerusakan sumberdaya alam serta usaha peningkatannya mutlak diperlukan adanya peran serta yang aktif dari petani dan masyarakat.

20 SASARAN PEMBINAAN AKTIVITAS MANUSIA DALAM PENGGUNAAN SUMBERDAYA ALAM
Perlu dilakukan kegiatan penerangan, penyuluhan dan pemberian bantuan apabila diperlukan. Dilakukan pembinaan kesadaran dan selanjutnya kemampuan untuk melestarikan sumberdaya alam yang pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.

21 PENGELOLAAN DAS TERPADU
Konsepsi ekosistem secara luas telah diterima dunia. Pengelolaan DAS dengan pendekatan ekosistem membawa implikasi penanganan yaitu : 1) Keharusan adanya keterpaduan dalam pengelolaan. 2) Digunakannya DAS sebagai satuan pengelolaan

22 Mengapa pengelolaan DAS harus terpadu?
Adanya keterkaitan antara berbagai kegiatan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan pembinaan aktivitas manusia dalam penggunaannya. Dilihat dari jenis ilmu yang mendasarinya, pengelolaan DAS bercirikan multidisiplin (ilmu tanah, geomorfologi, hidrologi, ilmu kehutanan, ilmu pertanian, sosiologi perdesaan dll), serta bidang-bidang yang tercakup di dalamnyapun beragam. Penyelenggaraan pengelolaan DAS bersifat lintas sektoral, sehingga tidak ada satu instansipun yang secara fungsional memiliki kewenangan untuk melaksanakan pengelolaan DAS secara bulat.

23 Apa yang dimaksud dengan pengelolaan DAS terpadu?
Terpadu disini mengandung pengertian terbinanya keserasian, keseimbangan dan koordinasi yang efektif. Pengelolaan DAS harus dilihat sebagai totalitas yang utuh, bukan sebagai kepingan-kepingan yang terpisah. Keterpaduan ini harus tercermin dalam penyusunan konsepsi dasar, kebijakan, perencanaan, pelaksanaan di lapangan dan penilaian hasilnya. Muncul istilah “one river one plan” yang menekankan pentingnya rencana terpadu untuk setiap DAS.

24 Harsono (1989), menyatakan bahwa pengelolaan DAS terpadu adalah pengelolaan secara keseluruhan hutan, tanah, air, masyarakat dan lain-lain dalam suatu ekosistem DAS, dengan ruang lingkup yang berbeda dengan ruang lingkup pengelolaan DAS oleh masing-masing sektor. PPLH UGM (1990) menyatakan bahwa pengelolaan DAS terpadu dalam pengelolaan sumberdaya alam melalui tindakan pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembangan DAS berasaskan pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan manusia.

25 Apa yang dimaksud “DAS sebagai satuan pengelolaan”?
Untuk kegiatan pengelolaan dan juga untuk kepentingan studi diperlukan adanya batas wilayah yang menjadi sasarannya guna memungkinkan dilakukan pengamatan, pengukuran dan penilaian. Sebagai konsekuensi dari pendekatan ekosistem, maka wilayah pengelolaan mengikuti batas dari ekosistem. Meskipun ekosistem memiliki batas alami, namun penarikan batas sulit dilakukan karena ekosistem bersifat terbuka. Dari ketiga komponen ekosistem (vegetasi, tanah dan air), air memiliki kejelasan dalam hal wilayah pergerakan (daur hidrologi), yang terbatas dalam wilayah tertentu yaitu DAS. Dengan demikian, pengelolaan sumberdaya alam menggunakan DAS sebagai wilayah pengelolaan.

26 Apa sasaran wilayah pengelolaan dalam DAS?
Sasaran pengelolaan DAS ditujukan pada bagian DAS yang terbuka atau potensial terhadap ancaman kerusakan dalam hal ini ancaman erosi. Erosi tidak hanya merusak tanah dan vegetasi tetapi mempunyai akibat lanjutan yaitu terganggunya/rusaknya tata air dalam DAS.

27 Tujuan Pengelolaan DAS Terpadu
Tujuan pengelolaan DAS terpadu adalah untuk menciptakan suatu ekosistem DAS yang : Strukturnya dinamis, seimbang dan serasi Daya dukungnya selalu meningkat Terjaminnya keberlangsungan proses ekologi Terjaminnya kelestarian fungsi-fungsinya. Berkembangnya keanekaragaman struktur, fungsi dan proses ekologi. Terjaminnya keterkaitan dengan ekosistem lain

28 Pengelolaan DAS terpadu dilaksanakan dengan mendasarkan pada :
Daur hidrologi Daur hara dan aliran energi Karakteristik kependudukan (demografi, sosial budaya, ekonomi, kesehatan). Politik dan perundang-uandangan

29 Oleh karena itu upaya pengelolaan DAS terpadu harus memperhatikan aspek-aspek berikut :
Lingkungan fisik Lingkungan biotik Lingkungan sosial ekonomi Politik dan perundang-undangan

30 1) LINGKUNGAN FISIK A. TATA AIR
DAS berfungsi sebagai penghasil air bagi seluruh sungai dan airtanah, yang secara sederhana digambarkan sebagai model siklus hidrologi. Sistem air dalam DAS terdiri atas curah hujan sebagai masukan, DAS sebagai prosesor dan aliran sungai beserta unsur hara dan sedimen yang terangkut sebagai keluaran. Sumber aliran sungai terdiri atas aliran permukaan (overland flow), aliran antara (interflow) dan aliran dasar (base flow) Proporsi ketiga komponen aliran tersebut di setiap sistem DAS tidak selalu sama tergantung dari karakteristik masing-masing DAS, yaitu MORFOMETRI DAS, IKLIM, BENTUK PENGGUNAAN LAHAN, TANAH DAN GEOLOGI.

31

32 River Basin Morphometri
Morfometri DAS adalah ukuran mengenai bentuk, luas DAS, pola dan kerapatan alur sungai, relif, kemiringan (lahan dan hidrolika). River basin morphometri naturally affected to : 1) flood hydrograph 2) Volume and peak of flood Secara tidak langsung topografi DAS dapat berpengaruh terhadap pola curah hujan, sehingga topografi dapat berpengaruh pada besarnya input air yang masuk ke sistem DAS.

33

34

35 Iklim Unsur iklim yang berpengaruh terhadap masukan dan keluaran dalam DAS adalah curah hujan dan evapotranspirasi. Curah hujan di suatu wilayah tergantung pada letak geografis, topografi dan kelerengan. Evapotranspirasi dipengaruhi oleh bentuk penggunaan lahan (yang sangat erat dengan jenis dan kerapatan vegetasi) dan elevasi (sangat menentukan suhu udara). Peranan iklim terhadap tata air dalam suatu DAS dapat dirumuskan dalam konsep imbangan air : R = P - Ep ± ΔS dengan R adalah run off, P adalah curah hujan, Ep adalah evapotranspirasi dan ΔS adalah perubahan timbunan air (storage) dalam DAS.

36 Bentuk Penggunaan Lahan
Bentuk penggunaan lahan sangat berpengaruh pada besar kecilnya curah hujan yang akan menjadi aliran permukaan dan mengalami infiltrasi, sehingga secara tidak langsung berpengaruh pada aliran banjir dan aliran dasar dengan tolok ukur nilai koefisien.

37 Nilai koefisien aliran dari berbagai bentuk penggunaan lahan/vegetasi (Griend, 1975)

38

39

40

41 Tanah dan Geologi Peranan tanah dalam tataair adalah pada proses infiltrasi dan perkolasi, sehingga cadangan air dapat dijaga baik soil water maupun groundwater. Geologi atau litologi berperan sebagai lapisan penyimpan air atau akuifer. Besar kecilnya kandungan airtanah di suatu DAS tergantung dari jenis batuan penyusun akuifer

42 Kerusakan air dapat ditinjau dari segi kuantitas, distribusi menurut ruang dan waktu dan segi kualitas airnya. Sumber kerusakan dapat berupa : 1) Akibat kerusakan lahan 2) Akibat perubahan iklim 3) Akibat aktivitas manusia dalam bidang industri Kondisi aliran sungai yang dikehendaki adalah distribusi aliran yang relatif merata sepanjang tahun, variasi debit maksimum dan minimum kecil, kandungan hasil sedimen rendah dan kualitas air baik.

43 Kondisi semacam ini tidak akan tercapai jika :
1) Koefisien aliran besar, artinya proporsi hujan yang menjadi aliran permukaan lebih besar daripada air yang meresap (infiltrasi) atau tertimbun, akibatnya variasi debit maksimum dan minimum besar. 2) Hasil erosi yang terangkut keluar DAS melalui aliran sungai besar, berarti kandungan sedimen dalam aliran sungai tinggi. Koefisien aliran dan erosi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti penggunaan lahan, pengolahan lahan, jenis tanah, topografi dan kondisi iklim (curah hujan) Aspek proses hidrologi dalam pengelolaan DAS yang diarahkan untuk mengurangi/mengendalikan debit banjir, menikkan debit minimum, memperbaiki distribusi aliran dan kualitas air (sedimen dan kimia) bukan merupakan tujuan akhir, melainkan merupakan komponen suatu rencana terpadu untuk pengelolaan DAS.

44 Jadi menurut aspek proses hidrologi, pengelolaan DAS harus mendasarkan pada hal-hal berikut :
1) DAS merupakan suatu sistem air, yaitu mendaur ulang melalui rangkaian kesatuan siklus atmosfor-vegetasi-tanah. 2) DAS merupakan penampung dan penyalur air yang dibatasi oleh pemisah topografi dan mempunyai morfometri tertentu. 3) DAS pada dasarnya merupakan kesatuan ruang yang dapat dipakai untuk berbagai peruntukan sehingga penggunaan lahan berpengaruh terhadap kondisi tata air.

45 B. TANAH Berdasarkan konsep katena, DAS merupakan suatu kesatuan bentang tanah (soil scape) yaitu suatu asosiasi tanah yang tegas (distinct) dalam rangkuman suatu bentang lahan tertentu. DAS memproduksi bahan induk bagi tanah-tanah baru di bagian hilir sungai, yang terangkut oleh erosi. Sumber kerusakan tanah : 1) Kerusakan secara alami (slump-earthflow, debris avalance, earthquake) 2) Kerusakan olek aktivitas manusia, yang dapat bersifat kerusakan fisik (erosi : sheet, rill, gully) dan kerusakan kimia (pencucian unsur-unsur hara oleh air infiltrasi, kelebihan unsur-unsur oleh pemupukan)

46

47 Proses erosi, creep, debris avalanche dan slump-earthflow dapat menimbulkan kerusakan di tempat terjadinya erosi ataupun di tempat pengendapan. Dalam pengelolaan DAS, mengendalikan erosi dan mengawetkan lengas tanah bukan merupakan tujuan akhir, melainkan merupakan sebagian dari suatu rencana terpadu dalam pengelolaan DAS Menurut ahli ilmu tanah, pengelolaan DAS harus mendasarkan hal-hal sebagai berikut : 1) DAS merupakan suatu kesatuan bentang tanah, yang berhubungan erat dengan bentuk lahan dan geomorfologi serta pola drainase. 2) DAS sebagai sistem lahan pada dasarnya berkemampuan untuk memenuhi berbagai kepentingan perlindungan, produksi, industri dan permukiman. DAS merupakan daerah erosi dan masswasting

48

49 2) LINGKUNGAN BIOTIK Lingkungan biotik yang berperan dalam pengelolaan DAS adalah peranan vegetasi. Komponen vegetatif berinteraksi dengan komponen lingkungan lainnya seperti air, udara, tanah dan makhluk hidup (terutama manusia) Peranan vegetasi dalam kaitannya dengan air adalah : 1) Mengurangi energi hujan yang jatuh di permukaan tanah. 2) Mengurangi jumlah hujan yang jatuh di permukaan tanah karena tertahan oleh tajuk. 3) Memelihara soil moisture di atas permukaan lahan 4) Memelihara kapasitas infiltrasi, sehingga meningkatkan cadangan airtanah dan aliran dasar. 5) Menghambat aliran permukaan, sehingga mengurangi besarnya aliran maksimum

50 Meskipun demikian, makin banyak vegetasi (makin rapat) akan mempertinggi evapotranspirasi dan mengurangi water harvesting. Ditinjau dari segi distribusi air, adanya vegetasi dapat memperbaiki distribusi air menurut waktu (timing and distribution of water), memperkecil kisaran aliran maksimum dan minimum, serta memperbesar aliran dasar. Peranan vegetasi dalam kaitannya dengan tanah adalah : 1) Vegetasi melindungi permukaan tanah dari hujan. 2) Vegetasi menjaga kelembapan tanah 3) Vegetasi menambah bahan organik dan hara tanah, sehingga memperbaiki struktur tanah dan mempercepat pelapukan kimia tanah. 4) Vegetasi mempertinggi stabilitas tanah pada lahan-lahan miring. Intensitas peranan vegetasi tersebut tergantung pada jenis, kerapatan vegetasi dan iklim wilayahnya.

51

52 Peranan vegetasi bagi manusia dapat ditinjau dari aspek ekonomi dan ekologi.
Dari aspek ekonomi, vegetasi dapat dimanfaatkan sebagai sumber kayu, sumber bahan pangan dan hijauan pakan ternak. Dari aspek ekologi, vegetasi dapat memperbaiki iklim mikro, menjaga keseimbangan lingkungan dan sumber plasma nutfah

53 Peranan vegetasi terhadap udara adalah fungsi vegetasi sebagai penyaring udara melalui :
1) Mengurangi CO2 dan menambah O2 melalui proses fotosintesis 2) Mengurangi kecepatan angin 3) Menjaga kelembapan udara dan suhu udara Secara garis besar, vegetasi dapat memperbaiki iklim mikro Dampak perusakan vegetasi (hutan) terhadap tata air dan erosi dapat dilihat pada gambar berikut

54

55

56 3) LINGKUNGAN SOSIAL EKONOMI
Lingkungan sosial ekonomi dalam kawasan DAS yang dipertimbangkan meliputi : 1) Aspek demografi (jumlah, kepadatan, komposisi, pertambahan penduduk) dan mobilitas penduduk. 2) Aspek sosial budaya (persepsi masyarakat terhadap lingkungan, tingkat pendidikan, lapangan pekerjaan, adat istiadat) 3) Aspek ekonomi (pendapatan per kapita/income, jenis, usaha,luas penggunaan lahan)

57 Kerusakan DAS dan pencemaran lingkungan tidak hanya disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan yang kurang bijaksana, tetapi juga oleh faktor-faktor kependudukan, sebagai contoh : 1) Laju pertumbuhan dan kepadatan penduduk yang tinggi menuntut peningkatan produksi pertanian, bahan baku industri dan energi, sehingga eksploitasi sumberdaya alam tersebut seringkali melalmpaui daya dukung lingkungannya. 2) Pemilikan lahan pertanian sempit dan income rendah merangsang petani mengolah tanah- tanah marginal, baik pada daerah yang seharusnya dihijaukan maupun kawasan hutan

58 3) Persepsi masyarakat yang rendah terhadap
lingkungannya menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan dan menghambat dalam usaha-usaha pengelolaan DAS Oleh karena itu dalam pengelolaan DAS harus melibatkan/memperhatikan aspek-aspek kependudukan tersebut mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya.

59 4) ASPEK POLITIK DAN PERUNDANG-UNDANGAN
Peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan DAS terpadu mendasarkan antara lain pada : 1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 3 : Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 2. Undang-undang RI No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Pokok-Pokok Agraria. Pasal 6 : Semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial.

60 Pasal 10 ayat c : Setiap orang dan badan hukum yang mempunyai suatu hak atas tanah pertanian pada asasnya diwajibkan mengerjakan atau mengusahakan sendiri secara aktif dengan mencegah cara-cara pemerasan. Pasal 15 : Memelihara tanah, termasuk menambah kesuburannya serta mencegah kerusakannya adalah kewajiban tiap-tiap orang, badan hukum atau instansi yang mempunyai hubungan hukum dengan tanah itu, dengan memperhatikan pihak yang ekonominya lemah. Pasal 18 : Untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak atas tanah dapat dicabut dengan memberi ganti kerugian yang layak menurut cara yang diatur undang-undang

61 Undang-Undang Lingkungan Hidup (UULH)
UULH No.4 Tahun 1982 Pasal 9 Tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup : Pemerintah berkewajiban menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran masyarakat akan tanggung jawabnya dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui penyuluhan, bimbingan-pendidikan dan penelitian tentang lingkungan hidup. Penjelasan Pasal 9 : Pendidikan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran masyarakat dilaksanakan baik melalui jalur pendidikan formal mulai dari TK/SD sampai PT, maupun melalui jalur pendidikan non formal.

62 Pasal 11: Mengenai ketentuan tentang Perlindungan Sumberdaya Alam
Pasal 12 : Mengenai ketentuan tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya Pasal 13. Mengenai ketentuan tentang Perlindungan Sumberdaya Buatan. Pasal 14. Mengenai Perlindungan Cagar Budaya. Pasal 15. Mengatur perlindungan lingkungan berdasarkan baku mutu lingkungan. Pasal 16. Setiap perencanaan yang diperkirakan mempunyai dampak penting wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang terdiri atas Penyajian Informasi Lingkungan (PIL), Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

63 Pasal 18 : Ciri utama pengelolaan Lingkungan hidup adalah keterpaduan, baik keterpaduan horisontal maupun keterpaduan vertikal. Pengelolaan DAS terpadu harus berdasarkan prinsip “one river, one plan” Pasal ini mengatur tentang keterpaduan pengelolaan DAS, baik mengenai keterpaduan horisontal maupun vertikal. Dalam rangka usaha untuk berhasilnya pembangunan di bidang pertanian dalam arti luas, telah dilaksanakan program penyelamatan hutan, tanah dan air dalam bentuk Inpres Penghijauan dan reboisasi. Dalam hal ini dilakukan penanaman pohon-pohonan dan lain sebagainya yang disertai dengan penyuluhan dan penerangan. Pelaksanaannya antara lain dengan menggunakan DAS sebagai unit manajemennya dengan suatu pengelolaan DAS tertentu yang telah disepakati, yang dalam perkembangan selanjutnya telah mengarah kepada pengelolaan DAS terpadu

64 Dalam pelaksanaan dan pengaturan keterpaduan pengelolaan DAS, diperlukan koordinasi dari tingkat nasional sampai tingkat daerah (desa). Untuk pengembangan organisasi dan kelembagaan masyarakat di perdesaan yang berkaitan dengan pengelolaan DAS, akan lebih efektif dan efisien apabila kegiatan dipadukan dengan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) Di dalam DAS terdapat kecenderungan perubahan sumberdaya alam (tanah, air, vegetasi) baik secara alami maupun karena pengaruh kegiatan manusia, serta hubungan timbal balik antara kebutuhan manusia yang makin meningkat dengan lingkungan hayati dan lingkungan non hayati.

65 Pasal 19 : Tentang Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
LSM berperan sebagai penunjang bagi pengelolaan lingkungan hidup. LSM mencakup antara lain : (1) kelompok profesi yang berdasarkan profesinya tergerak menangani masalah lingkungan, (2) kelompok hobi, yang mencintai kehidupan alam dan terdorong untuk melestarikannya, (3) kelompok minat yang berminat serta berbuat sesuatu bagi pengembangan lingkungan hidup. Dalam menjalankan peranannya sebagai penunjang, LSM mendayagunakan dirinya sebagai sarana untuk mengikutsertakan sebanyak mungkin anggota masyarakat dalam mencapai tujuan pengelolaan lingkungan hidup.

66 TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR A. METODE VEGETATIF
Menanami kembali lahan kosong - Reboisasi : penanaman kembali lahan kosong di kawasan hutan - Penghijauan : penanaman kembali di luar kawasan hutan, terutama pada pekarangan dan lahan kering lainnya. Mengatur sistem penanaman - Penanaman urut kontur (countur cropping) untuk menahan erosi permukaan. - Tumpangsari (multiple cropping) untuk memberi penutupan ganda kepada permukaan tanah dan memberi penutupan yang terus menerus.

67 - Tumpang gilir (crop rotation) untuk
memberikan suplisi hara yang habis terpakai oleh tanaman - Penanaman berstrip (strip cropping) untuk memberikan pertahanan yang berlapis terhadap run off. Membuat penghalang dengan tanaman - Penghalang rumput - Penghalang tanaman perdu/semak Memacu pertumbuhan Pengolahan tanah minimum

68 B. METODE TEKNIK SIPIL 1. Pembuatan Teras Teras Saluran
Berbentuk saluran, dibuat secara khusus ataupun sambil mengerjakan lahan. Dalam dan lebar saluran ± 30 cm dan jarak antar teras m atau disesuaikan dengan derajat kemiringan

69 Teras guludan Fungsinya seperti teras saluran, tetapi bentuk penangkapnya berupa guludan yang dibuat dari tanah, batu ataupun sisa-sisa tanaman

70 Teras kredit (ridge terrace)
Gabungan antara teras saluran dan teras guludan Dimaksudkan untuk memperbesar daya tampung air dan endapannya

71 Teras bangku (bench terrace)
Terdiri atas saluran dan guludan, namun letak saluran dan guludan terpisah oleh bidang dan oleh tanaman. Bidang olah dibuat miring ke belakang (ke hulu) agar run off mengalir ke bidang tanah asli, bukan ke tanah urugan sehingga tidak mudah longsor

72 Teras datar atau teras bawah (level terrace)
Sama dengan teras bangku, namun bidang olahnya dibuat datar, sehingga saluran dan bidang olah menjadi satu untuk tujuan penggenangan tanaman padi.

73 2. Pembuatan Saluran Pembuangan
Bertugas untuk membuang air secepatnya Dibuat pada arah tegak lurus kontur agar kecepatan alirannya tinggi. Pada hamparan yang telah diteras, kelebihan airnya dialirkan ke saluran pembuangan melalui saluran peresapan teras

74 3. Pembuatan Bangunan Terjunan
Dibangun pada saluran yang mempunyai kemiringan besar, sehingga mempunyai aliran besar. Kecepatan yang tinggi ini akan mempunyai akibat negatif, yaitu mengikis dan mengerosi dasar dan tebing hingga membentuk jurang. Oleh karena itu, saluran harus dilengkapi dengan bangunan terjunan (drop structure) yang dibuat dari bambu, batu, bronjong atau beton.

75 4. Pembuatan Dam Pengendali
Berupa bendungan dari urugan tanah Dikenal dua macam dam pengendali, yaitu tipe urugan tanah kedap air dan tipe urugan tanah homogen

76 5. Dam Penahan 6. Pembuatan Trucuk
Tidak dapat menahan air, melainkan hanya menahan hasil-hasil erosi dari daerah hulunya. Dibangun di daerah dengan tanah bersifat porus. Konstruksi dibuat dari batu atau bronjong kawat 6. Pembuatan Trucuk Dibangun untuk mengendalikan erosi tebing sungai atau jurang-jurang kecil ataupun erosi permukaan

77 C. METODE KIMIAWI Digunakan zat kimia yang mampu mengikat partikel tanah menjadi suatu agregat, sehingga mempunyai struktur lebih baik, mampu mengikat air untuk mencukupi kebutuhan tanaman, mampu menarik uap air dari udara untuk diikat dalam butiran tanah dan mapu mengikat zat hara dan mineral dari ancaman pencucian (leaching). Zat kimia tersebut antara lain adalah bitumin, aspal, latex dan lain sebagainya.

78 MANAJEMEN ORGANISASI DALAM PENGELOLAAN DAS
Perencanaan dan implementasi program pengelolaan DAS adalah kompleks, yang membutuhkan ahli-ahli yang bersifat multidisiplin dan masing-masing disiplin harus diketuai seorang yang sudah berpengalaman dalam perencanaan dan administrasi. Multidisiplin yang dimaksudkan tersebut dapat mencakup ahli konservasi, ahli tanah, ahli keteknikan, ahli agronomi, ahli hidrologi, ahli kehutanan, ahli sosiologi dan ahli ekonomi. FAO menganjurkan bentuk organisasi pengelolaan DAS sebagai berikut :

79 National/State Conservationist
Soil Survei division Planning division Watershed Management Agronomy Division Forestry Division Pasture Management Watershed/Area Conservationist (With Area Spesialist) Sub-Watershed/District Conservationist (With Supporting Technical Staff) Unit Level Technicians

80 Perlu ditekankan bahwa keberhasilan program pengelolaan DAS tidak hanya tergantung pada ahli-ahli teknik atau ekonomi, tetapi perlu melibatkan faktor sosial dan politik. Hal ini penting untuk mengetahui tradisi sosial dan sikap penduduk serta keinginannya. Motivasi penduduk dan kelompok masyarakat merupakan alat penting untuk mencapai keberhasilan pengelolaan penggunaan lahan.

81 Aspek penggunaan lahan merupakan kunci dari semua program pengelolaan DAS, sehingga pengelolaan akan efektif apabila melibatkan pemilik lahan ke dalam program pelaksanaannya. Organisasi dalam pengelolaan DAS harus berdasarkan pada pengembangan kemampuan lokal untuk perumusan dan pelaksanaan program oleh organisasi konservasi tanah dan air tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan dan organisasi lokal yang dikoordinasi oleh pimpinan masing-masing

82 Instansi Pengelola DAS Terpadu
Pengelolaan DAS terpadu tidak hanya dilakukan oleh instansi seperti Kementrian Lingkungan Hidup atau sektoral saja, tetapi harus dilakukan oleh suatu forum koordinasi yang didukung dengan tim-tim pengkajian prasarana pengelolaan, pengetrapan dan pengendalian. Oleh karena itu, maka institusi pengelolaan DAS terpadu adalah sebagai berikut :

83 FORUM KOORDINASI TIM PENGKAJIAN PRASARANA PENGELOLAAN TIM PENGETRAPAN
MONITORING DAN EVALUASI

84 Di tingkat pusat, forum koordinasi dapat terdiri atas Kementrian Lingkungan Hidup, Departemen Dalam Negeri, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Kehutanan dan Departemen Pertanian. Tim Pengkajian dapat dikoordinasi oleh Menteri Lingkungan Hidup, sedangkan tim pengetrapan tidak diperlukan. Tugas monitoring dan evaluasi dapat dibebankan pada sekretariat forum. Di tingkat daerah, forum koordinasi dipimpin oleh gubermur dan beranggotakan instansi-instansi terkait. Tim pengkajian dikoordinasi oleh Lembaga Pusat Studi Lingkungan dan tim pengetrapan dikoordinasi oleh BAPPEDA.


Download ppt "BASIC WATERSHED AND COASTAL MANAGEMENT"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google