Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

GAMBARAN DEMOGRAFI Prof. Dr. Sri Moertiningsih S. Adioetomo.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "GAMBARAN DEMOGRAFI Prof. Dr. Sri Moertiningsih S. Adioetomo."— Transcript presentasi:

1 GAMBARAN DEMOGRAFI Prof. Dr. Sri Moertiningsih S. Adioetomo.

2 Raksasa Demografi Indonesia
Jumlah (juta) 2010 2015 2020 2025 Jml Penduduk 238,4 250,4 261,0 270,1 Perempuan usia subur 65,7 68,5 70,1 70,9 0-14 tahun 64,1 63,6 62,1 60,2 Usia kerja 160,2 170,8 180,3 187,2 Lansia, 65+ 14,1 16,0 18,5 22,7 Sumber: Diolah dari UN World Population Projection, 2002 Revision 23_06_09 copyright Sri Moertiningsih Adioetomo

3 Indikator Demografi 2005-2009 2015-2020 2020-2025
Laju Pertumbuhan Penduduk 1,26% 0,99% 0.68% Rata-rata jumlah anak (TFR) 2,3 2,1 1,9 Angka Kematian Bayi (IMR) 41,6 29,2 21,9 Jumlah lahir / thn 4,5 juta 4,3 juta 3,9 juta Replacement level 1,07 0,98 0,91 Harapan Hidup/ thn 66,8 69,9 72,0 Sumber: Diolah dari UN World Population Projection, 2002 Revision 23_06_09 copyright Sri Moertiningsih Adioetomo

4 Laju pertumbuhan penduduk menurun
dari 2.34 % per tahun menjadi 1.45%

5 Indonesia menghemat 80 juta kelahiran (1971-2000)
copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

6 Dimana penghematannya?
Menghemat investasi pemenuhan hak dasar penduduk (pendidikan, kesehatan, gizi dan nutrisi, sandang, pangan, perumahan) Menghemat resources yang sedianya dikeluarkan untuk membiayai kehamilan, kelahiran, perawatan bayi dan balita (andaikata mereka terlahir) Mengurangi permintaan kesempatan kerja. Mengurangi penyediaan perumahan, air bersih,transportasi dll. copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

7 Tetapi Jumlah Penduduk Masih Terus Bertambah.
Namun  jumlah penduduk Indonesia masih akan bertambah terus mencapai juta tahun 2015 atau 290 juta tahun Bagaimana menyiapkan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang akan lahir? Bidan, Puskesmas, Imunisasi, PAUD, copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

8 Penghematan ini dikontribusikan oleh penurunan rata-rata jumlah anak (TFR) dan penurunan kematian bayi (IMR) copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

9 Penurunan Jumlah Anak Per wanita (TFR)
Dulu tiap keluarga mempunyai 5 atau 6 anak thn menjadi 2 atau 3 saja tahun 2005 Tetapi jumlah bayi yang lahir masih sekitar 4 juta per tahun mencapai 3,5 jt tahunn 2050 Replacement level, NRR=1 akan dicapai tahun (seorang perempuan mempunyai seorang anak perempuan untuk menggantikan Ibunya melahirkan) copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

10 Penurunan Angka Kematian Bayi (IMR)
Dulu thn 1969, dari kelahiran 145 diantaranya meinggal sebelum usia satu tahun Sekarang hanya 35 bayi per meninggal sebelum usia satu tahun (thn 2003) Dampaknya usia harapan hidup meningkat dari 45 tahun menjadi 67 tahun pada tahun 2005. Ledakan penduduk usia muda copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

11 Yakni penurunan kelahiran dan kematian jangka panjang
Dampak kebijakan pengendalian laju pertumbuhan penduduk adalah Transisi Demografi Yakni penurunan kelahiran dan kematian jangka panjang copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

12 Sri Moertiningsih Adioetomo
copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

13 Perubahan Struktur Umur Penduduk
Menurunnya proporsi jumlah anak <15 tahun yang menjadi beban pemerintah dan orang tua Dulu banyak bayi lahir tetapi banyak yang meninggal, kini jumlah yang lahir masih banyak dan hidup terus dampaknya Ledakan penduduk usia remaja dan usia kerja pengangguran? Sisi Positif: Beban tanggungan pekerja menurun, dulu 1971 tiap 100 pekerja menanggung 86 anak- anak, dari Sensus 2000 hanya 54 anak ditanggung oleh 100 pekerja. copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

14 Ledakan penduduk usia kerja
Sri Moertiningsih Adioetomo copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

15 Angka Ketergantungan per 100 penduduk usia kerja
1971 2000 >2030 86 54 44 >50 satu (1) orang bekerja menangung hampir satu anak dua (2) orang bekerja menangung satu anak tiga(3) orang bekerja menanggung satu anak tanggungan meningkat karena pesatnya pertambahan lansia 23_06_09 copyright Sri Moertiningsih Adioetomo

16 Ancaman ledakan lenduduk 10 thn mendatang
Apabila program Keluarga Berencana mati suri seperti sekarang Sekarang penurunan tingkat kelahiran (Fotal Fertility Rate- TFR) tidak terjadi lagi Data Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) /3 dan 2007 menunjukkan TFR stagnan pada tingkat TFR 2.3 dari 2003 – 2007. copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

17 Penambahan pengangguran 2,5 juta per tahun
Tiap tahun masih ada 4,3 juta kelahiran bayi, baru akan menurun sekitar 3 juta per tahun pada tahun 2050. Saat ini 60% dari penduduk Indonesia hanya berpendidikan SD Kalau 50% dari bayi ini atau 2,5 jutanya, kemudian tidak melanjutkan ke tingkat SMP mereka masuk ke pasar kerja. Pendidikannya rendah, tidak punya ketrampilan dan tidak berdaya saing, tidak siap kerja maka  Itulah mengapa Indonesia mengalami penambahan pengangguran 2, 5 juta per tahun. copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

18 Bonus Demografi Perubahan struktur umur penduduk dan menurunnya beban ketergantungan (dependency ratio) memberikan peluang yang disebut bonus demografi atau demographic dividend Dikaitkan dengan munculnya suatu kesempatan, the window of opportunity yang dapat dimanfaatkan untuk menaikkan kesejahteraan masyarakat. copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

19 The Window of Opportunity (Jendela Peluang)
Celah sempit diawali dengan bonus demografi terjadi mulai tahun 1990an The window of opportunity Indonesia akan terjadi tahun dimana Dependency Ratio mencapai titik terendah 44 per 100 Artinya, sebuah keluarga dgn 4 anggota, 3 orang bekerja hanya menanggung satu anak Tetapi akan meningkat lagi sesudah karena meningkatnya proporsi penduduk lansia Hanya terjadi satu kali dalam sejarah suatu penduduk copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

20 copyright Sri Moertiningsih Adioetomo
23_06_09

21 Bonus Demografi Landasan Pertumbuhan Ekonomi, syaratnya:
Suplai tenaga kerja yang besar meningkatkan pendapatan per kapita apabila ada kesempatan kerja yang produktip, dan bisa menabung. Peranan perempuan: jumlah anak sedikit memungkinkan perempuan memasuki pasar kerja, membantu peningkatan pendapatan Tabungan rumah tangga yang diinvestasikan secara produktip Modal manusia yang besar apabila ada investasi untuk itu. copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

22 Keadaan Ideal untuk Membangun
Bonus demografi memberi peluang untuk meningkatkan produktivitas dan memicu pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kualitas human capital Pada tahap fertilitas tinggi pertumbuhan pendapatan per kapita terserap untuk memenuhi kebutuhan penduduk muda yang besar jumlahnya. Beban Ketergantungan 44 per 100 memberi landasan pembangunan ekonomi tanpa dibebani jumlah anak-anak yang besar Biaya investasi untuk pelayanan dasar anak-anak dapat dialihkan untuk peningkatan mutu modal manusia. copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

23 Human Capital Deepening (peningkatan kualitas modal manusia)
Apa yang harus dikerjakan untuk memanfaatkan terbukanya Window of Opportunity ? Human Capital Deepening (peningkatan kualitas modal manusia) copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

24 Human Capital Deepening (peningkatan kualitas modal manusia)
Semua resources dan upaya dicurahkan untuk meningkatkan mutu modal manusia baik dari segi pendidikan, kesehatan, kecukupan gizi, kemampuan berkomunikasi, menguasai matematika dan teknologi serta aspek-aspek sosial-budaya lainnya. copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

25 Ledakan penduduk usia kerja muda
Tahun 2007: 43 juta penduduk usia kerja muda 15-24 22,5 juta diantaranya telah masuk angkatan kerja 25,1% (5,6 juta) diantaranya menganggur. Pendidikan rendah, tidak siap kerja Yang bekerja 31.7% under-employed (dibawah jam kerja normal, hanya 7 jam per minggu) 60% (10,3 jt) bekerja di sektor informal copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

26 Indonesian Skill Crisis
Di industri electronic (KBLI 323), separuh dari pekerja hanya menjadi operator dan perakit  vallue added hanya 3.1% dari seluruh sub sector di industri manufactur. Tidak berkontribusi ke peningkatan PDB KBJI 2002: 20% diserap dlm general dan special purpose machines 15% sebagai processor 15% sebagai casual workers dan janitor Hanya 0.7% dalam posisi managerial Hanya 0.6% dalam posisi professional copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

27 The Cost of No Action Apabila program KB tidak diteruskan
Jumlah penduduk akan mencapai 400 juta tahun 2050 Kalau tingkat pemakaian KB stagnan Kalau unmet need tidak terlayani Kalau AKB dan AKI stagnan Jumlah angkatan kerja akan mencapai juta manusia tahun 2050 copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

28 Sri Moertiningsih Adioetomo
copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

29 copyright Sri Moertiningsih Adioetomo
23_06_09

30 Implikasi tidak berbuat (1)
Jumlah penduduk akan menjadi 360 juta apabila tingkat kelahiran tidak dapat diturunkan menjadi 1.8 pada tahun 2050 Perlu tambahan investasi untuk pelayanan sosial dasar bagi 60 juta penduduk Perlu tambahan penyediaan kesempatan kerja sebanyak 30 juta copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

31 Implikasi tidak berbuat (2)
Bila kualitas pendidikan SDM tidak meningkat Bila kecukupan gizi dan kesehatan reproduksi dan kesehatan masyarakat tidak meningkat? Bila kesempatan kerja tidak meningkat? Bila tidak ada sinergi (concerted action) dalam perencanaan pembangunan?  rantai kemiskinan antar generasi berlanjut copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

32 Padahal  Tantangan Baru
Ledakan jumlah lansia Peningkatan jumlah lansia secara pelahan dan memuncak sesudah 2030. Kebutuha n pelayanan terhadap lansia Living arrangement Intergenerational transfer Well being Perlu kesiapan yang muda untuk menuju active and productive ageing. Tidak membebani orang lain. copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

33 Proyeksi Jumlah Lansia (60+) Indonesia
Sri Moertiningsih Adioetomo copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09

34 Tetapi kebijakan dan tindakan harus dilaksanakan mulai sekarang
Dampak kebijakan kependudukan baru akan terlihat beberapa dekade mendatang, terlihat pada generasi mendatang Peningkatan kualitas human capital adalah social investment yang tidak profitable dan tidak segera kelihatan hasilnya. Tetapi kebijakan dan tindakan harus dilaksanakan mulai sekarang Jangan hanya melihat sasaran 2014. copyright Sri Moertiningsih Adioetomo 23_06_09


Download ppt "GAMBARAN DEMOGRAFI Prof. Dr. Sri Moertiningsih S. Adioetomo."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google