Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

GLOBALISASI DAN POSISI MEDIA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "GLOBALISASI DAN POSISI MEDIA"— Transcript presentasi:

1 GLOBALISASI DAN POSISI MEDIA
Globalisasi Industri Media, Sesi 01 GLOBALISASI DAN POSISI MEDIA GLOBALISASI STUDI MEDIA Globalisasi Industri Media, Sesi 01 Dosen: Z. Hidayat, MM, M.Si.

2 TAHAPAN PERKEMBANGAN BISNIS/NEGARA
Local market National market International (minimal 2 negara): Home country dan Host country. Regional market: ASEAN, Asian market, China-ASEAN, Asia Pacific (APEC) Multilateral, multinational- Global market. Interdependency=Kesaling-bergantungan antar negara.

3 GLOBALIZATION A WORLD OF DIFFERENCE
Globalizing solvents: the classical accounts. Secara klasik, jika kelebihan produksi dalam suatu negara maka ditempuh dengan mencari pasar luar negeri, melalui ekspor. Aliran perdagangan terjadi, ekspor-impor, terjadi neraca perdagangan dari transaksi, dan seterusnya. Dimensions of globalization: Dimensi-dimensinya antara lain terjadinya arus kapital, arus fisik barang, arus jasa, menyebarnya pusat-pusat produksi mendekati pusat-pusat pasar di negara yang padat penduduknya. Multi-dimensional theory: teori dengan melihat semua aspek baik dari segi ekonomi, politik, sosial dan budaya. An explanatory theorem:teorema yang menjelaskan suatu fenomena (globalisasi). Globalizing developments Globalisasi Industri Media, Sesi 01 Dosen: Z. Hidayat, MM, M.Si.

4 TRADING PLACES: THE INT’L ECONOMY
Industrialization and modernization: Revolusi industri melahirkan produksi pepabrikan, eksploitasi SDM, distribusi produk, dan meningkatnya konsumsi di seluruh dunia. Convergence: Kecenderungan saling menyatunya atau saling-bergantungnya setiap negara di seluruh dunia, antara satu dan lainnya. World Capitalism: Meningkatnya kapitalisasi perusahaan swasta dan ekspansi ke seluruh dunia. World Trade: Arus perdagangan dunia, dari satu regional ke regional lain yang diatur secara berimbang dalam WTO (World Trade Organization) The International Division of Labour: Eksploitasi SDM di seluruh dunia membutuhkan suatu pengelolaan dan advokasi (pembelaan) di bawah PBB, yaitu ILO. Globalisasi Industri Media, Sesi 01 Dosen: Z. Hidayat, MM, M.Si.

5 Multi-national enterprises
Production Systems Financial management Migrant Labour Trans-national Classes Main Characteristics of an Inter-national Economy PERDAGANGAN GLOBAL: Jasa riset/survei peluang bisnis Trip: penerbangan bisnis, wisata, education Aliran dana: investasi Aliran investasi pasti diikuti dengan aliran: perangkat keras (machine installment), alirn jasa/service/expert. Service (jasa) delivery: expert di produksi, expert di logistics, expert marketing communication, media industry, expert human resources, expert di tax, financial services, Contemporary situation: negara-negara G20 sbg pusat industri dibarengi negara lain (Vietnam, Bangladesh, Nigeria,Colombia, Kazakhstan): bahwa pusat produk telah berpindah ke negara yg SDM banyak tapi upah murah. Pusat produksi cenderung sbg pusat konsumsi, utk menekan delivery cost.

6 TRADING PLACES: THE INT’L ECONOMY

7 OPEN SPACES: THE GLOBALIZING ECONOMY
New Economies of Time and Space: dimensi ruang dan waktu menjadi suatu komoditi dalam induustri kreatif dan jasa. Trade: Perdagangan antar negara, antar kawasan, bilateral, internasional, global. The New International Division of Labour: Aspek tenaga kerja tak terpisahkan dalam industrialisasi dan globalisasi. Semakin maju suatu negara, ongkos buruh industri semakin mahal, sehingga ada arus ‘perdagangan’ SDM (migrasi). Alliances of Capital: Kemitraan dan pengelolaan modal dan investasi. Cultural Economies: Industri budaya, termasuk industri kreatif dan jasa. Timeless Financial Markets A Globalized Economy? Globalisasi Industri Media, Sesi 01 Dosen: Z. Hidayat, MM, M.Si.

8 BUDAYA MASSA, BUDAYA POPULER
Lukisan Monalisa adalah budaya seni tinggi, yaitu value-nya dilihat dari “tidak ada duanya”. Tetapi jika lukisan itu direpro secara digital lalu dijual secara massal, maka saat itulah ia menjadi budaya massa. Inilah yang terjadi pada budaya karya batik, angklung, CD musik, program TV, Film, dsb semuanya adalah Budaya Populer. Industri media yang mengglobal adalah bagian dari budaya massa.

9 STATE OF FLUX: INTERNATIONAL POLITICS
Development of the nation-state: Secara politis, ada ‘perlawanan’ politis menyangkut rasa nasionalisme, kebangsaan (etnis), dan pertahanan diri. Trans-national Connections: Hubungan tidak lagi bersifat bilateral (2 negara) tapi ada kesalingbergantungan banyak negara. State Functions: Fungsi negara lebih cenderung pada persoalan “administratif.” Conflicts of Interest: konflik/ tarik-menarik kepentingan, kondisi yang tidak sehat dalam konteks persaingan bebas (liberal). International Organizations: terlibatnya badan-badan dunia terhadap motivasi keuntungan negara pemegang saham, mis: IMF. Globalization and the States-System: Suatu proses yang mengarah kepada terbebasnya sekat-sekat hambatan arus kapital, barang dan jasa antar negara. Globalisasi Industri Media, Sesi 01 Dosen: Z. Hidayat, MM, M.Si.

10 WITHER THE STATE? GLOBALIZING POLITICS
Internal Crisis: Terjadi krisis di dalam suatu negara yang tidak memiliki keunggulan bersaing, neraca perdagangannya akan minus terus, dan menjadi sangat bergantung kepada negara lain (super kaya/power). External Sovereignty: Setiap negara mengedepankan elsistensinya sebagai bangsa, ingin diakui dunia int’l sebagai negara yang bermartabat dan merdeka meskipun sulit terlepas dari pengaruh kondisi di luar negaranya. New Global Political Actors: Para pemain baru dalam pentas politik global, sulit dipisahkan dari kekuatan (power) ekonomi, karena hampir seluruhnya mengarah kepada kekuatan material, termasuk penguasaan energi. A new Political Culture: Sebuah upaya untuk menciptakan keseimbangan kekuatan antara kelompok-kelompok (regional), dengan suatu ‘proses negosiasi’ yang saling menguntungkan (mutualisme). Globalisasi Industri Media, Sesi 01 Dosen: Z. Hidayat, MM, M.Si.

11 CLASHING CIVILIZATIONS: INTERNATIONAL CULTURE
Crusades and Jihads: Persoalan isu resistensi dan perlawanan lokal terhadap kekuatan global dimunculkan dengan tema-tema primordial seperti mendikotomikan kasus perang salib dan perlawanan kemerdekaan (jihad), antara Barat dan Timur, antara Islam dan ‘Barat’ setelah isu komunisme global sirna. Revolutions and Revivals: Suatu perjuangan melakukan perubahan secara cepat dan drastis, bisa berdampak positif dan negatif, terutama untuk mempertahankan eksistensi suatu bangsa dan negara. Culture Contact: Suatu sentuhan budaya yang pada dasarnya mengelola dunia ini adalah sama dengan mengelola budaya antar bangsa. Globetrotters and Jetsetters: Ada kelompok ujung tombak untuk mempropagandakan dan mempercepat proses globalisasi dan kelompok ekslusif yang memimpin. Globalisasi Industri Media, Sesi 01 Dosen: Z. Hidayat, MM, M.Si.

12 NEW WORLD CHAOS: GLOBALIZING CULTURES Seeing the World as ‘One Place’
Fragmentation and Syncretism - Berkembangnya budaya Protestan di dunia modern Barat (sekularisasi) - Globalisasi berkontribusi terhadap berkembangnya secara luas fndamentalisme, akibat restriksi (perlawanan) atas globalisasi itu sendiri. Consumer Monarchs: - Muncul globalisasi budaya, termasuk budaya konsumen global,seolah-olah jadi kerajaan baru. Compunications: Muncul trend teknologi yang memadukan telepon, audio, video yang mengalami miniaturisasi, personalisasi, integrasi, difusi, automatisasi. Tourism at Home: bentuk turisme berkembang dari mass tourism ke pleasure periphery (wisata ke spot-spot pinggiran seperti eco-tourism, culture-tourism, agro-tourism, dsb.) Globalisasi Industri Media, Sesi 01 Dosen: Z. Hidayat, MM, M.Si.

13 REAL WORLD ARGUMENTS Not Globalization but Neo-Fordism:
- Globalisasi tipe-1: migrasi, jalur perdagangan dan investasi , juga ditandai dengan aliran migrasi tenaga kerja. - Globalisasi tipe-2: berkembang melalui proses-proses regulasi di tingkat regional dan internasional, namun pasar sulit untuk dikendalikan, muncul perusahaan multinasional, organisasi buruh semakin lemah karena sistem produksi tidak cocok dengan keterampilan buruh lokal, dan kekuatan politik juga melemah. Not the Powerless State but the Elaborating State Not Postmodernization but Americanization Globalisasi Industri Media, Sesi 01 Dosen: Z. Hidayat, MM, M.Si.

14 MEDIA STUDIES READING THE MEDIA Image Analysis:
- What is a media ‘text’? Teks arti biasanya sesuatu yg tercetak atau ditulis, namun dalam Media Studies, “teks” berarti produk media seperti program TV, fotografi, film atau video, artikel koran, program radio, periklanan, video games atau halaman web. - semiotics: kata ‘semiology’ dari Bahasa Yunani dari kata “semeion” yg berarti tanda (sign). Semiology adalah ilmu yang mempelajari sisten tanda-tanda dan perannya dalam konstruksi atau rekonstruksi pemaknaan dalam teks media. - Signs - Codes: kesepakatan bersama atas tanda-tanda (signs) untuk ditaati yang menghasilkan makna. - Denotation and connotation - The process model of communication - Criticisms of semiotics Narrative: Jalan yang ditempuh suatu kisah yang diceritakan baik dalam teks media fiksi maupun nonfiksi. - Narrative construction - Mode of address - Relationship between narrative and genre Globalisasi Industri Media, Sesi 01 Dosen: Z. Hidayat, MM, M.Si.

15 Seseorang yang sangat berpengaruh teorinya mengenai imej visual yang mengirimkan pemaknaan adalah Roland Barthes ( ). Barthes sangat dipengaruhi oleh seorang ahli aliran strukturalis Swiss sebelumnya yaitu Ferdinand de Saussure ( ), yaitu orang pertama yang mengenalkan gagasan semiology dalam bukunya Course in General Linguistics (1983, 1916). Saussure melihat bahwa bahasa sebagai sebuah kreasi budaya rather than something innate, dan sebagai suatu sistem sosial that was ordered, coherent and governed by sets of rules. Seorang berkebangsaan Amerika, Charles Peirce ( ) menemukan gagasan Saussure dan mengembangkannya untuk mencakupkan tidak hanya bahasa namun juga ‘bagunan sosial’ lainnya dalam masyarakat seperti cara masyarakat itu sendiri is ordered yang melekat dan dikukuhkan dengan sejumlah aturan. Peirce mengenalkan istilah ‘semiotics’. Roland Barthes menemukan gagasan ini dan dalam buku Mythologies (1993 I1957I) menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan budaya populer, misalnya dalam paras aktris Greta Garbo dan iklan sabun deterjen. Strukturalisme: suatu pendekatan argumentasi dengan mengidentifikasi struktur sebagai hal utama dalam melakukan analisis atas suatu masalah. Dalam bahasa (linguistik), sebagai contoh, dapat diargumentasikan bahwa semua bahasa memiliki kesamaan dalam struktur gramatikal, di mana kita lahir dengan kapasitas untuk belajar. Berkaitan dengan itu, maka struktur sosial, seperti unit keluarga, dapat ditelaah untuk memahami budaya. Globalisasi Industri Media, Sesi 01 Dosen: Z. Hidayat, MM, M.Si.

16 - Media representation of the world at large - How accurate?
Genre: Suatu istilah yang digunakan untuk mengklasifikasikan pengorganisasian, kategori dan konsumsi teks media ke dalam kelompok dengan karakteristik yang sama. Elemen penting dalam mengidentifikasi genre adalah dengan melihat ikonografi dari teks. Ikonografi adalah sebagian tanda-tanda yang kemudian kita asosiasikan dengan bagian genre, misalnya atribut fisik dan busana, latar belakang dan ‘tools of the trade’ seperti mobil, senjata, dsb. - The function of genre: diaplikasikan untuk TV, radio, film, dsb. Genre penting untuk menentukan material media, jenis cerita yang dikenal dengan elemen seperti style, narrative dan struktur yang digunakan secara sinambung. - Genre and audiences - Genre and producers - Genre as a critical tool: untuk studi literary, seperti novel genre soneta, tragedi, picaresque. - Limitation of genre: karena media terlalu beragam, sulit disama-ratakan, namun bisa jg genre justru sangat membantu. Contoh Soap Opera, disebut genre karena karakteristiknya (setting lokal, kisah yang berlanjut, cliffhanger endings, familiar characters, dsb.) Representation: - Media representation of the world at large - How accurate? - Stereotyping Media Intertextuality - Mimicry - Parody, pastiche and homage - Marketing of media texts - Soap opera and the tabloids Globalisasi Industri Media, Sesi 01 Dosen: Z. Hidayat, MM, M.Si.

17 Media Ideology: - Belief systems: Sistem nilai dan kepercayaan yang hidup dalam masyarakat bersangkutan. - Ideology and gender: Berkaitan dengan nilai-nilai yang dikedepankan dalam pesan dan penyusunan identitas suatu media, kaitannya dengan penempatan gender dalam pesan-pesannya. Realism: - The accuracy of the representation: Keakuratan representasi sosial, ekonomi masyarakat dalam tampilan media. - Different types of realism: Berbeda-beda sebagaimana value yang dianut. - Continuity editing: penyeleksian dan pengeditan berkesinambungan atas konten media. - Documentary film-making: Pembuat film dokumenter tidak terlepas dari faktual. - The docu-soap: Opera sabun terdokumenter, perpaduan kedua genre tersebut. - Reality television: Televisi dengan karakter konten menyajikan realitas masyarakat. Globalisasi Industri Media, Sesi 01 Dosen: Z. Hidayat, MM, M.Si.

18 - Different types of audience - Why are audiences important?
MEDIA AUDIENCES - Different types of audience - Why are audiences important? - How have audiences changed? - How is audience consumption patterned and determined? - Who is the audience? - ‘Television doesn’t make programmes, it creates audiences’ (Jean-Luc Godard) - Audience participation - Gendered consumption - The ‘effects’ debate and moral panics Globalisasi Industri Media, Sesi 01 Dosen: Z. Hidayat, MM, M.Si.

19 - Issues of ownership and control
MEDIA INSTITUTIONS - Issues of ownership and control - Horizontal and vertical integration - Alternative media - Global media economy - Media imperialism - Issues of control - Regulation of the media - Public service broadcasting - Segmentation - Digital broadcasting - Convergence - The changing media world - The Internet - Press regulation - Ownership Globalisasi Industri Media, Sesi 01 Dosen: Z. Hidayat, MM, M.Si.


Download ppt "GLOBALISASI DAN POSISI MEDIA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google