Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KERAJAAN HINDU BUDHA Kerajaan Sriwijaya Dan Kalingga Daryono NIP

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KERAJAAN HINDU BUDHA Kerajaan Sriwijaya Dan Kalingga Daryono NIP"— Transcript presentasi:

1 KERAJAAN HINDU BUDHA Kerajaan Sriwijaya Dan Kalingga Daryono NIP. 1906206051984031008

2 Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang ada di nusantara. Kerajaan yang dikeal dengan kekuatan maritimnya tersebut berhasil menguasi pulau Sumatra, Jawa, Pesisir Kalimantan, Kamboja, Thailand Selatan, dan Semenanjung Malaya yang kemudian menjadikan Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan yang berhasil menguasai perdagangan di Asia-tenggara pada masa itu. Kata 'Sriwijaya' berasal dari dua suku kata yaitu 'Sri' yang berarti bercahaya atau gemilang dan 'Wijaya' yang berarti kemenangan. Jadi Sriwijaya berarti kemenangan yang gemilang. Kerajaan Sriwijaya

3 Sriwijaya

4 Berdirinya Kerajaan Sriwijaya Tidak banyak bukti sejarah yang menerangkan kapan berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Bukti tertua datangnya dari berita Cina yaitu pada tahun 682 M terdapat seorang pendeta Tiongkok bernama I- Tsing yang ingin belajar agama Budha di India, singgah terlebih dahulu di Sriwijaya untuk mendalami bahasa Sanskerta selama 6 Bulan. Tercatat juga Kerajaan Sriwijaya pada saat itu dipimpin oleh Dapunta Hyang.

5  Selain berita dari luar, terdapat juga beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya, diantaranya adalah prasasti Kedukan Bukit (605S/683M) di Palembang. Isi dari prasasti terseubt adalah Dapunta Hyang mengadakan ekspansi 8 hari dengan membawa 20.000 tentara, kemudian berhasil menaklukkan dan menguasai beberapa daerah. Dengan kemenangan itu Sriwijaya menjadi makmur. Dari kedua bukti tertua di atas bisa disimpulkan Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertamanya adalah Dapunta Hyang.

6  Kejayaan Kerajaan Sriwijaya  Masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya berada pada abad 9- 10 Masehi dimana Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Sriwijaya telah melakukan kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara, antara lain: Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda, menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal yang mengenakan bea dan cukai atas setiap kapal yang lewat. Sriwijaya mengumpulkan kekayaannya dari jasa pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok, dan India.

7  Keruntuhan Sriwijaya  Kemunduran yang berakhirnya Kerajaan Sriwijaya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:  Pada tahun 1017 dan 1025, Rajendra Chola I, soerang dari dinasti Cholda di Koromande, India Selatan. Dari dua serangan tersebut membuat luluh lantah armada perang Sriwijaya dan membuat perdagangan di wilayah Asia-tenggara jatuh pada Raja Chola. Namun Kerajaan Sriwijaya masih berdiri.

8  Melemahnya kekuatan militer Sriwijaya, membuat beberapa daerah taklukannya melepaskan diri sampai muncul Dharmasraya dan Pagaruyung sebagai kekuatan baru yang kemudian menguasai kembali wilayah jajahan Sriwijaya mulai dari kawasan Semenanjung Malaya, Sumatera, sampai Jawa bagian barat.  Melemahnya Sriwijaya juga diakibatkan oleh faktor ekonomi. Para pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang karena daerha-daerah strategis yang dulu merupakan daerah taklukan Sriwijaya jatuh ke tangan raja- raja sekitarnya.  Munculnya kerajaan-kerajaan yang kuat seperti Dharmasraya yang sampai menguasai Sriwijaya seutuhnya serta Kerajaan Singhasari yang tercatat melakukan sebuah ekspedisi yang bernama ekspedisi Pamalayu.

9  Sumber-sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya  Ada dua jenis sumber sejarah yang menggambarkan keberadaan Kerajaan Sriwijaya, yaitu Sumber berita asing dan prasasti.

10  Sumber Berita Asing  Berita dari Cina Dalam perjalanannya untuk menimba ilmu agama Buddha di India, I- Tsing pendeta dari Cina, singgah di Shi-li-fo-shih (Sriwijaya) selama enam bulan dan mempelajari paramasastra atau tata bahasa Sanskerta. Kemudian, bersama guru Buddhis, Sakyakirti, ia menyalin kitab Hastadandasastra ke dalam bahasa Cina. Kesimpulan I-Tsing mengenai Sriwijaya adalah negara ini telah maju dalam bidang agama Buddha.  Berita Arab menyebutkan adanya negara Zabag (Sriwijaya). Ibu Hordadheh mengatakan bahwa Raja Zabag banyak menghasilkan emas. Setiap tahunnya emas yang dihasilkan seberat 206 kg. Berita lain disebutkan oleh Alberuni. Ia mengatakan bahwa Zabag lebih dekat dengan Cina daripada India. Negara ini terletak di daerah yang disebut Swarnadwipa (Pulau Emas) karena banyak menghasilkan emas.

11  Sumber Prasasti  Selain dari sumber berita asing, keberadaan Kerajaan Sriwijaya juga tercatat pada prasasti- prasasti yang pernah ditinggalkan, diantaranya: 1. Prasasti Kedukan Bukit (605S/683M) di Palembang. Isinya: Dapunta Hyang mengadakan ekspansi 8 hari dengan membawa 20.000 tentara, kemudian berhasil menaklukkan dan menguasai beberapa daerah. Dengan kemenangan itu Sriwijaya menjadi makmur.  Sumber Prasasti  Selain dari sumber berita asing, keberadaan Kerajaan Sriwijaya juga tercatat pada prasasti- prasasti yang pernah ditinggalkan, diantaranya: 1. Prasasti Kedukan Bukit (605S/683M) di Palembang. Isinya: Dapunta Hyang mengadakan ekspansi 8 hari dengan membawa 20.000 tentara, kemudian berhasil menaklukkan dan menguasai beberapa daerah. Dengan kemenangan itu Sriwijaya menjadi makmur.

12 2. Prasasti Talang Tuo (606 S/684M) di sebelah barat Palembang. Isinya tentang pembuatan sebuah Taman Sriksetra oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga untuk kemakmuran semua makhluk.

13  Prasasti Kota Kapur (608 S/686 M) di Bangka.

14  Prasasti Karang Birahi (608 S/686 M) di Jambi. Keduanya berisi permohonan kepada Dewa untuk keselamatan rakyat dan kerajaan Sriwijaya.

15  Prasasti Talang Batu (tidak berangka tahun) di Palembang. Isinya kutukan- kutukan terhadap mereka yang melakukan kejahatan dan melanggar perintah raja.

16  Prasasti Palas di Pasemah, Lampung Selatan. Isinya Lampung Selatan telah diduduki oleh Sriwijaya.

17  Prasasti Ligor (679 S/775 M) di tanah genting Kra. Isinya Sriwijaya diperintah oleh Darmaseta.

18 Video kerajaan Sriwijaya

19  Raja-raja Sriwijaya  Dari abad ke-7 sampai ke-13 Masehi, Kerajaan Sriwijaya pernah di pimpin oleh raja-raja di bawah ini, yaitu:  Dapunta Hyang Sri Jayanasa  Sri IndravarmanChe-li-to-le-pa-mo  Rudra VikramanLieou-t’eng-wei-kong  Maharaja WisnuDharmmatunggadewa  Dharanindra Sanggramadhananjaya  Samaragrawira  Samaratungga  Balaputradewa  Sri UdayadityavarmanSe-li-hou-ta-hia- li-tan  Hie-tche (Haji)  Sri CudamanivarmadevaSe-li-chu-la-wu- ni-fu-ma-tian-hwa  Sri MaravijayottunggaSe-li-ma-la-pi  Sumatrabhumi  Sangramavijayottungga  Rajendra Dewa KulottunggaTi-hua-ka-lo  Rajendra II  Rajendra III  Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa  Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa  Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa

20  Kehidupan Sosial-Ekonomi dan Kebudayaan  Letak Sriwijaya sangat strategis di jalur perdagangan antara India-Cina. Di samping itu juga berhasil menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi perdagangan di Asia Tenggara, menjadikan Sriwijaya berhasil menguasai perdagangan nasional dan internasional. Penguasaan Sriwijaya atas Selat Malaka mempunyai arti penting terhadap perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim, sebab banyak kapal-kapal asing yang singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan dan melakukan aktivitas perdagangan.  Dalam bidang kebudayaan khususnya keagamaan, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha yang penting di Asia Tenggara dan Asia Timur. Agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya ialah Agama Buddha Mahayana, salah satu tokohnya ialah Dharmakirti. Para peziarah agama Buddha dalam pelayaran ke India ada yang singgah dan tinggal di Sriwijaya. Di antaranya ialah I'tsing.

21 Kerajaan Kalingga  Kalingga adalah kerajaan bercorak Buddha di Jawa Tengah sekitar abad ke-7 M.  Nama “Kalingga” berasal dari sebuah nama kerajaan yang terdapat di wilayah India selatan.  Lokasinya masih diperdebatkan, kemungkinan di sekitar Blora dan Cepu ( Jawa Tengah)

22 Sejarah kerajaan Kalingga  Sumber sejarah kebanyakan diperoleh dari sumber Cina, tradisi atau kisah setempat,dan naskah cerita Parahyangan yang disusun berabad-abad kemudian. Sumber-sumber manuskrip Cina ditulis pada masa Dinasti Tang, oleh I-Tsing yang menyebut kerajaan ini dengan nama Ho-ling (Kalingga) dan berlokasi di Cho-po (Jawa Tengah). Di dalam catatan itu disebutkan misalnya hal –hal seperti berikut :

23 Pada tahun 664 M di ho-ling datang seorang pendeta Cina yang bermaksud menerjemahkan kitab suci agama Buddha. Sesampainya disana ia mendapat bantuan dari pendeta Ho- ling bernama Jnanabadhra. Hal ini menunjukkan kerajaan ini memiliki peran penting dalam pengembangan agama Buddha. Hal ini menunjukkan kerajaan ini memiliki peran penting dalam pengembangan agama Buddha. Sumber lainnya adalah prasasti Tuk Mas yang ditemukan di kaki Gunung Merbabu (jawa Tengah) dan tidak berangka tahun. Dari bentuk hurufnya, prasasti ini diperkirakan berasal dari tahun 500 M. Isinya tentang adanya air mata (tuk) yang jernih dan bersih.

24 Kalingga disebutkan terletak di Jawa di Laut Selatan. Kerajaan ini berada di antara Kamboja di sebelah utara, Bali di sebelah timur, dan Sumatra di sebelah barat. Ibu kota kerajaan pada waktu itu dikelilingi benteng yang terbuat dari tonggak kayu. Raja tinggal di istana kerajaan yang tersusun atas bangunan bertingkat yang besar, mempunyai atap dari pohon aren, serta singgasana dari gading gajah. Penduduknya pandai membuat arak dari nila pohon kelapa. Selain gading gajah dan cula, kerajaan ini menghasilkan banyak barang tambang berupa perak dan emas.

25 Kondisi sosial-politik Kerajaan Kalingga  Karena keterbatasan sumber sejarah, tidak banyak yang dapat diceritakan tentang kehidupan sosial- politik kerajaan ini. Berita Cina hanya menyebutkan kerajaan ini memiliki hasil bumi yang sangat laku diperdagangkan seperti emas, perak, cula badak, dan gading gajah. Disebutkan juga pada tahun 674 M negara ini dipimpin seorang raja bernama Sima, yang memerintah dengan keras, namun adil. Dibawah pemerintahannya rakyat hidup aman dan makmur.

26 Konon sepeninggal Sima, kerajaan Kalingga terbagi dua, yaitu Kalingga Utara ( dikenal dengan nama Bumi Mataram) dibawah Sanaha (cucu ratu Shima) dan Kalingga Selatan ( Bumi Sambara) dibawah Dewasinga. Sanaha menikah dengan Bratasenawa atau Sanna (raja ketiga kerajaan Galuh) yang melahirkan Sanjaya. Sanjaya kelak menikahi putri Dewasinga bernama Dewi Sudiwara yang melahirkan Rakai Panangkaran.

27 Peninggalan Kerajaan Kalingga Prasasti Tukmas Ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang di Jawa Tengah. Bertuliskan huruf Pallawa yang berbahasa Sanskerta. Isi prasasti menceritakan tentang mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India. Pada prasasti itu ada gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak, kelasangka, cakra dan bunga teratai yang merupakan lambang keeratan hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu. Peninggalan Kerajaan Kalingga

28 Prasasti Sojomerto Ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuno Berasal dari sekitar abad ke-7 masehi. Bersifat keagamaan Siwais. Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya, Dapunta Selendra, yaitu ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati, sedangkan istrinya bernama Sampula. Prof. Drs. Boechari berpendapat bahwa tokoh yang bernama Dapunta Selendra adalah cikal-bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu. Bahan prasasti ini adalah batu andesit dengan panjang 43 cm, tebal 7 cm, dan tinggi 78 cm. Tulisannya terdiri dari 11 baris yang sebagian barisnya rusak terkikis usia.

29 Candi Bubrah, Jepara Candi Bubrah ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Candi Bubrah adalah salah satu candi Buddha yang berada di dalam kompleks Taman Wisata Candi Prambanan, yaitu di antara Percandian Rara Jonggrang dan Candi Sewu. Dinamakan ‘Bubrah’ karena keadaan candi ini rusak (bubrah dalam bahasa Jawa) sejak ditemukan. Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno, satu periode dengan Candi Sewu. Candi ini mempunyai ukuran 12 m x 12 m terbuat dari jenis batu andesit, dengan sisa reruntuhan setinggi 2 meter saja. Saat ditemukan masih terdapat beberapa arca Buddha, walaupun tidak utuh lagi.

30 Candi Angin Candi Angin terdapat di desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Karena letaknya yang tinggi tapi tidak roboh terkena angin, maka dinamakan “Candi Angin”. Menurut para penelitian Candi Angin lebih tua dari pada Candi Borobudur. Bahkan ada yang beranggapan kalau candi ini buatan manusia purba di karenakan tidak terdapat ornamen-ornamen Hindu-Budha.

31 Jasmerah ( Jangan sekali-sekali melupakan sejarah) Wass.


Download ppt "KERAJAAN HINDU BUDHA Kerajaan Sriwijaya Dan Kalingga Daryono NIP"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google