Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Dalam proses produksi, perusahaan manufaktur selalu berusaha agar terjadi zero defect(tidak ada barang rusak), namun sulit untuk menghindari dari hal-hal.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Dalam proses produksi, perusahaan manufaktur selalu berusaha agar terjadi zero defect(tidak ada barang rusak), namun sulit untuk menghindari dari hal-hal."— Transcript presentasi:

1 BARANG RUSAK, BARANG CACAT, BARANG SISA DAN BARANG SAMPAH DALAM METODE HARGA POKOK PESANAN

2 Dalam proses produksi, perusahaan manufaktur selalu berusaha agar terjadi zero defect(tidak ada barang rusak), namun sulit untuk menghindari dari hal-hal terjadinya barang rusak (spoiled goods), barang cacat (defective goods), barang sisa(scrap) dan barang sampah (waste). Setiap departemen atau bagian harus bekerja sama untuk mewujudkan pengendalian mutu (quality control) yang baik. Di samping itu, kerugian-kerugian yang terjadi harus dipertanggungjawabkan melalui suatu sistem pelaporan, sehingga pengendalian yang lebih baik dapat dilaksanakan atas kerugian tersebut

3 AKUNTANSI UNTUK BARANG RUSAK
Barang Rusak adalah barang-barang yang tidak memenuhi standar produksi dan tidak memerlukan proses lebih lanjut untuk memperbaiki barang-barang tersebut. Biasanya barang seperti itu dapat dijual seharga nilai sisanya atau dibuang karena tidak mempunyai nilai sama sekali Perlakuan akuntansi barang rusak : Biaya kerusakan setelah dikurangi nilai bersih yang dapat direalisir dibebankan kepada BOP Biaya kerusakan setelah dikurangi nilai bersih yang dapat direalisir dibebankan secara langsung kepada pekerjaan yang bersangkutan

4 Biaya kerusakan setelah dikurangi nilai bersih yang dapat direalisir dibebankan kepada BOP
Perlakuan akuntansi seperti ini dapat dilakukan apabila sifat kerusakanya adalah : Normal tetapi tidak terjadi pada tingkat yang sama untuk masing-masing pekerjaan Abnormal disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak diharapkan yang sebetulnya dapat dihindarkan dengan demikian biaya kerusakan sudah diperhitungkan dalam tarif BOP yang ditetapkan dimuka

5 PT Restu selama bulan Juni 2011 mengahasilkan 10
PT Restu selama bulan Juni 2011 mengahasilkan unit produk berdasarkan pesanan dari pelanggan. Biaya bahan langsung Rp.600 per unit, BTKL Rp.400 per unit dan bOP yang dibebankan ke produksi adalah 125% dari BTKL. Hal ini berarti biaya per unit adalah Rp (Rp.600+Rp.400+(Rp.400x125%). Dalam tarif BOP ini sudah termasuk taksiran biaya kerusakan sebesar Rp.50 per unit produk. Pencatatan atas biaya pekerjaan selama bulan juni adalah sebagai berikut : Anggaplah terjadi kerusakan sejumlah 200 unit sebagai akibat dari kejadian kerugian yang normal, namun barang yang rusak ini diperkirakan masih dapat dijual dengan harga Rp.100 per unit Barang Dalam Proses persediaan Bahan Gaji dan Upah BOP yang dibebankan

6 Barang Rusak BOP Barang dalam Proses 20.000 Apabila harga jual dari barang rusak ini berbeda dengan taksiran harga persediaan yang telah dicatat, maka selisihnya kan ditambahkan atau dikurangi ke akun BOP. Sebagai contoh, seluruh barang rusak tersebut dijual secara tunai dengan harga Rp Dari biaya produksi yang terjadi selama bulan juni 2011 sebesar Rp produk yang selesai hanya unit sebagai akibat adanya kerusakan sebanyak 200 unit. Dengan demikian harga pokok produk menjadi Rp setelah dikurangi dengan biaya produksi dari 200 unit yang rusak Kas BOP Barang rusak 22.000 2.000 20.000 Barang Jadi Barang dalam Proses

7 Biaya kerusakan setelah dikurangi nilai bersih yang dapat direalisir dibebankan secara langsung kepada pekerjaan yang bersangkutan Perlakuan akuntansi seperti ini dapat dilakukan apabila sifat kerusakanya adalah : Normal tetapi tidak terjadi pada tingkat yang sama untuk masing-masing pekerjaan. Dalam kondisi ini, maka taksiran biaya kerusakan dapat diperhitungkan sebagai elemen dari tarif BOP yang ditetapkan dimuka. Dengan demikian masing-masing pekerjaan akan dibebankan dengan biaya kerusakan pada saat pembebanan bOP kepada pekerjaan tersebut. Alternatif lain adalah tidak membebankan biaya kerusakan dalamperhitunagn BOP Disebabkan adanya persyaratn secara langsung oleh pelanggan. Biaya-biaya kerusakan setelah dikurangi nilai bersih yang dapat direalisasi untuk barang rusak tersebut dibebankan kepada pekerjaan ybs dan taksiran mengenai biaya kerusakan juga tidak dimasukan dalam perhitungan tarif BOP

8 PT Restu meneima pesanan khusus sejumlah 800 unit produk dari PT Hasta
PT Restu meneima pesanan khusus sejumlah 800 unit produk dari PT Hasta. Biaya bahan per unit produk adalah lebih mahal dari produksi yang biasa yaitu sebesar Rp.750 karena adanya permintaan atas kualitas yang lebih tinggi dari pT Hasta. Spesifikasi pesnaan ini memerlukan teknik produksi yang sulit sekali dan karena kerusakan normal akan dibebabkan kepada pesanan ini. Tarif BOP 112,5% dari BTKL atau Rp.450 tidak termasuk biaya kerusakan per unit. Berdasarkan uji coba yang dilakukan PT restu dari 10 unit produk yang dihasilkan hanya bisa diperoleh 8 unit yang sesuai dengan pesanan khusus tersebut. Dengan demikian untuk memenuhi pesanan 800 unit harus dikeluarkan biaya untuk memproduksi sebanyak unit. Pencatatn dalam jurnal : Barang Dalam Proses persediaan Bahan Gaji dan Upah BOP yang dibebankan

9 Untuk 200 unit yang tidak memenuhi spesifikasi pesanan dapat dijual dengan harga Rp.400 per unit. Pencatatan untuk jumal unit yang rusak adalah Pekerjaan yang sudah selesai sebanyak 800 unit langsung dikirim ke PT Hasta Pencatatan dalam jurnal adalah Biaya per unit produk dari PT Hasta menjadi lebih tinggi karena adanya pembebanan kerugian dari unit yang rusak sebesar Rp (Rp – Rp ). Biaya per unit produk yang selesai untuk pesanan PT Hasta adalah sebesar Rp (Rp : 800 unit) Barang Rusak Barang dalam Proses 80.000 Beban pokok penjualan Barang dalam Proses

10 AKUNTANSI BARANG CACAT
Barang cacat adalah barang-barang yang tidak memenuhi standar produksi karena keslaahan dalam bahan, tenaga kerja atau mesin dan harus di proses lebih lanjut agar memenuhi stanadar mutu yang ditentukan sehingga barang-barang tersebut dapat dijual. Ada dua metode yang dapat digunakan untukmencatat baiay tamabhaan atas proses penyempurnaan unit-unit yang cacat dari suatu pekerjaan pesanan Biaya tamabhan untuk menyempurnakan unit-unit yang cacat dibebankan ke akun BOP, jika sifat cacat barang adalah normal, tetapi tidak terjadi pada tingkat yang sama antara pekerjaan yang satu dengan yang lainnya atau kecacatan ini dikarenakan oleh suatu sebab kejadian luar biasa yang tidak diharapkan. Jika cacatnya normal maka berdasarkan pengalaman yang lalu jumlah biaya tambahan tersebut dapat diperhitungkan dalam tarif BOP

11 PT Wahana menrima pesanan dari Yayasan Multi Karya sebanyak 100 unitr produk. Biaya bahan adalah Rp.2.000per unit, BTKL Rp per unit, BOP dibebankan ke produksi dengan tarif 150% dari BTKL. Dalam tarif sudah diperhitungkan biaya tambahan atas unit yang cacat sebesar 10%. Selama pengolahan pekerjaaan pesanan ini ditemukan 8 unit yang cacat dan akan diolah kembali dengan jumlah biaya bahan langsung dan TKL Rp dan Rp dan BOP adalah 150% dari BTKL. Pencatatan jurnal adalah : Barang dalam Proses persediaan bahan Gaji dan Upah BOP

12 Untuk biaya tambahan atas unit yang cacat Untuk pekerjaan pesenan yang selesai
BOP persediaan bahan Gaji dan Upah BOP yang dibebankan 40.000 10.000 12.000 18.000 Barang Jadi Barang dalam Proses

13 AKUNTANSI BARANG SISA ATAU BARANG SAMPAH
Barang sisa (Scrap) adalah barang yang masih mempunyai nilai dan langsung dapat dijual atau dimasukkan ke dalam proses produksi untuk tujuan yang berbeda Barang sampah (waste) adalah barang yang tidak mempunyai manfaat lagi dan dengan demikian tidak mempunyai nilai jual. Contoh : Barang sisa dijual secara tunai dengan harga Rp maka jurnalnya adalah Apabila nilai penjualan barang sisa telah diperhitungkan dalam tarif BOP, maka Kas Pendapatan lain-lain Kas BOP


Download ppt "Dalam proses produksi, perusahaan manufaktur selalu berusaha agar terjadi zero defect(tidak ada barang rusak), namun sulit untuk menghindari dari hal-hal."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google