Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STOMATITIS

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STOMATITIS"— Transcript presentasi:

1 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STOMATITIS
OLEH KELOMPOK 1 Nur Winingsih NIM Rizka Agustine W NIM Siti Aisyah Dwi A NIM PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2015

2 Pengertian Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi seperti tembakau, defisiensi vitamin, infeksi oleh bakteri, virus atau jamur, dan penggunaan obat kemoterapi (Potter & Perry, 2005). Menurut Donna L.Wong dkk stomatitis adalah imflamasi mukosa oral, yang dapat meliputi mukosa bukal (pipi) dan labial (bibir), lidah, gusi, angit-langit dan dasar mulut.

3 Etiologi Stomatitis dapat terjadi pada anak dan bayi. Pada anak sariawan dapat disebabkan oleh: 1. daya tahan tubuh anak yang rendah; 2. kondisi mulut anak seperti kebersihan mulut yang buruk; 3. luka pada mulut karena tergigit atau makanan dan minuman yang terlalu panas; 4. kondisi tubuh seperti adanya alergi atau infeksi; 5. luka akibat menyikat gigi terlalu keras atau bulu sikat gigi yang sudah mengembang; 6. kekurangan vitamin c dan vitamin b; 7. faktor psikologis (stress);

4 Klasifikasi 1. Stomatitis apthous Reccurent
Stomatitis yang sifatnya berulang atau Reccurent Apthous Stomatitis dapat diklasifikasikan berdasarkan karakteristik klinis yaitu ulser minor, ulser major, dan ulser herpetiform. a. Rekuren apthous stomatitis minor

5 b. Rekuren Apthous Stomatitis Major
c. Herpetiformis apthous stomatitis

6 2. Oral thrush Sariawan yang disebabkan jamur Candida Albican, biasanya banyak dijumpai di lidah. Pada keadaan normal, jamur memang terdapat di dalam mulut. Namun, saat daya tahan tubuh anak menurun, ditambah penggunaan obat antibioka yang berlangsung lama atau melebihi jangka waktu pemakaian, jamur Candida Albican akan tumbuh lebih banyak lagi. 3. Stomatitis Herpetik Sariawan yang disebabkan virus herpes simplek dan beralokasi di bagian belakang tenggorokan. Sariawan di tenggorokan biasanya langsung terjadi jika ada virus yang sedang mewabah dan pada saat itu daya tahan tubuh sedang rendah sehingga sistem imun tidak dapat menetralisir atau mengatasi virus yang masuk sehingga terjadilah ulser.

7 MANIFESTASI KLINIS Sariawan dimulai dengan adanya luka seperti melepuh di jaringan mulut yang terkena berbentuk bulat atau oval. Berwarna putih ditengahnya, dibatasi dengan daerah kemerahan. Gejalanya berupa rasa panas atau terbakar yg bisa menimbulkan luka (ulser) di rongga mulut. Bercak luka yang ditimbulkan akibat dari sariawan ini agak kaku dan sangat peka terhadap gerakan lidah atau mulut  susah makan, susah minum, ataupun susah berbicara. Penderita penyakit ini biasanya juga banyak mengeluarkan air liur.

8 Menurut Williams dan Wilkins pada tahun 2008 membagi stomatitis berdasarkan tanda dan gejalanya, yaitu: a.         Stomatitis hipertik akut 1)   Nyeri sperti terbakar di mulut 2)   Gusi membengkak dan mudah berdarah, selaput lendir terasa perih 3)   Ulse papulovesikular di dalam mulut dan tenggorokan; akhirnya menjadi lesi berkantung keluar disertai areloa ynag memerah, robek, dan membertuk sisik. 4)   Limfadenitis submaksilari 5)   Nyeri hilang 2 sampai 4 hari sebelum ulser sembuh secara keseluruhan b.        Stomatitis aftosis 1)   Selaput lendir terasa terbakar, kesemutan, dan sedikit membengkak 2) Ulser tunggal ataupun multipel, berbentuk kecil dengan pusat berwarna keputihan dan berbatas merah 3)   Nyeri berlangsung 7 samapi 10 hari, dan sembuh total dalam 1 sampai 3 minggu.

9 KOMPLIKASI Prognosis Pola Nutrisi Pola Hygine Pola Aktivitas
Ketidaknyamanan Prognosis Prognosis stomatitis didasarkan pada masalah yang menyebabkan adanya gangguan ini. Stomatitis yang disebabkan oleh iritasi lokal : oral hygene yang bagus, memeriksakan gigi secara teratur, diet yang bermutu, dan pengobatan.

10 Pengobatan Stomatitis dapat diredakan dengan menggunakan beberapa jenis obat, baik dalam bentuk salep (yang mengandung antibiotic dan penghilang rasa sakit), obat tetes, maupun obat kumur. Diet Lunak Pemberian Antibiotik Terapi

11 Pencegahan Hindari faktor etiologi;
Pelihara kesehatan gigi dan mulut serta mengonsumsi nutrisi yang cukup terutama makanan yang mengandung vitamin B12 dan zat besi; Hindari stress yang dapat mengakibatkan timbulnya gejala; Usahakan untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut anak; Hati-hati saat menggosok gigi anak agar tidak menimbulkan luka pada mulut; Hindari memberikan makanan yang terlalu panas pada anak, berikan makanan yang lembut dan mudah ditelan; Hindari memberikan anak dot yang berkontur kasar dan terbuat dari karet yang keras; Perbanyak makan yang mengandung B3 seperti serelia, hati, ayam, daging, kacang-kacangan, apukat dan lain sebagainya; Anjurkan anak makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan kususnya bervitamin c Aturlah makanan agar tetap seimbang sehingga tidak kekurangan gizi.

12 P A T H W A Y Agen infeksius: bakteri, jamur, virus
Imunitas menurun: rentan Dx: Resiko Infeksi Infeksi lokal pada mukosa oral Lesi berwarna merah kekuningan Kurasakan dan inflamasi membran kumosa Gangguan flora norma Kurangnya Perawatan kesehatan mmenurun Gejala meningkat Stress Dx: Gangguan pertumbuhan dan perkembangan Dx: Perubahan proses keluarga Isolasi proses perawatan Dx: Hambatan interaksi Bau mulut Sulit berkomunikasi Dx: Gangguan konsep diri Citra dan hara diri menurun Kurang informasi Dx: Kurangnya pengetahuan orang tua Dx: Gangguan integritas kulit Dx: Gangguan pola tidur Dx: nyeri akut pada rongga mulut Nyeri tidak terkontrol Nafsu makan menurun Dx: Resiko ketidakseimbangan nutrisi konstipasi Perubahan pola maakan Tubuh lemah Dx: Defisit perawatan diri Dx: Pola eleminasi terganggu P A T H W A Y

13 ASUHAN KEPERAWATAN

14 Pengkajian Data Demografis Pengkajian Psikososial Keluhan Utama
Pengkajian lingkungan RPS Riwayat Nutrisi RPD Riwayat Pertumbuhan & Perkembangan RPK

15 Pemeriksaan Fisik Fokus
A. Keadaan Umum lemah B. TTV TD : dalam batas normal S : suhu tubuh tinggi, lebih dari 37o C (normal 36o C- 37o C) N : takikardi RR : dalam batas normal (normal x/mnt)

16 C. Pemeriksaan Head to Toe
1). Kepala dan Leher Inspeksi : Wajah : simetris, dahi mengkerut Rambut : lurus/keriting, distribusi merata/tidak Mata : pupil miosis, konjungtiva anemis Hidung : tidak terdapat pernafasan cuping hidung Telinga : bersih Mulut : mukosa bibir agak kering, terdapat lesi pada rongga mulut, bercak putih, warna lidah merah dan keputihan karena peradangan. Kulit didalam rongga mulut tampak bengkak dan kemerahan Lidah : Mukosa mulut mengalami peradangan dan ada lesi, bibir pecah-pecah, rasa kering, suatu Palpasi : ada nyeri tekan (respon nyeri) 2). Dada Inspeksi : simetris, tidak terdapat tarikan otot bantu pernafasan Palpasi : denyutan jantung teraba cepat, badan terasa panas, nyeri tekan (-) Perkusi : Jantung : dullness; Paru : sonor Auskultasi: tidak terdengar suara ronchi , tidak terdengar bunyi wheezing 3). Abdomen Inspeksi : datar Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan Perkusi : timpani Auskultasi : ada bising usus 4). Kulit Turgor kurang, pucat, kebiruan. 5). Ekstremitas Tidak terdapat udem pada pada daerah extremitas

17 No. Diagnosa Keperawatan 1.  Nyeri berhubungan dengan lesi (kerusakan membran mukosa), malaise yang ditandai dengan pasien mengatakan bahwa merasa nyeri di daerah rongga mulut, terdapat luka pada daerah rongga mulut. 2.  Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan intake nutrisi kurang dan faktor psikologi yang ditandai dengan keluarga mengatakan bahwa pasien tidak bisa menghitung padahal mudah, pasien terlihat bingung pada saat menghitung. 3.  Gangguan pola eleminasi berhubungan dengan intake nitrisi kurang dan stress yang ditandai dengan keluarga mengatakan bahwa pasien tidak bisa menghitung padahal mudah, pasien terlihat bingung pada saat menghitung 4.  Gangguan integritas kulit berhubungan dengan infeksi mukosa mulut yang ditandai dengan keluarga mengatakan bahwa luka pasien semakin meluas, luka pada mukosa mulut pasien sedalam 5mm 5.  Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri yang tidak terkontrol keluarga mengatakan bahwa pasien sering rewel pada malam hari, pasien tidak mau tidur, cemas 6.  Resiko infeksi yang berhubungan dengan pejamu yang rentan dan agen infeksius

18 7.  Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nyeri pada mukosa mulut Gangguan konsep diri berhubungan dengan citra dan harga diri menurun akibat bau mulut yang ditandai dengan pasien mengatakan malu ketika bicara sama orang lain karena bau mulut, pasien menjauh dari teman-temannya 9.  Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan tubuh yang ditandai dengan keluarga mengatakan bahwa pasien tidak dapat mandi sendiri, pasien terlihat kotor tubuhnya 10  Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan anak yang menderita penyakit yang ditandai dengan keluarga mengatakan bahwa selama pasien sakit maka anggota keluarga yang lain tidak bekerja karena harus merawat pasien, keluarga pasien selalu berada di samping pasien 11.  Hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan isolasi dari teman sebaya yang ditandai dengan keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau bermain sama teman sebaya, terlihat pasien menghindar ketika diajak bermain sama teman sebaya 12.  Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit stomatitis yang ditandai dengan keluarga mengatakan bahwa tidak mengerti harus bagaimana mengatasi sakitnya pasien, terlihat luka pada daerah mulut masih belum ada proses perawatan

19 Tujuan dan Kriteria Hasil
No. Diagnosa Perencanaan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, nyeri pada klien dapat berkurang atau hilang dengan kriteria hasil: Hilangnya rasa sakit dan perih di mukosa mulu Lesi berkurang dan berangsur sembuh Membran mukosa oral lembab Tidak bengkak dan hiperemi Suhu badan normal Kaji tingkat nyeri pada pasien Berikan makanan yang tidak merangsang, seperti makanan yang mengandung zat kimia Hindari makanan yang terlalu panas dan terlalu dingin Hindari pasta gigi yang merangsang timbulnya nyeri Hindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigit makan Anjurkan klien untuk memperbanyak mengkonsumsi buah buah dan sayuran terutama vitamin B12, Vitamin C dan zat Besi Lakukan elaborasi pemberian analgesik dan kortikosteroid I N T E R V S

20 I M P L E N T A S 1 Mengkaji tingkat nyeri pada pasien
No. Diagnosa Implementasi 1 Mengkaji tingkat nyeri pada pasien Memerikan makanan yang tidak merangsang, seperti makanan yang mengandung zat kimia Menghindari makanan yang terlalu panas dan terlalu dingin Menghindari pasta gigi yang merangsang timbulnya nyeri Menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigit makan Menganjurkan klien untuk memperbanyak mengkonsumsi buah buah dan sayuran terutama vitamin B12, Vitamin C dan zat Besi Melakukan elaborasi pemberian analgesik dan kortikosteroid I M P L E N T A S

21 E V A L U S I No. Diagnosa Evaluasi 1
S: klien mengatakan bahwa, nyeri yang di rasakan sudah agag mendingan. O: terlihat pada bibir klien sudah tidak terdapat lesi. A: Masalah nyeri teratasi P: tindakan di hentikan E V A L U S I

22 ::Terima kasih 


Download ppt "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STOMATITIS"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google