Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Buku Wajib dan Buku Anjuran Mata Kuliah Perilaku Organisasi

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Buku Wajib dan Buku Anjuran Mata Kuliah Perilaku Organisasi"— Transcript presentasi:

1 Buku Wajib dan Buku Anjuran Mata Kuliah Perilaku Organisasi
Stephen P Robbins “Perilaku Organisasi” (Jilid 1 & 2 , Edisi delapan) McShane Stephen L and Von Glinow, Mary Ann “ Organizational Behavior” , (2005) Luthan Fred “ Organizational Behavior” (1998) Greendberg, Jerald & Baron “Organizational Behavior” (2003) Drs. Adam I, Indrawijaja, MPA, “ Perilaku Organisasi” (2005) Miftah Thoha, “ Perilaku Organisasi” konsep dasar dan aplikasi (2006) Stephen P Robbins , ( Alih Bahasa Jusuf Udaya) “ Teori Organisasi” struktur, desain & aplikasi, Edisi 3 Paul Hersey, Kenneth H. Blanchard, Dewey E. Johnson, “ Management of Organizational Behavior”.

2 APA TUJUAN MEMAHAMI PERILAKU ORGANISASI ?

3 TUJUAN MEMAHAMI PO Tujuan prediksi atau peramalan
Tujuan eksplanasi atau penjelasan Tujuan Pengendalian atau pengawasan Tujuan Perspektif keilmuan (MSDM) Tujuan melatih kepekaan

4 PENTINGNYA MEMPELAJARI PERILAKU ORGANISASI
Dengan mengetahui perilaku manusia, baik secara individu maupun kelompok di dalam organisasi akan membantu pimpinan organisasi untuk menempatkan orang tersebut pada jabatan atau bagian pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian dan keahliannya Dengan mengetahui perilaku manusia, pimpinan lebih mudah menentukan motivasi apa yang paling tepat bagi bawahannya agar semangat kerjanya meningkat

5 3. Dengan mengetahui perilaku manusia dalam organisasi, dapat membantu pimpinan untuk menggerakkan dan mengarahkan bawahannya untuk melaksanakan tugas-2nya dalam mencapai tujuan yang diinginkan 4. Dengan mengetahui perilaku manusia dalam organisasi dapat membantu pimpinan dalam mengintegrasikan bawahannya untuk melaksanakan tugas-2nya mencapai tujuan organisasi

6 ASUMSI DASAR KELOMPOK BEHAVIORALIS
Bahwa tingkah laku memperlihatkan keteraturan (regularitas) yang dapat dirumuskan dalam generalisasi-2 normatif (pattern for behavior) maupun generalisasi empiris (pattern of behavior) Generalisasi harus dapat dibuktikan (verifikasi) kebenarannya dengan menunjuk pada tingkah laku yang relevan (empirik) Untuk mengumpulkan dan menafsirkan data diperlukan teknik-2 penelitian yang cermat

7 Untuk mencapai kecermatan dalam penelitian diperlukan pengukuran dan kuantifikasi
Dalam membuat analisis, nilai-2 pribadi si peneliti sedapat mungkin tidak berperan (values free) ---- > perspektif emik Penelitian perilaku mempunyai sifat terbuka terhadap konsep, teori dan ilmu-2 sosial lainnya (terbuka adanya kritik dan perubahan)

8 APA SAJA ISU DAN KELEMAHAN STUDI PERILAKU ORGANISASI?

9 ISU UTAMA PERILAKU ORGANISASI
Mempelajari hubungan manusia dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan dalam menghasilkan barang dan jasa

10 TUJUAN INDIVIDUAL TUJUAN KELOMPOK (Team Work) TUJUAN ORGANISASI

11 Vs = = IDEAL, SESUAI, SELARAS, SERASI, SEIMBANG
Tujuan Individu Tujuan Kelompok/ Organisasi = IDEAL, SESUAI, SELARAS, SERASI, SEIMBANG = Tujuan Kelompok/ Organisasi Tujuan Individu Vs = KONFLIK atau NEGOSIASI

12 TIPE ADAPTASI KONFORMITAS (Penyesuaian) RITUALISME
TEKANAN PADA TUJUAN Tinggi Rendah KONFORMITAS (Penyesuaian) RITUALISME (Artificial, pura-2) INOVASI (Temuan baru) RETREATISME (Mengasingkan diri) Tinggi TEKANAN PADA CARA Rendah

13 Keterangan: TUJUAN = Derajat aspirasi dan tujuan budaya CARA = Cara untuk mencapai sesuatu dan cara yang sudah melembaga

14 KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Kemampuan + - DELEGATIF KONSULTATIF PARTISIPATIF INSTRUKTIF (OTORITER) + Kemauan -

15 PRINSIP TUJUAN DALAM ORGANISASI
Dapat diterima dan dapat dipahami secara mudah dan jelas Dapat dicapai dan dilaksanakan Dapat memberikan motivasi dan dorongan Sederhana agar tidak salah tafsir Dapat disosialisasikan dan dikomunikasikan secara terbuka kepada pihak-pihak yang terlibat

16 POSISI TUJUAN DALAM ORGANISASI
FILOSOFIS VISI MISI TUJUAN KEBIJAKSANAAN PROGRAM PROYEK KEGIATAN

17 Ruang Lingkup Perencanaan
NASIONAL DAERAH Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Rencana Strategis Kementerian / Lembaga Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Rencana Kerja Pemerintah Rencana Kerja Pemerintah Daerah Rencana Kerja Kementerian / Lembaga Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah

18 KELEMAHAN STUDI PERILAKU ORGANISASI
Kemampuan dan keahlian manusia dalam organisasi tidak selalu sama Manusia organisasi akan selalu berpikir tentang masa depan dengan membuat pilihan-2 yang menguntungkan (rasional) tentang bagaimana sebaiknya bertindak dan berperilaku Manusia organisasi memiliki perbedaan-2 dalam memahami lingkungannya berkaitan dengan latar belakang dan masa lalunya

19 Manusia organisasi akan memiliki respon atau reaksi yang berbeda terhadap peristiwa tertentu yang terjadi dalam organisasi, karena banyaknya variabel atau faktor yang berpengaruh dalam organisasi (baik teknis maupun non teknis) Manusia organisasi memiliki perbedaan-2 dalam cara berpikir, berperasaan, bertindak, disamping persamaannya dalam hal naluri untuk hidup berkelompok dan bekerjasama

20 Perilaku organisasi bersifat abstrak dan seringkali membingungkan, karena tidak menghasilkan prinsip-2 yang sederhana tetapi sangat komplek dalam menjelaskan fenomena dan analisis situasional Perilaku organisasi tidak memiliki prinsip-2 umum yang dapat diterapkan pada semua situasi, tetapi hanya mengajarkan kepada manajer untuk mendiagnosa permasalahan dalam konteks organisasi yang bersifat situasional

21 GERAKAN POST PERILAKU (Post Behavior Movement)
Berorientasi sistem nilai Berorientasi pada etika dan moralitas Mengutamakan kepentingan publik Mengembangkan potensi individu (agency/aktor) Memberikan peluang dan persamaan untuk berpartisipasi Berperilaku pro-aktif Berorientasi pada perubahan organisasi Melakukan kritik terhadap dominasi dan norma-norma administrasi klasik (behavior approach) Sumber: Jong S.Jun,1976, Renewing the Study of Comparative Administration.

22 PENDEKATAN KONTINGENSI ATAU KONTEMPORER MERUPAKAN SALAH SATU CARA TERBAIK DALAM MENGATASI KELEMAHAN STUDI PERILAKU ORGANISASI (TETAPI BUKAN CARA YANG PALING BAIK)

23 SIKAP TERHADAP ORGANISASI
Aktif KELUAR (EXIT/WALKOUT) BERSUARA (VOICE) PENGABAIAN/ACUH (NEGLECTED) KESETIAAN (LOYALITY) Distruktif Konstruktif Pasif

24 ORGANISASI Suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu

25 THE MAIN SCHOOLS OF ORGANIZATIONAL ANALYSIS
THE SOCIOLOGY OF RADICAL CHANGE Anti Organization Theory Radical Organization Theory Ethnomethodology and Phenomenological,Symbolic Interactionism Pluralism Action Frame of Reference Theories of Bureaucratic Dysfunction Social System Theory Objectivism SUBJECTIVE OBJECTIVE THE SOCIOLOGY OF REGULATION

26 ORGANISASI Merupakan unit sosial yang dibentuk secara sadar
Memiliki fungsi yang relatif berkesinambungan (kontinyu) Terbuka dan tertutup Formal dan Informal Publik dan Bisnis Sehat dan Tidak Sehat (sakit)

27 KOMPONEN ORGANISASI POLA SISTEM AKTIVITAS -Terbuka -Rutin -Tertutup
-Temporal SEKELOMPOK ORANG -Kemampuan IQ, EQ, SQ TUJUAN -Misi dan Operasional organisasi

28 UNIT ANALISIS DALAM ORGANISASI
Lingkungan Eksternal Organisasi Internal organisasi Organisasi Kelompok Individu

29 Unit analisis individu Unit analisis kelompok Unit analisis organisasi
Persepsi Kepribadian Sikap Motivasi Proses pembelajaran Sistem nilai Analisis trend Pengambilan keputusan Dinamika kelompok Komunikasi Konflik Kekuasaan dan Politik Kepemimpinan Struktur organisasi Desain program Sistem evaluasi hasil kerja Imbalan (reward system) Pengembangan organisasi (OD) Budaya organisasi

30 -Program dan Proyek (Insidental)
TIPE ORGANISASI (Desmond Graves, 1986, Corporate Culture: Diagnosis and Change) HIGH FORMALIZATION ROLE (Peran) - Birokrasi (Rutin) TASK (Tugas) -Program dan Proyek (Insidental) POWER (Kekuasaan) -Partai Politik ATOMISTIC (Sel) -Filantropis -Reformis -Revolusionis HIGH CENTRALIZATION LOW CENTRALIZATION LOW FORMALIZATION

31 APA SAJA PERBEDAAN ORGANISASI PUBLIK DAN BISNIS?

32 ASPEK ORG.PUBLIK ORG.BISNIS TUJUAN MOTIF WILAYAH GARAPAN PENGUASA
CARA KERJA Kesejahteraan Pelayanan publik Pelayanan Pengabdian Terbatas Rakyat Legal formal Lambat/Imitatif Kepentingan pribadi Keuntungan/profit Memaksimalkan keuntungan Tak terbatas Pemilik modal Competetive Cepat/Inovatif

33 ADMINISTRASI PUBLIK ADMINISTRASI BISNIS
Bertujuan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat (public service) Dalam pencapaian tujuan dilakukan berdasarkan ketentuan/peraturan/per UU-an yang berlaku (legalistic, normative, structural approach) Kegiatannya mengutamakan kebenaran sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan Cara kerjanya dianggap kurang efesien (in-efesien) Bersifat monopolistik, karena sifatnya lebih mengutamakan kepentingan umum (Non-Competetion) Bentuk kegiatannya ditujukan bagi kepentingan dan kesejahteraan rakyat (Social Welfare) Bertujuan memperoleh untung sebesar-besarnya (Profit Motive) Dalam pencapaian tujuan dilakukan dengan kebijaksanaan yang bersifat menguntungkan dan tidak terikat dengan ketentuan yang bersifat kaku (rigid) Kegiatannya tidak selalu terikat dengan prosedur yang berlaku, tetapi lebih mengutamakan hasil yang dicapai Cara kerjanya sangat efesien Bersifat persaingan bebas (free competetion) Bentuk kegiatannya bukan social welfare, tapi lebih memperhitungkan kepentingan dan kesejahteraan individu atau kelompoknya

34 SISTEM NILAI ORGANISASI PUBLIK, PRIVAT DAN SOSIAL
Bangun kekuasaan semudah mungkin Gunakan kekuasaan seefektif mungkin Pertanggung jawabkan kekuasaan seformal mungkin Beli dan terima semurah dan semudah mungkin Buat dan bikin dengan biaya sehemat mungkin Jual dan bagi semahal mungkin Kesadaran akan hak dan kewajiban, merumuskannya menjadi kebutuhan dan tuntutan Kepedulian terhadap masalah organisasi publik dan privat Mengelola otonomi masyarakat Konsumerisme (hak konsumen dan perjuangan memenuhi dan melindunginya), hak korban untuk diselamatkan, dan hak mangsa untuk mempertahankan diri Tindak lanjut: social pressure, class action, civil disobedience, dsb.

35 A. Obyek Perilaku Organisasi
sebagai disiplin Ilmu A. Obyek Perilaku Organisasi Individu yang menjadi anggota suatu organisasi: organizations donot behave, individuals do. W.Richarcd Scott (1990), serta David Buchanan dan Andrej Huczinky (2004): perilaku individu yang menjadi pusat perhatian dalam Perilaku Organisasi adalah perilaku kolaboratif untuk mencapai tujuan yang disepakati. The study of the structure , functioning and performance of organizations and the behaviour of groups and individual within them (Buchanan dan Huczynski, 2004).

36 1. Terukur: setiap konsep/teori mempunyai indikator yang dapat
B. Karakteristik Perilaku Organisasi sebagai ilmu pengetahuan 1. Terukur: setiap konsep/teori mempunyai indikator yang dapat diukur dan atau terikat dengan tempat (where), waktu (when). 2. Sistematis: menjelaskan keterkaitan antar satu fenomena (what) dengan fenomena lainnya (why). 3. Mempunyai daya prediksi yang didasarkan pada observasi saat ini untuk melihat masa yang akan datang. 4. Mempunyai daya generalisasi yakni berlaku pada konteks dan situasi yang relatif berbeda-beda. Materi-PTIK\OB-PTIK1-Revised

37 C. Dimensi Perilaku Organisasi
Organization Effectiveness

38 C. Rincian dimensi perilaku organisasi
1. Struktur Organisasi Definisi: Struktur organisasi adalah sistem mekanisme kerja suatu organisasi yang diwujudkan sebagai hubungan vertikal antar kesatuan dalam suatu organisasi. Stratifikasi Sistem nilai Pola hubungan Peran/fungsi

39 Max Weber (1864 – 1920) dosen pada Universitas
Berlin, latar belakang pendidikan sosiologi dan hukum Titik perhahatiannya adalah pada struktur kewenangan Weber membedakan antara kewenangan (authority) dan kekuasaan (power). Kewenangan: perintah yang dilaksanakan oleh bawahan dari atasan, sebagai pengakuan terhadap posisi atasan yang sah. Kekuasaan: kemampuan seseorang untuk memaksakan kehendak kepada orang lain tanpa mempertimbangkan kemungkinan apakah orang tersebut menolak (resistance) atau tidak terhadap paksaan tersebut.

40 1. Kewenangan Karismatik
Tipologi Kewenangan 1. Kewenangan Karismatik Karakteristik Organisasi Keanggotaan didasarkan pada faktor sentimen; Anggota lebih disebut “pengikut” Keberlangsungan orga-nisasi tergantung kekuatan karisma pemimpin Karakteristik Pimpinan Diperoleh dari kualitas individu, karena alasan supernatural.

41 Karakteristik Pimpinan
2. Kewenangan Tradisional Karakteristik Organisasi Keanggotaan didasarkan pada faktor loyalitas; Anggota lebih disebut loyalis karena didasarkan pada hubungan patrimonial Kinerja organisasi tidak menjadi kriteria keber-langsungan organisasi, te-tapi pada ikatan kebersa-maan antar anggota Karakteristik Pimpinan Diperoleh dari keturun-an atau warisan dari pimpinan sebelumnya

42 Karakteristik Organisasi
2. Kewenangan Rasional Karakteristik Organisasi Keanggotaan didasarkan pada kompetensi; Anggota lebih disebut staf Kinerja organisasi menjadi kriteria utama keberlang-sungan suatu organisasi Rasional Diperoleh dari fak-tor yang bersifat ra-sional seperti kom-petensi atau intelek-tualisme

43 Henry Mintzberg, dosen manajemen pada Unviersitas McGill, Montreal, Canada
Titik pusat perhatian: tugas dan fungsi seorang manajer dan pada bentuk organisasi yang bagaimana. Mintzberg membedakan empat jenis struktur organisasi: Simple structure Machine Bureaucracy Profesional Bureaucracy Divisionalized form Adhocracy

44 Contoh: organisasi holding company
a. Simple structure Strategic apex yaitu keanggotaan yang terdiri dari kalangan elit (top management) pada suatu organisasi. Penggunaan teknologi yang minimal, dan didukung oleh staf dalam jumlah kecil. Pola hubungan kerja lebih sentralisitik, karena tidak menangani masalah-masalah operasional. Contoh: organisasi holding company

45 Keanggotaan terdiri dari spesialis karena pengalaman
b. Machine Bureaucracy Keanggotaan terdiri dari spesialis karena pengalaman Pembagian tugas (division of labour) didasarkan pada standardisasi Mekanisme kerja berdasarkan pada technostruc-ture yakni melalui pentahapan kerja yang jelas. Sifat pekerjaan bersifat repetitive, sehingga dapat menghambat kreativitas anggota. Contoh: bagian perencanaan dan pengendali keuangan 45 of 31

46 Contoh: Perguruan tinggi, badan litbang, kantor konsultan
c. Profesional Bureaucracy Keanggotaan organisasi adalah operating core yang terdiri dari para profesional yang mandiri dalam bidangnya. Kemandirian dan otonomi menjadi ciri utama dalam pelaksanaan pekerjaan. Suasana pekerjaan bersifat demokratis, tetapi sulit dalam mengelola, dan menentukan jurisdiksi pekerjaan Contoh: Perguruan tinggi, badan litbang, kantor konsultan

47 Contoh: Organisasi waralaba, Universitas cabang
d. Divisionalized form Merupakan proses balkanisasi dalam organisasi yakni pemisahan organisasi menjadi sub-organisasi yang berfungsi secara terpisah dan self-sufficient, tetapi menjalankan fungsi organisasi induk. Karakteristik keanggotaan dapat meliputi profesional atau middle skill staffs. Contoh: Organisasi waralaba, Universitas cabang

48 Contoh: Organisasi kesenian, Prudser Film, Badan litbang
d. Adhocracy Mekanisme kerja tidak terikat pada standarisasi, tetapi pada kreativitas staf; Keanggotaan dapat terdiri dari kalangan profesional atau orang berpengalaman Organisasi kurang mendapat pengakuan formal, tetapi kesuksesan didasarkan pada acceptabilitas produk oleh masyarakat atau kalangan profesi-onal Contoh: Organisasi kesenian, Prudser Film, Badan litbang

49 2. Pengambilan Keputusan
Definisi: suatu proses untuk menentukan apa yang akan dan apa yang tidak akan dilakukan oleh suatu organisasi. Herbert A. Simon, satu-satunya non-ekonom yang memenangkan hadiah nobel bidang ekonomi tahun 1978. Latar belakang pendidikan adalah politik, dan sampai dengan akhir tahun 80an menjadi dosen di Carnigie-Mellon University, Pittsburgh

50 Titik pusat perhatian, bagaimana suatu keputusan dibuat dan bagaimana keputusan tersebut dibuat seefektif mungkin. Bagi Simon, pengambilan keputusan sama artinya dengan manajemen, karena mengandung makna mengatur (regulating) dan mengarahkan (guiding) dalam memanfaatkan (utilizing) sumber yang efisien untuk mencapati tujuan seefektif mungkin, Proses pengambilan keputusan bersifat rasional tapi secara terbatas (bounded-rationality) karena kompleksitas permasalahan. Oleh karena itu hasil dari keputusan adalah mencukupi (satisficing), bukan memuaskan (satisfying). Dalam ungkapan James March:”even if decision-making process is intended to be rational, there are severe bound to its rationality. Decisions will be taken knowing much less than in principle could be known”

51 Tahapan dalam pengambilan keputusan
Inteligence activity yaitu tahap mencari kejadian (occations) yang memerlukan suatu keputusan. Design activity yaitu tahap menemukan, mengembang-kan, dan menganalisis suatu tindakan yang akan diambil. Choice activity yaitu tahap untuk memilih satu dari beberapa tindakan yang akan diambil.

52 Tipe keputusan Programmed decision yaitu suatu keputusan yang bersifat repetitif untuk mengatasi occasions yang bersifat rutin. Nonprogrammed decision yaitu suatu keputusan yang ditujukan untuk mengatasi permasalah yang baru dan tidak terstruktur. Programmed decision dan nonprogrammed decision tidak berbeda satu dengan lainnya (mutually exclusive) tetapi merupakan dimensi kontinum.

53 Charles Lindblom adalah dosen ilmu Politik dan Ekonomi di Yale University
Titik pusat perhatian, bagaimana suatu keputusan seharusnya dibuat dan bagaimana sesungguhnya suatu keputusan dibuat. Suatu keputusan merupakan suatu proses yang terjadi pada suatu sistem administrasi negara dan sistem politik yang masuk dalam suatu organisasi. Oleh karena itu pe-ngambilan keputusan sama maknanya dengan penentuan kebijakan

54 Tahapan terjadinya keputusan
Rational deductive ideal bahwa proses pengambilan keputusan dimulai dari identifikasi berbagai informasi (prodigious amount of information), dan melalui proses deduktif sampai pada suatu pilihan-pilihan yang terbatas, atau menurut ungkapan Lindblom: “the strategy of disjointed incrementalism, a way of proceeding by successive limited comparison” Synoptic approach merupakan langkah untuk mengkombinasikan beberapa alternatif sehingga menjadi suatu keputusan “terba-ik”. Keputusan terbaik terjadi dari proses untuk menkoordina-sikan “ketidakmungkinan” menjadi suatu kemungkinan. Hal ini dilakukan melalui science of muddling through.

55 3. Lingkungan Organisasi
Definisi: merupakana faktor non-organisasi yang mem-pengaruhi sistem operasi atau mekanisme dalam suatu organisasi. Tom Burns, dosen Sosiologi pada Edinburg University dan pensiun pada tahun 1981. Titik pusat perhatian adalah bagaimana suatu organisasi mengadopsi suatu hal (baru) dalam internal dirinya. Hal ini dilakukan melalui pengamatan pada bagaimana suatu perusahaan tradisional di Scotlandia mengadopsi perubahan teknologi.

56 Tipe organisasi berdasarkan pada lingkungan yang dihadapi oleh suatu organisasi
Mechanistic organization suatu organisasi yang meng-hadapi lingkungan yang stabil sehingga tipe pekerjaan dalam organisasi tersebut dapat dilakukan spesialisasi secara cermat. Organism organization yang mengahadapi lingkungan yang tidak stabil sehingga menimbulkan permasalahan baru dan tidak dapat didistribusi kepada staf suatu organisasi dengan spesialisasi yang dimilikinya.

57 James D. Thomson ( ) adalah mantan tentara pada perang dunia kedua, yang memperlajari Sosiologi dan kemudian melakukan penelitian bidang organisasi Asumsi yang digunakan dalam memahami organisasi sebagai: “open systems, hence indeterminate and face uncertainty, but at the same time as subject to criteria of rationality and hence needing determinateness and centainty”. Sebagai open system organisasi mengahadapi lingkungan yang serba berubah dengan menciptakan buffer yang dimaksudkan untuk melindungi technical core untuk memperoleh sumber daya dan membuat produk.

58 Tipe organisasi dalam upaya menanggulangi lingkungan yang tidak stabil
Sequential interdependence merupakan sistem mekanisme kerja yang berurutan. Reciprocal interdependence merupakan sistem kerja dalam suatu organisasi yang saling melengkapi satu bagian dengan bagian yang lainnya.

59 4. Anggota Faktor anggota dalam suatu organisasi menjadi obyek dan sekaligus subyek. Ketika anggota menjadi sasaran suatu rencana atau keputusan maka anggota menjadi obyek. Di lain pihak, ketika anggota memainkan peran untuk meningkatkan kinerja suatu organisasi maka anggota menjadi subyek. Baik sebagai obyek maupun subyek, anggota merupakan raison de étre beradanya atau didirikannya suatu organisasi, karena pada dasarnya organisasi adalah “interdependent human being”

60 Elton Mayo merupakan orang Australia yang menjadi dosen pada School of Bussines Administration, Havard University Pusat perhatian Mayo adalah manusia dalam organisasi, sehingga dia dikenal sebagai pelopor human relation movement dan industrial sociology. Secara lebih khusus Mayo memperhatikan kondisi kerja, rasa lelah (fatigue), faktor keamanan kerja, dan perpindahan.

61 Generalisasi hasil penelitiannya
Kepuasan kerja tergantung pada hubungan sosial yang bersifat informal dalam suatu organisasi. Peningkatan kinerja dapat dilakukan dengan meningkatkan feeling of importance pekerja. Upaya ueningkatan kerja anggota sering bertentangan dengan norma organisasi, karena anggota suatu orga-nisasi memainkan peran berdasarkan pada logic of sentiment, di lain pihak organisasi melalukan penilaian kinerja anggota berdasarkan pada logic of cost and efficiency.

62 Rensis Likert ( ) adalah Psikolog sosial yang mendirikan Lembaga Penelitian Sosial di Michigan University Douglas McGregor ( ) adalah dosen manjemen di Massachusetts Intitute of Technology. “The average human being learns, under proper conditions, not only to accept but also to seek responsibility” Douglas McGregor Pusat perhatian hubungan antar anggota organisasi dan bagaimana hubungan tersebut dapat mencapai tujuan organisasi

63 Tipe hubungan antar anggota
Job centered: memusatkan perhatian pada bagai-mana staf terlibat pada siklus pekerjaan pada suatu organisasi. Ukuran keberhasilan adalah get the job done. Employee centered: memusatkan perhatian pada nilai kemanusiaan dalam suatu organisasi, dengan memberi perhatian pada aspek individualisme, yakni dengan memberikan bimbingan dan dorong-an agar staf dapat bekerja secara efisien. Dalam prakteknya kedua tipe hubungan tidak dapat berlangsung secara eksklusif, kedua diberlakukan berdasarkan pada kondisi dan jenis pekerjaan.

64 Berdasarkan pada tipe hubungan tersebut, Likert dan McGregor mengembangan empat tipe manajemen
The exploititive authoritative type: banyak menggunakan ancaman dan disiplin ketat, komunikasi cenderung dari atas ke bawah dan berupa perintah. The benevolent authoritative type menggunakan sistem reward, dan menenkankan pada sikap tunduk pada pimpimpinan, masukan dari bawahan ada tetapi terbatas, keputusan ada di tangan pim-pinan tertinggi, hanya keputusan rutin dapat didelegasikan The consultative type menggunakan reward sistem, dan kadang-kadang punishment, komunikasi berlangsung dua arah, masukan kepada pimpinan tertinggi terbatas pada sekelompok orang tertentu. The participative group type hubungan atasan dan bawahan secara psikologis dekat, sehingga komunikasi dua arah berlangsung intensif, terdapat kesepakatan tujuan organisasi yang akan dicapai.

65 Mengapa harus belajar Perilaku Organisasi?
Seorang perwira mempunyai peran leadership atau managership yang harus membuat keputusan baik programmed atu nonprogram-med. Dalam menjalankan peran tersebut, seorang perwira tidak berada di luar ranah organisasi. Ketika menjalankan peranannya, seorang perwira perlu memahami karakteristik struktur organisasi dan pola hubungan antar anggota dan bagian dalam organisasi. Setiap keputusan yang diambil seorang perwira, mempunyai dampak terhadap organisasi maupun anggota organisasi. Ketika dampak tersebut menyangkut anggota organisasi, maka seorang perwira perlu untuk memahami dimensi interinsik dan eksterinsik anggota.

66 Manajer Manajer adalah orang yang mengawasi kegiatan-kegiatan orang lain dan yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan dalam organisasi. Menurut Henry Fayol bahwa semua manajer menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu ; merencanakan, mengorganisasi, mengkoordinasikan, dan mengendalikan. Perencanaan ; mencakup menentukan tujuan organisasi, menetapkan suatu strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan suatu hirarki rencana yang menyeluruh untuk memadukan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan. Pengorganisasi ; menetapkan tugas-tugas yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakan, bagaimana tugas2 tersebut yang dikelompokan, siapa melapor kepada siapa, dan dimana keputusan harus diambil.

67 Mengkoordinasikan atau mengarahkan orang-orang
Mengkoordinasikan atau mengarahkan orang-orang. Disinilah fungsi kepemimpinan. Kepemimpinan mencakup ; memotivasi bawahan, mengarahkan kegiatan orang lain, memilih saluran komunikasi yang paling efektif, atau memecahkan masalah konflik antara anggota. Pengendalian ; fungsi terakhr manajer setelah tujuan2 ditentukan, rencana2 dirumuskan, pengaturan struktural digambarkan orang2 dipekerjakan, dilatih dan dimotivasi. Maka pengendalian memantau kegiatan-kegiatan untuk memastikan kegiatan itu dicapai sesuai dengan yang direncanakan dan mengoreksi setiap penyimpangan yang berarti.

68 Pengertian Perilaku Oganisasi
Perilaku organisasi mencakup semua aspek yang berhubungan dengan tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Menyangkut aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia atau sebaliknya. tujuan praktis adalah mendeterminasi bagaimana perilaku manusia itu untuk mempengaruhi usaha pencapaian tujuan organisasi.

69 Empat unsur dalam perilaku organisasi yaitu ;
Aspek psikologis tindakan-tindakan manusia itu sendiri dalam organisasi. (hasil studi psikologi). Adanya bagian lain yang cukup relevan dengan tindakan manusia dalam organisasi. Misalnya : Uang merupakan salah satu faktor/pertimbangan mengapa seseorang memasuki suatu organisasi. Contoh lain : Psikologi sikap (attitude) akan mempengaruhi prestasi orang yang bersangkutan. Perilaku organisasi sebagai suatu disiplin. Individu dipengaruhi oleh bagaimana pekerjaan diatur dan siapa yang bertanggung jawab dan mengawasi untuk pelaksanaannya. Oleh karena itu struktur organisasi memgang peranan yang penting.

70 Landasan perilaku bagi manajemen yang sistematis
Walaupun disadari akan adanya keunikan masing-masing individu, perilaku organisasi lebih banyak menekankan pada tuntutan manajer bagi tercapainya tujuan organisasi secara keseluruhan (diusahakan agar masing-masing individu selaras dengan tujuan organisasi). Landasan perilaku bagi manajemen yang sistematis 3 orang yang andil dalam manajemen yang sistematis/modern dalam kepentingan studi perilaku organisasi yaitu :

71 Landasan perilaku bagi manajemen yang sistematis/Modern
Birokrasi Max Weber memberikan perhatian terutama pada sturuktur organisasi yang kompleks (orientasi akademis) Oragnisasi Administratif ; Henry Fayol, memberikan perhatian terutama pada peranan manajer dalam memimpin oragnisasi (orientasi Praktis) Management Ilmiah Frederick W. Taylor, memberikan perhatian terutama pada pekerjaan.

72 TAMBAHAN

73 Pengertian Organisasi dan Manajemen
perkataan organisasi sering kita hubungkan dengan departemen pemerintah, pemerintah daerah, perusahaan negara, perusahaan swasta, RT, RW, Parpol, dsb. “ Organisasi ialah setiap bentuk kerjasama antara manusia yang terkait oleh suatu ketentuan yang bermaksud untuk mencapai tujuan bersama”. Menurut Sondang oraganisasi “ setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam ikatan mana terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang yang disebut bawahan”.

74 Menurut Parjudi Atmosudirdjo organisasi adalah“struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu”. Menurut Robbins “ organisasi adalah suatu unit sosial yang dikoordinasikan secara sengaja, terdiri dari dua orang atau lebih yang berfungsi pada suatu basis yang relatif bersinambunguntuk mencapai tujuan atau serangkaian tujuan. organisasi dapat didefinisikan “ sebagai suatu himpunan interaksi manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang terikat dalam suatu ketentuan yang telah disetujui bersama”.


Download ppt "Buku Wajib dan Buku Anjuran Mata Kuliah Perilaku Organisasi"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google