Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MELEPAS KETERGANTUNGAN TAMBANG

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MELEPAS KETERGANTUNGAN TAMBANG"— Transcript presentasi:

1 MELEPAS KETERGANTUNGAN TAMBANG
Mataram, 8 Februari 2016

2 Pertumbuhan Ekonomi Grafik Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali, Prov. NTB, Prov. NTT, dan Nasional Grafik Pertumbuhan PDRB per Kapita Harga Konstan, Prov. NTB dan Nasional Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB dari tahun ke tahun fluktuatif terkait dengan kinerja subsektor pertambangan yang merupakan salah satu sektor utama. Pada periode tahun 2001 s.d 2014 pertumbuhan ekonomi NTB relatif di bawah pertumbuhan ekonomi nasional, kecuali pada tahun 2001, 2004, 2009, dan Sampai saat ini, ketergantungan ekspor di Provinsi NTB kepada subsektor pertambangan masih cukup besar.

3 Sektor Pariwisata di Indonesia
Tourism Performance Overview – Indonesia NPI Transaksi Berjalan Jasa-jasa Perjalanan Sumber: World Economic Forum Dalam laporan The Travel & Tourism Competitiveness Index 2015 (World Economic Forum) menempatkan Indonesia pada posisi 50 dari 141 negara yang diranking. Skor secara keseluruhan yang diperoleh Indonesia dalam penilaian tersebut adalah 4,04 dari skala 7. Terdapat 4 (empat) sub indeks yang dinilai dalam The Travel & Tourism Competitiveness Index, yaitu Enabling Environment, Travel & Tourism Enabling Condition, Infrastructure, serta Natural and Cultural Resources. Indonesia memiliki natural and cultural resources yang sangat bagus sehingga memperoleh skor yang baik. Economic gap juga membantu dalam daya saing Indonesia dalam price competitiveness. Namun, Indonesia masih perlu untuk meningkatkan kualitas infrastruktur transportasi, dimana sub indeks infrastruktur masih berada di peringkat ke 75. Selain itu, faktor sustainabilty menjadi faktor yang perlu ditingkatkan kedepannya. Faktor sustinabilty tersebut meliputi lingkungan, kesehatan, dan kebersihan. Dalam Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) – Transaksi Berjalan Jasa-jasa Perjalanan, Indonesia tahun 2015 (s.d triwulan III) memperoleh devisa dari ekspor jasa-jasa perjalanan (travel) sebesar 7,7 Miliar USD, sedangkan impor mencapai 5,4 Miliar USD, sehingga posisi net ekspor mencapai 2,4 Miliar USD. Rata –rata net ekspor jasa-jasa perjalanan dalam 5 tahun terakhir mencatat pertumbuhan sebesar 73,96% (yoy)

4 Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap Ekonomi
Pangsa Sektor Pariwisata terhadap PDRB NTB Perbandingan Pangsa Sektor Pariwisata Provinsi Lain Nasional: 3.14 2015: 2,1 Ket : Data PDRB tahun 2014, Sumber : BPS Ket : Data PDRB tahun 2014, Sumber : BPS Perkembangan Pangsa Sektor Pariwisata NTB Kontribusi sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (PAMM) terhadap perekonomian daerah di Prov. NTB menempati peringkat 8 jika dibandingkan dengan 33 provinsi yang lain. Kontribusi sektor PAMM di Bali dan Jawa lebih tinggi, karena juga didukung oleh peranan MICE yang juga cukup tinggi. Meskipun kontribusi pariwisata masih kecil, namun arahnya menunjukan perkembangan dari tahun ke tahun

5 Perkembangan Indikator Pariwisata (1)
Pada awal tahun 2015, adanya pembatasan kegiatan MICE PNS di hotel dan maskapai Jetstar yang berhenti beroperasi cukup membuat jumlah tamu hotel menurun. Namun berangsur membaik di pertengahan tahun.. Perkembangan Jumlah Tamu Hotel Bintang di Prov. NTB Perkembangan Rata-rata Lama Menginap (RLM) Tamu Hotel Bintang di Prov. NTB Meskipun jumlah wisatawan NTB didominasi oleh wisatawan domestik, namun wisman secara rata-rata lebih lama tinggal di NTB. Tingkat RLM di hotel bintang lebih tinggi dibandingkan dengan yang terdapat di hotel non-bintang, Tingkat RLM menunjukan trend yang menurun, baik wisatawan mancanegara atau domestik. Hal ini terkait dengan masih lemahnya pertumbuhan ekonomi dunia dan ekonomi nasional. Penurunan RLM wisman lebih dalam dibandingkan wisdom. 3,4 hari Jika dibandingkan dengan Bali, tingkat RLM (Hotel bintang) di Prov. NTB masih lebih rendah. Jenis pariwisata di Bali yang lebih variatif menjadi salah satu faktor yang mendorong tingkat RLM di Bali lebih panjang. 2015: 2,16 2,4 hari

6 Perkembangan Indikator Pariwisata (2)
Porsi Wisman terhadap total wisatawan NTB adalah 46%, dan didominasi oleh wisatawan asal Eropa, Australia, dan Amerika. Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan Nusantara di Provinsi NTB Peta Persebaran Negara Asal Wisatawan Mancanegara di Prov. NTB Australia 14% Asean 3% Amerika 4% Kanada Eropa 70% Top 5 Eropa : Perancis Jerman Belanda Inggris Italy 2015: Wisman : 1,15 juta orang Wisnus: 1,06 juta orang Sumber : Dinas Pariwisata NTB, 2014 Outlook Ekonomi Negara – negara Asal Wisman Top 5 tingkat Spending per Wisman per Kunjungan Amerika : Pemulihan ekonomi masih rentan melambat, terutama dari aspek ketenagakerjaan Eropa : Membaik, seiring menguatnya permintaan domestik Australia : Menurun karena jatuhnya harga komoditas ekspor Kanada : Menurun karena jatuhnya harga minyak Asean : Masih melambat, terdampak dari hubungan dagang dengan China Belanda – US$ 1.890 Rusia - US$ 1.836 Jerman - US$ 1.689 Perancis - US$ 1.646 USA - US$ 1.617 Sumber : BPS Nasional, 2014

7 Survei Pariwisata di Pulau Lombok
Keindahan alam dan budaya menjadi daya tarik utama pariwisata Lombok. Sementara itu, kebersihan, fasilitas dan infrastruktur, serta sikap masyarakat lokal menjadi hal yang perlu menjadi fokus perbaikan. Keunggulan Pariwisata Lombok Kekurangan Pariwisata Lombok Fakta dalam Survei Pariwisata *) Mayoritas wisatawan (44%) mendapatkan informasi wisata Lombok dari mulut ke mulut. 78% Tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung di Lombok. Tingkat kepuasan wisman lebih tinggi (82%) dibandingkan wisdom (73%). Gili Trawangan, Kuta, Senggigi, dan Desa Sade adalah desinasi wisata dengan penilaian paling baik versi wisatawan **) 98% Dari wisatawan menyatakan akan merekomendasikan Lombok sebagai tempat wisata unggulan ke teman-temannya. 95% Dari wisatawan mengaku akan kembali mengunjungi Lombok, dalam kurun waktu 2-3 tahun kedepan. *) Diliihat dari dimensi attractiveness, akses transportasi, infrastruktur publik, fasilitas publik, fasilitas pariwisata, dan peberdayaan masyarakat *) Survei dilakukan kepada lebih dari 250 responden wisatawan yang berkunjung ke Lombok, tahun 2014

8 % Perubahan terhadap baseline Penyerapan Tenaga Kerja
Hasil Simulasi: Target 1,5 Juta Wisatawan Mancanegara di Provinsi NTB Tahun 2016 Pada tahun 2016 target wisatawan di Prov. NTB sebesar 3 juta wisatawan yang terdiri dari 1,5 juta wisatawan mancanegara dan 1,5 juta wisatawan domestik. Wisatawan mancanegara berpotensi untuk meningkatkan diversifikasi ekspor (komoditas di luar tambang) dan volume ekspor Provinsi NTB. Simulasi dilakukan terhadap target kenaikan wisman sebesar hingga mencapai 1,5 juta orang atau dengan rata-rata kenaikan 30,8% (yoy) (kenaikan rata-rata per tahun dari s.d 2020) Kenaikan wisman berpotensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 2.02% (yoy) per tahun dari pertumbuhan baseline. Output subsektor utama yang meningkat adalah transportasi udara, jasa transportasi, hotel dan restoran. Penyerapan tenaga kerja diperkirakan akan bertambah sebesar 2.88% per tahun. Subsektor yang diperkirakan akan menyerap tenaga kerja paling banyak dengan adanya kenaikan jumlah wisatawan mancanegara adalah transportasi udara (19,12%, yoy), jasa transportasi (17.56%, yoy), hotel dan restoran (17.45%, yoy), konstruksi 13,38%, yoy), Dampak Makro Ekonomi Dampak Makro Ekonomi % Perubahan terhadap baseline (rata-rata per tahun) PDRB 2.02 Penyerapan Tenaga Kerja 2.88 Ekspor 3.53 Dengan penambahan penyerapan tenaga kerja tersebut, diharapkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif akan tercapai dengan penyerapan tenaga kerja, dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Note: Simulasi dilakukan dengan menggunakan Model Computable General Equilibrium (CGE) - Indoterm

9 REKOMENDASI PARIWISATA
Jangka Pendek Perbaikan kualitas kebersihan, fasilitas pariwisata, infrastruktur pendukung, dan pembinaan masyarakat khususnya pada destinasi wisata yang belum banyak dikunjungi wisatawan. Peningkatan promosi wisata melalui media sosial, khususnya kepada negara-negara potensial. Diversifikasi promosi pasar negara wisman, dengan mempertimbangkan outlook perekonomian kawasan negara tersebut. Meningkatkan jumlah money changer maupun infrastruktur pembayaran non-tunai guna memudahkan transaksi pembayaran wisatawan. Implementasi kewajiban penggunaan uang Rupiah. Jangka Panjang Peningkatan kapasitas bandara (misalnya: penambahan apron) dan kapasitas pelabuhan. Fokus pada penyelesaian proyek-proyek pariwisata yang sedang berjalan (KEK Mandalika).

10 TERIMA KASIH

11 PERTUMBUHAN FLUKTUATIF & KETERGANTUNGAN TINGGI PADA TAMBANG
Growth Story PERTUMBUHAN FLUKTUATIF & KETERGANTUNGAN TINGGI PADA TAMBANG POTENSI SUMBER DAYA ALAM TINGGI DAPAT DIOPTIMALKAN INVESTASI PERLU DITINGKATKAN 1 2 3 Rata-rata pertumbuhan lebih rendah dari nasional. Rasio kemiskinan di atas level nasional Pariwisata Pertanian Investasi di bidang pariwisata mulai berkembang dan perlu untuk terus ditingkatkan ARAH KEBIJAKAN : PARIWISATA EKOLOGIS DAN PENOPANG PANGAN NASIONAL 5 4 PERTUMBUHAN EKONOMI INKLUSIF YANG DAPAT MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PERLU UPAYA MENGATASI HAMBATAN INVESTASI SWASTA Dibutuhkan upaya untuk mengurangi hambatan investasi Infrastruktur Pendukung Ekspansi Usaha (Listrik). Keterampilan & Produktivitas Tenaga Kerja


Download ppt "MELEPAS KETERGANTUNGAN TAMBANG"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google