Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Rizaldi Boer Centre for Climate Risk and Opportunity Management in

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Rizaldi Boer Centre for Climate Risk and Opportunity Management in"— Transcript presentasi:

1 State of the Arts Riset Agroklimat untuk Strategi dan Adaptasi Pertanian terhadap Perubahan Iklim
Rizaldi Boer Centre for Climate Risk and Opportunity Management in South East Asia and Pacific, Bogor Agriculture University (CCROM SEAP-IPB)

2 Pendahuluan Kemal Dervis, Head of UNDP: "If there is no mitigation....then the impact on developing countries years from now will become much more severe and the adaptation needs, climate proofing, building dams against floods, changing crops...will become huge and impossible to handle.“

3 Outline Latar Belakang Kunci Permasalahan
State of the Art Riset Agroklimat untuk Strategi dan Adaptasi Pertanian Penutup

4 Economic Loss (Billion USD)
Dampak Perubahan Iklim terhadap Produksi Pertanian pada skenario baseline (SRESA2) Economic Loss (Billion USD) Kajian global yang dilakukan oleh Cline (2007) menyatakan bahwa tahun 2080, kerugian ekonomi aki bat dari pemanasan global (skenario terburuk) pada sektor pertanian di Indonesia akan setara dengan kerugian 6,33 miliar USD (tanpa fertilisasi CO2) dan 1,96 miliar USD (dengan fertilisasi CO2)

5 Total kerugian akibat perubahan iklim di Indonesia Thailand, Vietnam dan Philippines
Sumber: ADB, 2009 Dengan upaya mitigasi besar kerugian dapat ditekan. Action: S450 Action: S550 BAU: A2 GDP: 520 Billion USD Dengan tambahan upaya adaptasi, dampak negatif perubahan iklim bisa lebih diturunkan lagi

6 Kondisi Saat Ini Untuk meningkatkan kemampuan mengatasi dampak perubahan iklim masa datang sangat ditentukan oleh kemampuan kita menyiasati keragaman iklim saat ini Kegagalan panen dan penurunan produksi yang besar akibat kekurangmampuan kita dalam mengantisipasi kondisi iklim ekstrim masih sering terjadi Kegagalan panen akibat kejadian kekeringan dan banjir merupakan dua bentuk bencana iklim yang paling sering terjadi di Indonesia

7 Rata-rata luas pertanaman padi MK yang terkena kekeringan (1989-2006)
Terutama disebabkan oleh kondisi DAS dan infrastruktur irigasi yang sudah banyak yang rusak (~30%) Banyak wilayah pertanaman padi, khususnya di Sumatara Selatan dan Jawa Barat rawan kekeringan Source: Boer et al., 2008

8 Rata-rata luas pertanaman padi MK yang terkena kekeringan tahun El Nino (1989-2006)
Pada tahun El-Nino, jumlah kabupaten yang terkena meningkat dengan nyata Source: Boer et al., 2008

9 Rata-rata luas pertanaman padi MK yang terkena kekeringan tahun La Nina (1989-2006)
Meningkatnya curah hujan MK pada tahun La-Nina menurunkan luas terkena kekeringan di kabupaten yang rawan kekeringan secara nyata Source: Boer et al., 2008

10 Rata-rata luas pertanaman padi MH yang terkena Banjir (1989-2006)
Beberapa kabupaten rawan banjir dimana banjir hampir selalu terjadi setiap tahun baik tahun normal, El-Nino atau La-Nina Source: Boer et al., 2008

11 Rata-rata luas pertanaman padi MH yang terkena Banjir tahun La-Nina (1989-2006)
Pada tahun La-Nina luas terkena banjir meningkat di beberapa kabupaten, terutama di Jawa dan Nusatenggara. Pada wilayah lain tidak konsisten Source: Boer et al., 2008

12 Produksi padi antara tahun normal dan tahun ekstrim semakin besar ~ indikasi kemampuan adaptasi masih belum baik Normal La-Nina Ekstrim non-El Nino El Nino

13 Pohon Masalah KEMISKINAN PROGRAM DAN PERENCANAAN KELEMBAGAAN
No regulation framework for addressing climate change Lack of historical impact of climate hazards Lack of HR on climate Lack of multi discipline climate impact studies& demonstration to reduce climate risks Lack of understanding on climate change & impacts Lack of information on future socio- economic condition Inability of decision makers to translate climate change awareness into risk reduction measures in short, medium and long term development plan Lack of programs on Climate Change on adaptation Vulnerable society to climate change Spatial plans, Infrastructure & settlements are not climate proof Narrow coping range to climate variability and climate change Lack of financial& entrepre- neurship Insufficient & unequal distribution of development & infrastructures Problems of poverty Accelerate environmental degradation Lack of relevant education & training Limited access/ availability of adaptation technologies Ineffective regulation Inefficient bureaucracy procedures Lack of HR development Poor climate observation system and historical data record Lack of capacity to produce relevant climate information Ineffective climate dissemination system Lack of coordination Ineffective use of resources for adaptation Lack of capacity to produce locally reliable seasonal, inter seasonal and inter decadal climate prediction Ineffective climate information system Low capacity to respond effectively to climate information PROGRAM DAN PERENCANAAN KEMISKINAN TEKNOLOGI PRAKIRAAN MUSIM/IKLIM KELEMBAGAAN TEKNO-LOGI Source: Boer, 2009

14 Teknologi Prakiraan Musim/Iklim
Teknologi prakiraan iklim musim dan prediksi iklim jangka panjang berdasarkan skenario emisi sudah cukup berkembang, baik yang bersifat dinamik (mengawinkan model lautan dan atmosfer) maupun statistik dan kombinasi keduanya (ansemble models) Skill prakiraan musim/iklim di Indonesia cukup tinggi pada beberapa wilayah, namum penggunaan teknologi ini pada tingkat operasional masih belum optimal Sumber: Moron et al., 2009

15 Teknologi Prakiraan Musim/Iklim
Riset untuk meningkatkan ketepatan prakiraan masih terus dilakukan. Di Australia penggunaan MJO (Maden Julian Oscillation) untuk meningkatkan prediksi hujan sudah mulai diteliti meningat MJO merupakan faktor yang ikut mempengaruhi keragaman iklim antar musim yang paling bisa diprediksi (Donald et al., 2008). Hasil temuan sementara keragaman hujan semua musim kecuali musim dingin dipengaruhi secara langsung oleh MJO (anomali konveksi di wilayah tropis) Peluang Riset: Penelitian pengembangan model prediksi iklim dengan menggunakan faktor global yang bersifat musiman (seperti MJO dll) dan non-musiman (IDM dll), peta evaluasi ‘skill’

16 Indeks Iklim untuk Asuransi pertanian
Asuransi Iklim: Produk Asuransi Pertanian berbasis Index Iklim, dikenal dengan Climate Indexed Insurance sudah mulai dikembangkan di banyak negara berkembang. Sistem ini memberikan pembayaran pada pemegang polis manakala terpenuhi kondisi cuaca/iklim yang tidak diharapkan (Indeks Iklim) tanpa harus ada bukti kegagalan panen. Sudah dikembangkan di berbagai negara khususnya di Afrika, India, Filipina Asuransi ini dapat mempercepat penerimaan petani terhadap teknolgi adaptasi atau integrasi informasi prakiraan musim/iklim dalam membuat keputusan Peluang riset: pengembangan indeks iklim dan model paket asuransi (jenis polis asuransi iklim) Photo: Suryana, 2008

17 Pengembangan Varietas Adaptif terhadap Cekaman Iklim
Mampu beradaptasi Varietas Kekeringan Padi (Dodokan dan Silugonggo) Jagung (Bima 3, Bantimurung, Lamuru, Sukmaraga, Anoma) Kedelai (Argomulyo dan Burangrang) Kacang tanah (Singa dan Jerapah) Kedelai ((Kutilang) Banjir Padi (GHTR1) Salinitas tinggi Padi (Way Apo Buru, Margasari, Lambur) Peluang Riset: Pemetaan wilayah prioritas untuk pengembangan dan introduksi varietas tahan cekaman iklim: kapan, dimana, berapa luas) Sumber: Suryana, 2008

18 Varietas Tanaman C3 dengan RUE mendekati C4
IRRI sedang mengembangan varietas padi yang efisiensi pemanfaatan energi radiasi mendekati tanaman C4 dengan menambahkan sifat-sfat morfologi C4 ke daun tanaman C3 (padi) ~ tergantung keberhasilan dalam mengisolasi gen terkait dengan sifat tersebut Peluang Riset: Strategi dan teknik isolasi gen yang mengontrol anatomi daun tanaman C4

19 Teknologi Adaptasi Kalender tanaman menusur pola iklim normal, basah dan kering sudah dikembangkan departmen pertanian. Belum bersifat dinamik, yaitu dapat digunakan untuk membantu dalam menentukan pola tanam yang sesuai dengan kondisi (prakiraan) musim Peluang Riset: Pengembangan riset kalender tanaman dinamik khususnya pada wilayah yang sangat kuat dipengaruhi oleh fenomena global (seperti ENSO, IOD)

20 Teknologi Penghematan Air
AEROBIC RICE: Padi sawah dengan sistem tergenang menggunakan air tiga kali lebih banyak dari pada Aerobic Rice selama musim tanam. Penghematan air ini bisa digunakan untuk memperluas wilayah penanaman pada musim kemarau. Walaupun terjadi penurunan hasil pada aerobic rice, rata-rata antara 20% dan 30% akan tetapi adanya penghematan air dapat meningkatkan luas penanaman sampai lebih dari 200% Peluang riset: Masalah gulma dan perbaikan teknologi budidaya Percobaan di IRRI Filipina Castañeda et al. (2004)

21 Teknologi Hemat Air Banyak lagi teknologi hemat air yang sudah dikembangkan yang pada dasarnya dapat dibagi dua Teknologi Konservasi air Teknologi hemat air (SRI, aerobic rice, PTT, intermitten irrigation dll) Peluang Riset: Setiap teknologi memiliki kekhasan tertentu dan memerlukan prasyarat tertentu untuk penggunaannya. Kajian tentang kesesuaian teknologi perlu dilakukan (teknologi apa dan di wilayah mana yang peluang keberhasilannya tinggi)

22 Penutup Untuk meningkatkan pemanfaatan informasi (prakiraan) iklim dalam mengatasi dampak keragaman dan perubahan iklim diperlukan informasi dan kajian tentang Wilayah dengan skill prakiraan yang baik SUT yang dapat mengintegrasikan informasi (prakiraan) iklim Pengembangan dan penyediaan teknologi pemanfaatan informasi iklim


Download ppt "Rizaldi Boer Centre for Climate Risk and Opportunity Management in"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google