Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pertemuan 7 : “ ETHOS KERJA“

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pertemuan 7 : “ ETHOS KERJA“"— Transcript presentasi:

1 Pertemuan 7 : “ ETHOS KERJA“
Matakuliah : CB 142 / CHARACTER BUILDING IV Tahun : 2005 Versi : 01/01 Pertemuan 7 : “ ETHOS KERJA“

2 Learning Outcomes Mahasiswa mampu menerangkan prinsip-prinsip etis yang selalu menyertai pelaksanaan kerja atau profesi beserta cara-cara menghayati prinsip-prinsip tersebut.

3 Ciri atau Sifat yang Selalu Melekat Pada Kerja atau Profesi
Outline Materi Pekerjaan dan Profesi Ciri atau Sifat yang Selalu Melekat Pada Kerja atau Profesi Keutamaan dan Ethos Prinsip-prinsip Ethos Kerja atau Profesi Mengatasi Hambatan Budaya Kode Etik Profesi

4 Pekerjaan dan Profesi Pekerjaan sebagai profesi
pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok dengan mengandalkan keterampilan atau keahlian khusus dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam. Profesi umum dan profesi khusus Hal utama dalam profesi khusus adalah pengabdian atau pelayanan kepada masyarakat Pelayanan dan pengabdian itu dihayati sebagai suatu panggilan Contoh klasik : dokter, penasehat hukum atau pembela di pengadilan, rohaniwan, tentara, dan sebagainya semakin profesional seseorang akan semakin terjamin hidupnya

5 Ciri atau Sifat yang Selalu Melekat Pada Profesi
Adanya pengetahuan khusus Adanya kaidah dan standar moral yang tinggi Pengabdian pada kepentingan masyarakat Biasanya ada izin khusus untuk bisa menjalankan suatu profesi. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi.

6 Keutamaan dan Ethos Keutamaan
Suatu disposisi watak, suatu kecenderungan tetap Berkaitan dengan kehendak, yang membuat kehendak tetap cenderung ke arah yang tertentu Diperoleh melalui pembiasaan, merupakan hasil latihan. Keutamaan berbeda dengan keterampilan Ethos Berkaitan dengan suasana etis yang menandai atau mewarnai keberadaan sebuah kelompok Sebagian besar tercermin dalam Kode Etik suatu profesi Ethos profesi tertentu merupakan tuntutan etis kepada mereka yang bergabung dalam profesi itu Dalam prakteknya, orang yang berkeutamaan akan lebih mudah menghayati ethos kerja atau profesi; dan ethos kerja atau profesi akan membantu menciptakan ruang dan sekaligus tantangan dimana para individu dapat mempraktekkan dan mengembangkan keutamaan yang ada pada mereka

7 Prinsip-prinsip Ethos Kerja atau Profesi
Prinsip tanggung jawab. “Responsbility” merupakan gabungan dari dua kata, yakni response, yang berarti tanggapan, dan ability, yang berarti kemampuan. Maka secara hurufiah responsbility atau yang kita artikan sebagai tanggung jawab berarti kemampuan memberi tanggapan. Dalam kaitan dengan pekerjaan, tanggung jawab dapat diartikan sebagai kemampuan dalam menanggapi dan menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan Bagi seorang pekerja, tanggung jawab ini memiliki dua arah: Terhadap pekerjaan itu dan hasil-hasilnya Terhadap dampak dari kerja itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.

8 Prinsip otonomi Prinsip ini menuntut kaum profesional memiliki dan diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya Menghayati kode etik dalam situasi kongkrit yang dihadapi, tetap berlangsung dalam iklim kebebasan setiap anggota Atau dengan kata lain, dengan otonomi berarti sembari berpegang pada ethos kerja atau kode etik, setiap pekerja atau profesional tetap mempunyai kebebasan untuk memutuskan apa yang terbaik untuk dijalankan dalam situasi dan tugas konkrit yang dihadapinya Dalam kaitan dengan organisasi profesi, otonomi menuntut agar organisasi profesi secara keseluruhan bebas dari campur tangan yang berlebihan dari pihak pemerintah atau pihak-pihak lain mana pun juga

9 Prinsip keadilan Prinsip ini menuntut kaum profesional untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. Ini berarti setiap orang profesional tidak boleh melanggar hal orang lain atau pihak lain, lembaga atau negara. Mereka harus menghargai hak-hak pihak lain sebagaimana mereka sendiri mengharapkan agar orang atau pihak lain menghargai haknya serta hak kelompok atau perusahaan yang diwakilinya

10 Mengatasi Hambatan Budaya
Dari agraris ke industri Kehidupan masyarakat pertanian : hidup santai (alon-alon kelakon), menyesuaikan diri pada kondisi alam, jam kerja yang tidak diatur secara ketat, cara kerja yang tidak tersistematis, mengandalkan cangkul dan peralatan sederhana lain, dan sebagainya Kehidupan masyarakat industri : waktu sangat dihargai, hidup serba cepat (sibuk, gesit), mengendalikan alam (pabrik), jam kerja yang jelas, kerja tersistematis, ada persaingan yang ketat, menggunakan peralatan berat dan canggih (mesin) yang sekaligus rumit, dan sebagainya. Masyarakat agraris, lebih dikuasai emosi; masyarakat industri, otak (ratio) lebih berperan Masyarakat pertanian menjadikan alam (panas, air, angin) sebagai taruhan, masyarakat industri mengandalkan ilmu.

11 Langkah penyesuaian Dalam dunia pertanian, ada masa tunggu antara menanam dan panen, dan dunia industri, masa tunggu itu berlangsung antara mulai bekerja dan saat penggajian (lebih singkat). Dalam dunia industri terdapat semacam perang batin antara pekerja dan pengusaha, masing-masing punya tuntutan Di pihak pekerja bisa muncul tindakan malas, mangkir, protes, mengajukan tuntutan, mogok, bahkan merusak Dalam perang batin ini emosi bisa bergejolak, yang bisa membawa kerugian pada dua belah pihak. Perang batin ini terjadi karena situasi tersebut tetap berlangsung terus, karena kurangnya keterbukaan, dan adanya sikap selalu menyalahkan orang atau pihak lain Perang batin seperti ini tidak ada dalam masyarakat pertanian dalam masa antara menanam dan panen Dalam peralihan dari masyarakat pertanian ke industri, kondisi ini penting diantisipasi

12 Perang batin yang membuat emosi bergejolak harus diatasi dengan cara pemahaman yang rasional
Perlu dipahami adanya tingkat-tingkat kemampuan yang dimilki oleh para pekerja Kemampuan yang berbeda ini akan membawa dampak pada hasil kerja (jumlah dan mutu) Dan tentu hal ini memiliki dampak juga terhadap upah yang mereka terima Pemahaman seperti ini bukan lagi konsep emosional, melainkan konsep rasional. Artinya, semakin seseorang memiliki kemampuan yang semakin baik, akan memberikan hasil yang baik, bagi perusahaan dan bagi si dia sendiri. Untuk bisa mempraktekkan konsep rasional tersebut perlu ada bimbingan, pengarahan, pelatihan dan pendampingan bagi para pekerja

13 Kode Etik Profesi Kode etik merupakan tingkah laku moral suatu kelompok, yang dirumuskan secara tertulis, dan diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh anggota kelompok Kode etik dapat berfungsi sebagai penyeimbang atas sisi negatif dari kekuasaan profesional. Menjadi semacam kompas penunjuk arah moral dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di mata masyarakat Kode etik merupakan produk etika terapan, yang dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi Agar kode etik dapat berfungsi dengan baik: Harus dibuat oleh profesi itu sendiri Harus menjadi hasil self-regulation (pengaturan diri) dari profesi Pelaksanaan kode etik harus diawasi terus menerus Kode etik harus terus disertai refleksi etis

14 Kesimpulan Ethos kerja berkaitan dengan suasana etis yang menandai atau mewarnai keberadaan sebuah kelompok kerja atau profesi Seorang pekerja profesional harus mampu menghayati prinsip-prinsip etis dalam menjalankan profesinya Masyarakat petani harus melakukan persiapan antisipatif dalam memasuki dunia industri Kode etik harus dijalankan dengan konsisten sebagai wujud kepemilikan keutamaan dan kesediaan menghayati ethos kerja.


Download ppt "Pertemuan 7 : “ ETHOS KERJA“"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google