Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ASKEP PADA PASIEN DENGAN BUERGER DISEASE

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ASKEP PADA PASIEN DENGAN BUERGER DISEASE"— Transcript presentasi:

1 ASKEP PADA PASIEN DENGAN BUERGER DISEASE
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH ASKEP PADA PASIEN DENGAN BUERGER DISEASE

2 DEFENISI Penyakit Buerger (Tromboangitis obliterans)
Adalah penyumbatan pada arteri dan vena yang berukuran kecil sampai sedang, akibat peradangan yang dipicu oleh merokok Penyakit oklusi pembuluh darah perifer

3 BUERGER DIEASE

4 ETIOLOGI Penyebabnya tidak diketahui, tetapi berdasarkan penelitian, beberapa studi melaporkan bahwa korelasi penyakit Buerger lebih banyak menyerang perokok dan keadaan ini akan semakin memburuk jika penderita tidak berhenti merokok.

5 PATOFISIOLOGI Pada umumnya Syndrom Buerger terjadi pada orang yang merokok sehingga dapat menimbulkan peningkatan asam pada penyakit buerger. Sehingga imun meningkat dan tubuh mengalami hipersensitivitas yang menyebabkan kepekaan seluler serta meningkatkan enzim dan serum anti endotenial. Karena meningkatnya enzim dan serum anti endotenial menyebabkan vaskuler melemah dan akan mengakibatkan disfungsi vaskuler yang menimbulkan peradangan pada arteri dan vena sehingga terbentuklah gangren

6

7 Akibat iskemia pembuluh darah (terutama ekstremitas inferior), akan terjadi perubahan patologis :
(a) otot menjadi atrofi atau mengalami fibrosis, (b) tulang mengalami osteoporosis dan bila timbul gangren maka terjadi destruksi tulang yang berkembang menjadi osteomielitis, (c) terjadi kontraktur dan atrofi, (d) kulit menjadi atrofi, (e) fibrosis perineural dan perivaskular, (f) ulserasi dan gangren yang dimulai dari ujung jari. (Smeltzer, 2002).

8

9 Perjalanan penyakit ini khas, yaitu secara bertahap bertambah berat
Perjalanan penyakit ini khas, yaitu secara bertahap bertambah berat. Penyakit berkembang secara intermitten, tahap demi tahap, bertambah falang demi falang, jari demi jari.

10 MANIFESTASI KLINIS Gejala karena berkurangnya pasokan darah ke lengan atau tungkai terjadi secara perlahan, dimulai pada ujung-ujung jari tangan atau jari kaki dan menyebar ke lengan dan tungkai, sehingga akhirnya menyebabkan gangrene (kematian jaringan). Sekitar 40 penderita juga mengalami peradangan vena (terutama vena permukaan) dan arteri dari kaki atau tungkai

11 Penderita merasakan kedinginan, mati rasa, kesemutan atau rasa terbakar.
Penderita seringkali mengalami fenomena Raynaud dan kram otot, biasanya di telapak kaki atau tungkai. Pada penyumbatan yang lebih berat, nyerinya lebih berat dan berlangsung lebih lama. Pada awal penyakit timbul luka terbuka, gangrene atau keduanya. Tangan atau kaki terasa dingin, berkeringat banyak dan warnanya kebiruan,kemungkinan karena persarafannya bereaksi terhadap nyeri hebat yang menetap.

12 DIAGNOSA Pada lebih dari 50 penderita, denyut nadi pada satu atau beberapa arteri di kaki maupun pergelangan tangan, menjadi lemah bahkan sama sekali tak teraba. Tangan , kaki, jari tangan atau jari kaki yang terkena seringkali tampak pucat jika diangkat ke atas jantung dan menjadi merah jika diturunkan.

13 Mungkin ditemukan ulkus (luka terbuka, borok) di kulit dan gangren, biasanya pada satu atau lebih jari tangan atau jari kaki. Pemeriksaan USG menunjukkan penurunan yang hebat dari tekanan darah dan aliran darah di kaki, jari kaki, tangan dan jari tangan yang terkena. Angiogram bisa menggambarkan arteri yang tersumbat dan kelainan sirkulasi lainya, terutama di tangan dan kaki.

14 PENATALAKSANAAN MEDIS
Pasien dengan penyakit buerger dianjurkan untuk berhenti merokok secepatnya dan total. Ini cukup efektif dalam sebagai terapi. Selain itu terapi lain belum disetujui sebagai konsesus sebagai pilihan terapi.

15 Terapi suportif antara lain meliputi :
a) Pemijatan lembut dan penghangatan untuk meningkatkan sirkulasi b) Menghindari kondisi yang mengurangi sirkulasi perifer, seperti kondisi dingin c) Menghindari duduk atau berdiri pada satu posisi dalam waktu lama d) Gunakanlah alas kaki yang dapat melindungi untuk menghindar trauma kaki dan panas atau juga luka karena kimia lainnya e) Menghindari pakaian yang ketat f) Lakukanlah perawatan lebih awal dan secara agresif pada luka-luka ekstremis untuk menghindari infeksi.

16 KOMPLIKASI Gangren Gangren adalah kematian bagian jaringan tubuh. Gangren biasanya disebabkan oleh suplai darah tidak adekuat, tetapi kadang kala disebabkan oleh cedera langsung (gangren traumatik) atau infeksi (gas gangren – lihat di bawah).

17 Suplai darah yang buruk dapat disebabkan oleh : Penekanan pada pembuluh darah (misalnya, turniket, balutan yang terlalu ketat, dan pembengkakan ekstremitas); Obstruksi di dalam pembuluh darah yang sehat (misalnya, emboli arteri, kerusakan jaringan akibat suhu rendah, jika kapiler menjadi tersumbat); Spasme dinding pembuluh darah (misalnya toksisitas ergot); Trombosis yang disebabkan oleh penyakit dinding pembuluh darah (misalnya, arteriosklerosis pada arteri, flebitis pada vena). Gangren kering terjadi jika aliran darah dari area yang terkena menjadi hitam dan emasiasi. Gangren lembap terjadi jika aliran vena tidak adekuat sehingga jaringan mengalami pembengkakan akibat cairan.

18 2. Ulkus Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir dan Ulkus adalah ke-matian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati perifer. 3. Kemerahan 4. Sianosis Diskolorasi kebiruan pada kulit dan membran mukosa akibat konsentrasi yang berlebihan hemoglobin tereduksi dalam darah yang lebih dari 5 g%.

19 DIAGNOSA KEPERAWATAN 1) Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan vasopasme / gangguan perfusi jaringan yang sakit, iskemik / kerusakan jaringan. 2) Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penghentian aliran darah arteri.

20 3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
4) Kurang pengetahuan, kebutuhan belajar mengenai kondisi, kebutuhan pengobatan b.d kurang pengetahuan / tidak mengenal sumber informasi, salah persepsi / salah mengerti. 5) Ansietas b/d kurangnya pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic, serta rencana keperawaran. 6) Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik

21 INTERVENSI; NYERI Catat karakteristik nyeri dan parestesia, periksa tanda-tanda vital pasien. Bantu pasien mengidentifikasikan faktor pencetus atau situasi contoh merokok, terpajan pada dingin dan penanganannya. Rasional; Mengetahui tingkatan nyeri. Agar pasien memahami tentang faktor yang mempengaruhi nyeri tersebut

22 Lakukan teknik menejemen nyeri distraksi dan relaksasi Berikan teknik massase dan kompres air hangat Dorong penggunaan teknik menajemen strees, aktivitas hiburan. Rasional; Membantu klien mengidentifikasi penyebab obstruksi dan nyeri Digunakan untuk mengalihkan perhatian

23 Rendam area yang sakit pada air hangat
Rendam area yang sakit pada air hangat. Berikan ruangan hangat, bebas aliran udara, contoh: ventilasi, pendingin ruangan, pertahankan pintu tertutup sesuai indikasi. Rasional; Air hangat akan membuat pembuluh darah melebar dan itu akan melancarkan aliran darah. Kolaborasi : berikan obat sesuai indikasi, siapkan intervensi bedah bila diperlukan Rasional ; Pemberian obat untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien

24 INTERVENSI; PERUBAHAN PERFUSI JARINGAN PERIFER
Observasi warna kulit bagian yang sakit, catat penurunan nadi. Evaluasi sensasi bagian yang sakit, contoh tajam/dangkal, panas/dingin. Kaji kulit untuk ulserasi, lesi, area ganggren.

25 Tinggikan area ekstremitas yang mengalami obstruksi
Berikan kompres hangat pada area ekstremitas Dorong nutrisi dan vitamin yang tepat. Kolaborasi : berikan obat sesuai indikasi (vasodilator), ambil contoh drainase lesi untuk kultur atau sensitivitas

26 INTERVENSI; GG-AN POLA TIDUR
Berikan makanan kecil, susu hangat sore hari Berikan posisi yang nyaman (supinasi) Turunkan jumlah minum sore hari, lakukan berkemih sebelum tidur Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang, berikan terapi music Batasi masukan makanan dan minuman mengandung kafein Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik dan sedative

27 INTERVENSI; KURANG PENGETAHUAN
Kaji pengetahuan pasien tentang penyakitnya, Berikan informasi pada pasien tentang penyakitnya Dorong menghindari pemajanan pada dingin. Pertahankan lingkungan pada suhu diatas 20,9 0C, hilangkan aliran dingin Tekankan pentingnya menghentikan rokok, berikan informasi pada klinik lokal / kelompok pendukung

28 Bantu pasien untuk membuat metode menghindari atau mengubah stress, diskusikan teknik relaksasi
Tekankan pentingnya melihat tiap hari dan melakukan perawatan kulit yang benar Edukasi tentang penyakit yang dialami pasien serta dampak terhadap tubuh

29 INTERVENSI CEMAS Bina hubungan saling percaya
Kaji tingkat kecemasan yang dialami klien Berikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya Jelaskan prosedur dan pentingnya tindakan yang akan dilakukan. Observasi tanda-tanda vital Dampingi pasien selama prosedur tindakan dilakukan. Yakinkan pasien bahwa tindakan yang akan dilakukan adalah tindakan yang terbaik

30 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat penenang.

31 INTERVENSI; DEFESIT PERAWATAN DIRI
Bina hubungan saling percaya Kaji tingkat personal hygiene klien Berikan informasi tentang pentingnya perawatan diri bagi klien Bantu dan fasilitasi klien dalam melakukan personal hygiene Libatkan keluarga dalam perawatan klien

32 Jaga kebersihan pakaian dan alat tenun klien
Berikan lotion dan talk setelah mandi Berikan edukasi tentang pentingnya personal hygiene


Download ppt "ASKEP PADA PASIEN DENGAN BUERGER DISEASE"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google