Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Erlangga Araditya Satriyo PD

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Erlangga Araditya Satriyo PD"— Transcript presentasi:

1 Erlangga Araditya Satriyo PD 2009 0910710066
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Masyarakat Kelurahan Sawojajar Kota Malang terhadap Pelaksanaan Fogging dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue Erlangga Araditya Satriyo PD 2009

2 Angka Kejadian Masih Tinggi
LATAR BELAKANG Tahun Jumlah Kasus Jumlah Kematian Incident Rate (per ) Case Fatality Rate 1996 45.538 1.234 - 1998 72.133 1.414 35,19 2% 1999 21.134 10,17 2000 33.443 15,99 2001 45.904 21,66 40.377 19,24 2003 50.131 23,87 2009 1.420 68,22 0,89% 2010 1.358 65,70 0,87% 2011 (hingga oktober) 49.486 403 20,83 0,81% Demam Berdarah Dengue Angka Kejadian Masih Tinggi Pengobatan Definitif Pencegahan (Siregar, 2004) Fogging PSN (Kristina, 2004; Direktur Jenderal PPM PL. 2004; Gatra, 2011)

3 LATAR BELAKANG FOGGING:
Banyak efek negatif bagi kesehatan maupun ekosistem Mahal Hanya membasi nyamuk dewasa bukan larva Merupakan pilihan terakhir dari segala jenis metode pengendalian vektor (Departement of Health and Family Welfare, Government of Karnataka, 2003)

4 LATAR BELAKANG Faktor Internal: Pengetahuan Jenis Kelamin Perilaku Suku/Ras Budaya Usia Faktor Eksternal: Tingkat pendapatan Tingkat Pendidikan Peran Stakeholder Peran Tenaga Kesehatan Sistem Kesehatan Pekerjaan 2008 2009 2010 Kelurahan SAWOJAJAR DBD : 30 DBD : 40 DBD : 29 Kecamatan KEDUNG KANDANG DBD : 67 Fogging : 27 DBD :126 Fogging : 18 DBD : 143 Fogging : 61 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Masyarakat Kelurahan Sawojajar Kota Malang terhadap Pelaksanaan Fogging dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue Sikap Masyarakat (P2PL, 2008; P2PL, 2009; P2PL 2010)

5 MASALAH PENELITIAN Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi sikap masyarakat kelurahan Sawojajar kota Malang terhadap pelaksanaan fogging dalam pencegahan demam berdarah dengue?

6 TUJUAN PENELITIAN Tujuan Khusus
Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap masyarakat kelurahan sawojajar kota Malang terhadap pelaksanaan fogging dalam pencegahan demam berdarah dengue Tujuan Khusus Mengetahui hubungan antara pengetahuan masyarakat tentang bahaya fogging dengan sikap masyarakat terhadap pelaksanaan fogging. Mengetahui hubungan antara pengetahuan masyarakat akan tujuan fogging dengan sikap masyarakat terhadap pelaksanaan fogging. Mengetahui hubungan antara tingkat pendapatan masyarakat dengan sikap masyarakat terhadap pelaksanaan fogging. Mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan sikap masyarakat terhadap pelaksanaan fogging. Mengetahui hubungan antara tingkat pendapatan masyarakat dengan pengetahuan tentang bahaya dan tujuan fogging.

7 MANFAAT PENELITIAN Manfaat Akademik
Menambah khazanah ilmu pengetahuan terutama dibidang kedokteran yang berkaitan dengan data epidemiologis dan faktor- faktor yang mempengaruhi sikap masyarakat terhadap bahaya fogging Sebagai dasar penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor sosial yang berperan dalam pencegahan demam berdarah dengue Manfaat Praktis Menjadi acuan dasar dan gambaran terhadap kondisi masyarakat saat ini dan sehingga puskesmas bisa menindaklanjuti dengan program kesehatan yang lebih baik.

8 DEMAM BERDARAH DENGUE (WHO, 2009) Pencegahan

9 FOGGING Memanfaatkan pestisida yang uapkan dengan thermal heating. Penggunaan pestisida harus tepat dosis Metode yang dipilih saat ada wabah penyakit dan kepadatan vektor yang tinggi Dilaksanakan pada target area tertentu dengan adanya kajian wilayah dan pertimbangan lainnya terlebih dahulu dan pada waktu tertentu Berbahaya karena bisa mengganggu keseimbangan ekosistem dan penggunaan insektisida dapat meracuni manusia secara langsung maupun tidak Tidak berpengaruh pada larva nyamuk (WHO, 2009; Departement of Health and Family Welfare, Government of Karnataka, 2003)

10 SIKAP Sikap berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu “Manner of placing or holding the body, dan Way of feeling, thinking or behaving” (Ramdhani, 2008) Dipengaruhi oleh: Pengetahuan (Indah, 2010; Santoso, 2008) Terbagi dalam pengetahuan tentang bahaya dan pengetahuan tentang tujuan sesuai health belief model Jenis Kelamin (Ahmed, 2007) Tingkat Pendapatan (Indah ,2010)

11 SAWOJAJAR Penduduk Multiras, Heterogen (Wurianto, 2006) 16 RW, 118 RT
Laporan Kasus DBD Tahun Jumlah Kasus Jumlah Kematian 2007 29 2008 40 2009 30 2010 32 (P2PL, 2008; P2PL, 2009; P2PL, 2010; P2PL, 2011)

12 KERANGKA KONSEP Faktor Internal Faktor Eksternal Sikap Masyarakat
Pengetahuan Tentang Tujuan Fogging Pengetahuan Tentang Bahaya Fogging Jenis Kelamin Perilaku Masyarakat Suku / Ras Budaya Usia Tingkat Pendapatan Tingkat Pendidikan Peran Stakeholder Peran Tenaga Kesehatan Sistem Kesehatan Pekerjaan Sikap Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Fogging

13 HIPOTESIS Pengetahuan masyarakat akan bahaya fogging berhubungan dengan sikap masyarakat terhadap pelaksanaan fogging. Pengetahuan masyarakat akan tujuan fogging berhubungan dengan sikap masyarakat terhadap pelaksanaan fogging. Tingkat pendapatan masyarakat berhubungan dengan sikap masyarakat terhadap pelaksanaan fogging. Jenis kelamin berhubungan dengan sikap masyarakat terhadap pelaksanaan fogging. Tingkat pendapatan masyarakat berhubungan dengan pengetahuan masyarakat akan bahaya dan tujuan fogging.

14 RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan Mix Method, Exploratory Design: Instrument Development Model (Quantitative Emphasized) yang akan menggabungkan penelitian kualitatif dan kuantitatif: Kualitatif: Untuk menggali data dari key person sebagai dasar untuk penyusunan kuesioner Kuantitatif: Cross Sectional Metode yang menghubungkan keberadaan faktor- faktor pada responden dengan sikap responden terhadap pelaksanaan fogging

15 BATASAN POPULASI (KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI
Penduduk yang menetap di sawojajar, usia lebih dari 20 tahun bagi perempuan, 25 tahun bagi laki-laki. Inklusi: Perempuan di atas 20 tahun/ Laki-laki di atas 25 tahun Warga yang menetap di sawojajar Eksklusi: Warga yang berusia dibawah kriteria Inklusi Tamu atau tidak menetap di sawojajar.

16 TEKNIK SAMPLING Kuantitatif: Selu Cluster Random Sampling
Purposive Sampling  2 RW Perkampungan: RW 1 Perumahan: RW 8 Total Sampling  Seluruh RT di Kuantitatif: Selu Cluster Random Sampling Mengambil sample dari semua warga yang bertempat tinggal di RT yang terpilih

17 JUMLAH SAMPLE Berdasarkan Literatur : Hubungan antara Pengetahuan tentang pencegahan DBD dengan Pendapatan, didapatkan proporsi sbg berikut: P1 = dan P2 = 0,019 Power 99%, Signifikansi 1% n = 35 Hubungan antara Pengetahuan tentang pencegahan DBD dengan Sikap terhadap Fogging, didapatkan proporsi sbg berikut: P1 = dan P2 = 0,6111 Power 99%, Signifikansi 1% n = 20 Jumlah Sample Minimal = 35 x 2 = 70 Jumlah Sample = 119 57 Laki-laki, 62 Perempuan (Indah dkk, 2011)

18 Tempat dan waktu Penelitian 2 RW di kelurahan sawojajar mulai dari Februari-Juli 2012
Variabel Penelitian Variabel Independen: Pengetahuan masyarakat akan bahaya fogging Pengetahuan masyarakat akan tujuan fogging Tingkat sosial ekonomi Tingkat pendidikan Variabel Dependen Sikap Masyarakat

19 Definisi Operasional Variabel Definisi Indikator
Pengetahuan tentang Bahaya Fogging Skala: Ordinal Segala sesuatu yang diketahui oleh masyarakat tentang akibat-akibat negatif yang dapat ditimbulkan oleh fogging. Parameter yang akan digunakan adalah: Pengetahuan tentang bahaya fogging dalam meracuni manusia, hewan, dan lingkungan. Pengetahuan tentang bahaya fogging dalam meninggalkan zat-zat kimia. Pengetahuan tentang ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat fogging. (EPA, 2006; WHO, 2009) Pengukuran didapatkan dari hasil jawaban responden terhadap kuesioner yang di buat peneliti. Skor tertinggi yang dapat dicapai adalah 8 Dari hasil penelitian persentil 80 = 7 Kategori: Skor ≥ 7 : Baik Skor < 7 : Kurang

20 Definisi Operasional Variabel Definisi Indikator
Pengetahuan tentang Tujuan Fogging Skala: Ordinal Segala sesuatu yang diketahui oleh masyarakat tentang tujuan fogging sebagai metode pengendalian vektor DBD. Parameter yang akan digunakan adalah: Pengetahuan tentang kegunaan fogging. Pengetahuan tentang prosedur standar dalam pelaksanaan fogging yang efektif. Pengetahuan tentang kelemahan fogging sebagai metode pencegahan DBD. (WHO, 2009; Departement of Health and Family Welfare, Government of Karnataka. 2003) Pengukuran didapatkan dari hasil jawaban responden terhadap kuesioner yang di buat peneliti. Skor tertinggi yang dapat dicapai adalah 6 Dari hasil penelitian persentil 80 = 4 Kategori: Skor ≥ 4 : Baik Skor < 4 : Kurang

21 Definisi Operasional Variabel Definisi Indikator Tingkat Pendapatan
Skala: Ordinal Tingkat pendapatan keluarga per bulan: Pendapatan keluarga kurang dari 3 juta per bulan Pendapatan keluarga lebih dari sama dengan 3 juat per bulan Kategori: < Rp ≥ Rp Jenis Kelamin Nominal Jenis kelamin pengisi kuisioner Laki-laki Perempuan

22 Definisi Operasional Variabel Definisi Indikator
Sikap Terhadap Pelaksanaan Fogging Sikap mendukung atau tidak mendukung terhadap pelaksanaan fogging sesuai dengan prosedur standar agar fogging berjalan efektif. Parameter yang akan digunakan adalah: Sikap dalam melaksanakan tindakan pencegahan (precaution) saat fogging dilaksanakan. Sikap dalam menanggapi fogging di kehidupan bermasyarakat. (WHO, 2009; Departement of Health and Family Welfare, Government of Karnataka. 2003) Pengukuran didapatkan darihasil jawaban respondenterhadap kuesioner yang di buatpeneliti. Skor tertinggi yang dapat dicapai adalah 21 Dari hasil penelitian persentil 80 = 18 Kategori: Skor ≥ 18 : Mendukung Fogging yang Baik dan Benar Skor < 18 : Tidak mendukung fogging yang baik dan benar

23 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data kualitatif dengan mewawancarai key person di Masyarakat Kuesioner disusun berdasarkan data yang di dapat melalui method kualitatif. Pengisian Kuesioner dengan mewawancarai responden

24 HASIL PENELITIAN Kualitatif

25 Kepala Kelurahan Sawojajar
Angka DBD sudah jauh berkurang dan tahun 2012 tidak ada permintaan pelaksanaan fogging. Pengetahuan masyarakat tentang DBD sudah baik. Masyarakat cenderung melakukan PSN dibandingkan Fogging. Kepala Kelurahan Sawojajar Angka DBD sangat jauh berkurang pada tahun dan 2010 adalah terakhir kali pelaksanaan fogging. Masyarakat sudah memahami dampak-dampak negatif fogging sehingga lebih memilih PSN. Sanitarian Puskesmas Gribig

26 Daerah Perumahan Daerah Perkampungan
Pernah dilaksanakan fogging di tahun 2012. Fogging biasanya dilaksanakan secara swadaya. Mantan ketua RT 1 memiliki mesin fogging. Daerah Perumahan Tidak pernah ada pelaksanaan fogging selama beberapa tahun. Fogging dilakukan oleh puskesmas secara gratis. Masyarakat tidak keberatan dilaksanakan fogging asal jangan terlalu sering. Daerah Perkampungan

27 HASIL PENELITIAN Kuantitatif : Statistik Deskriptif

28 Data Demografi Total Jumlah Persentase (%) Jenis Kelamin Laki-laki 57 44,54 Perempuan 62 55,46 Usia <21 17 14,29 21-40 33 27,73 41-65 61 51,26 >65 8 6,72 Pekerjaan Tidak Bekerja 59 49,58 PNS 7 5,88 Non-PNS 46 38,66 Data tidak didapatkan Pendapatan Keluarga per Bulan ≥ Rp ,00 35 29,41 < Rp ,00 81 86,07 3 2,52

29 Pengetahuan dan Sikap Responden
Total Jumlah Persentase (%) Pengetahuan tentang Tujuan Fogging Baik 37 31,09 Kurang 82 68,91 Pengetahuan tentang Bahaya Fogging 45 37,82 74 62,18 Sikap terhadap Pelaksanaan Fogging Mendukung 28 23,53 Tidak Mendukung 91 76,47

30 Pengetahuan tentang Bahaya Fogging
No Pertanyaan Kuisioner Pengetahuan Tentang Bahaya Fogging Benar Salah Total n % 1. Apakah fogging dapat meracuni ikan di akuarium atau kolam? 63 52,94 56 47,06 119 100 2. Apakah fogging dapat meracuni hewan peliharaan atau ternak? 55 46,22 64 53,78 3. Apakah fogging dapat menyebabkan bunga dan tanaman layu? 37 31,09 82 68,91 4. Apakah fogging dapat meninggalkan bau? 103 86,55 16 13,45 5. Apakah fogging dapat meninggalkan sisa-sisa zat kimia? 96 80,67 23 19,33 6. Apakah fogging dapat membuat rumah menjadi tidak nyaman ditinggali beberapa saat? 95 79,83 24 20,17 7. Apakah fogging dapat meracuni saluran cerna? 8. Apakah fogging dapat Meracuni saluran nafas? 85 71,43 34 28,57

31 Pengetahuan tentang Tujuan Fogging
No Pertanyaan Kuisioner Pengetahuan Tentang Tujuan Fogging Benar Salah Total n % 1. Bagaimanakan cara yang paling efektif untuk mengatasi nyamuk demam berdarah? 53 44,54 66 55,46 119 100 2. Apakah fogging dapat membunuh jentik nyamuk? 77 64,71 42 35,39 3. Apakah fogging hanya dilaksanakan untuk mencegah demam berdarah? 52 43,70 67 56,30 4. Penyakit apa saja yang bisa dicegah dengan fogging? 76 63,87 43 36,13 5. Bagaimanakan pelaksanaan fogging yang baik bila ditinjau dari segi frekuensi dan selang waktu dalam 1 siklus pelaksanaannya? 71 59,66 48 40,34 6. Dimana fogging dilaksanakan? 24 20,17 95 79,83

32 Sikap terhadap Fogging
No Pertanyaan Kuisioner Sikap Mendukung terhadap Fogging Skor Total 3 2 1 n % 1. Saat fogging berlangsung, apa yang akan anda lakukan pada sprei tempat tidur? 31 26.05 34 28.57 11 9.24 43 36.13 119 100 2. Saat fogging berlangsung, apa yang akan anda lakukan pada alat makan dan minum di rumah? 40 33.61 69 57.98 0.84 9 7.56 3. Saat fogging berlangsung, apa yang anda akan lakukan pada baju yang tergantung? 68 57.14 7 5.88 13 10.92

33 Sikap terhadap Fogging
No Pertanyaan Kuisioner Sikap Mendukung terhadap Fogging Benar Salah Total n % 4. Selama Fogging berlangsung, apakah anda akan Menggunakan masker? 43 36.13 76 63.87 119 100 5. Setelah Fogging Selesai, apakah anda akan mencuci baju yang dikenakan, serta baju lain yang mungkin terpapar fogging sebelu mengenakannya lagi? 90 75.63 29 24.37 6. Setelah Fogging Selesai, apakah anda akan membuang makanan yang terpapar asap fogging? 109 91.60 10 8.40 7. Bila fogging dilaksanakan, apakah anda bersedia untuk memastikan fogging dilakukan untuk alasan yang jelas? 92 77.31 27 22.69

34 HASIL PENELITIAN Kuantitatif : Statistik Analitik

35 Spearman Correlation 0,007 0,227 0,056 - 0,147 0,234 0,68 0,472 - 0,07
No Variabel Independen Variabel Dependen Nilai p Koefisien Korelasi Kesimpulan 1. Pengetahuan tentang Bahaya Fogging Sikap terhadap Pelaksanaan Fogging 0,007 0,227 Signifikan 2. Tujuan Fogging 0,056 - 0,147 Tidak Signifikan 3. Tingkat Pendapatan 0,234 0,68 4. 0,472 - 0,07 5. 0,431 0,16

36 Chi-Square 0,007 0,227 No Variabel Independen Variabel Dependen
Nilai p Koefisien Korelasi Kesimpulan 1. Pengetahuan tentang Bahaya Fogging Sikap terhadap Pelaksanaan Fogging 0,007 0,227 Signifikan

37 PEMBAHASAN Kualitatif

38

39 PEMBAHASAN Kuantitatif


Download ppt "Erlangga Araditya Satriyo PD"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google