Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Done by: Parmiyanti Class B

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Done by: Parmiyanti Class B"— Transcript presentasi:

1 Done by: Parmiyanti 20100540036 Class B
Membentengi Generasi Muda dari Upaya Disintegrasi Bangsa Subject: Pancasila Lecture: Ahmad Mujiyana Done by: Parmiyanti Class B

2 Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara kesatuan pada dasarnya dapat mengandung potensi kerawanan akibat keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama, ras dan etnis golongan, hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi timbulnya konflik sosial. 

3 Semakin maraknya konflik akhir-akhir ini, merupakan suatu pertanda menurunnya rasa nasionalisme di dalam masyarakat. Hal ini terlihat dengan meningkatnya konflik yang bernuasa SARA, serta munculya gerakan-gerakan yang ingin memisahkan diri dari NKRI , apabila kondisi ini tidak dimanage dengan baik akhirnya akan berdampak pada disintegrasi bangsa.

4 Maraknya diskursus referendum Timor Timur pasca pergantian kepala negara Mei 1998, menjadi indikasi menguatnya keinginan mereka untuk menentukan nasib mereka sendiri secara demokratis. Apa akar masalah dari tuntutan disintegrasi tersebut?

5 Rumusan Masalah Apa sebenarnya arti dari disintegrasi bangsa?
Apa penyebab terjadiya disintegrasi bangsa? Bagaimana membentengi generasi muda dari upaya disintegrasi bangsa? Apa peran orang tua, guru atau pemerintah dalam upaya menumbuhkan sikap integrasi pada anak muda?

6 Teori & Pembahasan A. pengertian Disintegrasi
Disintegrasi secara harfiah difahami sebagai perpecahan suatu bangsa menjadi bagian-bagian yang saling terpisah (Webster’s New Encyclopedic Dictionary 1994). Pengertian ini mengacu pada kata kerja disintegrate, “to lose unity or intergrity by or as if by breaking into parts”.

7 B. Fenomena Disintegrasi Bangsa di Indonesia
Bila dicermati adanya gerakan pemisahan diri sebenarnya sering berangkat dari idealisme untuk berdiri sendiri akibat dari ketidakpuasan yang mendasar dari perlakuan pemerintah terhadap wilayah atau kelompok minoritas seperti masalah otonomi daerah, keseimbangan pembangunan, pemerataan dan hal-hal yang sejenis.

8 Penyebab timbulnya disintegrasi bangsa juga dapat terjadi karena perlakuan yang tidak adil dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah khususnya pada daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya alam berlimpah, sehingga daerah tersebut mampu menyelenggarakan pemerintahan sendiri dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi.

9 Selain itu disintegrasi bangsa juga dipengaruhi oleh perkembangan politik dewasa ini.  Dalam kehidupan politik sangat terasa adanya pengaruh dari statemen politik para elit maupun pimpinan nasional, yang sering mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bangsa.

10 Karena keterbatasan tingkat intelektual sebagian masyarakat Indonesia sangat mudah terpengaruh oleh ucapan para elitnya sehingga dengan mudah terpicu untuk bertindak yang menjurus kearah terjadinya kerusuhan maupun konflik antar kelompok atau golongan.

11 C. UPAYA MENCEGAH DISINTEGRASI
Diperlukan suatu upaya pembinaan yang efektif dan berhasil, tatanan, perangkat dan kebijakan yang tepat guna memperkukuh integrasi nasional antara lain : Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu dengan menggemakan kembali UUD ’45.

12 GBHN yang pernah ada yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam membangun bangsa dan negara perlu dihidupkan kembali. Para tokoh dan elit bangsa harus dapat memberi contoh dan menjadi cintoh rakyat, jangan selalu berkelahi dan saling caci maki hanya untuk kepentingan kelompok atau partai politiknya.

13 Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan pembangunan bangsa yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak, semua wilayah.

14 Kesimpulan Disintegrasi bangsa, separatisme merupakan permasalahan kompleks, akibat akumulasi permasalahan politik, ekonomi dan keamanan yang saling tumpang tindih sehingga perlu penanganan khusus dengan pendekatan yang arif serta mengutamakan aspek hukum, keadilan, sosial budaya.

15 Pemberlakuan Otonomi Daerah merupakan implikasi positif bagi masa depan daerah di Indonesia namun juga berpotensi untuk menciptakan mengentalnya heterogental dibidang SARA.

16 Pertarungan elit politik yang diimplementasikan kepada penggalangan massa yang dapat menciptakan konflik horizintal maupun vertikal harus dapat diantisipasi.

17 Kepemimpinan dari elit politik nasional hingga kepemimpinan daerah sangat menentukan meredamnya konflik pada skala dini.  Efek global, regional dengan faham demokrasi yang bergulir saat ini perlu diantisipasi dengan penghayatan wawasan kebangsaan melalui edukasi dan sosialisasi.

18 Saran Untuk mendukung terciptanya keberhasilan suatu kebijaksanaan dan strategi pertahanan disarankan : a. Penyelesaian konflik vertikal yang bernuansa separatisme bersenjata harus diselesaikan dengan pendekatan militer terbatas dan professional guna menghindari korban dikalangan masyarakat dengan memperhatikan aspek ekonomi dan sosial budaya serta keadilan yang bersandar pada penegakan hukum.

19 b.Penyelesaian konflik horizontal yang bernuansa SARA diatasi melalui pendekatan hukum dan HAM.
d.Guna mengantisipasi segala kegiatan separatisme ataupun kegiatan yang berdampak disintegrasi bangsa perlu dibangun dan ditingkatkan institusi inteligen yang handal.

20 Penyelesaian konflik akibat peranan otonomi daerah yang menguatkan faktor perbedaan, disarankan kepemimpinan daerah  harus mampu meredam dan memberlakukan reward and punishment dari strata pimpinan diatasnya.


Download ppt "Done by: Parmiyanti Class B"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google