Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Kasus 1: Meniti Tangga Integrasi sebagai Eksportir Buah dan Sayuran (Kasus didasarkan pada Van der Vorst. 2000) Dijelaskan Kembali oleh: I Made Supartha.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Kasus 1: Meniti Tangga Integrasi sebagai Eksportir Buah dan Sayuran (Kasus didasarkan pada Van der Vorst. 2000) Dijelaskan Kembali oleh: I Made Supartha."— Transcript presentasi:

1 Kasus 1: Meniti Tangga Integrasi sebagai Eksportir Buah dan Sayuran (Kasus didasarkan pada Van der Vorst. 2000) Dijelaskan Kembali oleh: I Made Supartha Utama

2 EXPO sebagai perusahan eksportir Buah dan Sayuran di Belanda yang Memperkuat Posisinya dalam Jaringan Rantai Suplai serta kinerjanya dengan cara meniti tangga integrasi

3 The strategic goal of EXPO • EXPO menekspor lebih dari 300 kelompok produk (dibedakan berdasarkan jenis, ukuran dan klas mutu) untuk lebih dari 400 pelanggan di dunia • The strategic goal dari EXPO adalah bermain sebagai peran utama dalam pemasaran dan pendistribusian sayuran dan buah dan untuk mendapatkan keuntungan berkelanjutan untuk menjamin kontinuitas

4 Pelanggan EXPO • Pelanggannya adalah organisasi ritel besar atau pedagang grosir di pasar grosir • Pelanggan yang paling penting adalah organisasi peritel yang mengkehndaki permintaan logistik yang ketat untuk pengantaran dari EXPO • Pasar menginginkan ragam produk sesuai mutu yang diminta untuk diantarkan dalam waktu 24 jam dengan harga rendah • Order rata-rata pada pelanggan terdiri atas 50 produk berbeda

5 Sumber Produk untuk EXPO • EXPO membeli beberapa produk dari importer dan/atau secara langsung dari petani • Setiap transaksi, harga, mutu produk dan pengantaran waktu dapat dan biasanya berbeda. • Secara umum, produk ditransportasi ke tempat sentral, ke pusat distribusi, dimana selanjutnya dikelompokkan kembali dan sewaktu-waktu dikemas kembali tergantung pada spesifikasi order pelanggan. • EXPO dapat pula membeli produk untuk spekulasi, contohnya produk disimpan sampai dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi • Penyimpanan produk dapat dilakukan apakah di EXPO atau ditempat pelelangan

6 Produk dari Lelang • Ada beberapa cara untuk mendapatkan produk dari pelalangan: Cara tradisional adalah dengan membeli produk pada Jam Pelalangan atau ‘auction clock’; produk disajikan kepada beberapa pembeli dan harga ditentukan oleh pelelangan • Produk ini dikirim ke pelalangan pada siang sebelumnya. Setelah inspeksi mutu, produk yang memenuhi karakteristik yang diinginkan dikelompokkan (dalam hal ini disebut “Block”) dan ditempatkan di ruang besar lelang. • Selama pelelangan, block yang seragam ditawarkan; pembeli dapat mengambil sejumlah prduk keluar block untuk selanjutnya harga di tentukan berdasarkan jam. • Setelah pelelangan, produk yang telah dibeli selanjutnya dikelompokkan dipinggiran dock oleh setiap pembeli. Jika kemasan tidak memuaskan pembeli, produk dapat dikemas kembali pada tempat pelelangan atau ditempat gudangnya

7 ‘Mediasi Lelang’. • Cara lain untuk mendapatkan produk adalah dengan mediasi lelang atau ‘auction mediation’. • Pada kasus ini, seorang pembeli melakukan jalan pintas untuk pelelangan dengan berhubungan langsung kepada petani untuk pengantaran produk secara langsung, sesuai dengan spesifikasinya • Harga biasanya sedikit lebih tinggi karena ekstra pelayanan yang disediakan. Akan tetapi, metode ini tidak ada aktivitas pengelompokan dan pengemasan kembali • Produk dapat diantarkan baik langsung ke pembeli atau ke pelelangan, dimana pembeli dapat menerimanya. Cara pemasaran ini adalah bentuk pemasaran yang dominan

8 Tanggungjawab Petani • Petani bertanggungjawab terhadap produksi, pemanenan, sortasi dan pengemasan • Jika petani adalah anggota dari koperasi lelang, petani wajib memasarkan seluruh produknya memalui pelalangan • Jika tidak, petani akan menjual produknya langsung ke eksporter atau pedagang grosir nasional • Sortasi dilakukan berdasarkan kriteria mutu: ukuran, warna yang akhirnya menjadi klas-klas mutu • Pengemasan dapat dilakukan dalam kemasan berbeda tergantung pada tujuan pengantaran. Pasokan buah dan sayuran adalah musiman dan harga pasar tidak diketahui sebelumnya • Beberapa produk, seperti apple dapat disimpan di kebun dan dijual saat harga tinggi

9 Koordinasi • Koordinasi proses bisnis di EXPO adalah relatif lambat. Karena jendela waktu yang berbeda, pasokan dan proses/distribusi kurang terkendali dan sebagian saling terpisah • Rencana distribusi ke pelanggan berdasarkan pada – 1) aktual order dari pelanggan, – 2) kebutuhan pengantaran pelanggan (pengantaran terdiri atas jendela-jendela waktu) – 3) memungkinkan terjadinya kombinasi produk untuk transportasi (berpengaruh terhadap mutu produk) – 4) ketersedian truk, dan – 5) penyesuaian skedul transportasi yang agak tidak beraturan/kasar • Rencana distribusi tidak berdasarkan waktu pasok dari barang yang dibeli • Perencana transportasi untuk pemasokan tidak perduli dengan restriksi waktu pengantaran untuk order pelanggan • Dengan demikian, pasokan acuan waktu tidak dikoordinasikan dengan waktu pemberangkatan distribusi

10 EXPO mencoba mengkoordinasikan aktivitasnya dengan beberapa hand-made ‘rules’ • Waktu pemberangkatan ketat untuk truk pendistribusi • Menetapkan lokasi pembelian untuk produk tertentu dan jumlahnya • Menyetok produk karena sering order sangat lambat oleh pelanggan atau biasanya membeli pada lokasi pasokan yang cukup jauh • Memprioritaskan aturan untuk transportasi pasokan (walapun perencana tidak perduli terhadap waktu, dia dapat diberi informasi penting/urgensi ).

11 Maka, koordinasi internal tidak optimal • Kesenjangan koordinasi antar departemen utamanya disebabkan oleh tujuan berbeda dan perbedaan rewards • Departemen pembelian dievaluasi terhadap biaya pembelian; departemen penjualan terhadap kepuasan pelanggan dan departemen pendapatan dan distribusi terhadap biaya logistik • Karenanya, departemen penjualan menerima seluruh order dari pelanggan setiap saat, dan meninggalkan departemen logistik dengan tugas pengantaran untuk produk yang diminta tepat waktu • Namun departemen pembelian akan membeli prodyuknya dengan harga rendah, kadang dipelelangan yang jauh, berakibat pada biaya transport tinggi dan waktu acuan pasokan yang panjang • Lebih jauh, barang sering sampai di pusat pendistribusian sangat terlambat karena perencana transpor tidak perduli dengan adanya perubahan restriksi waktu yang ditentukan oleh perencana distribusi karena order yang berlebihan dan tergesa • Kombinasi seluruh order dan waktu pengantarannya menentukan rute distribusi dan waktu pemberakatan truk terakhir

12 Empat skenario rantai pasok dengan tingkatan integrasi berbeda terjadi pada rantai pasok di EXPO

13 Penutup • Dari sudut pandanga usaha ekpor, tingkatan integrasi dievaluasi berdasarkan pada implikasinya terhadap kinerja logistik • Hasil analisis memungkinkan manajer melihat kembali struktur kendali logistik dalam persepektif rantai • Dalam jangka pendek. EXPO telah memilih untuk menstandarisasi system rewards dan memilih lokasi pembelian untuk produk tertentu • Lebih Lanjut, beberapa peritel sekarang memilih order mereka dimalam hari sebelum siang hari pelelangan yang memungkinkan EXPO waktu tambahan untuk mengkoordinasikan lokasi pembelian. • Dalam jangka panjang, EXPO meneliti kemungkinan merancang kembali struktur rantai dengan mengontrak pemasok untuk pengantaran langsung dengan produk mutu tinggi • EXPO juga meneliti kemungkinan meningkatkan transparansi informasi dalam rantai pasokan dengan saling tukar informasi inventory dan permintaan (peramalan) • Akhirnya, Expo berharap untuk mengimplementasikan a real-time inventory information system dimasa depan.

14 TERIMA KASIH


Download ppt "Kasus 1: Meniti Tangga Integrasi sebagai Eksportir Buah dan Sayuran (Kasus didasarkan pada Van der Vorst. 2000) Dijelaskan Kembali oleh: I Made Supartha."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google