Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Rencana Induk Pemanfaatan IT dan Komunikasi Departemen Perhubungan

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Rencana Induk Pemanfaatan IT dan Komunikasi Departemen Perhubungan"— Transcript presentasi:

1 Rencana Induk Pemanfaatan IT dan Komunikasi Departemen Perhubungan
Penyusunan Rencana Induk Pemanfaatan IT dan Komunikasi Departemen Perhubungan Presented By PT. Medcom Indosa Engineering © Medcom Indosa Engineering

2 Agenda Hari Ini.... 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengalaman Perusahaan
Pemahaman Terhadap KAK 2 Tanggapan Terhadap KAK 3 Apresiasi Inovasi 4 Pendekatan dan Metodologi 5 Rencana Kerja 6 Jadwal Pelaksanaan Kerja 7 Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan 8 Laporan 9 Fasilitas Pendukung 10 © Medcom Indosa Engineering

3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengalaman Perusahaan Pemahaman Terhadap KAK
Tanggapan Terhadap KAK 3 Apresiasi Inovasi 4 Pendekatan dan Metodologi 5 Rencana Kerja 6 Jadwal Pelaksanaan Kerja 7 Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan 8 Laporan 9 Fasilitas Pendukung 10 © Medcom Indosa Engineering

4 Pusat Karantina Ikan Departemen Kelautan dan Perikanan
.:: Jasa Konsultasi Pengembangan Roadmap Sistem Informasi Puskarin Menentukan arah kebijakan dan strategi TI Pemetaan Kebutuhan Sistem Komunikasi data Pemetaan Kebutuhan Aplikasi © Medcom Indosa Engineering

5 .:: Pengadaan Sarana Telekomunikasi dan Informasi Logistik
PERUM BULOG .:: Pengadaan Sarana Telekomunikasi dan Informasi Logistik Roadmap Sistem Informasi Puskarin Pengadaan Sarana Teknologi Informasi Pengadaan Sarana Gedung Pengembangan Rencana Induk Teknologi Informasi © Medcom Indosa Engineering

6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengalaman Perusahaan Pemahaman Terhadap KAK
Tanggapan Terhadap KAK 3 Apresiasi Inovasi 4 Pendekatan dan Metodologi 5 Rencana Kerja 6 Jadwal Pelaksanaan Kerja 7 Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan 8 Laporan 9 Fasilitas Pendukung 10 © Medcom Indosa Engineering

7 Secara umum, dokumen kerangka acuan kerja (KAK) memberikan informasi yang cukup lengkap mengenai proyek Penyusunan Rencana Induk Pemanfaatan IT dan Komunikasi di Departemen Perhubungan Pihak Konsultan berpendapat bahwa dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah memberikan gambaran yang jelas tentang penyusunan sebuah Rencana Induk yang sesuai dengan kaidah-kaidah baku penyusunan Rencana Induk sehingga cukup jelas bagi konsultan untuk dapat memberikan tanggapan terhadap kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pemanfaatan IT dan Komunikasi di Departemen Perhubungan. © Medcom Indosa Engineering

8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengalaman Perusahaan Pemahaman Terhadap KAK
Tanggapan Terhadap KAK 3 Apresiasi Inovasi 4 Pendekatan dan Metodologi 5 Rencana Kerja 6 Jadwal Pelaksanaan Kerja 7 Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan 8 Laporan 9 Fasilitas Pendukung 10 © Medcom Indosa Engineering

9 Latar Belakang Pada bagian Latar Belakang dokumen kerangka acuan kerja (KAK), juga disebutkan bahwa berbagai perubahan dalam bentuk transformasi menuju era masyarakat informasi pada akhirnya menuntut terbentuknya kepemerintahan yang bersih, transparan, akuntabel dan mampu menjawab tutuntan perubahan secara efektif Tuntutan perubahan tersebut dapat dideskripsikan sebagai terbentuknya pemerintahan yang Good Governance © Medcom Indosa Engineering

10 Berdasarkan latar belakang tersebut, konsultan berpendapat untuk menerapkan asas IT Governance sebagai bagian dari Good Government Governance melalui audit teknologi informasi. Model IT Governance yang dimaksud menggunakan model COBIT dengan definisi sebagai berikut: © Medcom Indosa Engineering

11 Maksud dan Tujuan © Medcom Indosa Engineering

12 Pemahaman Konsultan terhadap Tujuan Penyusunan Rencana Induk
Persentase keselarasan antara visi dan misi Departemen Perhubungan dengan Rencana Induk Pemanfaatan IT dan Komunikasi Departemen Perhubungan dan dapat diterjemahkan ke dalam rencana jangka pendek, jangka menengah dan panjang serta keterkaitan dengan tanggungjawab pihak yang memiliki wewenang menjalankan rencana induk. Persentase tingkat pemahaman tiap unit kerja terhadap teknologi dan sistem informasi yang akan, sedang dan telah diimplementasikan yang sekaligus digunakan sebagai penjaminan kesuksesan implementasi teknologi dan sistem informasi informasi pada unit kerja; © Medcom Indosa Engineering

13 Ruang Lingkup Inventarisir informasi pada unit-unit kerja Departemen Perhubungan akan dilakukan dengan dasar kajian terhadap tugas pokok dan fungsi dari unit-unit kerja yang bersangkutan Dalam hal evaluasi, akan digunakan berbagai pertimbangan seperti: Standar Arsitektural Informasi yang digunakan pada unit kerja Departemen Perhubungan; Model representasi informasi yang digunakan pada setiap unit kerja Departemen Perhubungan; Kepemilikan data dan klasifikasi keamanan atau kritikalitas informasi yang digunakan; dan Aturan sintaks data yang dipergunakan. © Medcom Indosa Engineering

14 Proses Audit dilakukan dengan menggunakan model COBit;
Acuan Kinerja yang akan di audit adalah: User Orientation untuk mengukur kepuasan para pengguna atau user terhadap kinerja teknologi informasi yang bertanggung jawab dalam menyediakan informasi untuk mendukung tugas pokok dan fungsi Departemen Perhubungan; Corporate Contribution untuk mengukur seberapa jauh keberadaan teknologi informasi dapat mendukung kebutuhan atau requirements dari Departemen Perhubungan; Operational Excellence untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas proses atau aktivitas terkait dengan manajemen atau pengelolaan teknologi informasi; dan Future Orientation untuk mengukur seberapa jauh teknologi informasi dapat memberikan kontribusi terhadap tantangan di masa mendatang. © Medcom Indosa Engineering

15 Badan Narkotika Nasional; Kementrian Komunikasi dan Informasi;
Pembandingan akan dilakukan pada instansi pemerintah dengan karakteristik hampir sama dengan Departemen Perhubungan seperti: Badan Narkotika Nasional; Kementrian Komunikasi dan Informasi; Pemerintah Daerah DKI Jakarta; Pemerintah DKI Jakarta. Organisasi lainnya: PT. Perusahaan Listrik Negara; PT. Angkasapura I; dan Universitas Atmajaya Jakarta © Medcom Indosa Engineering

16 Acuan Analisis Perkembangan Tren Teknologi Informasi:
Trend dikembangkannya berbagai perangkat keras berbasis pervasive computing (embedded devices) yang lama kelamaan akan menjadi media alternatif pengganti komputer personal (PC) yang saat ini menjadi standar komponen sistem informasi; Perkembangan riset dan produk perangkat keras telekomunikasi yang lebih mengarah kepada wireless devices dibandingkan dengan perangkat keras berbasis koneksi fisik kabel; Semakin banyaknya perangkat keras yang beroperasi dengan menggunakan aplikasi berbasis open source; Kenyataan terjadinya ”perang” sejumlah standar besar di dunia yang banyak didominasi oleh sistem Amerika, Eropa, dan Jepang; © Medcom Indosa Engineering

17 Vendor penyedia perangkat teknologi informasi;
Studi Referensi: Vendor penyedia perangkat teknologi informasi; Lembaga riset terkemuka, baik yang bersifat standar atau pemicu terjadinya trend setter; dan Lembaga-lembaga penyedia informasi standardisasi teknologi informasi. © Medcom Indosa Engineering

18 Pendekatan yang digunakan terhadap analisis perkembangan e-Government:
Analisis dilakukan terhadap berbagai kebijakan nasional baik dalam bentuk Inpres, Surat Keputusan Bersama dan atau berbagai panduan yang dikeluarkan oleh Kementrian Komunikasi dan Informasi selaku lembaga yang memiliki kewenangan dalam mengeluarkan berbagai kebijakan nasional e-Government; Melakukan studi referensi terhadap berbagai artikel, jurnal, buku dan presentasi seminar; Mengkaji berbagai standar penerapan e-Government yang dikeluarkan oleh lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, Pasific Council, Bank Dunia dan lain sebagainya © Medcom Indosa Engineering

19 Analisa Critical Success Factor:
Pemacu utama untuk pencapaian keberhasilan pelaksanaan proses manajemen; Suatu kondisi yang akan menjadi batu pijakan tercapainya keberhasilan pelaksanaan aktivitas secara optimal; Hal yang dianggap sangat penting untuk meningkatkan probabilitas tingkat kesuksesan terlaksananya sebuah proses; Parameter yang dapat diukur dan diamati agar organisasi dapat sukses; Bernuansa strategis, melibatkan teknologi, berorientasi organisasi, dan memiliki aspek prosedural; Fokus pada pencapaian perbaikan kapabilitas dan kemampuan pelaksanaan aktivitas; dan Cenderung berorientasi pada level proses. © Medcom Indosa Engineering

20 Analisa Key Performance Indicator:
Persentasi proyek teknologi informasi yang menggunakan standar baku pengembangan; Jumlah proyek teknologi informasi yang berhasil memberikan manfaat sesuai dengan harapan; Reduksi terhadap waktu proses dan pengembangan aplikasi; Reduksi terhadap proses pengerjaan kembali akibat kegagalan sebuah proses atau aktivitas; Berkurangnya downtime terhadap sistem yang digunakan. © Medcom Indosa Engineering

21 Analisa Key Goal Indicator:
Persentasi investasi teknologi informasi yang berhasil memenuhi atau bahkan melebihi manfaat yang diharapkan atau ditargetkan sebelumnya. Peningkatan jumlah dan kualitas layanan yang diberikan melalui pemanfaatan teknologi informasi; peningkatan jumlah pengguna dan stakeholder lainnya yang dapat dilayani melalui pemanfaatan teknologi informasi; Tingkat ketersediaan sistem dan layanan; Berkurangnya resiko operasi; Perbaikan dan peningkatan produktivitas pengguna. © Medcom Indosa Engineering

22 Analisa terhadap integrasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak dilakukan dengan menggunakan matriks yang terdiri atas domain operasi, domain revisi, domain transisi Ketiga domain tersebut akan disesuai dengan manajemen pemeliharaan atas dasar: Spesifikasi perangkat keras yang harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan Sistem Informasi Departemen Perhubungan dari masa ke masa, dimana organisasi harus memiliki mekanisme pemantauan terhadap trend teknologi baru dan prosedur pengadaannya (menggantikan spesifikasi perangkat keras yang telah usang); dan Standarisasi yang efektif harus dapat diterapkan di dalam Sistem Informasi Departemen Perhubungan agar berbagai jenis komponen perangkat keras yang ada dapat saling dihubungkan satu dengan lainnya tanpa kesulitan teknis yang berarti; © Medcom Indosa Engineering

23 © Medcom Indosa Engineering

24 Dalam mengembangkan sistem dan prosedur pelaksanaan, mekanisme tata cara dan alur informasi beberapa pertimbangan berikut akan dijadikan sebagai acuan, seperti: Menentukan desain proses dan atau aktivitas terkait dengan penggunaan dan pengoperasian beragam sumber daya teknologi informasi; Menempatkan berbagai sistem dan prosedur, mekanis tata cara dan alur informasi dengan proritas yang sama dengan sumber daya teknologi informasi lainnya; Penetapan prosedur dalam bentuk kebijakan-kebijakan, surat keputusan dan dasar-dasar hukum lainnya yang diperlukan; dan Pelatihan terhadap penggunaan sistem dan prosedur, mekanis tata cara dan alur informasi. © Medcom Indosa Engineering

25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengalaman Perusahaan Pemahaman Terhadap KAK
Tanggapan Terhadap KAK 3 Apresiasi Inovasi 4 Pendekatan dan Metodologi 5 Rencana Kerja 6 Jadwal Pelaksanaan Kerja 7 Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan 8 Laporan 9 Fasilitas Pendukung 10 © Medcom Indosa Engineering

26 Untuk mendukung proses audit teknologi informasi di Departemen Perhubungan, pihak konsultan menyediakan tenaga ahli khusus yang memiliki kemampuan sebagai auditor; Pengukuran Information Technology Maturity Level sebagai bagian dari audit teknologi informasi untuk membantu pihak manajemen mengkaji status terkini dari sistem/teknologi informasi yang digunakan; Penggunaan standar ISO sebagai standar keamanan sistem jaringan komputer; Metadata sebagai teknologi proses integrasi data dan pengajuan pembuatan Surat Keputusan Bersama (SKB) standardisasi teknologi pelaporan. © Medcom Indosa Engineering

27 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengalaman Perusahaan Pemahaman Terhadap KAK
Tanggapan Terhadap KAK 3 Apresiasi Inovasi 4 Pendekatan dan Metodologi 5 Rencana Kerja 6 Jadwal Pelaksanaan Kerja 7 Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan 8 Laporan 9 Fasilitas Pendukung 10 © Medcom Indosa Engineering

28 © Medcom Indosa Engineering

29 Elemen Penyusun Elemen Obyektif – adalah elemen yang berkaitan dengan tujuan dibangunnya sistem informasi, terutama dilihat dari berbagai perspektif pengguna atau mereka yang berkepentingan; Elemen Aktivitas – adalah elemen yang berkaitan dengan ragam proses kerja sehari-hari, terutama di dalam usahanya untuk mencapai visi dan misi yang telah dicanangkan; Elemen Data – adalah elemen yang berkaitan dengan kebutuhan manajemen dan stakeholder terkait terhadap berbagai data dan informasi sebagai bahan baku dalam proses pengambilan keputusan; Elemen Manusia – adalah elemen sumber daya manusia yang dalam hal ini berfungsi sebagai pengguna dan penerima manfaat dari sistem informasi yang dibangun; dan Elemen Teknologi – adalah elemen yang berkaitan dengan berbagai jenis teknologi komputer dan telekomunikasi yang perlu dimiliki dan diinstalasi © Medcom Indosa Engineering

30 Pendekatan dan Metodologi
© Medcom Indosa Engineering

31 Pemetaan Stakeholder © Medcom Indosa Engineering

32 Atribut Tanggung Jawab Stakeholder
Atribut ACCOUNTABLE (A) merupakan posisi dimana stakeholder terkait merupakan pihak yang berwenang atau memiliki kekuasaan tertinggi terhadap berbagai aset terkait dengan Sistem Informasi Departemen Perhubungan yang akan dibangun, termasuk di dalamnya sumber daya keuangan, material, intelektual, data/informasi, teknologi, manusia, dan lain sebagainya; Atribut RESPONSIBLE (R) merupakan posisi dimana stakeholder terkait merupakan pihak yang memiliki tanggung jawab operasional terhadap mekanisme dan kinerja Sistem Informasi Departemen Perhubungan sehari-hari; Atribut CONSULTED (C) merupakan posisi dimana stakeholder terkait berfungsi sebagai pihak yang kerap/harus dilibatkan dalam berbagai inisiatif pengembangan Sistem Informasi Departemen Perhubungan; dan Atribut INFORMED (I) merupakan posisi dimana stakeholder terkait merupakan pihak yang kerap/harus selalu diberitahukan terhadap berbagai perkembangan pembangunan Sistem Informasi Departemen Perhubungan. © Medcom Indosa Engineering

33 Menentukan Aktivitas Inti dan Penunjang
© Medcom Indosa Engineering

34 Elemen Data - Informasi
© Medcom Indosa Engineering

35 © Medcom Indosa Engineering

36 © Medcom Indosa Engineering

37 © Medcom Indosa Engineering

38 Klasifikasi Informasi
© Medcom Indosa Engineering

39 Integrasi Data © Medcom Indosa Engineering

40 Pemakaian bentuk sederhana dari Dublin Core sebagai standar metadata;
Penambahan beberapa field atau elemen pada metadata agar sesuai dengan kebutuhan spesifik; Perencanaan untuk mengembangkan apa yang disebut sebagai e-Government Metadata Standard Application Profile untuk menambahkan elemen-elemen lebih detail yang dapat memperbaiki kinerja proses yang berkaitan dengan metadata; dan Pengembangan sebuah Pan e-Government Thesaurus. © Medcom Indosa Engineering

41 SKB sebagai Kebijakan Pendukung Integrasi Data
Dalam hal ini konsultan berpendapat perlu dikeluarkan sebuah Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Mentri Perhubungan dengan Kepala Pemerintah Derah, baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kotamadya. Dasar utama pembuatan SKB tersebut untuk mengikat pihak-pihak yang terlibat dalam proses integrasi data dan pelaporan Departemen Perhubungan dari mulai pusat sampai dengan daerah © Medcom Indosa Engineering

42 Elemen SKB Penentuan pihak-pihak yang terlibat dalam mendukung pelaksanaan SKB tersebut; Artikulasi penjabaran terhadap misi yang diemban dalam SKB tersebut; Komitmen dalam hal kualitas informasi dan data; Kebijakan keamanan dan kontrol internal; Program perbaikan dan peningkatan kinerja berkelanjutan, baik dari sumber daya teknologi dan kesiapan sumber daya manusia; Penyediaan panduan implementasi integrasi data menggunakan metadata; dan Penentuan sebuah proyek percontohan (pilot project) sebagai acuan pengembangan. © Medcom Indosa Engineering

43 Mengkaji Struktur Organisasi
. STR-6 STR-7 STR-7A STR-8 STR-9 STR-10 STR-11 STR-12 STR-13 STR-15 STR-16 STR-17 STR-18 STR-19 STR-20 STR-22 STR-23 STR-24 STR-25 STR-26 STR-27 STR-28 © Medcom Indosa Engineering

44 Elemen Teknologi - Fungsi
Teknologi untuk kegiatan transaksional (administrasi) Teknologi untuk kegiatan pengambilan keputusan Teknologi untuk komunikasi, kolaborasi, dan kooperasi Teknologi untuk pembuatan laporan kuantitatif Teknologi untuk pengelolaan informasi dan pengetahuan Teknologi untuk penyimpanan data dan informasi berharga Teknologi untuk pengelolaan dan pengawasan kinerja institusi Teknologi untuk pegelolaan institusi secara ‘remote’ © Medcom Indosa Engineering

45 Elemen Teknologi - Kualitas
Product Operation Correctness memenuhi kebutuhan yg diinginkan Reliability terpercaya proses dan outputnya Efficiency hemat sumber daya yg dialokasikan Integrity pengendalian akses terhadap teknologi Usability mudah penggunaannya Product Revision Maintainability dapat dipelihara dengan mudah Flexibility mampu beradaptasi dengan perubahan Testability teruji secara berkala kinerjanya Product Transition Portability mudah dipindahkan secara fisik dan logika Reusability memiliki komponen yg dapat dipergunakan kembali Interoperability dapat beroperasi dalam berbagai standar © Medcom Indosa Engineering

46 © Medcom Indosa Engineering

47 Tipe Pengguna © Medcom Indosa Engineering

48 Pemetaan Program dan Aplikasi
© Medcom Indosa Engineering

49 Struktur Basis Data Central Multidimensional Database System – merupakan sistem basis data utama terpusat yang merupakan lokasi penyimpanan seluruh data dan informasi yang dimiliki oleh Departemen Perhubungan; Metadata and Intregration Database System – merupakan kumpulan dari berbagai sistem basis data tempat penyimpanan sejumlah data dan informasi yang berasal dari unit-unit kerja daerah. Bagian ini juga memiliki database metadata server yang digunakan untuk keperluan intregasi sistem; Departemental Database System – merupakan beragam sistem basis data yang dimiliki oleh sejumlah departemen dan institusi pemerintahan yang terkait dengan aktivitas Departemen Perhubungan (para stakeholder); dan Departemental Database Module – merupakan sebuah modul basis data yang merupakan bagian dari Departemental Database System dimana data terkait telah terstruktur sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan Departemen Perhubungan. © Medcom Indosa Engineering

50 Karakteristik Komponen
Centralised yang berarti bahwa secara utuh basis data terkait terletak pada sistem basis data utama (Central Multidimensional Database System); Client-Server yang berarti bahwa basis data terkait menggunakan struktur client-server (dua buah sistem basis data yang saling berpasangan); Replication yang berarti bahwa basis data terkait merupakan salinan serupa dari sistem basis data utama; dan Local yang berarti bahwa basis data terkait hanya terdapat pada area tertentu saja. © Medcom Indosa Engineering

51 Jaringan dan Sistem Operasi
Intranet – adalah jaringan yang menghubungkan seluruh stakeholder dan unit-unit kegiatan di dalam organisasi Departemen Perhubungan; Extranet – adalah jaringan yang menghubungkan antara jaringan Departemen Perhubungan dengan sejumlah jaringan mitra kerjanya, dalam hal ini adalah berbagai departemen dan institusi terkait; dan Internet – adalah jaringan yang memungkinkan masyarakat, publik, organisasi, dan pihak-pihak eksternal lain mengakses sejumlah data dan informasi yang dimiliki oleh Departemen Perhubungan. © Medcom Indosa Engineering

52 Jaringan Pusat INTRANET
Pendukung EXTRANET . Dinas LAN Stakeholder External INTERNET Publik JR-1 JR-2 JR-3 JR-1a JR-1b JR-1c JR-1d JR-1e JR-1f JR-3a JR-3b JR-3c JR-3d JR-3e JR-3f JR-3g JR-3h JR-3i JR-3j JR-4 JR-2a JR-2b JR-2c JR-2d JR-2e JR-2f JR-2g JR-2h JR-4a JR-4b JR-4c JR-1g © Medcom Indosa Engineering

53 Komponen Perangkat Keras
Application Server merupakan perangkat komputer yang akan bertanggung jawab terhadap pengelolaan setiap domain aplikasi; Database Server merupakan perangkat komputer yang digunakan sebagai tempat penyimpanan dari data dan informasi dari setiap domain aplikasi; Clients yang merupakan kumpulan dari berbagai komputer personal tempat para pengguna (users) menjalankan akses terhadap berbagai aplikasi yang ada; Input-Output Devices yang merupakan kumpulan dari sejumlah peralatan input, output, maupun produk-produk portabel lainnya yang dipakai sebagai penunjang kegiatan organisasi sehari-hari seperti misalnya: printer, scanner, kamera digital, dan lain sebagainya; Hubs dan/atau Router yang merupakan peralatan khusus untuk menghubungkan berbagai komputer dan perangkat keras lainnya ke dalam sebuah jaringan lokal maupun jaringan yang lebih luas; dan Modem yang merupakan peralatan khusus yang berfungsi untuk merubah sinyal analog menjadi digital dan sebaliknya. © Medcom Indosa Engineering

54 Sistem Operasi Multi-platform dan open standard – dapat beroperasi pada sejumlah lingkungan yang beragam spesifikasinya teknisnya; Security – memiliki fasilitas keamanan data yang efektif; Scalability – mudah dikembangkan sejalan dengan kemajuan organisasi yang menyangkut pertambahan volume dan frekuensi transaksi komputasi; Flexible – dapat beradaptasi dengan perubahan cepat teknologi dan dinamika lingkungan organisasi; dan Cost efficient – harga terjangkau dengan kemampuan finansial organisasi. © Medcom Indosa Engineering

55 Keamanan Sistem Jaringan Komputer
© Medcom Indosa Engineering

56 Kerahasiaan, merupakan elemen yang menjamin bahwa informasi hanya dapat diakses oleh orang-orang yang berhak untuk mengakses informasi tersebut; Integritas, merupakan elemen yang menjamin kelengkapan dan akurasi dari informasi tersebut dan proses pembuatan informasi tersebut; Ketersediaan, merupakan elemen yang menjamin bahwa hanya pengguna yang berhak mengakses informasi dan semua aset terkait yang dapat menggunakannya jika dibutuhkan; © Medcom Indosa Engineering

57 Klausul Dalam ISO 17799 Security Policy, merupakan bagian pertama dari standar ISO/IEC yang bertujuan untuk membuat kebijakan sistem keamanan informasi; Organizational Security, terdiri atas tiga subbagian yang mengatur infrastruktur keamanan informasi, keamanan akses layanan pihak ketiga, dan alihdaya; Asset Classification and Control, merupakan bagian dimana ISO/IEC memandang bahwa tidak semua aset memiliki tingkat kepentingan keamanan yang sama, sehingga diperlukan klasifikasi untuk memilah tingkat kontrol yang perlu diterapkan terhadap aset tersebut; Personnel Security, terdiri atas tiga subbagian yang mengatur tugas dan tanggung jawab pengguna, pelatihan dan respon pengguna terhadap setiap permasalahan keamanan yang timbul; Physical and Environment Security, merupakan bagian yang mengatur keamanan fisik dan lingkungan dari sistem keamanan informasi; © Medcom Indosa Engineering

58 Communication and Operation Management, bagian ini memuat beberapa standar seperti tugas dan tanggungjawab operasional, perencanaan sistem dan tingkat penerimaan, perlindungan terhadap perangkat lunak tak dikenal, housekeeping, manajemen jaringan, penanganan media, pertukaran informasi dan perangkat lunak dengan manajemen yang lain; Access Control, merupakan bagian yang menjelaskan berbagai kontrol akses; System Development and Maintenance, merupakan bagian yang mengatur bentuk-bentuk keamanan secara teknis yang akan diimplementasikan; Business Continuity Management, merupakan bagian yang mengatur tentang tentang pengukuran dan reduksi terhadap berbagai ancaman potensial terhadap aktivitas organisasi; dan Compliance, merupakan bagian yang mengatur kesesuaian sistem keamanan informasi dengan berbagai regulasi terkait dengan organisasi bersangkutan. © Medcom Indosa Engineering

59 © Medcom Indosa Engineering

60 Critical Success Factor
Kebijakan, obyektif dan aktivitas keamanan informasi harus merefleksikan obyektif bisnis organisasi. Harus ada konsistensi pendekatan dan framework yang sesuai dengan budaya organisasi dalam hal implementasi, perawatan, pengawasan dan perbaikan keamanan informasi. Adanya dukungan dan komitmen dari semua level manajemen. Adanya pemahaman yang tepat terhadap kebutuhan keamanan informasi, kajian resiko dan manajemen resiko. Efektivitas komunikasi keamanan informasi kepada semua manajer, karyawan dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. © Medcom Indosa Engineering

61 Menentukan proses manajemen insiden keamanan informasi yang efektif.
Distribusi panduan keamanan informasi kepada manajer, karyawan dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan Menentukan pembiayaan yang tepat terhadap aktivitas manajemen keamanan informasi. Menyediakan pendidikan, pelatihan dan peningkatan kesadaran terhadap sistem keamanan informasi. Menentukan proses manajemen insiden keamanan informasi yang efektif. Mengimplementasikan sistem pengukuran yang dapat digunakan untuk mengevaluasi unjukkerja manajemen keamanan informasi dan menyediakan umpanbalik untuk keperluan perbaikan. © Medcom Indosa Engineering

62 Kematangan SDM © Medcom Indosa Engineering

63 Level I. Level dimana sebuah organisasi baru mendefinisikan tujuan yang ingin dicapai terhadap dikembangkannya sistem keamanan informasi. Pendefinisian tujuan ini kerap dilakukan dengan melakukan pengembangan kebijakan keamanan informasi (Policy Development). Proses pada bagian ini biasanya dimulai dari awal dimana Data Availability belum tersedia, Collection Difficulty masih sangat tinggi dan Collection Automation belum tersedia. Level II. Level dimana sebuah organisasi telah mengidentifikasikan obyektif yang ingin dicapai terhadap dikembangkannya sistem keamanan informasi. Identifikasi tujuan ini kerap dilakukan dengan mengembangkan prosedur (procedure development). Level III. Level dimana sebuah organisasi mulai dapat mengimplementasikan kontrol terhadap prosedur yang telah dikembangkannya. Level IV. Level dimana sebuah organisasi selalu melakukan pengujian terhadap kontrol dan prosedur yang telah dikembangkan. Sampai pada level ini, kinerja sistem keamanan informasi dapat dipantau secara teratur. Level V. Merupakan level kematangan terakhir dimana prosedur dan kontrol sudah merupakan bagian yang terintegrasi dari diterapkannya sistem keamanan informasi. Proses pemantauan kinerja merupakan merupakan prosedur standar dimana organisasi bersangkutan sudah dapat mengetahui implikasi dari pengembangan sistem keamanan informasi. © Medcom Indosa Engineering

64 Program Pendidikan dan Pelatihan
© Medcom Indosa Engineering

65 Perangkat Keras dan Perangkat Lainnya
Server – merupakan komputer dengan spesifikasi teknis yang cukup tinggi karena dipergunakan sebagai pengatur lalu lintas data pada aplikasi dan pengaturan sejumlah sumber daya perangkat keras dan jaringan lainnya; Personal Computer – merupakan komputer dengan spesifikasi umum yang akan dimanfaatkan oleh seluruh pengguna (user) dalam menjalankan aplikasi yang ada; Notebook – merupakan komputer portabel untuk kebutuhan aktivitas yang mobile (berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain); dan Personal Digital Assistant – merupakan komputer saku yang kerap dibutuhkan oleh kalangan manajemen yang sering berpergian. © Medcom Indosa Engineering

66 Printer – alat cetak digital dalam format hitam putih dan berwarna;
Scanner – alat pemindai gambar dua dimensi; PC Camera – kamera kecil yang dihubungkan dengan komputer untuk keperluan tele-conference; Digital Camera – kamera khusus yang bekerja dengan mekanisme dan format digital; Video Handycam – kamera khusus untuk mengambil citra video; dan Video Projector – proyektor khusus untuk keperluan presentasi. © Medcom Indosa Engineering

67 Manajemen User Melakukan proses kajian SDM di Departemen Perhubungan dengan pertimbangan: Kondisi saat ini dari SDM Departemen Perhubungan; Kondisi yang diharapkan dari SDM Departemen Perhubungan; dan Dampak yang diharapkan dari proses manajemen Sumber Daya Manusia Departemen Perhubungan terkait dengan implementasi dan operasional Sistem Informasi. Secara prinsip, proses kajian terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) dilakukan atas elemen-elemen pendukung kompetensi seperti: Pengetahuan; Keahlian; Kemampuan; Gaya Kerja dan Personalitas; Jumlah; dan Motivasi © Medcom Indosa Engineering

68 © Medcom Indosa Engineering

69 Untuk mencapai hasil kajian terhadap kompetensi SDM secara obyektif, tim konsultan akan menggunakan sebuah rangka kerja kajian (Assessment Framework) yang disebut dengan 3600 HR Competency Assessment HR Competency Assessment sendiri merupakan metode pengkajian yang digunakan mengetahui kompetensi individu (dengan tugas serta wewenang yang dimilikinya) dengan menggunakan perspektif beragam © Medcom Indosa Engineering

70 Tingkat Kematangan SDM
Rangka kerja yang digunakan untuk menetapkan level kematangan SDM Departemen Perhubungan adalah dengan menggunakan rangka kerja yang disebut dengan P-CMM (Personal Capability Maturity Model). P-CMM dikembangkan oleh badan yang diakui sebagai standar internasional, yaitu Software Engineering Institute (SEI) yang mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Carnegie Mellon University dan badan-badan serta lembaga konsultan internasional lainnya © Medcom Indosa Engineering

71 Prinsip yang digunakan pada P-CMM
Organisasi yang memiliki tingkat kematangan tinggi menunjukkan bahwa tingkat kematangan SDM akan berpengaruh langsung pada kinerja organisasi; Kemampuan SDM yang terukur merupakan isu utama ketika berbicara mengenai kinerja organisasi; Pendefinisian kemampuan SDM harus dilakukan sejalan dengan pencapaian tujuan organisasi; Pergeseran fokus kemampuan SDM dari elemen pekerjaan kepada kompetensi SDM; Kapabilitas SDM dapat terukur dan ditingkatkan dalam beragam level, mulai dari individu, tim kerja, unit kerja sampai dengan skala organisasi; © Medcom Indosa Engineering

72 Meningkatnya investasi terhadap peningkatan kompetensi SDM sehingga harus dapat diukur berdasarkan kontribusi peningkatan kompetensi terhadap pencapaian tujuan organisasi; Adanya tanggun jawab dari pihak manajemen untuk mengelola kemampuan SDM; Pergeseran paradigma dari pengelolaan kemampuan SDM dari prosedur baku menuju proses yan terpadu; Organisasi merasa perlu untuk memberikan berbagai kesempatan peningkatan kemampuan SDM; dan Terintegrasinya teknologi ke dalam proses dan aktivitas dalam organisasi sehingga organisasi merasa perlu untuk selalu meningkatkan kemampuan SDM yang dimilikinya. © Medcom Indosa Engineering

73 P-CMM memetakan level kematangan tersebut berdasarkan empat (4) persepektif seperti:
Mengembangkan kemampuan individu; Mengembangkan budaya kerja tim; Motivasi dan Manajemen Kinerja; dan Menempatkan kebutuhan SDM. © Medcom Indosa Engineering

74 © Medcom Indosa Engineering

75 Manajemen Aplikasi Terpadu
Berdasarkan hakekat pengembangannya, beragam aplikasi yang ada dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) jenis berbeda, yaitu masing-masing: Package Implementation (PI) – yaitu aplikasi siap pakai yang secara utuh tidak perlu dilakukan modifikasi lagi oleh internal organisasi Departemen Perhubungan; Custom Development (CD) – yaitu aplikasi yang dibangun secara 100% dari awal karena harus secara spesifik memenuhi kebutuhan internal organisasi Departemen Perhubungan; dan Modular Customisation (MC) – yaitu aplikasi yang dapat dimodifikasi sedemikian rupa (tidak seluruhnya) sehingga memenuhi kebutuhan internal organisasi Departemen Perhubungan. © Medcom Indosa Engineering

76 Pengelolaan Aplikasi Departemen Perhubungan akan diklelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis model pengelolaan aplikasi, masing-masing adalah: Self-Managed adalah metode pengelolaan mandiri yang dilakukan oleh tim internal Departemen Perhubungan; Full Outsource adalah metode pengelolaan yang secara utuh diserahkan kepada pihak ketiga yang menjadi mitra atau rekanan Departemen Perhubungan; dan Semi Outsource adalah metode pengelolaan dimana sebagian proses diserahkan kepada pihak ketiga sementara proses lainnya tetap merupakan tanggung jawab tim internal Departemen Perhubungan. © Medcom Indosa Engineering

77 Sistem Manajemen Basis Data
Dalam hal Manajemen Basis Data, pihak konsultan mengusulkan menerapkan sejumlah sistem jaringan arsitektur basis data (struktur kombinasi), seperti: Sistem Basis Data Terpusat (Sentralisasi) – dimana seluruh data dan informasi terkait secara fisik maupun logika dipusatkan letaknya pada satu tempat, yaitu di Kantor Pusat Departemen Perhubungan; Sistem Basis Data Tersebar (Desentralisasi) – dimana sejumlah data dan informasi terkait diletakkan pada beberapa titik simpul akses; dan Sistem Basis Data Terintegrasi – dimana sejumlah data dan informasi diambil dan/atau diintegrasikan dari berbagai sistem informasi yang dimiliki oleh sejumlah departemen atau institusi terkait. © Medcom Indosa Engineering

78 Kualitas Data dan Sistem Manajemen Basis Data
Relevan – data dan informasi yang dihasilkan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan Departemen Perhubungan dan para stakeholdernya; Clear – data dan informasi yang dimiliki harus jelas sehingga tidak mengundang terlampau banyak asumsi yang dapat menyesatkan; Timely – data dan informasi yang disajikan selain harus cepat dan tepat waktu, harus pula memiliki konteks atau relevansi yang tinggi terhadap kondisi internal dan eksternal pada saat itu; Accurate – data dan informasi yang ada haruslah memiliki tingkat keakuratan yang tinggi, dalam arti kata benar-benar diambil dan diakses dari sumber yang kompeten; Sufficient – data dan informasi yang ditawarkan perlu memiliki tingkat detail sesuai dengan kebutuhan atau konteks yang ada; © Medcom Indosa Engineering

79 Reliable - data dan informasi yang tersedia haruslah dapat dipercaya kebenarannya;
Targeted – data dan informasi yang disajikan telah diolah sedemikian rupa sehingga disesuaikan dengan berbagai target stakeholder yang berbeda; dan Worthwhile – data dan informasi yang diolah haruslah memiliki nilai atau value yang tinggi, sehingga perlu diperhatikan mekanisme seleksi dan prioritas. © Medcom Indosa Engineering

80 Manajemen Jaringan © Medcom Indosa Engineering

81 Pengelolaan Jaringan Berkualitas
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pemantauan jaringan dapat dilihat dari 3 (tiga) perspektif dasar sebagai berikut: Kebutuhan Stakeholder dan Manajemen Kualitas; Ketersediaan Infrastruktur Telekomunikasi; dan Tahap Pengembangan Teknologi Informasi. © Medcom Indosa Engineering

82 Komponen Kualitas Speed – berkaitan dengan kecepatan komunikasi dan pengolahan data/informasi dari para stakeholder terhadap jaringan Sistem Informasi Departemen Perhubungan yang dimiliki; Security – berkaitan dengan jaminan keamanan data/informasi maupun interaksi komunikasi rahasia antar personal yang terjadi; Reliability – berkaitan dengan tingkat kepercayaan pengguna terhadap performa jaringan, terutama dalam hal koneksitas dan ketersediaan infrastruktur; Scalability – berkaitan dengan kemampuan jaringan yang ada untuk dikembangkan secara lebih lanjut berdasarkan kemajuan organisasi dan kebutuhan yang bertambah di masa mendatang; dan Cost – berkaitan dengan biaya yang perlu dialokasikan bagi masing-masing pengguna untuk dapat mengakses Sistem Informasi Deaprtemen Perhubungan sesuai dengan tingkat kebutuhannya masing-masing. © Medcom Indosa Engineering

83 Ketersediaan Infrastruktur Telekomunikasi
Devices Layers merupakan sejumlah lapisan infrastruktur teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi) yang saling terkait satu dengan lainnya, dalam arti kata jika satu saja lapisan terganggu, akan mengakibatkan kinerja keseluruhan sistem menjadi menurun karena terpengaruh. Terdapat 5 (lima) lapisan di dalam sistem infrastruktur ini, masing-masing adalah: Internet Protocol Layer – berkaitan dengan lapisan infrastruktur yang berfungsi menyesuaikan berbagai peralatan yang berbeda menjadi satu aturan standar transmisi data melalui medium internet; Integration Management Layer – berkaitan dengan lapisan yang membantu Internet Protocol Layer dalam hal menjalankan berbagai aplikasi komunikasi seperti: , chatting, conferencing, online support, dan lain sebagainya; © Medcom Indosa Engineering

84 Appliances Layer – berkaitan dengan lapisan dimana berbagai jenis produk telekomunikasi semacam telepon, televisi, komputer personal, dan lain-lain beroperasi sebagai alat akses data dan komunikasi; Location Layer – berkaitan dengan lapisan dimana berbagai lokasi fisik maupun virtual didefinisikan sebagai tempat melakukan komunikasi, seperti misalnya: kantor, rumah, fasilitas publik, kios, kendaraan, dan lain sebagainya; dan Customer Layer – berkaitan dengan lapisan dimana berbagai jenis pelanggan dengan kepentingannya masing-masing berinteraksi dengan cara melakukan komunikasi satu dengan lainnya. © Medcom Indosa Engineering

85 Community Layers merupakan sejumlah lapisan infrastruktur dimana 3 (tiga) buah komponen yang kerap diistilahkan dengan ”3C” saling membentuk sebuah sistem telekomunikasi, masing-masing adalah: Connectivity yang merupakan keberadaan fasilitas infrastruktur fisik teknologi informasi sebagai komponen mutlak yang diperlukan untuk kebutuhan media transmisi data antar satu simpul jaringan dengan simpul-simpul lainnya (komponen hardware); Communication yang merupakan keberadaan beragam aplikasi dan perangkat lunak pendukung berbagai proses transaksi, interaksi, dan komunikasi antar satu pihak dengan pihak-pihak lain yang terjadi (komponen software); dan Community yang merupakan keberadaan sejumlah masyarakat atau komunitas yang bersepakat untuk menggunakan teknologi informasi sebagai alat bantu dan sarana penunjang aktivitas kegiatannya sehari-hari. © Medcom Indosa Engineering

86 Prioritas Pengembangan
© Medcom Indosa Engineering

87 Aspek Customer Focus berhubungan dengan tipe pelanggan yang akan memperoleh manfaat langsung dari aplikasi Sistem Informasi Departemen Perhubungan yang dikembangkan. Ada dua tipe pelanggan di sini, yaitu internal (mereka yang merupakan bagian dari pemerintahan atau para birokrat) dan eksternal (masyarakat dan kalangan lain di luar pemerintahan). Aspek Ruang Lingkup berhubungan dengan batasan orang-orang atau lembaga yang terlibat di dalam proyek. Ada dua jenis ruang lingkup di sini, yaitu Departemental jika ruang lingkup proyek hanya sebatas satu buah departemen atau institusi saja, atau Government-Wide yang pada dasarnya merupakan proyek yang melibatkan lebih dari satu organisasi unit Departemen Perhubungan, atau yang kerap diistilahkan sebagai lintas sektoral. © Medcom Indosa Engineering

88 Setelah keseluruhan aplikasi dipetakan, barulah dilakukan langkah berikutnya yaitu menentukan skala prioritas proyek. Secara prinsip, berikut adalah urut-urutan dari proyek yang perlu didahulukan dan yang dapat ditunda, berdasarkan kuadran yang ada: Prioritas Pertama : Internal & Departemental Prioritas Kedua : External & Departemental Prioritas Ketiga : Internal & Governtment - Wide © Medcom Indosa Engineering

89 Sistematika Audit © Medcom Indosa Engineering

90 Assessment dilakukan terhadap berbagai sumberdaya TI seperti manusia, sistem aplikasi, teknologi, fasilitas dan data; Material assessment, termasuk dalam hal ini adalah daftar pertanyaan berdasarkan standar dan struktur Cobit. Materi assessment terdiri atas 4 domain: Planning & Organization (PO), Acquisition & Implementation (AI), Delivery & Support (DS) dan Monitoring (M); Audit akan didasarkan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan, tim konsultan melakukan analisa tingkat efektivitas dan efisiensi dari manajemen teknologi informasi; Selama proses audit, tim konsultan juga akan melakukan pertemuan dan wawancara dengan pihak-pihak terkait seperti manajemen, pengguna dan personel TI lainnya. © Medcom Indosa Engineering

91 Benchmarking Dokumen Rencana Induk Pemanfaatan IT dan Komunikasi merupakan dokumen strategis yang dianggap memiliki peran untuk suksesnya pencapaian tugas pokok dan fungsi organisasi; Dokumen Rencana Induk Pemanfaatan IT dan Komunikasi menempatkan perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang dalam implementasi teknologi informasi; Adanya struktur dan pendekatan yang baku untuk menetapkan Rencana Induk IT dan Komunikasi; Adanya keterkaitan antara strategi organisasi dengan strategi teknologi informasi; Adanya definisi yang jelas tentang dukungan teknologi informasi terhadap pencapaian tujuan organisasi; Studi fisibilitas dan pengawasan terhadap implementasi Dokumen Rencana Induk Pemanfaatan IT dan Komunikasi; Adanya pengkajian terhadap kondisi teknologi informasi yang telah ada sebelum Dokumen Rencana Induk Pemanfaatan IT dan Komunikasi disusun dan dikembangkan © Medcom Indosa Engineering

92 Acuan Benchmarking Adanya kajian terhadap kapabilitas teknologi informasi yang dikembangkan setelah Dokumen Rencana Induk Pemanfaatan IT dan Komunikasi selesai dibuat; Umur Dokumen Rencana Induk Pemanfaatan IT dan Komunikasi sampai dengan kondisi terkini dan berapa kali proses perubahan dan update dilakukan; Persentase jumlah stakeholder yang terpuaskan karena implementasi dari Dokumen Rencana Induk Pemanfaatan IT dan Komunikasi; Index partisipasi yang terlibat dalam Dokumen Rencana Induk Pemanfaatan IT dan Komunikasi; dan Index kualitas dari Dokumen Rencana Induk Pemanfaatan IT dan Komunikasi yang didasarkan pada tatakala waktu pengembangan, pendekatan pengembangan yang terstruktur dan kelengkapan dari Dokumen Rencana Induk Pemanfaatan IT dan Komunikasi. © Medcom Indosa Engineering

93 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengalaman Perusahaan Pemahaman Terhadap KAK
Tanggapan Terhadap KAK 3 Apresiasi Inovasi 4 Pendekatan dan Metodologi 5 Rencana Kerja 6 Jadwal Pelaksanaan Kerja 7 Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan 8 Laporan 9 Fasilitas Pendukung 10 © Medcom Indosa Engineering

94 Tujuan dari penggunaan siklus rencana kerja oleh konsultan adalah:
Penyusunan dokumen Rencana Induk Pemanfaatan IT dan Komunikasi memiliki kualitas yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan Departemen Perhubungan; Ketepatan konsultan terhadap tata kala waktu dan biaya yang telah dipersyaratkan oleh pihak Departemen Perhubungan; © Medcom Indosa Engineering

95 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengalaman Perusahaan Pemahaman Terhadap KAK
Tanggapan Terhadap KAK 3 Apresiasi Inovasi 4 Pendekatan dan Metodologi 5 Rencana Kerja 6 Jadwal Pelaksanaan Kerja 7 Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan 8 Laporan 9 Fasilitas Pendukung 10 © Medcom Indosa Engineering

96 © Medcom Indosa Engineering

97 © Medcom Indosa Engineering

98 Tenaga Ahli dan Tanggung Jawabnya
Project Manager Melakukan koordinasi kedalam (team proyek, manajemen, dll) dan keluar; Dibantu semua koordinator menyiapkan rencana kerja operasi proyek, meliputi aspek teknis, waktu, administrasi dan keuangan proyek; Melaksanakan dan mengontrol operasional proyek sehingga operasi proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana (on track); Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang akan timbul agar dapat diantisipasi secara dini; Mengkomunikasikan dalam bentuk lisan dan tertulis (Laporan Kemajuan Pekerjaan). © Medcom Indosa Engineering

99 Ahli Sistem Informasi Manajemen
Melakukan proses Analisa Terhadap Kondisi System yang sdang dan telah berjalan; Melakukan analisa terhadap prosedur-prosedur yang berlaku dalam sebuah system life cycle; Melakukan proses identifikasi terhadap kebutuhan user (user requirements); Melakukan Proses Design untuk membentuk suatu Sistem yang baru; Berkoordinasi dengan ahli database dalam merancang Database; Membuat laporan Analisa dan rancang bangun system; Dibantu team teknis membuat laporan kemajuan pekerjaan © Medcom Indosa Engineering

100 Ahli Jaringan Komputer
Melakukan proses identifikasi terhadap kondisi eksisting jaringan; Membuat design infrastruktur jaringan; Membuat dokumentasi infrastruktur jaringan; Membuat design rules untuk setiap user yang tergabung dalam network; Memastikan setting yang benar terhadap switch, wireless, workstation, server, dll. © Medcom Indosa Engineering

101 Ahli Manajemen Database
Berkoordinasi dengan ahli system informasi melakukan proses analisa terhadap kondisi existing dari system yang sedang / telah berjalan; Berkoordinasi dengan ahli system informasi melakukan proses design database; Melakukan perhitungan terhadap jumlah table space, congestion, dll dari database yang di rancang; Menyiapkan proses backup dan recovey database; Melakukan installasi database pada server yang telah disediakan; Membuat dokumentasi database design; Melakukan pemetaan terhadap distribusi database pada infrastruktur jaringan komunikasi data. © Medcom Indosa Engineering

102 Ahli Sistem Keamanan Jaringan Komputer
Membuat perencanaan assessment keamanan jaringan komputer; Membuat dokumen proses assessment keamanan jaringan komputer menggunakan standar ISO 17799; Melakukan analisa terhadap keamanan jaringan komputer; Membuat pelaporan sistem keamanan jaringan komputer, merekomendasikan Standard Operating Procedure (SOP), dan mendesain rangka kerja sistem keamanan jaringan komputer © Medcom Indosa Engineering

103 IT Auditor Mengkoordinasikan dan Merencanakan proses Audit
Mengidentifikasikan resiko dan kendali Mengevaluasi kendali dan mengumpulkan bukti-bukti Menentukan Critical Success Factor, Key Performance Indicator, Key Goal Indicator dan Maturity Level Index Mendokumentasikan temuan-temuan dan mendiskusikan dengan auditee Membuat laporan akhir dan Mempresentasikan hasil-hasil yang diperoleh © Medcom Indosa Engineering

104 Ahli Telekomunikasi dan Komunikasi Data
Melakukan analisa dan evaluasi beban kapasitas data yang ditransmisikan melalui jaringan; Melakukan analisa terhadap teknologi eksisting yang digunakan untuk komunikasi data; Melakukan analisa terhadap pilihan teknologi ke depan yang dapat digunakan untuk telekomunikasi dan komunikasi data. © Medcom Indosa Engineering

105 © Medcom Indosa Engineering

106 © Medcom Indosa Engineering

107 © Medcom Indosa Engineering

108 © Medcom Indosa Engineering

109 © Medcom Indosa Engineering

110 © Medcom Indosa Engineering

111 © Medcom Indosa Engineering

112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengalaman Perusahaan Pemahaman Terhadap KAK
Tanggapan Terhadap KAK 3 Apresiasi Inovasi 4 Pendekatan dan Metodologi 5 Rencana Kerja 6 Jadwal Pelaksanaan Kerja 7 Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan 8 Laporan 9 Fasilitas Pendukung 10 © Medcom Indosa Engineering

113 © Medcom Indosa Engineering

114 Laporan Buku I. Cetak Biru Kebijakan, Standar, dan Prosedur Sistem Informasi Perhubungan; Buku II. Cetak Biru Pengembangan Prasarana Sistem Informasi Perhubungan; Buku III. Cetek Biru Pengembangan Perangkat Lunak Sistem Informasi Perhubungan; Buku IV. Cetak Biru Pengembangan Pelayanan Sistem Informasi Perhubungan; Buku V. Cetak Biru Pengembangan Sumber Daya Manusia yang mendukung Operasional Sistem Informasi Perhubungan. © Medcom Indosa Engineering

115 © Medcom Indosa Engineering


Download ppt "Rencana Induk Pemanfaatan IT dan Komunikasi Departemen Perhubungan"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google