Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KEPUASAN DALAM BEKERJA (Yoh. 5: )

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KEPUASAN DALAM BEKERJA (Yoh. 5: )"— Transcript presentasi:

1 KEPUASAN DALAM BEKERJA (Yoh. 5:10 - 18)
Oleh: Pdt. Yohanes Bambang Mulyono

2 Substansi yang mendasar dalam memahami makna pekerjaan?
Hakikat pekerjaan?

3 Pola pikir yang umum: Hidup untuk makan  bekerja sekeras-kerasnya agar kita dapat memperoleh makanan. Makan untuk hidup  bekerja untuk produktif sehingga kita dapat memperoleh makanan, yaitu agar kita dapat melanjutkan hidup.

4 Bagaimana pandangan iman Kristen terhadap makna pekerjaan?
Makna pekerjaan ditempatkan dalam pemahaman tentang Allah orang Kristen: Yahweh yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus.

5 Yoh. 5:17, “BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga”.
God who acts  Arti nama “Yahweh” (hadir dan berbuat) Dia bukan Allah yang “apatheia” (bandingkan: ilah-ilah orang Yunani)

6 Setelah penciptaan, Allah tetap bekerja  providentia Dei (pemeliharaan Allah).
Di dalam diri Yesus, Allah melangsungkan pekerjaanNya  karya keselamatan Di dalam Roh Kudus, Allah bekerja  karya pengudusan dan penghiburan.

7 Dalam iman Kristen: makna pekerjaan ditempatkan dalam “order of creation” (tata penciptaan)  bekerja sebagai bagian dari hakikat manusia.

8 Timbul pertanyaan: “apakah manusia pertama bekerja setelah ia jatuh dalam dosa, ataukah manusia pertama telah bekerja sebelum ia jatuh dalam dosa?”

9 “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu” (Kej. 2:15). Sebelum dosa terjadi, manusia telah diperintahkan Allah untuk bekerja

10 Setelah kejatuhan manusia dalam dosa, justru bekerja dipahami sebagai suatu beban/penderitaan.
Dosa yang menyebabkan pekerjaan bukanlah sesuatu yang indah dan menyenangkan.

11 Dari sikap pandangan Allah, walau manusia telah jatuh dalam dosa  bekerja tetap ditempatkan sebagai sesuatu “yang suci”. Lihat I Tes. 4:11-12

12 “Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu, sehingga kamu hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar dan tidak bergantung pada mereka” (I Tes. 4:11-12).

13 Pengertian: “mengusahakan tanah” (Kej
Pengertian: “mengusahakan tanah” (Kej. 3:23)  dipakai istilah “abudah” (Ibr.). Kata “abudah”  ibadah. Bekerja itu adalah suatu ibadah

14 Itu sebabnya dalam Dasa Titah IV yaitu: “Ingat dan kuduskanlah hari Sabat … Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu…..” (Ul. 5;12-13). Makna bekerja selama 6 hari!

15 Alkitab berbicara mengenai “pekerjaan” bukan sebagai: tindakan yang dilakukan sekedar untuk memperoleh makanan. Pekerjaan  etos: sistem nilai yang diberlakukan secara fungsional di dalam praktek hidup.

16 Etos kerja  mengubah kehidupan, peradaban dan sejarah masyarakat atau bangsa.
Penelitian sosiolog Max Weber dalam bukunya: Etika Protestanisme dan Roh Kapitalisme

17 Weber: mengapa peradaban di dunia Timur yang dahulu amat tinggi dapat menjadi melemah; sedangkan peradaban di dunia Barat yang dahulu amat terbelakang menjadi berkembang pesat dan dapat menguasai dunia?

18 Perubahan dalam peradaban di dunia Barat :
karena terjadi perubahan ETOS HIDUP dalam menyikapi waktu dan materi

19 Mengapa muncul etos kerja yang transformatif terhadap waktu dan materi?
Jawab Weber: pengaruh kekristenan khususnya setelah Reformasi yaitu kontribusi Protestanisme yang dikembangkan oleh Calvinisme.

20 Bagaimana sumbangan pemikiran Calvinisme dalam memaknai “pekerjaan”?
Orang percaya  asketisme: Asketisme yang terarah ke luar dunia (other worldly asceticism) Asketisme yang terarah ke dalam dunia (inner-worldly asceticism)

21 Asketisme yang terarah ke luar dunia  doa dihargai lebih tinggi dari pada bekerja, dan hidup membiara lebih “suci” (ideal). Asketisme yang terarah ke dalam dunia  orientasi hidup adalah dunia saat ini. Bahkan dunia dipahami dan dijadikan sebagai biara.

22 Bekerja dengan tekun, ulet,berprestasi dan rajin  meraih sukses setinggi-tingginya.
Tetapi: Tetap berjiwa seorang asket: sederhana, bersahaja, rendah-hati dan mengasihi Allah serta sesamanya.

23 Peran orang percaya dipahami sebagai “Imamat Am” (the Priesthood of All Believers)  menghapus hierarkhis: “imam” dan “awam” – “biara” dan “dunia”. Dalam “Imamat Am” setiap orang percaya wajib bekerja menurut panggilan Tuhan.

24 Implikasi Pekerjaan sebagai Panggilan Tuhan:
Pekerjaan sebagai etos hidup Berorientasi pada prestasi dan kualitas Penghargaan terhadap waktu dan materi Filosofi hidup: berhemat, tekun dan ulet Pekerjaan sebagai wujud ibadah

25 Rahasia kepuasan dalam bekerja:
Melalui bekerja, kita mewujudkan panggilan Allah sebagai gambar dan rupaNya. Tercipta aktualisasi diri  prestasi, self-confident, harga diri yang pantas. Saluran berkat  menolong mereka yang lemah/gagal. Menghargai berkat-berkat Allah  hidup yang mengucap syukur

26 Kepuasan lebih optimal:
Jika berani menghadapi tantangan/krisis Demi tujuan yang lebih tinggi, berani menghadapi risiko yang telah diperhitungkan secara masak (rasional dan realistik) Mampu mempertahankan prinsip iman dan jati-diri (tidak “plin-plan”, mencari rasa aman yang semu, penjilat; tapi juga bukan pemberontak, agitator).


Download ppt "KEPUASAN DALAM BEKERJA (Yoh. 5: )"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google