Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Triarko Nurlambang Dept. Geografi FMIPA UI. Daerah Aliran Sungai laut Jaringan jalan (Sistem Grid) Struktur Kota (Pola Konsentrik)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Triarko Nurlambang Dept. Geografi FMIPA UI. Daerah Aliran Sungai laut Jaringan jalan (Sistem Grid) Struktur Kota (Pola Konsentrik)"— Transcript presentasi:

1 Triarko Nurlambang Dept. Geografi FMIPA UI

2 Daerah Aliran Sungai laut Jaringan jalan (Sistem Grid) Struktur Kota (Pola Konsentrik)

3 t1 t2 t3 Expansion Diffusion t1 t2 t3 Relocation Diffusion Combinataion of Expansion and Relocation

4

5 Problems Observation / description Classification Law Hypothesis Models Theory Explanation

6 Masalah Umum Penelitian Masalah Umum Penelitian: • Kompleksitas yang tinggi (positif ke relatif) •Representativeness dan tingkat kesalahan • Sampling technique • Waktu dan tenaga Masalah Khusus Penelitian Masalah Khusus Penelitian: • Konversi Kualitatif (data primer) ke kuantitatif (data sekunder) •Konversi data/ info ke aspek spatial/ruang • Penarikan garis delineasi (poligon) -> garis sama nilai (contohnya iso….) • Otomatisasi

7 Environmental cognition Spatial Cognition Cognitive mapping Mental Maps Suatu proses transformasi psikologis yang diharapkan, disimpan, recalls dan decodes information tentang lokasi dan atribut dari satu fenomena kejadian kehidupan sehari-hari. Social Mapping Sense of Place

8 Spatial Imagination Values Cognitive Space Affective Space Conative Psychologi cal transforma tion Cognitive Affective Conative Spatial Behavior Practices Spatial arrangement / Tata Ruang perencanaan wilayah SPACE VALUE ?

9 Cognitive Space Affective Space Sense of Place Spatial Attributes Physical Landscape Cultural Landscape Spatial Behavior Spatial Arrangement Regional Planning Process Positive Approach Relative Approach

10 Iklim Hidrologi Geomorfologi Demografi Adat Agama IptekLanskap FisikLanskap Sosial Pemahaman Karakteristik Dinamika Masyarakat Perumusan Karakteristik Sosiolinguistik Desk research Penetapan variabel makro Perumusan Dialect Topography Desk Research Penetapan Prototipe Model Hipotetis Dialect Topography Survey data primer Simulasi isogloss Perumusan Karakteristik Sosial Perumusan Prototipe Hipotetis Dialect Topography Spatial behavior

11

12

13

14

15 JAKARTA UTARA • Sulit berkembang lebih jauh kecuali ada peremajaan kota ataupun ekspansi lahan (reklamasi) • Ouput per kapita bruto Rp 3,36 m (proyeksi 2005) • jumlah penduduk 1,82 jt jiwa (proyeksi 2005) JAKARTA PUSAT • Merupakan daerah yang terbatas untuk dikembangkan; sebagian merupakan perumahan ‘high class’ dan apartemen di Jakarta • Pusat perdagangan dan jasa masih cukup dominan • Output per kapita bruto Rp 13,48 m (proy. 2005) • Jumlah pnddk 1,10 jt jiwa (proyeksi 2005) JAKARTA TIMUR • Akan dikembangkan sebagai pusat perindustrian dan pergudangan ke arah timur- Bekasi • Masih banyak tanah yg tersedia untuk pembangunan • Output per kapita bruto Rp 4,42 m (proy. 2005) • Jumlah pnddk 2,80 jt jiwa (proyeksi 2005) JAKARTA SELATAN • Masih banyak tanah yang dapat dikembangkan, dititikberatkan menjadi daerah resapan air • pemukiman terbatas masih dimungkinkan • Output per kapita bruto Rp 7,17 m (proy. 2005) • Jumlah pnddk 2,32 jt jiwa (proyeksi 2005) JAKARTA BARAT • Pusat perdagangan dan industri dikembangkan di daerah yang berbatasan dengan Jakrta Utara dan Pusat • Pemukiman banyak dikembangkan ke arah barat- Tangerang • Tangerang telah menjadi daerah tertutup untuk industri • Output per kapita bruto Rp 4,73 m (proy. 2005) • Jumlah pnddk 2,53 jt jiwa (proyeksi 2005) Sumber: Chotib - LD FEUI, 1999

16 “J” shape daerah masy. kelas atas

17 Serpong/Bintaro Teluk Naga / Batu Ceper Reklamasi/ waterfront city Pulogadung / Cakung Depok/ Cimanggis Cilangkap/ Cibubur Kota Bogor dan sekitarnya Cibinong/ Citeureup

18 Kajian untuk Jakarta • Wilayah Jakarta Utara dan Pusat sulit untuk dipenetrasi karena secara praktis bukan target area yang tepat untuk BPRS • Wilayah Jakarta Barat sulit untuk berkembang ke arah Tangerang kecuali untuk perumahan real estate kelas menengah-atas  Serpong/Bintaro (daya tarik sebagai daerah industri kalah baik dibandingkan wilayah timur) • Wilayah timur berkembang cukup pesat sebagai daerah industri dan multipliernya sehingga menarik masyarakat / industri kelas bawah dan menengah • Wilayah selatan menjadi pilihan tempat pemukiman baru bagi kalangan masy. SES bawah-menengah (terutama untuk masyarakat pekerja)  Pilihan cenderung untuk wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan Kajian Jabodetabek • Wilayah Tangerang relatif sulit berkembang ketimbang Bekasi, khususnya dikaitkan dengan perkembangan daerah industri. Multiplier sektor industri ini akan menjadi daya tarik masyarakat khususnya kelas bawah-menengah dan industri UMKM • Wilayah sebelah selatan yaitu Depok dan Bogor akan memperoleh dampak “spill-over” dari perkembangan Jakarta yang semakin mahal biaya hidupnya dan pergusuran. Walaupun ada gejala ‘back- wash’ dari penduduk pinggiran Jakarta dan sekitarnya tetapi gejala ini umumnya untuk masy. kelas menengah-atas dan tinggal di apartemen-apartemen di Jakarta.  Pilihan cenderung untuk wilayah Bekasi dan Depok/Bogor

19

20 Pengang guran Tabungan terbatas Kurang modal Produktifi tas rendah Pendapatan /kapita rendah Daya beli rendah Pertmbhn eko. rendah Keluarga besar Laju kelahiran tinggi Permintaan tenga kerja tinggi Output/ pekerja kurang Pendidikan kurang Kemiskinan Perumahan tak layak Kondisi hidup tak sehat Kesehatan buruk Kurang gizi Diet jelek Ouput pertanian kecil Sedikit input modern

21

22

23

24 Peningkatan Social Capital Otomatis Meningkatkan Kapasitas Creating Value


Download ppt "Triarko Nurlambang Dept. Geografi FMIPA UI. Daerah Aliran Sungai laut Jaringan jalan (Sistem Grid) Struktur Kota (Pola Konsentrik)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google