Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

HYSTORY PHOTOGRAPHY PART II.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "HYSTORY PHOTOGRAPHY PART II."— Transcript presentasi:

1 HYSTORY PHOTOGRAPHY PART II

2 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Di Indonesia, penggunaan kamera pertama kali yang tercatat dalam sejarah belum jelas kapan. Tapi catatan sejarah menunjukkan seorang dari Eropa yang bernama Adolf Schaeffer datang ke Batavia dengan membawa kamera dengan lembaran peraknya. Tugasnya saat itu adalah membuat inventarisasi bergambar mengenai arca Hindu-Jawa. Karya foto yang khas pada waktu itu adalah pemotretan I Gusti Ngurah Ktut Jelantik, Raja Buleleng bersama putri dan pengawalnya.

3 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Tahun 1841, seorang pegawai kesehatan Belanda, atas perintah Kementerian Kolonial, mendarat di Batavia dengan membawa dauguerreotype. Juriaan Munich, nama ambtenaar itu, diberi tugas "to collect photographic representations of principal views and also of plants and other natural objects“. Foto terbaik yang dihasilkannya membutuhkan waktu eksposure 26 menit. Selanjutnya, pemerintah Belanda mulai memberi tempat khusus pada dunia fotografi di wilayah jajahannya terutama di Indonesia. Untuk menujukkan keseriusannya didirikanlah Studio pertama yang dibuka di Batavia waktu itu bernama “Woodbury & Page” di Jalan Merdeka Selatan Jakarta (sekarang). Setelah itu semakin banyak juru foto yang bekerja pada pemerintahan kolonial. Dalam kerangka ini, fotografi menjalankan fungsinya lewat pekerja administratif kolonial, pegawai pengadilan, opsir militer, dan misionaris. Setelah itu dunia fotografi terus berkembang di bawah bayang-bayang kekuasaan kolonial

4 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Pada 15 Januari 1845 lahirlah Kassian Cephas dari pasangan Kartodrono dan Minah. Ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah anak angkat dari orang Belanda yang bernama Frederik Bernard Fr. Schalk dan Eta Philipina Kreeft. Cephas mulai belajar menjadi fotografer profesional pada tahun 1860-an. Ia sempat magang pada Isidore van Kinsbergen, fotografer yang bekerja di Jawa Tengah sekitar Tapi berita kematian Cephas di tahun 1912 menyebutkan bahwa ia belajar fotografi kepada seseorang yang bernama Simon Willem Camerik. Cephas mulai bekerja sebagai fotografer kraton pada masa kekuasaan Sultan Hamengkubuwono VII. Karena kedekatannya dengan pihak kraton maka ia bisa memotret momen-momen khusus yang hanya diadakan di kraton semisal tari-tarian untuk kepentingan buku karya Groneman.

5 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Publikasi luas foto-foto Cephas mulai pada tahun 1888 ketika ia membantu membuat foto-foto untuk buku karya Isaac Groneman, seorang dokter yang banyak membuat buku-buku tentang kebudayaan Jawa, yang berjudul: In den Kedaton te Jogjakarta. Pada buku karya Groneman yang lain: De Garebeg’s te Ngajogjakarta, karya-karya foto Cephas juga ada disitu.

6 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Penjajah Belanda pun menggunakan kamera untuk keperluan eksplorasi bangsa ini. Dari mulai topografi sampai antropologi. Kebetulan Chepas yang lahir pada 15 Januari 1845 (100 tahun sebelum revolusi kemerdekaan) adalah satu-satunya orang pribumi yang menguasai peralatan kamera modern saat itu. Maka Kassian Chepas pun kebanjiran order dari pemerintah Belanda. Cephas membantu pemotretan untuk penelitian monumen kuno peninggalan jaman Hindu-Jawa yaitu kompleks Candi Loro Jonggrang di Prambanan yang dilakukan oleh Archaeologische Vereeniging atau Archeological Union di Yogyakarta. Proyek ini berlangsung tahun Dalam bekerja, Kassian Cephas banyak dibantu Sem, anak laki-lakinya yang paling tertarik pada dunia fotografi seperti ayahnya. Kassian Cephas memotret sementara Sem menggambar profil bangunannya.

7 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Ia juga membantu memotret untuk lembaga yang sama ketika dasar tersembunyi Candi Borobudur mulai ditemukan. Ada sekitar 300 foto yang dibuat Cephas untuk penggalian ini. Pemerintah Belanda mengalokasikan dana 9000 gulden untuk penelitian ini. Cephas dibayar 10 gulden per lembar fotonya. Cephas mengantongi 3000 gulden (sepertiga dari seluruh uang penelitian). Jumlah yang sangat besar untuk ukuran waktu itu. Bahkan tiket nonton di Bioskop Al Hambra (sekarang Bioskop Indra), bioskop termahal waktu itu, pada tahun 1946 pun hanya 5 gulden yang waktu itu setara 2-3 kilogram beras. Pada bulan Maret 1946, harga tiket Al Hambra naik jadi 10 gulden. Tapi masih tetap sedikit dibanding dengan gaji Cephas

8 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Ada lagi beberapa alasan mengapa foto-fotonya jarang dilirik orang, pertama konten fotonya. Kandungan fotonya kurang mendukung suasana peergolakan saat itu. Foto-fotonya yan mengambarkan tentang keindahan Indonesia, potret raja-raja dan londo-londo serta para bangsawan cenderung dipandang pro status quo. Padahal bangsa ini memerlukan foto-foto yang anti status quo. Makanya fotonya jarang dilirik. Menurut saya foto-foto Chepas inilah yang mengawali foto salon di Indonesia. Bisa di bilang dialah Bapak Foto Salon Indonesia. Alasan kedua, karena masalah penyebaran fotonya yang terbatas. Hanya dari tangan kolektor ke tangan kolektor saja atau orang yang mampu membayar jasanya . Orang biasa atau orang kebanyakan tidak bisa memandang foto Chepas.

9 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Selama 100 tahun keberadaan fotografi di Indonesia ( ) penguasaan alat ini secara eksklusif berada di tangan orang Eropa, sedikit orang China dan Jepang. Survei fotografer dan studio foto komersial di Hindia Belanda menunjukkan dari 540 studio foto di 75 kota besar dan kecil, terdapat 315 nama Eropa, 186 China, 45 Jepang dan hanya 4 nama “lokal”: Cephas di Yogyakarta, A Mohamad di Batavia, Sarto di Semarang, dan Najoan di Ambon.

10 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Apa yang menarik dari foto-foto karya Cephas? Dari foto-foto yang dipajang di Bale Bang dan di buku karya Knaap tampak bahwa Cephas memotret banyak hal: sultan dan keluarganya, bangunan-bangunan sekitar kraton, upacara garebeg di alun-alun, iring-iringan benda-benda untuk keperluan upacara, tari-tarian, pemandangan kota Yogya jaman itu saat jalan raya sepanjang Malioboro sampai depan Benteng Vredeberg masih sepi dan dipenuhi pohon-pohon besar di kiri-kanannya, sudut-sudut kota yang menurutnya menarik dan sebagainya. Nama Kassian Cephas tidak banyak dikenal orang sampai foto-foto karyanya dipamerkan. Bahkan mungkin para mahasiswa yang kebetulan pernah mempelajari fotografi di bangku kuliah kurang begitu familiar dengan namanya. Literaratur-literatur sejarah Indonesia pun tidak pernah menyebut-nyebut namanya sebagai pribumi pertama yang berkarir sebagai fotografer profesional, atau menurut bahasa Gerrit Knaap (sejarawan Belanda yang menyusun buku "Cephas, Yogyakarta: photography in the Service of the Sultan" ) sebagai salah satu pionir modernitas. Namanya memang tidak seharum dan melekat di benak banyak orang seperti nama Wahidin Sudirohusodo atau KH. Dewantara yang sama-sama berasal dari Yogyakarta dan hidup satu jaman dengannya.

11 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
BebeRapa karya Cephas

12 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Dibanding Mendur bersaudara, Frans dan Alex, nama Chepas memang kalah bergaung dalam khasanah fotografi Indonesia. Pun begitu dalam karya-karya fotonya. Foto-foto yang dihasilkan Chepas bukanlah foto-foto yang dicetak dalam buku-buku sejarah yang menjadi bacaan wajib siswa sekolah dari tingkat dasar sampai tingkat doktoral. Foto-fotonya jarang dilirik orang yang ingin tahu tentang sejarah kemerdekaan bangsa ini. Kecuali sejarah fotografi Indonesia. Maklum foto-foto Chepas bukan menggambarkan suasana perjuangan heroik bangsa ini dalam melawan londo-londo penjajah . Di awal-awal kemerdekaan dan revolusi tentu saja foto Mendur bersaudara yang lebih laku dan terus diproduksi oleh penguasa dan pelaku sejarah saat itu untuk mengawal semangat bangsa ini. Sementara foto-foto Chepas lebih cocok masuk museum atau dikoleksi orang-orang yang menjadi klienya dan para kolektor. Dari sebuah sumber, saya bahkan mendapatkan informasi bahwa foto paling bersejarah di Indonesia yaitu foto proklamasi bukan merupakan foto yang terkonsep.

13 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA

14 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Hanya ada tiga adegan penting yang diabadikan. Pertama, adegan waktu Bung Karno membacakan teks proklamasi. Kedua, sebagian dari orang-orang yang hadir. Dan, ketiga, adegan waktu acara penaikan bendera Sang Saka Merah Putih. Ketiga gambar yang dijepret Mendoer bersaudara. Ketika matahari bergerak naik, Soekarno di dampingi Hatta akhirnya menampakkan diri untuk membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Alex dan Frans Mendur pun segera menjalankan profesinya, mengabadikan peristiwa bersejarah tersebut dengan kamera Leica mereka. Pada saat itulah, di Jakarta, pada pukul 10 pagi, tanggal 17 Agustus 1945, sang foto jurnalis Indonesia lahir. Hal yang kemudian membesarkan dunia fotografi di Indonedia adalah dunia pers atau jurnalistik. Walau banyak pelaku fotografi yang menggabungkan diri pada dunia pemberitaan sebagai wartawan dan semakin fasih dalam bahasa fotografi, namun akhirnya mereka lebih mementingkan pictorialisme (pencarian gambar-gambar indah) daripada isi.

15 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Artikel soal perjuangan Alex dan Frans Mendur dalam memotret momen penting Proklamasi Kemerdekaan. Kantor Berita Domei lalu berganti nama jadi Antara. Kisah itu dimulai selepas Subuh, ketika dua orang fotografer yang bersaudara atas niat sendiri-sendiri meninggalkan rumah mereka menuju jalan Pegangsaan Timur nomor 56. Alex Mendur ( ) yang bekerja sebagai kepala foto kantor berita Jepang Domei mengetahui bahwa akan ada peristiwa penting di kediaman Soekarno itu. Demikian pula halnya dengan sang adik, Frans Soemarto Mendur ( ), yang mendapatkan keterangan serupa dari sumbernya di harian Jepang Asia Raya. Karya dari dua bersaudara Alexius Impurung Mendur ( ) dan Frans Soemarto Mendur ( ) adalah sedikit dari fotografer Indonesia, yang mengabadikan tokoh seputar peristiwa proklamasi, perjuangan kemerdekaan atau revolusi fisik di masa itu. Lewat karya visual mereka, selain seputar sejarah proklamasi, kegiatan para founding father dan tokoh-tokoh yang terlibat aktif dalam pergerakan kemerdekaan yang beberapa nama dan sosoknya diabadikan hingga sekarang termasuk Sjahrir, Sayuti Melik. Dengan foto Mendur, generasi muda setelah itu, dapat mengenal, mengenang bahkan menghormati tokohnya.

16 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA

17 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA

18 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Alex dan Frans Mendur adalah dua bersaudara penyuka fotografi yang menggagas Indonesia Press Photo Service yang kemudian disingkat Ipphos. Dengan mengajak beberapa kawan, di antaranya kakak-beradik Justus dan Frank Umbas, Alex Mamusung, dan Oscar Ganda, kantor berita Ipphos resmi berdiri pada 2 Oktober 1946. Pada 1951, kantor berita Ipphos menerbitkan majalah Ipphos Report. Frans Umbas dipercaya sebagai pemimpin umum. Sedangkan nama-nama lain menempati jajaran elit keredaksian. Kantor redaksi Ipphos Report terletak di Jalan Molinvliet Oost atau yang sekarang menjadi Jalan Hajam Wuruk 30, Jakarta. Grup Ipphos juga melebarkan sayapnya dengan menjadi distributor kertas koran serta membuka usaha makanan dan minuman. Pada 1953, masuk seorang Mendur lagi, Piet Mendur yang adalah keponakan Alex dan Frans. Dari tuah kamera kepiawaian merekalah, misalnya, terabadikanlah gambar Bung Karno yang menonton para sopir kepresidenan mereparasi mobil, juga potret Amir Sjarifuddin yang larut dalam tragedi Romeo and Juliet-nya Shakespeare di atas gerbong yang membawanya ke hadapan algojo tembak yang sudah menanti.

19 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
IPPHOS yang hadir hari ini adalah majalah fotografi pertama dan utama. Ia tumbuh bersama jatuh bangunnya revolusi Indonesia. Jika wartawan tulis menulis peristiwa, maka fotografer mengabadikan peristiwa dengan visual yang merangkum nyaris semua suasana. Ratusan ribuan lembar foto IPPHOS adalah arsip ingatan tentang sejarah Republik. Pada 1973, pemerintah mengukuhkannya sebagai Bapak Pers Nasional. Sementara pada 2006, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono menyempurnakan gelar itu menjadi Pahlawan Nasional atas jasanya menggerakkan kesadaran merdeka lewat jalan organisasi modern dan pergerakan nasional.

20 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Cas Oorthuys seorang fotografer Belanda, Cas Oorthuys, lewat karya-karya fotonya. Cash, dapat dikatakan, generasi fotografer yang sama dengan Mendur, aktif pada masa revolusi fisik di Indonesia—yang terjadi juga di beberapa negara di Asia. Agak berbeda dari Mendur, pada Cas, objek-objek yang ditampilkan pada fotonya, lebih pada kejadian, peristiwa di sekitar kemerdekaan, bukan hanya kegiatan di pusat Jakarta, tapi efek peristiwa di masa kemerdekaan pada rakyat Indonesia. Cas, dengan posisi seorang ‘seniman’ foto dari Belanda – tentu dengan dialognya dengan fotografer bahkan masyarakat pers Eropa – lewat karya fotonya, tak dapat dielakkan dari potensi dan akses informasinya lewat bahasa visual. Foto-foto yang tidak provokatif sebagaimana objek karya foto dari peliputan perang. Seperti fenomena fotografer Cartier Bresson, Cas, adalah fotografer mewakili semangat individu yang memotret sisi lain dari sebuah pergerakan kebangsaan di Asia.

21 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Seperti Mendur, Cas pun bukan seorang fotografer perang. Karya-karya yang diabadikannya berupa kegiatan nelayan, menjahit, kanak-kanak belajar (tentunya di Sekolah Rakyat – SR), suasana kampung, Soekarno membaca naskah Proklamasi, tentara Belanda berpose di depan kamera, seorang bule (Belanda) tertidur.

22 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA

23 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Alex Impurung Mendur ( ) adalah salah satu fotografer yang mengabadikan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus Bersamanya adalah saudara kandungnya Frans Mendur yang turut mengabadikan peristiwa tersebut. Frans Soemarto Mendur ( ) adalah salah satu dari para fotografer yang mengabadikan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus Bersama saudara kandungnya, Alex Mendur, mereka turut mengabadikan persitiwa bersejarah ini.

24 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Kristupa Wicaksana Saragih (lahir Jambi, 18 Desember 1976) adalah seorang tokoh muda fotografi Indonesia. Bersama dengan Valens Riyadi, dia mendirikan situs fotografi pertama di Indonesia yang bernama Fotografer Net. Selain aktif sebagai fotografer profesional, ia juga menjadi salah seorang pengajar di Sekolah Fotografer Darwis Triadi dan sering menulis di surat kabar Kompas dan situs berita online detik.com

25 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Andreas Darwis Triadi (lahir: Solo, Jawa Tengah, 15 Oktober 1954) atau lebih dikenal dengan Darwis Triadi adalah seorang ahli fotografer glamor dan fashion senior Indonesia.

26 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Darwis Triadi mengembangkan minat fotografinya sejak tahun Ilmu desain pun turut dipelajari untuk memperkaya kemampuan artistiknya. Karena prestasinya yang terus meningkat, dia diberi kepercayaan untuk menampilkan karyanya pada majalah tahunan Hasselblad yang berskala internasional di tahun Dalam kurun waktu bersamaan, ia sempat mempresentasikan slide andalannya dalam acara Photo Kina International Competition di Kohn, Jerman. Kompetisi ini digelar dalam rangka "Hasselblad International Annual". Setahun kemudian, majalah internasional Vogue memajang karyanya pada artikel spesial tentang Indonesia. Bron Electronic AG dari Swiss, produsen lampu Broncolor, memilihnya untuk mengisi kalender Broncolor tahun Darwis akhir-akhir ini sering membuat seminar, dan workshop tentang fotografi. Dia juga telah mendirikan lembaga pendidikan fotografi di Jakarta Selatan.

27 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Donald Jeremy O'Hare (lahir: Harborough, Inggris, 17 November 1966) atau lebih dikenal dengan Jez O'Hare, adalah seorang fotografer profesional Indonesia, khususnya dalam spesialisasi foto udara, foto lokasi dan stok foto Indonesia. Pendidikan formal dasarnya ia awali di British School Jakarta, Indonesia, Lord Wandsworth College, Inggris, Salisbury College of Art, Inggris dan ia kuliah di Middlesex Polytechnic, London, Inggris dalam bidang Desain Grafis dan Ilustrasi Sains. Sudah sejak usia 7 tahun ia menetap di Indonesia bersama keluarganya. Hingga kini Jez telah menjelajahi sebagian besar pelosok daerah di Indonesia, begitu pula Timor Leste, Mikronesia dan beberapa negara lainnya di Asia dalam profesinya sebagai fotografer selama lebih dari 20 tahun.

28 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Foto udara atau aerial photography merupakan salah satu bidang fotografi yang garapannya sudah dapat dipastikan masih relatif langka di Indonesia. Selain menggunakan kamera medium format dan kamera digital yang terhubung ke GPS, pemotretan dari udara ditunjang pula dengan gyro stablizer untuk hasil foto yang terbaik. Karena profesinya sebagai fotografer aerial, mulai tahun 1995 ia belajar terbang sendiri dengan microlight paramotor dan trike dengan Federasi Aero Sport Indonesia. Kegiatan terbang ini pun tidak hanya ia lakukan sebagai hobi, jam terbangnya sebagai fotografer semakin bertambah seiring dengan bertambahnya jam terbang sebagai pilot. Tidak hanya foto udara, Jez pun berpengalaman dalam pemotretan lokasi dan bawah laut, antara lain untuk keperluan dalam bidang infrastruktur, seperti transportasi darat, laut dan udara, industri minyak dan gas, pertambangan dan teknologi energi, kehutanan, kelautan, properti, perbankan, lingkungan hidup dan bidang infrastruktur lainnya.

29 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Sejak tahun 1987, ratusan ribu foto dalam berbagai kategori berhasil ia kumpulkan sebagai bagian dari koleksi perpustakaan foto. Pada awal tahun 2006 secara bertahap Jez mulai membangun kembali situs internet, dimana hingga kini sudah terdapat beberapa ribu foto dan ratusan video Indonesia, Timor Leste, Micronesia dan beberapa negara-negara Asia. Selain sebagai situs stok foto dan video, karena isinya syarat akan ilmu pengetahuan alam, situs tersebut juga dibangun dengan tujuan mencerdaskan bangsa. Misi pendidikan tersebut diharapkan dapat membantu menambah wawasan setiap orang khususnya anak-anak Indonesia untuk lebih mengenal geografi negaranya sendiri. Jez dikenal juga sebagai fotografer yang peduli terhadap lingkungan hidup karena jiwanya yang begitu kental mencintai alam. Karena kecintaannya pada alam Indonesia terutama Papua, Papua Barat, Maluku atau secara umum Kawasan Timur Indonesia tidak tergantikan dengan yang lain ia memilih menjadi warga negara Indonesia dan hingga kini menetap di kota Bandung.

30 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Valens Riyadi adalah salah seorang pendiri Fotografer Net bersama Kristupa Saragih. Selain di Fotografer Net, ia juga aktif di Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. Pada Munas Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia yang keempat di Jogjakarta pada bulan Mei 2005, Valens terpilih sebagai ketua bidang Security untuk periode

31 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Nama:RM Roy Suryo Lahir:Yogyakarta, 18 Juli 1968 - Juara I Lomba Foto Perkebunan Tingkat Nasional (1995) - Juara I Nikon Photo Contest JPVE (1995) - Juara II Lomba Foto Iptek Tingkat Nasional (1995) - Juara II Lomba Foto Rona Marina Aerobic (1995) - Juara I Lomba Foto Depparpostel Tingkat Nasional (1996) - Dosen Teladan II Fakultas Seni Multimedia ISI Yogya (Juli 1998) - "IJTI-Award 2000" untuk bidang pendidikan (Juni 2000) - Menerima "Golden Award Indonesian Telematika Writer" (September 2000)

32 SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Di Indonesia, kamera lubang jarum coba dipopulerkan oleh Ray Bachtiar. Fotografer profesional ini menyadarkan publik, perkenalan dengan kamera lubang jarum menuntut sikap yang berbeda serta kematangan yang lebih dari seorang fotografer. Inilah yang menarik ketimbang sebuah teknik baru. Oscar Matulloh Roy Genggam Dan masih banyak lagi Fotogafer-fotografer Indonesia lainnya dengan kemampuan, keahlian dan spesifikasi masing-masing.

33 TERIMA KASIH


Download ppt "HYSTORY PHOTOGRAPHY PART II."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google