Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PEMBERDAYAAN LANJUT USIA DI BIDANG PENDIDIKAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PEMBERDAYAAN LANJUT USIA DI BIDANG PENDIDIKAN"— Transcript presentasi:

1 PEMBERDAYAAN LANJUT USIA DI BIDANG PENDIDIKAN
Harina Yuhetty Tjipto Sumadi dan Tim

2 LATAR BELAKANG Batasan usia produktif di Indonesia hingga saat ini amatlah beragam, namun terdapat kesepakatan bahwa usia produktif dibatasi oleh masa pensiun. Usia harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini berada pada 66,2 “Sayang kalau dipensiun terlalu dini, sebab pada usia tersebut seorang perwira atau pejabat berada dalam puncak kematangan, kesegaran, serta cukup bijak, dan berpengalaman” SBY Pada tahun 2005 penduduk lanjut usia sudah berjumlah 8,48%, dan diperkirakan pada tahun 2010 meningkat menjadi 9,77%

3 TUJUAN KAJIAN Untuk mendapatkan data empiris terhadap upaya pemberdayaan insan lanjut usia yang telah dilaksanakan di lapangan. Untuk mendapatkan data empiris kontribusi insan lanjut usia dalam bidang pendidikan. Untuk mendapatkan data kebutuhan insan lanjut usia dalam upaya mengabdikan dirinya di bidang pendidikan

4 MANFAAT KAJIAN Mengembangkan kajian tentang pemberdayaan insan lanjut usia. Hasil kajian ini dapat menjadi rujukan bagi insan lanjut usia dalam memberikan kontribusinya di bidang pendidikan. Sebagai informasi awal terhadap aktivitas pemberdayaan insan lanjut usia. Sebagai masukan kepada Mendiknas untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan terhadap pemberdayaan insan lanjut usia, khususnya di bidang pendidikan.

5 RUMUSAN MASALAH Bagaimanakah pemberdayaan insan lanjut usia di bidang pendidikan? Bagaimanakah partisipasi insan lanjut usia di bidang pendidikan? Bagaimanakah kontribusi insan lanjut usia dalam bidang pendidikan? Bagaimanakah kebutuhan insan lanjut usia secara faktual dan empirik dalam bidang pendidikan?

6 KAJIAN TEORETIK Tahap Perkembangan integrative (60-an tahun) vs despair; Pandangan retrospektif (melihat kembali ke belakang) ini akan memperlihatkan gambaran suatu kehidupan yang telah dilalui dengan baik, apabila orang itu merasakan suatu kepuasan, maka integritas dirinya tercapai. Melalui aneka ragam dan dinamika pengalaman yang memuaskan tersebut, maka ia akan melakukan hal yang positif dan berguna bagi masyarakat di sekitarnya. Sebaliknya, jika insan lanjut usia ini dalam menjalani tahap-tahap perkembangan sebelumnya dilalui secara negatif, maka pandangan retrospektif cenderung akan menghasilkan rasa bersalah atau kemuraman – despair (putus asa), ini berarti di penghujung kehidupannya ia cenderung tidak akan mengabdikan dirinya secara baik kepada lingkungannya (Erik Erikson).

7 Zona Perkembangan Proximal (Zone Proximal Development – ZPD) merupakan konsep yang dilandaskan pada pandangan One Plus Match; seseorang yang mampu mengembangkan ZPD-nya, maka ia akan memiliki kelebihan atau selangkah lebih maju dibandingkan dengan orang sebayanya. ZPD menekankan tentang pentingnya pengaruh-pengaruh sosial terhadap perkembangan kognitif dan peran pembelajaran selama perkembangan berlangsung (Vygotsky).

8 TEMPAT DAN WAKTU KAJIAN
Penelitian ini dilakukan dengan skala nasional dengan mewawancari informan dari enam provinsi; yaitu; Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur. Kajian ini akan dilakukan selama 5 bulan, dari persiapan pada bulan Maret hingga pelaporan hasil akhir pada bulan Juli 2009.

9 METODE KAJIAN Kajian ini menggunakan teknik pendekatan deskriptif analitis melalui observasi/interview dan survei lapangan. Untuk menjaring data digunakan instrumen berupa pedoman wawancara dan kuesioner, serta diskusi terfokus pada materi yang dikaji. Langkah-langkah; persiapan, penyusunan draf instrumen kajian, uji petik instrumen kajian, penyusunan dan penyempurnaan instrumen kajian, pengumpulan data lapangan, pengolahan dan analisis hasil kajian, dan pemantapan penyusunan rekomendasi sesuai hasil kajian. Untuk memperkaya dan melengkapi informasi (data sekuder) dilakukan focus group discussion (FGD) dengan narasumber yang relevan di DKI Jakarta dan Jawa Barat.

10 TEKNIK PENGAMBILAN DAN ANALISIS DATA
Mengingat kajian ini bersifat ex post facto, maka teknik pengambilan data yang dilakukan adalah dengan mendata upaya pemberdayaan yang ada dan telah dilaksanakan di lapangan. Teknik analisis data yang dilakukan adalah menggunakan deskriptif analitis yang didukung oleh data empirik.

11 SIMPULAN HASIL KAJIAN Masa pengabdian yang telah dilakukan di bidang pendidikan rata-rata memiliki rentang waktu 30 tahun. Usia Lansia yang menjadi Informan berkisar antara tahun. Pekerjaan Informan terdiri dari mantan pegawai negeri, mantan pegawai BUMN, dan Ibu Rumah Tangga.

12 Alasan utama pengabdian Lansia adalah;
- panggilan hati nurani, - agar tidak tertinggal dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), - karena mendapatkan kesempatan, - ingin tetap menjadi tulang punggung pembangunan, - tidak ingin disantuni, - tidak ingin menjadi beban keluarga atau negara, - supaya tetap bugar dan sehat, - agar terhindar dari post power syndrome, - mencari kesibukan untuk menghindari rasa bosan atau kejenuhan.

13 Keuntungan yang didapat oleh Lansia antara lain; dapat mempertahankan sumber nafkah, mendapatkan rasa kebahagiaan, kebanggaan, dan kepuasan batin. Tetap memiliki media (wadah) sebagai tempat berkomunikasi dan bertukar pikiran dengan orang lain, sekaligus untuk berbagi pengalaman, serta untuk melatih kesabaran dalam menghadapi sesama Lansia.

14 Pekerjaan yang dapat dilakukan Lansia pada bidang pendidikan antara lain;
- Pengelola lembaga pendidikan formal dan nonformal, - Pelatih keterampilan berbahasa asing (Inggris, Belanda, dan Perancis), - Pelatih keterampilan usaha produktif, - Pengawas mutu pendidikan, - Pelatih untuk mempersiapkan tenaga terdidik profesional, - Anggota tim monitoring dan evaluasi pembangunan pendidikan.

15 Kebutuhan Lansia: Forum Dialog antara Lansia dengan para pemangku kepentingan yang masih aktif, guna memberikan kesinambungan informasi dan program yang sedang dan akan dilakukan di masyarakat. Kesempatan untuk mengabdikan diri pada bidang pendidikan sebagai ’out sourcing’,

16 Dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan, program pendidikan, dan regulasi yang mengatur Lansia, agar tetap mendapatkan kepastian hukum dalam mengabdikan dirinya. Diperlukan adanya lembaga atau wadah atau organisasi yang khusus mengurusi Lansia, baik pekerjaan, pendidikan, kesejahteraan, maupun data based tentang Lansia Indonesia dan segenap aktivitasnya, dan berfungsi untuk mengaktualisasikan diri.

17 REKOMENDASI Mengingat Usia Lansia Dini (awal 60-an tahun) masih produktif maka perlu dipertimbangkan kebijakan yang mengatur masa pensiun, terutama PNS. Perlu ada pembekalan masa persiapan pensiun, agar pada saat seseorang memasuki usia pensiun dapat lebih produktif . Pemberian kesempatan kepada Lansia agar tetap dapat bekerja, dan mengaktualisasikan diri, Perlu dibentuk suatu wadah (lembaga) yang dapat digunakan sebagai tempat untuk berkomunikasi, baik antar-sesama Lansia maupun dengan pemangku kepentingan. Dapat dipertimbangkan adanya suatu lembaga setingkat direktorat yang berfungsi sebagai lembaga yang mengatur, menangani, dan memberdayakan para Lansia dalam bidang pendidikan, termasuk tataran regulasi maupun administrasi (databased).

18 Terima Kasih


Download ppt "PEMBERDAYAAN LANJUT USIA DI BIDANG PENDIDIKAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google