Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Desain Internal Sistem
KBS-SI Perancangan Sistem Informasi Perancangan Internal Sistem
2
Desain Internal Sistem
Sesi 10 Desain Internal Sistem Tujuan: Mengembangkan lebih lanjut subsistem yang diotomatisasi. Merancang detail proses komputer dan database dari kebutuhan sistem untuk pembangunan software aplikasi. Hasil: Dokumen desain spesifikasi database Konfigurasi HW/SW Spesifikasi Fungsional Program Dokumen desain proses komputer ‘Update’ Rencana Proyek. 2 Perancangan Internal Sistem
4
Perancangan Internal Sistem
Sesi 10 Perancangan Data Menggunakan Metodologi Pengembangan Data yang meliputi: Model Relasi antar Entitas (Entity Relationship Model) Model Data Konseptual/logikal (Conceptual/logical Data Model) Model Data Fisikal (Physical Data Model) Normalisasi dan Sintesis 4 Perancangan Internal Sistem
5
Perancangan Internal Sistem
Sesi 10 Normalisasi Kriteria Bentuk Normal Tidak Mengandung Grup Berulang. Untuk tabel dengan Primery-Key yang Komposit, tidak ada atribut biasa yang tergantung hanya pada sebagian atribut dari Primary-Key Komposit tsb. Tidak ada atribut-biasa yang bergantung pada atribut-biasa (bukan Primary-Key) yang lain. Tidak ada atribut-biasa yang memiliki ketergantungan bernilai banyak kepada Primary-Key. 5 Perancangan Internal Sistem
6
Perancangan Internal Sistem
Sesi 10 Tahapan Normalisasi Normalisasi Bentuk 1 (1NF): Memisahkan Grup Berulang dari Tabel. Normalisasi Bentuk 2 (2NF): Sudah dalam bentuk normal 1 Memisahkan atribut-biasa yang tergantung pada sebagian atribut Primary-Key (Komposit) Normalisasi Bentuk 3 (3NF): Sudah dalam bentuk normal 2 Memisahkan atribut-biasa yang tergantung pada atribut-biasa lainnya bukan Primary-Key dari tabel ybs. Normalisasi Bentuk 4 (4NF): Sudah dalam bentuk normal 3 Memisahkan atribut-biasa yang memiliki tergantungan bernilai-banyak pada Primary-Key. 6 Perancangan Internal Sistem
7
Perancangan Internal Sistem
Sesi 10 Sintesis Normalisasi telah selesai. Menggabungkan relasi-relasi dari semua tabel dan mengevaluasi tabel yang memiliki hubungan satu ke satu (1:1) dengan kemungkinan mempunyai primary-key yang sama. 7 Perancangan Internal Sistem
8
Kasus Perancangan Sistem: Menagih Pembayaran – PT. PAPIRUS MAKMUR
Sesi 10/5 Kasus Perancangan Sistem: Menagih Pembayaran – PT. PAPIRUS MAKMUR PT. PAPIRUS MAKMUR adalah sebuah perusahaan yang mendistribusikan berbagai jenis kertas di wilayah Jawa-barat. Untuk setiap pesanan (Order Penjualan) yang diterima ditindak-lanjuti dengan pengiriman kertas yang sesuai dan untuk setiap pengiriman tersebut akan diperoleh tanda terima dalam bentuk dokumen BAPB (Berita Acara Penerimaan Barang). Pengiriman ini untuk satu Order Penjualan umumnya dilakukan berkali-kali di waktu yang berbeda. Jadi satu Order Penjualan berhubungan dengan banyak BAPB. Proses berikutnya adalah Menagih Pembayaran untuk penjualan yang telah lengkap pengirimannya. Berikut uraian mengenai transaksi “Menagih Pembayaran” ini. 8 Perancangan Internal Sistem
9
Perancangan Internal Sistem
Sesi 10/5 Setiap pagi, Bagian Penagihan akan memeriksa arsip ORDER-JUAL dan BAPB yang belum ditagih pembayarannya. Jika jumlah total pengiriman kertas seperti yang tercantum di BAPB telah sesuai dengan jumlah di ORDER-JUAL-nya, maka piutangnya dianggap sudah jatuh tempo dan dapat ditagih. Untuk itu akan disusun SURAT-TAGIHAN yang sesuai dan kemudian dikirimkan ke Pelanggan yang bersangkutan. Secara lebih sistematis hal ini dilakukan sbb: Pilih ORDER-JUAL yang belum ditagih, yalni yang statusnya “OPEN”. Hitung total pengiriman per jenis kertas untuk ORDER-JUAL “OPEN” tersebut dengan melihat data BAPB-nya. Bandingkan jumlah total pengiriman dengan jumlah pesanan di ORDER-JUAL. Jika jumlahnya sama, maka ORDER-JUAL ini “dapat ditagih”. Untuk ORDER-JUAL yang dapat ditagih ini disusun SURAT-TAGIHAN dan dikirimkan ke Pelanggan. Set Status = ‘CLOSE” untk ORDER-JUAL yang telah ditagih ini. 9 Perancangan Internal Sistem
10
Kamus Data: DATA STORE:
Sesi 10/5 Kamus Data: DATA STORE: ORDER-JUAL = NoOrdJual+ TgOrdJual+ NoCust+ NmCust+ AlCust+ StaOrd+ {KdATK+NmATK+KtSat+ JmPsn+ HgSat} BAPB = NoBAPB+ TgBAPB+ NoOrdJual+ NoCust+ NmCust+ {KdATK+ NmATK+KtSat+ JmTerima} Tugas Anda: Rancang komputerisasi untuk transaksi “Menagih Pembayaran” ini dengan menggambarkan DFD Fisikal yang dilengkapi batas otomatisasi. Uraikan secara naratif/tekstual mengenai cara kerja sistem sesuai hasil butir 1. Lakukan Normalisasi terhadap ORDER-JUAL dan BAPB hingga diperoleh bentuk Normal ke 3(4). Gambarkan hasil akhirnya. Sintesis-kan hasil butir 3. 10 Perancangan Internal Sistem
11
Perancangan Internal Sistem
Sesi 10/5 Jawaban Kasus Perancangan Sistem: Menagih Pembayaran – PT. PAPIRUS MAKMUR DFD Fisikal Level 1 – Menagih Pembayaran 4.1 Pilih Order-jual Tagihan Order ‘open’ 4.2 Hitung Total kirim 4.3 Bandingkan Order & kirim 4.4 Cetak Order dpt ditagih Bapb ‘Close’ Surat-tagihan 11 Perancangan Internal Sistem
12
Perancangan Internal Sistem
Sesi 10/5 Penjelasan Naratif: Setiap pagi, bagian Penagihan berkewajiban memeriksa Order-Jual untuk menentukan Order yang sudah selesai pengirimannya kemudian menagihnya ke Pelanggan. Seluruh proses ini diotomatisasi sbb: Order-Jual yang berstatus ‘open’ dipilih. Berdasarkan order ‘open’ tersebut, dicari BAPB yang berhubungan dan jumlah pengirimannya di-total per jenis kertas. Total pengiriman per jenis kertas dibandingkan jumlah pesanannya. Jika untuk setiap jenis kertas jumlah pengirimannya sudah sesuai dengan jumlah yang diorder, maka order tersebut sudah dapat ditagih. Untuk order yang dapat ditagih ini dicetak Surat-Tagihan yang sesuai dan dikirim ke Pelanggan. Set Status = ‘CLOSE” untk ORDER-JUAL yang telah ditagih ini. 12 Perancangan Internal Sistem
13
Perancangan Internal Sistem
Sesi 10/5 Normalisasi: ORDER-JUAL = NoOrdJual+ TgOrdJual+ NoCust+ NmCust+ AlCust+ StaOrd+ {KdATK+NmATK+KtSat+ JmPsn+ HgSat} BAPB = NoBAPB+ TgBAPB+ NoOrdJual+ NoCust+ NmCust+ {KdATK+ NmATK+KtSat+ JmTerima} ORDER-JUAL: ORDER-JUAL = NoOrdJual+ TgOrdJual+ NoCust+ NmCust+ AlCust+ StaOrd+ {KdATK+ NmATK+ KtSat+ JmPsn+ HgSat} Order = NoOrdJual+ TgOrdJual+ NoCust+ StaOrd Customer = NoCust+ NmCust+ AlCust Order-ATK= NoOrdJual+KdATK+ JmPsn ATK = KdATK+ NmATK+ KtSat + HgSat 13 Perancangan Internal Sistem
14
Perancangan Internal Sistem
Sesi 10/5 Normalisasi: BAPB: BAPB = NoBAPB+ TgBAPB+ NoOrdJual+ NoCust+ NmCust+ {KdATK+ NmATK+ KtSat+ JmTerima} BAPB = NoBAPB+ TgBAPB+ NoOrdJual Oeder = NoOrdJual+ NoCust Customer = NoCust+ NmCust BAPB-ATK = NoBAPB+KdATK+ JmTerima ATK = KdATK+ NmATK+ KtSat 14 Perancangan Internal Sistem
15
Perancangan Internal Sistem
Sesi 10/5 Sintesis Digabung: Order dan Order HEAD-ORDJUAL Customer dan Customer CUSTOMER ATK dan ATK ATK Tidak digabung: Order_ATK TAIL-ORDJUAL BAPB HEAD-BAPB BAPB-ATK TAIL-BAPB Hasil Akhir: HEAD-ORJUAL= NoOrdJual+ TgOrdJual+ NoCust+ StaOrd TAIL-ORDJUAL= NoOrdJual+ KdATK+ JmPsn+ HgSat HEAD-BAPB= NoBAPB+ TgBAPB+ NoOrdJual TAIL-BAPB= NoBAPB+KdATK+ JmTerima CUTOMER= NoCust+ NmCust+ AlCust ATK= KdATK+ NmATK+ KtSat 15 Perancangan Internal Sistem
16
Perancangan Internal Sistem
Sesi 10/5 Perancangan Database Merancang Database logikal dan fisikal secara rinci. Hanya memperhatikan Data-Store yang ada pada sub-sistem yang diotomatisasi (batch, on-line, real-time) Data masukan utama untuk tahap ini adalah Data Dictionary-Data Store dan elemen Data Elemen seperti yang telah dihasilkan dalam tahap Analisis Sistem. 16 Perancangan Internal Sistem
17
Data Dictionary: DATA-STORE
Sesi 10/5 Struktur Tabel: Faktur = No_Faktur+ Tg_Faktur+ No_Order+ Tg_Order+ Total+ {Kd_Barang+ Nm_Barang+ Hg_Satuan+ Jm_Barang} Nama : FAKTUR Deskripsi : Permintaan pembayaran dari Supplier atas pembelian baranag ketika barang telah selesai dikirimkan dan diterima Volume : 25 buah/hari. Rata-rata ada 4 item barang per Faktur. Akses : Di-batch-kan untuk diproses secara berurutan setiap pagi hari. Retensi : Umur aktif rata-rata 6 bulan. Pengarsipan data pasif dilakukan 1 tahun sekali. Dapat dimusnahkan setelah 15 tahun sesuai aturan pemerintah Data Dictionary: DATA-STORE 17 Perancangan Internal Sistem
18
Perancangan Internal Sistem
Sesi 10 Dalam perancangan database fisikal, perlu diketahui kapasitas penyimpanan data, maka harus diketahui volume dari data yang harus disimpan (demikian juga untuk yang manual) Sebelum menghitung kapasitas memory yang dibutuhkan (byte), ditentukan dulu volume dalam satuan record-nya; berapa record yang harus dapat ditampung dalam arsip tsb. Misal: Untuk siswa berjumlah 4500 orang, perlu tabel database yang dapat menampung 4500 record. 18 Perancangan Internal Sistem
19
(Umur Aktif + Periode Pengarsipan) * Frekuensi
Sesi 10 Untuk data kejadian/transaksi (Order, Faktur, Surat dll) tidak dapat ditentukan secara langsung, karena data seperti ini dari waktu ke waktu bertambah secara dinamis dan data yang pasif pada suatu waktu akan dibuang. Untuk data seperti ini kapasitasnya dapat dihitung menggunakan persamaanberikut: Volume-Record = (Umur Aktif + Periode Pengarsipan) * Frekuensi Keterangan: Volume-Record : besarnya tempat penyimpanan dalam satuan record. Secara manual dapat berarti baris atau lembar Periode-Pengarsipan : Interval waktu untuk memisahkan data yang tidak digunakan lagi (pasif) dari tempat penyimpanannya. Frekuansi : Jumlah data yang terjadi per satuan waktu. 19 Perancangan Internal Sistem
20
Perancangan Internal Sistem
Sesi 10 Contoh untuk data Faktur: Frekuensi = 25 Faktur/hari atau sekitar 550 Faktur/bln (25X22) Umur aktif = 6 bulan Periode Pengaesipan = 1 thn atau 12 bln VolumeRecord = (6 + 12) * 550 = Faktur Ini berarti, jika faktur tersebut akan disimpan di laci, maka volume laci harus dapat menampung Faktur. 20 Perancangan Internal Sistem
21
Tahap Perancangan Database
Sesi 10 Tahap Perancangan Database Buat daftar data-store yang diperlukan. Lakukan Normalisasi dan Sintesa. Berdasarkan hasil butir 2 serta informasi statistik, buat daftar file berikut: Nama File Frekuansi Umur Aktif Volume Ord_Jl Det_Ord_Jl … 660/bln 1980/bln …. 6 bln 11880 35640 Tentukan … 21 Perancangan Internal Sistem
22
Tahap Perancangan Database (lanjutan…)
Sesi 10 Tahap Perancangan Database (lanjutan…) Tentukan Metoda Akses: Secara umum dapat ditentukan berdasarkan karakteristik pengaksesannya: Sequential, Random dll. Untuk sistem online, umumnya diperlukan pengaksesan random berdasarkan primary-key pada saat pemeliharaan data (isi, edit dan hapus) dan akses sequential hanya pada saat pencetakan laporan. Oleh karena itu gunakan Index-Sequential berdasarkan Primary-Key. Penggunaan Index kedua dapat dipertimbangkan. 22 Perancangan Internal Sistem
23
Tahap Perancangan Database (lanjutan…)
Sesi 10 Tahap Perancangan Database (lanjutan…) Hitung volume file-data dan file-Index: Volume file-data = (PanjangRecord + 1) x VolumeRecord Volume file Index = (PanjangPrimaryKey+4) x VolumeRecord x (1+%Free) Catatan untuk %Free: - dBASE = 0.3; Foxbase = 0.5; dll Nama File Primary Key Nama PanjangRecord (byte) Panjang Volume (record) (Kbyte) Perancangan Internal Sistem
24
Perancangan Konfigurasi HW-SW
Sesi 11 Perancangan Konfigurasi HW-SW Berdasarkan data statistik sistem serta batas-otomatisasi dapat dimulai penetapan yang lebih spesifik dari HW-SW. Bentuk dasar pemilihan HW adalah struktur sistem, daya komputasi CPU, kapasitas disk serta kapasitas saluran komunikasi data. SW sistem yang harus dipilih antara lain: Bahasa Pemrograman DBMS (Database Management Syatem) Query /report Generator Operating System (Dos, Netware, dll) Communication Monitor (Netview, dll) 24 Perancangan Internal Sistem
25
Perancangan Konfigurasi HW-SW (lanjutan)
Sesi 11 Perancangan Konfigurasi HW-SW (lanjutan) Kapasitas Disk: Database SW Sistem Program Aplikasi Daya komputasi CPU serta kapasitas saluran komunikasi (termasuk kecepatan akses CPU-Disk) pada umumnya amat sulit ditentukan secara analitik kuantitatif. Perkiraan secara praktikal biasa dilakukan berdasarkan pengelaman atau rekomendasi dari vendor. 25 Perancangan Internal Sistem
26
Perancangan Internal Sistem
Sesi 11/12 Perancangan Proses Dijelaskan dengan menggunakan teknik perancangan terstruktur. Perancangan Terstruktur, meliputi aspek: Menggunakan Definisi Persoalan/kebutuhan untuk mendapatkan solusi (hasil rancangan). Memecah kompleksitas sistem yang besar dengan membagi-bagi sistem ke sejumlah ‘kotak-hitam’ dan mengorganisasikannya ke bentuk hirarki yang cocok diimplementasikan di sistem komputer. Menggunakan alat grafis untuk memodelkan sistem sehingga mudah dibentuk dan dipahami. Memiliki sejumlah strategi untuk mengembangkan suatu solusi rancangan. Menyediakan sejumlah kriteria untuk mengevaluasi kualitas dari solusi yang dihasilkan. 26 Perancangan Internal Sistem
27
Perancangan Internal Sistem
Sesi 11/12 Structure Chart Suatu teknik pendokumentasian untuk menggambarkan modul-modul dalam suatu sistem, dan hubungan antar modul-modulnya. (Yourdon, 1979) Menggambarkan alur dan keputusan utama dalam suatu sistem. (Weinberg, 1980) 27 Perancangan Internal Sistem
28
Structure Chart (lanjutan)
Sesi 11/12 Structure Chart (lanjutan) Merupakan alat utama perancangan terstruktur untuk memperlihatkan struktur dari sistem. Pada dasarnya top-down: suatu fungsi didekomposisi sampai ke tingkat yang cukup sederhana untuk diprogramkan dengan menggunakan aturan tertentu 28 Perancangan Internal Sistem
29
Notasi Structure Chart
Sesi 11/12 Notasi Structure Chart Adalah suatu modul sehubungan dengan suatu proses atau seperangkat proses pada suatu DFD. Nama : Nama Modul JUDUL: Uraian rinci dari Nama Modul Nama JUDUL … Informasi yang dialirkan dari satu modul ke modul yang lain (Data Couple) … Kontrol yang dialirkan dari satu modul ke modul yan lain (Flag) 29 Perancangan Internal Sistem
30
Contoh Structure Chart
Sesi 11/12 Contoh Structure Chart Modul: Modul UDAPEG Ubah Data Pegawai Sebuah Modul dengan nama UDAPEG Nama Modul Koneksi antar Modul: A B Pemanggil Modul A memanggil modul B Yang dipanggil 30 Perancangan Internal Sistem
31
Perancangan Internal Sistem
Sesi 11/12 Contoh Structure Chart (lanjutan) A Modul A memanggil modul B dengan mengirim elemen data P. Modul B mengembalikan ke A elemen data Q dan elemen kontrol FLAG Q P FLAG B Modul X memanggil modul Y berdasar keputusan dalam modul X. Modul X memanggil modul Z berdasar pada modul loop dalam modul X X Y Z 31 Perancangan Internal Sistem
32
Modul yang di dalamnya telah ditetapkan datanya atau pustaka aplikasi
Notasi: Modul yang di dalamnya telah ditetapkan datanya atau pustaka aplikasi Contoh: VALIDASI NO. TELEPON READ (BACA) WRITE Modul sistem
33
Perancangan Internal Sistem
Sesi 11/12 Contoh Structure chart Buat Slip Gaji Hitung Gj. Bersih Ky Honorer Potongan Pajak Cetak Slip Gaji Gj. Kotor Ky Tetap Baca Data Karyawan EOF Gj Honorer Gj. Tetap Jam-Kerja Tarif Gj Kotor Honorer PotonganPajak Gj Kotor Ky Tetap Gj. Pokok Bonus NIP Nama 33 Perancangan Internal Sistem
34
Perancangan Internal Sistem
Sesi 11/12 Modul Sekumpulan perintah untuk mengerjakan suatu aktivitas/proses. Implementasinya: Bhs Pascal : Procedure, Function. Bhs C : Function. Didefinisikan sebagai: Input : apa yang diberikan oleh pemanggil Output : apa yang diberikan kepada pemanggil Fungsi : Proses yang dilakukan Mekanik : Prosedur atau logik dari fungsi Internal data : variabel/memori private 34 Perancangan Internal Sistem
35
Perancangan Internal Sistem
Sesi 11/12 Dalam STRUCTURE CHART, modul hanya dilihat dari segi external-view-nya saja. prosedur/logik data internal FUNGSI INPUT OUTPUT Internal view External view 35 Perancangan Internal Sistem
36
Analisis Transformasi dan Transaksi
Sesi 11/12 Analisis Transformasi dan Transaksi Merupakan peralihan dari Analisis ke Perancangan Kebanyakan sistem-sistem utama masuk pke dalam dua model sistem dasar, yaitu: Model Transaksi terpusat Model Transformasi terpusat. 36 Perancangan Internal Sistem
37
Peralihan Desain Terstruktur
Sesi 11/12 Peralihan Desain Terstruktur A B E D C 2 3 4 5 1 6 C D E B A 2 5 3 4 37 Perancangan Internal Sistem
38
Transformasi Model Terpusat
Sesi 11/12 Transformasi Model Terpusat CONTROL C E D B A PUT GET 1 2 3 4 5 6 38 Perancangan Internal Sistem
39
Peralihan Desain Terstruktur
Sesi 11/12 Peralihan Desain Terstruktur 2 3 4 1 E F D C B A H G I J K 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 C/I F H D G B A K E J 14 3 4 6 11 5 12 13 10 7 8 9 15 2 39 Perancangan Internal Sistem
40
Transaksi Model Terpusat
Sesi 11/12 Transaksi Model Terpusat CONTROL C/I F H D G B A E 10 3 9 4 6 5 11 14 7 12 8 13 2 GET 1 1 J K 15 16 17 18 PUT 18 40 Perancangan Internal Sistem
41
Perancangan Internal Sistem
Sesi 11/12 Langkah-langkah Diagram Relasi Data Matriks Relasi Data Transisi desain Dekomposisi Fungsional Analisis Transformasi dan Transaksi “Structure Charts” “Strctured English/Pseudocode/PDL” Evaluasi desain “Packaging” 41 Perancangan Internal Sistem
42
Merancang Structure Chart (SC)
Sesi 11/12 Merancang Structure Chart (SC) Menggunakan dua strategi: Analisis Transaksi Analisis Transformasi Langkah umum: Memecah sistem ke unit-unit transaksi dengan menggunkan Analisis Transaksi. Mengkonversikan setiap unit transaksi ke suatu SC dengan menggunkan Analisis Transformasi. Merekonstruksi SC-SC yang terpisah ke dalam SC keseluruhan 42 Perancangan Internal Sistem
43
Perancangan Internal Sistem
Sesi 12 Analisis Transaksi Definisi Transaksi Terdiri dari lima komponen: Event (Kejadian), di lingkungan sistem. Stimulus (Pemicu), masuk ke sistem. Activity (aktivitas), di dalam sistem. Response (Tanggapan), dari sistem ke lingkungan. Effect (Dampak), terhadap lingkungan sistem 43 Perancangan Internal Sistem
44
Perancangan Internal Sistem
Sesi 12 Contoh Transaksi Event : Siswa ingin mengikuti sejumlah mata kuliah. Stimulus : Formulir Rencana Strudi (FRS) diserahkan. Activity : Memeriksa FRS. Response : FRS diarsipkan. Effect : Siswa terdaftar di perkuliahan. 44 Perancangan Internal Sistem
45
Perancangan Internal Sistem
Sesi 12 Unit-unit transaksi dapat diidentifikasi pada DFD dengan mempelajari bentuk-bentuk kejadian diskrit di sistem. 1.0 A C B 2.0 3.0 X Y Transaksi 1 Transaksi 2 45 Perancangan Internal Sistem
46
Analisis Transformasi
Sesi 12 Analisis Transformasi Suatu strategi untuk mengkonversikan setiap bagian DFD (unit transaksi), yang telah diisolasikan dalam Analisis Transformasi, ke suatu Structure Chart. A B E D C 2 3 4 5 1 6 8 D A E B 3 6 4 5 C 46 Perancangan Internal Sistem
47
Analisis Transformasi terdiri dari 5 langkah:
Sesi 12 Analisis Transformasi terdiri dari 5 langkah: Gambar DFD dari unit transaksi Identifikasi fungsi sentral DFD (central transform) Ubah DFD ke bentuk kasar SC Perhalus SC menggunkan kriteria rancangan Periksa SC tetap sesuai dengan DFD asal Central Transform Merupakan bagian DFD yang berisi fungsi pokok/esensial dari unit transaksi dan tak tergantung implementasi fisik input-output Cara pertama untuk mengidentifikasikannya adalah dengan cara melihatnya A B E D C 2 3 4 5 1 6 8 47 Perancangan Internal Sistem
48
Perancangan Internal Sistem
Sesi 12 Cara kedua dilakukan dengan “memangkas” cabang-cabang “masuk” (input-data) dan “keluar” (output-data) dari DFD: Telusuri setiap aliran dari luar ke tengah DFD. Tandai data flow yang menyajikan input dalam bentuk paling esensial. Dengan kata lain, tandai tahap dimana input segera akan diproses secara aktual. Telusuri setiap aliran “keluar” dari tengah DFD. Tandai data flow output dalam bentuk paling esensial. Dengan kata lain, tandai tahap dimana output sudah dihasilkan tapi belum diformat. Gabungkan semua tanda dalam lingkaran tertutup. 48 Perancangan Internal Sistem
49
Perancangan Internal Sistem
Sesi 12 1.1 Isi Order-Jual Order Jual Valid 6.0 Release Order Jual 1.2 Periksa Stock Shipping Release Order Beli 1.3 Susun 1.4 Rekam Back-Order Stock Kurang Back Order Slip Customer PART Order ditolak Detil Order Jual CENTRAL TRANSFORM 49 Perancangan Internal Sistem
50
Perancangan Internal Sistem
Sesi 12 Membuat SC kasar (versi pertama) Tentukan “Boss” dari SC: Diambil dari Central Transform. Diambil dari luar Biarkan bubble lainnya menggantung pada “Boss”. Hilangkan panah pada DFD. Buat SC versi pertama. 1.1 2.0 1.4 1.3 1.2 PERIKSA ORDER JUAL ISI RELEASE SUSUN ORDER BELI REKAM BACK ORDER 50 Perancangan Internal Sistem
51
Perancangan Internal Sistem
Sesi 12 Perhalus dan Perbaiki SC Dekomposisikan (pecah lebih lanjut) dan reorganisasi modul-modul SC versi pertama. Tambahkan modul baca/tulis untuk mengakses peralatan I/O, termasuk file. Berikan nama modul yang sesuai dengan aturan hirarki. Gambarkan FLAG yang dibutuhkan. Periksa seluruh kriteria perancangan (evaluasi) 51 Perancangan Internal Sistem
52
Perancangan Internal Sistem
Sesi 12 PERIKSA ORDER JUAL ISI RELEASE SUSUN ORDER BELI REKAM BACK ORDER DISPLAY SCREEN EDIT VALIDASI FORMAT CETAK Order Jual edit Quit Valid Back Order Yg diformat valid Shipping Release Stock Kurang 52 Perancangan Internal Sistem
53
Perancangan Internal Sistem
Sesi 12 RELEASE ORDER JUAL BENTUK DETAIL SLIP BACA CUSTOMER UPDATE DETAIL PART NoOrdJaul+NoPart DetOrdJual NoOrdJual Slip Shipping Release CETAK SLIP Detail Slip Total Harga OrdJual Customer NoCust NoPart Part 53 Perancangan Internal Sistem
54
Perancangan Internal Sistem
Sesi 12 2.1 Validasi Barang Datang Barang Valid 6.0 Release Order Jual 2.2 Update Stock Shipping Release 2.3 Tangani Backorder 2.4 Buat Shipping Stock ada Back Order PART Nota Terima Detail OrderJual Buffer 54 Perancangan Internal Sistem
55
Perancangan Internal Sistem
Sesi 12 CATAT BARANG DATANG VALIDASI UPDATE STOCK TANGANI BACKORDER BUAT SHIPPING RELEASE DISPLAY SCREEN EDIT NOTA KREDIT BACA PART BACK ORDER BACA DETAIL ORDER JUAL Nota Terima Nota Trima edit Back Order Quit No Part HAPUS SIMPAN ITEM BUFFER Jml Part Part NoPart DetOrdJual NoOrdJaul+NoPart NoOrdJual EOF Shipping Release 55 Perancangan Internal Sistem
56
Perancangan Internal Sistem
Sesi 13 Spesifikasi Modul Structure-Chart umumnya hanya memperlihatkan struktur keseluruhan dan “menyembunyikan” hampir seluruh rincian prosedural. Sebagai penghubung dengan programmer, perancang sistem sebaiknya membuat suatu spesifikasi dari setiap modul yang ada. Bentuk spesifikasi modul: MODUL : <nama modul> GUNA : <keterangan kegunaan modul> INPUT : <daftar input ke modul> OUTPUT : <daftar output dari modul> LAYOUT : <screen lay-out atau print lay-out> LOGIK : <action diagram dan atau “structure-English”> 56 Perancangan Internal Sistem
57
Alat Menspesifikasikan Proses (lanjutan)…
Sesi 13 Alat Menspesifikasikan Proses (lanjutan)… DECISION TABLE KONDISI ATURAN KEPUTUSAN Volume <10 >= 10 Wilayah TMR TGH BRT % Potongan 6% 5% 4% 10% 8% POTONGAN VOLUME > =10 < 10 TMR TGH BRT 10% 8% 5% 4% 6% DECISION TREE Perancangan Eksternal Sistem
58
Simbol Action Diagram Urutan (sequence): Prosedur Cetak Inisialisasi
Sesi 13 Simbol Action Diagram Urutan (sequence): Prosedur Cetak Inisialisasi Cetak_Header Cetak_Body Cetak_Final
59
Simbol Action Diagram (lanjutan…)
Sesi 13 Simbol Action Diagram (lanjutan…) Looping Selama masih ada data Baca data Hitung Cetak hasil Perancangan Eksternal Sistem
60
Simbol Action Diagram (lanjutan…)
Sesi 13 Simbol Action Diagram (lanjutan…) Seleksi (selection) JIKA JIKA LAINNYA JIKA PIL=1 JIKA PIL=2 JIKA PIL=3 JIKA PIL=4 Kerjakan A Kerjakan B Kerjakan C Kerjakan D Perancangan Eksternal Sistem
61
Contoh-contoh Action-Diagram:
Sesi 13 Contoh-contoh Action-Diagram: Membuat Kopi Manis Siapkan Gelas, Sendok dan bahan Masukan Kopi satu sendok ke gelas Masukan gula dua sendok ke gelas Tambahkan air panas secukupnya Siapkan Gelas, Sendok dan bahan Kocek air kopi dengan sendok Jika kurang manis Tambahkan gula setengah sendok Perancangan Eksternal Sistem
62
Perancangan Eksternal Sistem
Sesi 13 Modul : CATAT_BARANG_DATANG Guna : Untuk menambahkan part yang datang, ke stock serta melayani backorder. Input : - Output : - Procedure CATAT_BARANG_DATANG Buka file PART, BACKORDER, DETORDJUAL, BUFFER Selama masih ada Nota-Terima Input Nota-Terima Untuk setiap part yang datang Update_stock Tangani_Backorder Buat_Shipping_Release Perancangan Eksternal Sistem
63
Tunj. Istri = 0,2 x gaji Pokok Jika tidak Tunj. Istri = 0
Sesi 13 Hitungan Gaji Hitungan Gaji Pokok Jika Status = Kawin Tunj. Istri = 0,2 x gaji Pokok Jika tidak Tunj. Istri = 0 Jika Jumlah anak > 3 Tunj. Anak = 0,3 x Gaji Pokok Jika Tidak Tunj.Anak = Jumlah Anak x 0,1 Gaji Pokok Gaji = Gaji Pokok + Tunj. Istri + Tunj. Anak Perancangan Eksternal Sistem
64
PROSES PERIKSA ORDER - JUAL
Sesi 13 PROSES PERIKSA ORDER - JUAL Terima Order-Penjualan Untuk tiap item-part di order periksa daftar PART Jika tidak ada dalam daftar Tolak Order Penjualan Jika persediaan kurang Catat dalam BACKORDER Jika tidak Catat dalam SLIP Jika ada slip Kirim SLIP ke Dept. KIRIM Perancangan Eksternal Sistem
65
EVALUASI DESAIN Complexity (Kompleksitas) Copling (Kopeling/perangkai)
Sesi 14 EVALUASI DESAIN Complexity (Kompleksitas) Copling (Kopeling/perangkai) Cohesion (Kohesi/kepaduan) Heuristics (heuristik)
66
Perekat yang memegang elemen-elemen pengolahan suatu modul bersama
Sesi 14 KOHESI (COHESION) Perekat yang memegang elemen-elemen pengolahan suatu modul bersama
67
Sesi 14 KOHESI (COHESION) Kohesi adalah perpanjangan alami dari konsep penyembunyian informasi. Modul yang kohesif ‘idealnya’ melakukan tugas tunggal dalam prosedur perangkat lunak. Modul yang kohesif Memerlukan sedikit interaksi dengan prosedur yang dilakukan di bagian lain dari sebuah program. Kohesi dapat direpresentasikan sebagai "spektrum“ dan harus selalu berusaha untuk mencapai kohesi yang tinggi, walaupun , spektrum pertengahan bisa diterima. Skala untuk kohesi adalah nonlinier. Artinya, kohesi ‘low-end’ jauh "lebih buruk" dari pertengahan, dan yang mendekati "bagus" adalah kohesi yang ‘high-end’. Dalam prakteknya, seorang desainer tidak perlu bersangkutan dengan pengkategorian kohesi dalam modul tertentu. Sebaliknya, konsep keseluruhan harus dipahami dan rendahnya tingkat kohesi harus dihindari ketika modul dirancang.
68
Tingkatan Kohesi Functional (Fungsional) Sequential (Sekuensial)
Sesi 14 Tingkatan Kohesi Functional (Fungsional) Sequential (Sekuensial) Communicational (Komunikasional) Procedural (Prosedural) Temporal(Temporal) Logical (Logikal) Coincidental (Koinsidental) (Strongest) (Weakest)
69
Kohesi ‘Functional’ Modul melakukan satu dan hanya satu tugas
Sesi 14 Kohesi ‘Functional’ Modul melakukan satu dan hanya satu tugas Didefinisikan dengan kalimat penting sederhana Angka Hasil Hitung SQRT (Akar)
70
Kohesi ‘Sequential’ Transformasi data yang berurut
Sesi 14 Kohesi ‘Sequential’ Transformasi data yang berurut Kontrol aliran yang berhubungan dengan aliran data val. group GET VALID GROUP record val. group record val. rec val. rec GET RECORD VALIDATE COLLECT
71
Kohesi ‘Communicational’
Sesi 14 Kohesi ‘Communicational’ Semua bawahan beroperasi pada data input yang sama atau menghasilkan output data yang sama Urutan eksekusi tidak penting Emp. Salary History Avrg. salary Max. salary GET SALARY STATUS Emp. Salary History Max. salary Avrg. salary Emp. Salary History CALCULATE AVERAGE SALARY CALCULATE MAXIMUM SALARY
72
MATCH TRANSACTION AND RECORD
Sesi 14 Kohesi ‘Procedural’ Urutan eksekusi adalah penting namun kegiatan individu berhubungan Bagan struktur mungkin menunjukkan iterasi keputusan AND/OR (DAN/ATAU) Bawahan lebih terkait dengan urutan eksekusi daripada dengan fungsi spesifik yang tunggal GET MATCHED MASTER Match User Trans. Masterrecord User Trans. Master rec. GET USER TRANSACTION READ MASTER RECORD MATCH TRANSACTION AND RECORD
73
Sesi 14 Kohesi ‘Temporal’ Semua bawahan harus dijalankan di (sekitar) waktu yang sama Urutan eksekusi tidak penting DO PROGRAM STARTUP OPEN ALL FILES INITIALIZE ALL VARIABLES DISPLAY GREETING
74
Kohesi ‘Logical’ Modul dengan fungsi yang sama dikelompokkan bersama
Sesi 14 Kohesi ‘Logical’ Modul dengan fungsi yang sama dikelompokkan bersama Sering, bendera yang digunakan untuk menunjukkan fungsi tertentu yang harus dilakukan READ FROM VARIOUS DATA READ FROM TAPE CARDS FROM DISK Card Input Tape Input Disk Input Disk Input Medium Tape Card
75
Kohesi ‘Coincidental’
Sesi 14 Kohesi ‘Coincidental’ Bawahan tidak ada hubungannya dengan satu sama lain Aneka modul DO STUFF GET CLOCK TIME CHECK SINTAX OUTPUT LINE CALCULATE
76
Pengukuran Kohesi Berusaha untuk di level kohesi yang terkuat
Sesi 14 Pengukuran Kohesi Berusaha untuk di level kohesi yang terkuat Modul diklasifikasikan menurut tingkat terendah kohesi berlaku untuk semua elemen
77
KOPLING (COUPLING) Suatu cara untuk mengukur kualitas desain
Sesi 14 KOPLING (COUPLING) Suatu cara untuk mengukur kualitas desain Merupakan derajat kekuatan dari kesaling-tergantungan antara dua modul Coupling harus minimal sehingga modul bebas dan sebebas mungkin (tidak bergantung)
78
Faktor-faktor yang mempengaruhi ‘coupling’
Sesi 14 Faktor-faktor yang mempengaruhi ‘coupling’ Tipe koneksi Kompleksitas antarmuka Aliran informasi
79
Sesi 14 Tipe koneksi Minimal Normal Patologi (Lowest) coupling
80
Kompleksitas antarmuka
Sesi 14 Kompleksitas antarmuka Jumlah parameter yang berbeda Aksesibilitas informasi Struktur informasi Pertimbangan yang paling penting adalah no 1.
81
Hidrid (data yang dipakai juga untuk kontrol)
Sesi 14 Aliran informasi Data Kontrol Hidrid (data yang dipakai juga untuk kontrol)
82
Tipe-tipe ‘coupling’ Content Derajat Tertinggi Common Control Stamped
Sesi 15 Tipe-tipe ‘coupling’ Content Common Control Stamped Data Derajat Tertinggi Derajat Terendah Yang terbaik yang terendah Normal
83
Coupling: Content Referensi isi modul lain
Sesi 15 Coupling: Content Referensi isi modul lain Pengambilan data tanpa panggil (‘call’) modul yang mempunyai data tsb. A B C
84
(Untuk File Tradisional)
Sesi 15 Coupling: Common Digabungkan oleh lingkungan data umum (Untuk File Tradisional) GET PROCESS R R .
85
Transfer kontrol aktual
Sesi 15 Coupling: Common Contoh: pada saat print ada kontrol untuk pindah baris baru. Item New Line REPORT DO IT New Line IT IT IT Item Process IT HEADER LINE VALIDATE REJECT PROCESS Transfer kontrol aktual Melintaskan data yang mengontrol modul lain
86
Berapa jarak tempuh yang sudah dilakukan
Sesi 15 Coupling: Stamp Melintaskan struktur data bukannya elemen data A Auto- Record Total Mileage Berapa jarak tempuh yang sudah dilakukan SUM MILEAGE
87
Coupling: Data Hanaya melintaskan elemen-elemen data Sesi 15 A B C
CALC TRIG. VALUE COS SIN TAN Tan C Cos Sin B A
88
Pengukuran Kopling Mengusahakan kopling tingkat terendah
Sesi 15 Pengukuran Kopling Mengusahakan kopling tingkat terendah Modul diklasifikasikan menurut tingkat tertinggi kopling
89
Mengikat Waktu (Binding Time)
Sesi 15 Mengikat Waktu (Binding Time) Menunda pengikatan waktu sedikit menurunkan kopling (Most) (Least) CODE (Kode) COMPILATION (Kompilasi) LINKAGE EDITOR (Hub. Editor) LOAD (Beban) EXECUTION (Eksekusi)
90
DECOUPLING (Membuat Kopling menjadi Rendah)
Sesi 15 DECOUPLING (Membuat Kopling menjadi Rendah) Desain sistem uncoupled Menunda pengikatan sampai terakhir Menggunakan parameter eksplisit Menggunakan koneksi standar Melokalisasi data dari lingkungan umum
91
Sesi 15 HEURISTICS Trik yang umumnya meningkatkan modularitas sistem
92
Aspek Heuristics Ukuran modul (module size)
Sesi 15 Aspek Heuristics Ukuran modul (module size) Rentang kendali (Span of control) Kipas (Fan-In) Ruang linkup kendali (sope of effect/scope of control) Sistem diperhitungkan sepenuhnya (fully factored systems) Kemudahan akses data (data accessibility) Modul-modul dapat diprediksi (predictable modules) Morfologi/bentuk kata (morphology)
93
Perancangan Internal Sistem
Sesi 15 Strctured English: PROSES PERIKSA ORDER –JUAL. Untuk setiap item – part di order Periksa daftar PART Jika tidak ada dalam daftar Tolak order penjualan Jika persediaan kurang Catat dalam BACKORDER Jika tidak Catat dalam Slip Jika ada slip Kirim SLIP ke Dept_Kirim. 93 Perancangan Internal Sistem
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.