Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik Nasional

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik Nasional"— Transcript presentasi:

1 Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik Nasional

2 Pendahuluan

3 Prakiraan bertumpu pada pertumbuhan jumlah pelanggan dengan asumsi bahwa pertumbuhan ini merupakan respon masyarakat terhadap adanya pasokan listrik. Apabila pasokan listrik cukup, keandalan yang baik, harga sesuai kemampuan beli masyarakat, maka pelanggan akan bertambah.

4 Tiga tahapan proses prakiraan :
a). mencari batas terendah dan batas tertinggi pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik. Hasil perhitungan batas terendah disebut prakiraan- rendah dan batas tertinggi disebut prakiraan-tinggi. b). melakukan koreksi atas hasil perhitungan tahap pertama berdasarkan pertimbangan lain dan informasi dari hasil sensus tahun c). melakukan koreksi-koreksi mengenai kebutuhan tenaga listrik berdasarkan rencana nyata kebutuhan tenaga listrik (rencana pembangunan).

5 Oleh hal pertama yang harus diperhatikan adalah pertumbuhan penduduk.
Tujuan utama pasokan energi listrik adalah peningkatan kesejahteraan penduduk, mulai dari kenyamanan kehidupan rumah tangga, kecukupan lapangan kerja, kecukupan pendapatan, sampai ke pelayanan kesehatan dan keamanan. Oleh hal pertama yang harus diperhatikan adalah pertumbuhan penduduk. Dari pertumbuhan penduduk inilah, ditambah dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, suatu cara prakiraan kebutuhan listrik untuk masa-masa mendatang diturunkan.

6 Formulasi Kebutuhan Tenaga Listrik
Jumlah pelanggan Publik: Sos  2%, Kantor  0,3%, PJU  0,3% dari Total Pelanggan Penjualan Energi Total  Konsumsi Pelanggan Total Jumlah pelanggan Bisnis  5% dari Total Pelanggan Jumlah pelanggan Industri  1% dari Total Pelanggan Jumlah pelanggan Rumah Tangga sangat dominan : >90% total pelanggan Berubah dari tahun ke tahun (fungsi waktu) Pendahuluan

7 modifikasi bentuk-bentuk fungsi
Prakiraan kebutuhan tenaga listrik bukan hanya kelanjutan trend yang sudah terjadi Harapan serta rencana-rencana pembangunan dapat dimasukkan dalam formulasi konsumsi pelanggan total dengan cara modifikasi bentuk-bentuk fungsi Pendahuluan

8 Pengamatan Data Historis

9 Perkembangan Kapasitas Terpasang PLN 1973-2005
Situasi Tidak Normal (sarana tak mencukupi) Pengamatan Data Historis

10 Perkembangan Jaringan PLN 1994-2005
Gb.6.5. Jaringan Transmisi dan Distribusi Situasi Tidak Normal (sarana tak mencukupi) Pengamatan Data Historis

11 Puncak kondisi buruk: SAIDI 27 jam/plg
Situasi Tidak Normal Puncak kondisi buruk: SAIDI 27 jam/plg Pengamatan Data Historis

12 Pertumbuhan Jumlah Pelanggan
Tahun RT Ind Bis Pub 1994 12,15% 7,45% 8,10% 2,67% 1995 15.14% 8.01% 11.66% 13.41% 1996 12.94% 6.34% 12.79% 11.48% 1997 11.92% 6.06% 13.19% 18.43% 1998 7.51% -15.09% 6.88% 0.91% 1999 3.70% -1.33% 15.84% 5.47% 2000 3.73% 4.29% 8.21% 3.75% 2001 4.10% 3.78% 10.28% 3.41% 2002 3.65% 1.76% 6.27% 4.73% 2003 3.79% -0.01% 5.22% 5.05% 2004 3.66% -0.64% 5.67% 2005 3.47% -0.10% 5.31% 4.83% 2006 2.93% -0.23% 13.71% 5.57% 2007 0.97% -2.70% 6.50% 2008 3.86% 1.53% 6.55% 6.42% 2009 2.98% 0.77% 9.52% 3.32% 2010 6.00% 1.62% 1.74% 5.46% Tidak Normal Pertumbuhan tinggi Pertumbuhan rendah Normal : PLN memiliki sarana cukup untuk mecatu kebutuhan Energi Listrik Tidak Normal : Sarana fisik PLN tidak mencukupi Pengamatan Data Historis

13 Pertumbuhan Jumlah Pelanggan
Tahun RT Ind Bis Pub 1995 15.14% 8.01% 11.66% 13.41% 1996 12.94% 6.34% 12.79% 11.48% 1997 11.92% 6.06% 13.19% 18.43% 2007 4.73% 0.97% -2.70% 6.50% 2008 3.86% 1.53% 6.55% 6.42% 2009 2.98% 0.77% 9.52% 3.32% 2010 6.00% 1.62% 1.74% 5.46% 2011 8.27% 3.47% 7.18% 5.90% RT 5,2% Ind 1,6% Bis 4,5% Pub 5,5% RT 13,3% Ind 6,8% Bis 12,6% Pub14,4% RT 4,4% Ind 1,22% Bis 3,8% Pub 5,4% Pengamatan Data Historis

14 Pertumbuhan Konsumsi Rata-rata Per Pelanggan
Pengamatan Data Historis

15 Prakiraan Nasional

16 Batas-Rendah dan Batas-Tinggi Kebutuhan Tenaga Listrik
Pertumbuhan Jumlah Pelanggan Karena akan diperbandingkan dengan RUPTL , maka realisasi tahun belum dianggap sebagai data historis. Pertumbuhan rata-rata jumlah pelanggan antara 2007 sampai 2010 adalah 4,4% untuk RT, 1,22% untuk Industri, 3,8% untuk Bisnis dan 5,4% untuk Publik. Namun pertumbuhan rendah ini perlu dicermati, terutama pada pertumbuhan jumlah pelanggan RT karena kita menaruh harapan (misalnya) bahwa Rasio Elektrifikasi 100% dapat dicapai pada tahun tertentu. Pertumbuhan jumlah penduduk diambil dari proyeksi BPS Jika diasumsikan satu RT terdiri dari 4 jiwa maka pertumbuhan jumlah pelanggan RT adalah 4,4% Rasio Elektrifikasi 100% akan tercapai pada tahun 2023 Hal ini dinilai terlalu lambat. Harapan: Rasio Elektrifikas 100% dapat dicapai tahun 2020, maka pertumbuhan jumlah pelanggan RT harus ditargetkan Prakiraan Nasional

17 Prosedur Perhitungan 1. Tentukan Konsumsi Rata-rata untuk pelanggan RT, Industri, Bisnis, dan Publik [kWh/tahun], dengan menggunakan persamaan trend perubahan konsumsi; persamaan yang digunakan untuk menghitung adalah persamaan yang diperoleh pada situasi normal. 2. Targetkan pertumbuhan jumlah pelanggan RT, yaitu 3 juta/tahun agar rasio elektrifikasi 100% tercapai menjelang Untuk keperluan ini digunakan proyeksi pertumbuhan penduduk dari BPS tahun 2005. 4. Hitung prakiraan-rendah = jumlah pelanggan x konsumsi energi per tahun, dengan pertumbuhan 1,22% untuk Industri, 3,8% untuk Bisnis, dan 5,4% untuk Publik. 5. Hitung prakiraan-tinggi = jumlah pelanggan x konsumsi energi per tahun, yang merupakan harapan untuk meraih kembali sukses yang pernah dicapai sebelum tahun 1998, dengan pertumbuhan 6% untuk Industri, 11% untuk Bisnis dan 11% untuk Publik, sedangkan untuk RT sama dengan prakiraan rendah. Prakiraan Nasional

18 Prakiraan Rendah Kebutuhan Energi [GWh]
Hasil Perhitungan Prakiraan Rendah Kebutuhan Energi [GWh] Tahun RT Ind Bis Pub Total RE kWh/kapita 2012 72,263 52,711 30,510 11,859 167,343 73.90% 700 2013 79,215 54,178 32,532 13,178 179,103 77.41% 740 2014 86,741 55,673 34,663 14,606 191,683 81.12% 783 2015 94,886 57,197 36,908 16,149 205,140 85.03% 829 2016 103,695 58,750 39,274 17,817 219,535 89.13% 877 2017 113,220 60,332 41,766 19,618 234,935 93.45% 928 2018 123,514 61,944 44,390 21,562 251,410 98.01% 983 2019 130,930 63,586 47,153 23,659 265,329 100.00% 1,027 2020 135,876 65,260 50,061 25,920 277,118 1,062 Prakiraan Nasional

19 Prakiraan Tinggi Kebutuhan Energi [GWh]
Tahun RT Ind Bis Pub Total RE kWh/kapita 2012 72,263 58,683 35,884 13,974 180,804 73.90% 756 2013 79,215 63,641 41,495 16,856 201,207 77.41% 831 2014 86,741 69,003 47,950 20,279 223,973 81.12% 915 2015 94,886 74,799 55,371 24,339 249,394 85.03% 1,007 2016 103,695 81,065 63,899 29,148 277,807 89.13% 1,110 2017 113,220 87,838 73,695 34,839 309,592 93.45% 1,223 2018 123,514 95,156 84,944 41,566 345,180 98.01% 1,349 2019 130,930 103,064 97,856 49,509 381,359 100.00% 1,476 2020 58.879 1.605 Prakiraan Nasional

20 Perbandingan dengan RUPTL 2011-2020
 Tahun Prakiraan Rendah Prakiraan Tinggi RUPTL 2012 167.3 180.8 177.8 2013 179.1 201.2 193.4 1014 191.7 224.0 210.1 2015 205.1 249.4 227.6 2016 219.5 277.8 246.2 2017 234.9 309.6 264.6 2018 251.4 345.2 284.4 2019 265.3 381.4 305.7 2020 277.1 419.0 328.3 Prakiraan Nasional

21 Prakiraan Nasional

22 Dalam prakiraan-rendah dan prakiraan-tinggi ,
Koreksi-Koreksi Koreksi-1: Pertumbuhan Konsumsi Rata-rata Pertumbuhan suatu fungsi kontinyu F(t) di setiap t adalah dF(t)/dt Jika F(t) adalah diswkrit maka dF(t)/dt diganti menjadi F(t)/t Dalam prakiraan-rendah dan prakiraan-tinggi , konsep pertumbuhan ini telah diterapkan pada pertumbuhan jumlah pelanggan tetapi konsumsi per pelanggan didekati dengan trend peningkatan konsumsi. Pertumbuhan konsumsi per pelanggan dihitung dari data dalam situasi normal ; masing-masing diambil rata-ratanya dan digunakan untuk menghitung pertumbuhan konsumsi untuk tahun-tahun berikutnya. Prakiraan Nasional

23 Dalam prakiraan-rendah diasumsikan terdapat 4 jiwa per rumah tangga.
Koreksi-2: Pertumbuhan Pelanggan Dalam prakiraan-rendah diasumsikan terdapat 4 jiwa per rumah tangga. Sensus penduduk 2010 memberikan angka jumlah jiwa rata-rata per rumah tangga adalah 3,86 jiwa. Jika angka 3,86 jiwa per rumah tangga digunakan dalam perhitungan prakiraan-rendah, dan pertambahan jumlah pelanggan RT sebesar 3 juta per tahun tetap dipertahankan, maka Rasio Elektrifikasi 100% tercapai mundur satu tahun; dari yang semula tercapai pada 2019 menjadi tahun 2020 Prakiraan Nasional

24 Koreksi-3: Angkatan Kerja
Dengan kriteria angkatan kerja sesuai sensus penduduk 2010 yaitu Penduduk yang berusaha sendiri; Penduduk yang berusaha dibantu oleh buruh tidak tetap; Penduduk yang berusaha dibantu oleh buruh tetap; Buruh atau karyawan atau pegawai; Pekerja bebas jumlah angkatan kerja adalah jiwa atau 37,20% dari jumlah penduduk Indonesia Angkatan kerja ini merupakan jumlah orang yang bekerja baik di sektor formal maupun nonformal dan dianggap sebagai jumlah angkatan kerja yang mengkonsumsi tenaga listrik non-RT. Prakiraan Nasional

25 Kebutuhan konsumsi per angkatan kerja merefleksikan pertumbuhan Industri, Bisnis, dan Publik
Pertumbuhan rata-rata per tahun penjualan (Ind+Bis+Pub), dari tahun 2007 sampai 2010 adalah 5% per tahun. Pertumbuhan rata-rata ini agak rendah karena pada tahun 2009 terjadi pertumbuhan negatif sebesar 0,23% walaupun pertumbuhan tahun sebelumnya 6,75% dan pertumbuhan tahun berikutnya 8,50%. Pertumbuhan rata-rata jumlah angkatan kerja tidak dapat dicari oleh karena itu pertumbuhan jumlah angkatan kerja dikaitkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dengan persentase jumlah angkatan kerja dianggap sama setiap tahun yaitu sebesar 37,20% Dengan anggapan ini, konsumsi tenaga listrik per angkatan kerja untuk tahun 2007 sampai 2010 dapat dihitung dan nilai rata-ratanya digunakan sebagai pertumbuhan untuk tahun-tahun berikutnya Prakiraan Nasional

26 Hasil Perhitungan dengan Koreksi 1, 2, 3
Tabel-4. Prakiraan Kebutuhan Energi [TWh] dengan Koreksi Tahun RT Ind+Bis+Pub Total RE RUPTL 2012 74,666.1 98,799.6 173,465.8 73.48% 177.8 2013 82,533.9 104,975.5 187,509.5 77.39% 193.4 2014 90,882.9 111,504.6 202,387.4 81.23% 210.1 2015 99,737.8 118,403.4 218,141.1 85.00% 227.6 2016 109,124.7 125,719.5 234,844.2 88.68% 246.2 2017 119,071.0 133,459.4 252,530.3 92.29% 264.6 2018 129,605.1 141,635.3 271,240.4 95.84% 284.4 2019 140,757.2 150,260.4 291,017.6 99.33% 305.7 2020 148,423.4 159,347.7 307,771.1 100.00% 328.3 Prakiraan Nasional

27 Prakiraan Nasional

28 Tabel-5. Prakiraan Kebutuhan Energi [TWh] pada Pert Ekonomi 6%
Pertumbuhan Ekonomi Telah diberikan argumen bahwa di antara empat kelompok pelanggan PLN, pelanggan RT adalah pelanggan yang paling tidak terlalu terpengaruh oleh gejolak ekonomi baik dilihat dari jumlah pelanggan maupun konsumsi tenaga listriknya. Sebaliknya pertumbuhan ekonomi mempengaruhi pertumbuhan jumlah pelanggan maupun konsumsi energi Industri, Bisnis, maupun Publik. Jika faktor elastisitas 1,5 dan pertumbuhan ekonomi diasumsikan 6%, maka pertumbuhan konsumsi Ind+Bis+Pub menjadi 9%. Tabel-5. Prakiraan Kebutuhan Energi [TWh] pada Pert Ekonomi 6% Tahun RT Ind+Bis+Pub Total RE RUPTL 2012 74,666.1 106,461.9 181,128.1 73.48% 177.8 2013 82,533.9 117,421.2 199,955.1 77.39% 193.4 2014 90,882.9 129,470.5 220,353.3 81.23% 210.1 2015 99,737.8 142,712.3 242,450.1 85.00% 227.6 2016 109,124.7 157,296.7 266,421.4 88.68% 246.2 2017 119,071.0 173,334.7 292,405.6 92.29% 264.6 2018 129,605.1 190,953.4 320,558.5 95.84% 284.4 2019 140,757.2 210,290.7 351,047.8 99.33% 305.7 2020 148,423.4 231,494.5 379,917.9 100.00% 328.3 Prakiraan Nasional

29 Prakiraan Nasional

30 Kesimpulan Suatu cara untuk melakukan prakiraan kebutuhan tenaga listrik sampai tahun telah diusulkan. Proses perhitungan diawali dengan mencari koridor pertumbuhan kebutuhan energi. RUPTL berada dalam koridor yang dihitung. Dengan pertumbuhan pasokan energi rata-rata 5% per tahun pada kelompok pelanggan Industri+Bisnis+Publik, pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik masih lebih rendah dari pertumbuhan menurut RUPTL Walaupun tidak ditampilkan perhitungannya, dapat disebutkan disini bahwa kurva RUPTL akan tercapai pada pertumbuhan Industri+Bisnis+Publik sebesar 6,7%. Jika faktor elastisitas adalah 1.5, RUPTL dapat terlaksana pada pertumbuhan ekonomi 5%. Pertumbuhan ekonomi sebesar 6% belum cukup untuk meraih kembali pertumbuhan tinggi yang pernah dicapai sebelum krisis ekonomi 1998. Referensi: 1].Buku Statistik PLN 1999 – ]. Proyeksi penduduk, BPS 2005, kolaborasi Bappenas, BPS, UNFPA. 3]. Sensus Penduduk 2010, BPS, 2011. Prakiraan Nasional


Download ppt "Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik Nasional"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google