Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ELABORASI TEORI PSIKOANALISIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ELABORASI TEORI PSIKOANALISIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM"— Transcript presentasi:

1 ELABORASI TEORI PSIKOANALISIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Psikoanalisis Islam # Bekerja dengan menjelaskan # Bersifat Horizontal dan tingkah laku manusia yang bersifat vertikal Horizontal # Mencetuskan dari hasil renungan # Sumber informasi utama pengalaman, uji laboratorium dari Al Qur’an dan hadits

2 Psikoanalisis Dalam Perspektif Islam
QS An Nazi’at 37-41: فَأَمَّا مَنْ طَغَى (37) وَآَثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (38) فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى (39) وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى (40) فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى Lafadz طَغَى dan آَثَرَ merupakan istilah yang biasa digunakan Freud untuk mendefinisikan tingkah id, sedangkan lafadz خَافَ dan نَهَى adalah superego yang mengevaluasi segala keinginan id

3 QS Al Baqarah 36: فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ Adam dan hawa dengan tipu daya syaitan memakan buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan keduanya keluar dari surga, itulah yang dimaksud oleh freud mengenai hubungan id yang mendorong ego untuk memenuhi segala keinginannya

4 QS Yusuf 53: وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ (53) Menggambarkan id (nafsu) sebagai sesuatu yang bersifat لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ amat sangat mendesak ego untuk bertindak buruk. Sang ego baru bisa lepas dari pengaruh id bila dibimbing (oleh super ego) untuk menerima rahmat (ajaran) Allah

5 Konsep Kepribadian Menurut Islam
Pengertian kepribadian menurut Islam dapat kita perhatikan dalam rangkaian QS Al Isra’ 36, Al A’raf 179, As Sajdah 9, Ar Ra’du dan An Nazi’at 401 yaitu : kepribadian adalah totalitas dari kegiatan komponen- komponen dalam kesatuan lingkungan jasmaniah-ruhaniah yang terbina melalui proses ta’dibiyah, tarbiyah, pengalaman dan pengaruh lingkungan hidup yang membentuk cara- cara berpikir, berkehendak, berperasaan dan bertingkah laku, yang menjadi cirri khas sikap mental dan citra seseorang dalam menghadapi sesuatu.

6 Organ Ruhaniah Pembentuk Kepribadian
Akal, sesuatu yang halus yang mengerti segala sesuatu untuk menangkap segala ilmu pada diri manusia. Hati nurani, tempat benih iman dan instink ruhaniah, keyakinan atau instink rabbani sebagai hidayah naluri dari Allah yang diberikan sejak alam arwah Nafsu, tempat timbulnya keinginan yang di dorong oleh motif dari luar maupun dari dalam Hawa, keinginan lebih yang menimbulkan sifat serakah pada manusia, selalu merasa kekurangan, keluh kesah dan kikir Perasaan, komponen jiwa yang selalu memberikan evaluasi dan menanggung akibat yang ditimbulkan oleh peristiwa kejiwaan

7 Tahapan Nafsu Arti nafsu secara lughawi adalah Ar ruuh, ad damu, ash shakhsyu, adz dzaatu dan alhimmah. Dalam perjuangan merubah jiwa, perlu melalui berbagai tahapan nafsu, sehingga terdapat beberapa tingkatan kejiwaan atau keprbadian, yaitu

8 Nafsu Ammarah, yaitu keadaan jiwa yang masih binal, belum punya pedoman tentang yang baik dan yang buruk (QS Yusuf 53) Nafsu lawwamah, yaitu keadaan jiwa yang sudah mengenal baik dan buruk akan tetapi belum mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk (Al Qiyamah 2)3 Nafsu Musawwalah, yaitu keadaan jiwa yang sudah mengenal baik dan buruk akan tetapi belum mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk (Asy Syams 7-10)3 Nafsu muthmainnah, keadaan jiwa yang sudah mengetahui yang baik dan mampu mengerjakannya, serta sudah mengetahui yang buruk dan mampu pula meninggalkannya. Meski terkadang terlanjur berbuat dosa tetapi segera bertaubat sehingga dapat merasakan ketenagan lahir batin (QS Al Fajr 27)4

9 Nafsu mudhammah, jiwa yang sudah mendapat ilham dari Allah SWT.
Nafsu Radhiyah, kualitas jiwa yang sudah penuh dengan rasa kecintaan dan kerelaan pada Allah SWT dalam segala aspek kehidupan (QS Al Ghasyiyah 9 dan QS Al Haqqah 21)5. Nafsu mardhiyah, jiwa yang sudah diridhai oleh Allah SWT, yaitu jiwa para Nabi yang telah diridhai oleh Allah (Al Fajr 28)6. Nafsu kamilah, kualitas jiwa yang sudah sempurna, jiwanya para Rasul yang ma’shum.

10 Tahapan Niat Menurut Fatchur Rahman dalam kitabnya Al Haditsun, untuk mencapai kematangan nafsu tersebut, perlu beberapa proses terbentuknya niat sebagai langkah awal seseorang untuk melakukan tindakan atau amal, yaitu:

11 Hajis, yaitu goresan atau lintasan hati sebagai permulaan munculnya kehendak yang menjadi momen timbulnya alasan-alasan. Khathir, yaitu rangsangan hati sebagai perkembangan dari tahap pertama, kemudian bergerak menjadi rangsangan yang lebih kuat Hadits nafs, yaitu suara hati sebagai perkembangan lebih lanjut dari khathir yang bergerak untuk menentukan dan membisikkan suara hati ke dalam jiwa, untuk melakukan atau tidak melakukan. Posisi keduanya dalam keadaan seimbang Hamm, yaitu cita hati sebagai momen memilih anatara 2 keseimbangan yang mulai memberat pada salah satu, melaksanakan atau tidak. ‘Azam, yaitu hasrat yang kuat sebagai pemantapan dari hamm dan momen untuk mengambil keputusan tanpa ragu-ragu. Niyah, yaitu kehendak dan qashd sebagai momen untuk mulai berbuat. Amal, yaitu perbuatan yang dilakukan secara sadar yang sudah memasuki pada wilayah taklif

12 Dinamika Kepribadian Dalam Perspektif Islam
Perintah untuk memakan makan yang halal lagi thayyib Pembagian makanan yang dihalalkan dan makanan yang diharamkan Pengaruh kehalalan makanan terhadap factor penyebab terkabulnya doa

13 Daya Nafsani Mujib dan Yusuf Mudzakkir dalam bukunya mengemukakan bahwa manusia memiliki 3 daya nafsani yaitu Akal, fitrah insaniah yang berkedudukan di otak kalbu, fitrah ilahiah yang berkedudukan di jantung Nafsu, fitrah hayawaniah yang berkedudukan di perut dan alat kelamin

14 Perintah Memakan Makanan yang Halal
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (168) الأصل فى المعاملة مباح Diperbolehkannya makanan yang halal lagi baik adalah karena bermanfaat bagi badan dan akal, adakalanya makanan tersebut halal menurut zatnya akan tetapi dilihat dari proses mendapatkannya dilalui dengan tidak baik. Dan Allah SWT memerintahkan kepada para hambaNya agar meninggalkan makanan yang kotor dan haram karena akan berpengaruh negatif terhadap hati, akhlaq dan menghalangi hubungan dirinya dengan Allah SWT

15 Pembagian Makanan yang Diharamkan
QS Al Baqarah 173 إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنزيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلا عَادٍ فَلا إِثْمَ عَلَيْهِ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (173) } Ibrahim Bin Umar Al Biqa’i, ahli tafsir pada abad ke-15 menyatakan orang yang suka makan makanan haram bertabiat kasar, keras dan tidak suka menerima kebenaran Orang yang biasa memakan makanan haram akan terbiasa pula untuk melakukan tindakan yang tidak baik dan maksiat, itulah hubungan antara makanan haram yang masuk dalam perut akan menyebabkan perbuatan yang diharamkan pula

16 Islam tidak hanya mengatur mengenai hal makanan sebagai zat, tetapi juga mengatur bagaimana cara makan yang baik menurut islam agar makanan yang masuk tersebut di rihai oleh Allah SWT dengan membaca basmalah pada saat akan makan dan membaca hamdalah ketika selesai7

17 Proporsi makanan dalam tubuh
ما ملأ آدمي وعاء شرا من بطن بحسب ابن آدم أكلات يقمن صلبه فإن كان لا محالة فثلث لطامه وثلث لشرابه وثلث لنفسه Fu’ad bin abdul aziz asy syalhub dalam kitabnya menyatakan bahwa sikap berlebih-lebihan dalam mengambil makanan akan mengakibatkan tubuh menjadi sakit dan akan menyebabkannya terserang berbagai penyakit. Ia akan menyebabkan tubuh terasa penat dan malas sehingga ia merasa berat untuk mengerjakan amal-amal ketaatan, serta akan mewarisi hati yang keras

18 نحن قوم لا نأكل حتى نجوع وإذا أكلنا لا نشبع
Banyak orang menganggap ungkapan yang tersebut di atas sebagai hadits nabi, akan tetapi setelah ditelusuri secara mendalam ternyata ungkapan tersebut hanyalah sebuah nasehat yang ada ada dalam kitab Ar rahmah fit thiib war rahmah karya imam As Suyuti

19 Makanan Haram Merupakan Penyebab Tidak Terkabulnya Doa
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا.. Berdoa merupakan kemampuan fitrah seseorang hamba yang shalih untuk melakukan interaksi vertikal dengan Tuhannya. Kedekatan Allah akan membuat hamba-Nya menyaksikan kebesaran dan kesucian-Nya (ihsan) dengan interaksi vertikal yang bersifat transendental, empirik dan hidup, bukan spekulasi dan ilusi, sehingga dapat merasakan kehadiran Allah dalam setiap aktifitasnya, merasakan bekasan-bekasan pengingkaran, kedurhakaan dan dosa, dan mampu mengalami mukasyafah akal fikiran, qalb dan inderawi.

20 Maraji’ Mawaridul aman al muntaqa min ighatsatul lahfan fi mashayidisy syaithan, Ibnu Qayyim Al Jauziy Kitabul adab, Fu’ad Bin Abdul ‘Aziz Asy Syalhub. Pedoman puasa, Hasbi Ash-Shiddieqy Akhlaq berdakwah, Abdul Khaliq Muchtar Rahiqul makhtuum, Shafiyur Rahman Al Mubarakfuri DVD Maktabah syamilah CD Kutubut tis’ah Minhajul ‘abidin, Al Ghazali Foto Copy materi kuliah Yusuf A. Hasan Al Qur’an Paradigma psikoanalisis Sigmund Freud, Devi Ari Nuansa-nuansa Psikologi Islam, Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakir Halal dan Haram dalam Islam, Yusuf Al Qaradhawi Jami’ud Dua’wadzikir, Ibnu Taimiyah Tafsir Al-Qur'an Al-adzim, Al-Hafidh Ibnu Katsir Psikoanalisis dan agama, Erich Fromm


Download ppt "ELABORASI TEORI PSIKOANALISIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google