Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TEKNOLOGI MINYAK, EMULSI DAN OLEOKIMIA MINGGU 14

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TEKNOLOGI MINYAK, EMULSI DAN OLEOKIMIA MINGGU 14"— Transcript presentasi:

1 TEKNOLOGI MINYAK, EMULSI DAN OLEOKIMIA MINGGU 14
APLIKASI TEKNOLOGI EMULSI 1. PRODUK PERSONAL CARE 2. PRODUK CLEANING AGENT 3. TEKNOLOGI IOR & EOR 4. PRODUK HERBISIDA DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2 1. PERSONAL CARE PRODUCT SUSU PEMBERSIH (CLEANSING MILK)
HAND AND BODY CREAM KHITOSAN PADA PEMBUATAN SKIN CREAM ROLL ON SABUN MANDI CAIR SABUN TRANSPARAN SHAMPOO SHOWER GEL

3 1.1 SUSU PEMBERSIH (CLEANSING MILK)
Susu pembersih (cleansing milk) merupakan sediaan kosmetik yang digunakan untuk perawatan kulit agar kulit menjadi bersih dan sehat, terlindung dari kekeringan dan sengatan cuaca, baik panas matahari maupun dingin dan nampak segar dengan tekstur kulit yang lembut dan menarik (Wasitaatmadja, 1997). Keunggulan pemakaian krim pembersih ini adalah dapat Menghilangkan bahan kimia alami make-up pada wajah dengan mudah. Hal ini dikarenakan krim pembersih mempunyai formula spesifik yang tidak dimiliki air dan sabun, untuk melarutkan atau mengangkat pewarna make-up atau kotoran pada kulit.

4 FORMULASI SUSU PEMBERSIH
• Formula kosmetik dapat tersusun dari bahan yang sangat bervariasi dan jumlahnya mencapai ribuan jenis. • Beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam memformulasikan susu pembersih adalah : 1.  Produk bersifat stabil dan berpenampilan baik. 2.  Akan meleleh atau melunak ketika dioleskan di kulit. 3.  Mudah diratakan tanpa tahanan, selama pemakaian tak ada rasa berlemak/berminyak. Setelah airnya menguap sisa-sisa krim tidak mengental. 4. Kerja fisik pada kulit dan pembukaan pori-pori memperlihatkan kulit kemerahan. Efek fisik ini lebih besar daripada efek absorpsinya. 5. Setelah pemakaian krim akan tertinggal film emolien tipis di kulit.

5 Komponen-komponen yang menyusun formula susu pembersih:
1. Emulgade ® SE-PF (gliseril stearat (and),ceteareth (and), ceteareth-12 (and), setearil alkohol (and), setil palmitat). Emulgade merupakan bahan yang berfungsi sebagai emulsifier yaitu bahan yang memungkinkan tercampurnya semua bahan-bahan secara merata (homogen) (Wasitatmadja, 1997). Menurut Roeswoto (2001) umumnya suatu emulgator memiliki sifat menurunkan tegangan permukaan antara dua cairan (surfactant). Bahan ini mempunyai karakteristik berwarna putih hingga kuning terang dan memiliki pH 5,5 - 7, Masa simpan emulgade sekitar satu tahun pada suhu dibawah 30 0C.

6 2. Lannete ® O (stearil alkohol)
Lannete berfungsi sebagai bahan penstabil (consistency factor) pada emulsi tipe o/w dengan cara meningkatkan kekentalan sistem emulsi. Bahan ini berwarna putih atau kuning terang dan dalam bentuk pelet. Titik leleh lannete ® O berkisar antara C dan mempunyai masa simpan sekitar satu tahun dalam temperatur dibawah 40 0C.

7 3. Isopropil Palmitat (IPP)
Isopropil palmitat berfungsi sebagai bahan pelembut. Penampakan fisik dari isopropil palmitat adalah cairan tidak berwarna, mudah dituang dan berbau lemak. Isopropil palmitat tidak larut dalam air namun larut dalam aseton dan minyak jarak. Bahan ini memiliki berat jenis 0,852-0,854 g/cm3 dan masa simpan sekitar satu tahun pada suhu dibawah C. Rumus molekul IPP adalah C19H38O2 . 4. Trietanolamine (TEA) Trietanolamine merupakan surfaktan anionik dengan penampakan fisik berupa cairan kental berwarna jernih. TEA sangat sensitif terhadap cahaya sehingga penyimpanannya harus dalam wadah gelas berwarna gelap.

8 5. Gliserin Gliserin berfungsi sebagai bahan pelembab. Penampakan fisik gliserin adalah cairan seperti sirup, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis, diikuti rasa hangat dan higroskopis. Gliserin larut dalam air dan etanol, dan tidak larut dalam kloroform, eter serta dalam minyak lemak. Suhu lebur gliserin adalah 50 0C. 6. Metil Paraben Metil paraben merupakan bahan pengawet produk yang berguna untuk meningkatkan masa pakai produk. Bahan pengawet digunakan untuk meniadakan pengaruh bakteri- bakteri terhadap kosmetik sehingga kosmetik yang dihasilkan tetap stabil. Penampakan fisik metil paraben berbentuk serbuk putih dan merupakan anti bakteri. Metil paraben merupakan bahan pengawet yang penting dan banyak digunakan dalam produk kosmetika.

9 7. Gelatin Nama lain dari gelatin adalah gelfoam, puragel, gel dan gelatium. Bentuk fisik dari gelatin dapat berupa lembaran, kepingan, serbuk/butiran, tidak berwarna/kekuningan, pucat, berbau dan rasa lemak. Suhu lebur gelatin pada suhu 50 0C. Gelatin merupakan bahan pengental alami yang berasal dari hidrolisat protein. Gelatin yang digunakan pada formulasi susu pembersih ini adalah gelatin tipe A yang didapatkan dari kulit sapi melalui proses asam. Gelatin larut dalam air yang bersuhu 71,1 0C dan akan membentuk gel pada suhu kurang dari 48,9 0C (Glicksman, 1969).

10 Diagram Alir Proses Pembuatan Susu Pembersih (Cleansing Milk)
Pemanasan (800C) dengan Pengadukan Menggunakan Stirer Pengadukan Pendinginan sampai 400C Pengadukan (homogenizer) Sediaan B Sediaan A Sediaan C Larutan homogen Preservatif (Pengawet 2%) Cleansing Milk Deionized water % Gelatin ,5; 1,0;1,5 % Trietanolamine % Gliserin % Isopropil palmitat (5,0 %) Emulgade SE-PF (8,0 %) Lannete O (1,0 %) Diagram Alir Proses Pembuatan Susu Pembersih (Cleansing Milk)

11 Bahan baku Cleansing Milk

12 Bahan baku Cleansing Milk

13 Produk Cleansing milk

14 Standar Mutu Pembersih Muka Menurut SNI (1996)
No. Kriteria uji Satuan Persyaratan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Penampakan pH (25 oC) Bobot jenis 25 oC Viskositas 25 oC Pengawet Pewarna Cemaran mikroba Angka lempeng total  Cps Sesuai Permenkes No.376/ Menkes/ Per/ VIII / 1990 Sesuai Permenkes No.376/ Menkes / Per/ VIII/ 1990 koloni/g Baik 4,5-7,8 0,925-1,05 3,000-50,000 maks. 102 Perlakuan terbaik Konsentrasi gelatin : 0,5 % pH : 7,55 Bobot jenis relatif : 0,946 g/l Total lempeng mikroba : 70 koloni/gram Viskositas : 3814,2 cP

15 1.2 HAND AND BODY CREAM Cream merupakan salep yang banyak mengandung air (30–60%). Konsistensinya lebih lunak dari pada salep. Penggunaannya biasanya pada daerah–daerah yang peka atau sensitif (Imron, 1985) . Cream adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih zat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (DepKes RI , 1995). Umumnya produk cream berbentuk O/W dengan fasa minyak dan humektan yang lebih banyak dari produk lotion. Terdiri dari 15 – 40 % fasa minyak dan 5 – 15 % fasa humektan, karakteristik penampakannya hampir sama dengan produk lotion (Schmitt, 1996).

16 Menurut Mitsui (1997), cream berfungsi melindungi kulit dari perubahan cuaca, radiasi ultraviolet dan membuat kulit tampak indah dan sehat. Cream juga berfungsi sebagai pelembab bagi kulit, membuat tangan menjadi lembut tetapi tidak meninggalkan rasa lengket pada kulit setelah pemakaian dan mudah dioleskan. Dalam pembuatan cream digunakan beberapa bahan yaitu cremophor A 6 (ceteareth dan stearil alkohol), cremophor A 25 (ceteareth 25), gliserol monostearat, isopropil palmitat, paraffin cair, setil alkohol, dimetikon, sorbitol, metil paraben, dan aquades.

17 1. Cremophor A 6 2. Cremophor A 25
Cremophor A 6 bentuknya seperti lilin, bewarna putih dan berbau khas yang merupakan emulsifier nonionik, pembentuk konsistensi, pengemulsi minyak dalam air, tetapi dapat membentuk efek penyabunan sehingga harus ditambah dimetikon. 2. Cremophor A 25 Cremophor A 25 berbentuk serbuk halus, bewarna putih dan berbau khas lemah yang merupakan pengemulsi minyak dalam air dan berfungsi juga sebagai emulsifier.

18 3. Gliserol Monostearat Isopropil Palmitat
 Gliserol monostearat berbentuk bubuk halus, bewarna kekuningan, memiliki bau yang khas merupakan suatu campuran mono dan diester dari asam–asam stearat dan palmitat, tidak larut dengan baik dalam air.  Berfungsi sebagai emulsifier selain itu berfungsi juga sebagai antimikroba. Isopropil Palmitat Isopropil palmitat berupa cairan jernih yang berfungsi sebagai pensuplai minyak dan sebagai pelembut.

19 Paraffin Cair  Paraffin cair merupakan cairan yang tidak berwarna, jernih dan tidak berbau serta tidak larut dalam alkohol dan air, berfungsi sebagai pelembut kulit yang sangat baik kerena bersifat tidak aktif dan tidak menembus kedalam kulit, tidak memiliki atau hanya sedikit memiliki potensi komedogenik.  Sifat lemaknya, dapat membentuk suatu lapisan film pada kulit yang dapat meningkatkan hidrasi dengan cara memblok evaporasi air secara normal, selain itu berfungsi juga sebagai pembentuk konsistensi.

20 Setil Alkohol Dimetikon
 Setil alkohol berbentuk butiran atau serpihan kecil dan licin, bewarna putih tidak larut dalam air yang berfungsi sebagai stiffening agent (2 – 10 %), pelembut (2 – 5 %) dan emulgator lemah (2–5 %).  Memperbaiki stabilitas emulsi O/W, memperbaiki konsistensi atau zat pembentuk.  Berfungsi juga sebagai surfaktan nonionik selain itu merupakan pelembut yang efektif pada produk cream. Dimetikon Dimetikon berbentuk cairan jernih, tidak berbau dan tidak larut dalam air yang merupakan minyak hidrofobik dengan perlindungan kulit yang baik sehingga tidak terasa lengket dikulit pada saat digunakan, selain itu berfungsi juga untuk mencegah efek penyabunan.

21 Sorbitol Metil Paraben
Sorbitol berbentuk cairan agak kental yang merupakan humektan untuk mengontrol perubahan kelembaban antara produk dengan udara pada kulit. Berat molekular dan viskositasnya tinggi dan nonvolatil. Dengan digunakannya sorbitol maka konsistensi produk cream akan menjadi sedang, selain itu berfungsi juga sebagai plastisizer. Metil Paraben Metil paraben berbentuk serbuk halus dengan warna putih adalah bahan pengawet yang efektif terhadap jamur dan mikroba yang efektif pada rentang pH

22 Diagram Alir Proses Pembuatan Hand and Body Cream
Sorbitol 3 % Metil paraben 0, 1 % Gelatin 0;0,5;1;1,5 % Aquades % Pemanasan dan pengadukan hingga homogen (70 – 75oC) selama 5 menit Cremophor A 6 1% CremophorA % GMS 2, 5 % Setil alkohol 1, 5 % Parafin cair 3 % Dimetikon 0, 1 % Pemanasan dan pengadukan hingga homogen ( 70 – 75oC) selama 5 menit Pendinginan hingga 50 – 60oC Sediaan I Sediaan II Pengadukan pada suhu 50 – 60oC selama 15 menit Hand and body cream Diagram Alir Proses Pembuatan Hand and Body Cream

23 Standar Mutu Sediaan Tabir Surya
No. Kriteria uji Satuan Persyaratan 1. 2. 3. 4. 5. Penampakan pH Bobot jenis, 20oC Viskositas, 25oC Cemaran mikroba cp Koloni/g Homogen 4,5 – 8, 0 0, 95 – 1, 05 2000 – 50000 maks. 102 Sumber : SNI (1996)

24 1.3 SKIN CREAM  Skin cream merupakan produk emulsi yang dalam formulanya menggunakan suatu bahan yang berfungsi sebagai humektan.  Humektan adalah suatu zat yang ditambahkan ke dalam sediaan kosmetik yang berfungsi mempertahankan kandungan air produk pada permukaan kulit saat pemakaian.  Humektan yang digunakan dalam pembuatan cream saat ini ada yang bersifat alami misalnya sorbitol atau yang berupa zat-zat kimia yang seperti polyetilen glikol.  Humektan sintetis dapat menyebabkan masalah pada kulit. Zat humektan tadi dapat menyerap air dari kulit manusia, sehinggga kulit akan berubah menjadi kering sehingga kulit mengalami iritasi.

25 . Skin cream merupakan produk emulsi yang dalam
 Skin cream merupakan produk emulsi yang dalam formulanya menggunakan suatu bahan yang berfungsi sebagai humektan.  Humektan adalah suatu zat yang ditambahkan ke dalam sediaan kosmetik yang berfungsi mempertahankan kandungan air produk pada permukaan kulit saat pemakaian.  Humektan yang digunakan dalam pembuatan cream saat ini ada yang bersifat alami misalnya sorbitol atau yang berupa zat-zat kimia yang seperti polyetilen glikol.  Humektan sintetis dapat menyebabkan masalah pada kulit. Zat humektan tadi dapat menyerap air dari kulit manusia, sehinggga kulit akan berubah menjadi kering sehingga kulit mengalami iritasi.

26 Komponen penyusun skin cream :
Pelembut Pelembab Pengemulsi bahan pengisi Pembersih bahan aktif pelarut pewangi pengawet

27 Diagram Proses Pembuatan Skin Cream
Cremophor A6 1,5% Cremophor A25 1,5% Gliserol monostearat 3,5% Paraffin liquid 4,0% Setil alkohol 3,0% Dimetichon 2,0% Air hingga 100% Metil Paraben 0,1% Khitosan (0; 1; 2; 3%) Pemanasan dan pengadukan hingga homogen (70-75C) Pemanasan dan pengadukan hingga homogen (70-75C) Sediaan 1 Sediaan 2 Pendinginan dan pengadukan ( <50C) Fragrance Skin cream Diagram Proses Pembuatan Skin Cream

28 Tabel. Syarat Mutu Skin Cream sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
No Uraian Satuan Persyaratan 1 Deskripsi - - Homogen Bebas partikel asing 2 pH 3,5 – 8,0 3 Raksa dan senyawanya Negatif 4 Hidrokinon monobenzileter 5 Cemaran mikroba Angka lempeng total Koloni/gram Maksimum 105 Staphyloccocus aureus Pseudomonas aeruginosa Candida albicans

29 1.4 ROLL ON Deodoran merupakan sediaan kosmetika yang mengandung zat-zat yang dapat mengurangi atau menghilangkan bau keringat serta mencegah terjadinya bau keringat.  Deodoran bekerja sebagai absorben, dimana dapat mengikat bau secara absorpsi kimia yang disebabkan penguraian keringat oleh bakteri.  Beberapa bentuk sediaan deodoran : - padat (batang dan serbuk) - cair (splash dan roll-on) - aerosol  Deodorant roll-on merupakan salah satu contoh bentuk sistem emulsi minyak dalam air (O/W) seperti lotion yang mempunyai kekentalan tertentu.

30 FORMULASI DEODORANT  Didalam formulasi deodorant roll-on terdapat bahan-bahan yang bersifat sebagai pelarut (solvent), pengental (thickener), pengemulsi (emulsifier), stabilizer, pelembut kulit (emollient), humektan, zat aktif anti bakteri serta bahan aditif (parfum dan preservatif ).  Bahan-bahan penyusun yang digunakan dalam formulasi deodorant roll-on : - air bebas ion (deionized water) - gum xanthan - eumulgine®B2 (ceteareth-20 - cetil alkohol - gliserin - mineral oil - isopropil palmitat - silikon T.350 - parfum - triklosan - metil paraben

31 Komposisi Kimia Formula Deodorant Roll-On
Bahan-Bahan Komposisi (% w/w) Gum xanthan Eumulgine®B2 (Ceteareth-20) Cetil alkohol Gliserin Mineral oil Isopropil palmitat (IPP) Silicon oil T.350 Parfum Triklosan Metil paraben Air deionisasi 0,5 2,0 1,5 3,0 q.s 0,2 0,25 ditambahkan hingga 100 g TOTAL 100 q.s = quantity sufficient to make (secukupnya)

32 1. Air bebas ion (deionized water)
Air yang dihasilkan dari proses penyaringan dengan menggunakan bahan aktif resin sebagai filternya, dimana air yang mengandung ion-ion logam dan pengotor-pengotor yang tersuspensi tersaring oleh bahan aktif resin melalui suatu penyaring submikron. 2. Gum xanthan Gum xanthan merupakan bahan pengental dan penstabil emulsi dengan bobot molekul tinggi yang diperoleh dari fermentasi karbohidrat oleh Xanthomonas campestris. Bahan ini mempunyai karakteristik berwarna putih kecoklatan. 3. Eumulgine®B2 (Ceteareth-20) Eumulgine®B2 merupakan bahan yang berfungsi sebagai emulsifier yaitu bahan yang memungkinkan tercampurnya semua bahan-bahan secara merata. Bahan ini mempunyai karakteristik berwarna putih. Masa simpan Eumulgine®B2 sekitar satu tahun pada suhu dibawah 30oC.

33 4. Cetil alkohol Cetil alkohol merupakan alkohol lemak yang berbentuk butiran padat, berwarna putih, tidak larut dalam air, namun larut dalam klorofom, eter dan alkohol panas. Cetil alkohol berfungsi sebagai emulsifier. 5. Gliserin Gliserin berfungsi sebagai bahan pelembab (humektan). Penampakan fisik gliserin adalah cairan seperti sirup, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis dan higroskopis. Gliserin larut dalam air dan etanol, namun tidak larut dalam kloroform, eter serta dalam minyak lemak. Suhu lebur gliserin adalah 50oC. 6. Mineral oil Mineral oil merupakan cairan yang tidak berwarna, jernih dan tidak berbau serta tidak larut dalam alkohol atau air. Mineral oil berfungsi sebagai pelembut kulit (emollient).

34 7. Isopropil palmitat (IPP)
Isopropil palmitat berfungsi sebagai bahan pelembut kulit (emollient). Penampakkan fisik dari isopropil palmitat adalah cairan tidak berwarna, mudah dituang dan berbau lemak. Isopropil palmitat tidak larut dalam air namun larut dalam aseton dan minyak jarak. Bahan ini memiliki berat jenis 0,852-0,854 g/cm3 dan masa simpan sekitar satu tahun pada suhu dibawah 30C. Rumus molekul IPP adalah C19H38O2. 8. Silicon Oil T.350 Silicon oil merupakan minyak berbobot molekul tinggi yang dapat melindungi kulit dengan baik dan tidak terasa lengket dikulit. Selain itu silicon oil juga mempunyai fungsi menghilangkan busa yang ditimbulkan pada proses pengadukan bahan-bahan yang akan dibuat menjadi produk. Silicon oil biasanya diklasifikasikan berdasarkan viskositas. Silicon oil T.350 mempunyai bentuk cairan jernih, kental dan tidak berbau.

35 9. Parfum Parfum atau bahan pewangi (fragrance) sering ditambahkan agar produk mempunyai bau yang menarik. Parfum merupakan campuran aromatik berupa minyak wangi yang berbahan alami, campuran minyak wangi yang berbahan alami dan minyak wangi berbahan sintetis, atau minyak wangi yang berbahan sintetis. Parfum merupakan ciri yang penting untuk daya tarik penjualan dengan memberikan pengaruh tinggi terhadap konsep back to nature. Parfum yang digunakan mempunyai aroma herbal yang memberikan timbulnya kesegaran alami. 10. Triklosan Triklosan merupakan bahan aktif pada produk deodoran yang berfungsi menghambat aktivitas penguraian keringat oleh bakteri gram positif dan bakteri gram negatif, sehingga timbulnya bau badan dapat dicegah. Triklosan mempunyai karakteristik serbuk bewarna putih.

36 11. Metil paraben Metil paraben merupakan bahan anti mikroba atau bahan pengawet yang larut dalam air. Bahan pengawet digunakan untuk meniadakan pengaruh bakteri-bakteri terhadap produk kosmetik sehingga produk kosmetik yang dihasilkan tetap stabil. Metil paraben mempunyai bentuk berupa serbuk halus, putih dan hampir tidak berbau.

37 Diagram alir proses pembuatan deodorant roll-on
Homogenisasi Gliserin 2%, Mineral oil 1,5%, IPP 1,5%, Silicon oil 3% Gelatin 0,4; 0,6; 0,8% + air deionisasi sampai 100% Pengadukan dan pemanasan dengan suhu 40-60C Larutan gelatin Eumulgine 2% dan Cetil alkohol 1,5% Pendinginan sampai suhu 30C Sediaan 1 Dipanaskan sampai meleleh Sediaan 2 Parfum q.s,Triklosan 0,2%, Metil paraben 0,25% Diagram alir proses pembuatan deodorant roll-on

38

39 1.5 SABUN MANDI CAIR Sabun mandi adalah sabun natrium yang pada umumnya ditambahkan zat pewangi atau antiseptik dan digunakan untuk membersihkan tubuh manusia dan tidak membahayakan kesehatan. Fungsi utama sabun mandi yaitu untuk mengangkat kotoran, sel-sel kulit mati, mikroorganisme dan bau badan (SNI, 1994). Sabun mandi cair adalah sediaan pembersih kulit berbentuk cair yang dibuat dari bahan dasar sabun atau deterjen dengan penambahan bahan lain yang diijinkan dan digunakan untuk mandi tanpa menimbulkan iritasi pada kulit (SNI, 1996)

40 Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memformulasi sabun mandi cair :
a. Karakteristik pembusaan yang baik b.  Tidak mengiritasi mata, membran mukosa dan kulit c. Mempunyai daya bersih optimal dan tidak memberikan efek yang dapat merusak kulit d. Memiliki bau parfum yang bersih, segar dan menarik.

41 Bahan-bahan penyusun sabun 1. bahan dasar
2. bahan tambahan 1. Bahan dasar sabun adalah bahan yang memiliki sifat utama sabun yaitu membersihkan dan menurunkan tegangan permukaan air. 2. Bahan tambahan berfungsi untuk memberikan efek-efek tertentu yang diinginkan oleh konsumen seperti efek melembutkan kulit, antiseptik, harum dan sebagainya. Bahan-bahan yang digunakan dalam sabun adalah surfaktan, bahan pewangi, bahan pengental, preservatif dan emollient.

42 1. Surfaktan 2. Bahan Pewangi
Surfaktan merupakan bahan utama dalam formula sabun mandi cair. Keberadaan surfaktan (surface active agents) yang mendominasi dalam formula sabun yang menyebabkan sabun termasuk dalam produk yang dapat menurunkan tegangan permukaan air. Sodium lauril eter sulfat dan cocoamide propil betain. 2. Bahan Pewangi Bahan pewangi merupakan bahan yang ditambahkan kedalam suatu produk kosmetika dengan tujuan untuk menutupi bau yang tidak enak dari bahan lain dan untuk memberikan wangi yang menyenangkan terhadap pemakainya.

43 Gelatin dan Sodium klorida
Gelatin dan sodium klorida merupakan bahan-bahan yang dapat meningkatkan kekentalan dalam produk sabun mandi cair. Selain sebagai peningkat kekentalan, gelatin juga dapat berfungsi sebagai emulsifier dan effervescing agents (agen pembentuk busa) Preservatif Preservatif berfungsi sebagai pengawet sehingga produk kosmetika tidak cepat menjadi rusak. Preservatif yang digunakan biasanya terdapat dalam konsentrasi yang kecil pada produk agar tidak mengiritasi kulit. 5. Emollient Emollient biasanya ditambahkan pada sabun mandi untuk kesenangan konsumen juga untuk mengurangi kemungkinan iritasi kulit.

44 1. Sodium Lauril Eter Sulfat (Sles)
Bahan-bahan penyusun yang digunakan dalam formulasi sabun mandi cair terdiri atas : 1. Sodium Lauril Eter Sulfat (Sles) Sodium lauril eter sulfat (Sles) merupakan surfaktan anionik dan bahan dasar utama yang sering digunakan dalam sediaan pembersih seperti shampo, sabun mandi busa dan sabun mandi gel. Memiliki karakteristik pembusaan yang baik dan mudah mengental dengan penambahan garam. Sles berbentuk pasta bening agak kuning, memiliki pH antara 7,0-9,0. 2. Cocoamide Propil Betain Cocoamide propil betain merupakan surfaktan amphoterik dengan pH antara 6,0-7,5 berbentuk cair dan bening kekuningan dengan bau khas.

45 3. PEG-7-gliseril Cocoat 4. Bronidoks L 5. Sodium Klorida Gelatin
PEG-7-gliseril cocoat berfungsi sebagai agen pelembab pada sediaan pembersih yang dapat memberikan efek terbaik setelah penggunaan. 4. Bronidoks L Fungsi dari bronidoks L adalah sebagai preservatif pada sediaan pembersih tubuh karena aman digunakan pada kulit. 5. Sodium Klorida Sodium klorida merupakan elektrolit yang digunakan sebagai peningkat kekentalan. Gelatin Gelatin merupakan bahan pengental alami yang berasal dari hidrolisat protein.

46 Formula Sabun Mandi Cair
Bahan-bahan Komposisi (%) w/w Natrium lauril eter sulfat Cocamido propil betain PEG-7 gliseril cocoat Sodium klorida Preservatif Bahan pewangi (minyak adas kasar, fraksi terpen, dan terpen-o) Bahan pengental (gelatin) Akuades 28 3 2,5 1 0,02 0,5 ; 1 ; 1,5 1 ; 1,5 ; 2 ditambahkan hingga 100 Total 100

47 28 gr sodium lauril eter sulfat + akuades Gelatin 1;1,5;2% + akuades
Kocok homogen Kocok homogen Adonan 1 Adonan 2 Kocok homogen 3 gr cocamido propil betain 2,5 gr PEG-7 gliseril cocoat minyak adas 0,5;1;1,5% Adonan 3 Kocok homogen Adonan 4 Kocok homogen 0,02 gr preservatif 1gr NaCl akuades Adonan 5 Kocok homogen Adonan 6 Kocok homogen Diagram Alir Proses Pembuatan Sabun Mandi Cair Sabun Mandi Cair

48 Bahan Baku Sabun Mandi Cair

49 Sabun Mandi Cair Sebelum Diberi Warna

50 Produk sabun mandi cair yang telah ditambah bahan pewarna

51 Standar Mutu Sabun Mandi Cair
No. Jenis uji Satuan Persyaratan Mutu 1. Organoleptik : Bentuk Bau Warna Cairan homogen Khas 2. pH 6-8 3. Bahan aktif % min. 10 4. Bobot jenis relatif, 25 0C 1,01 – 1,10 5. Cemaran Mikroba (Angka lempeng total) Koloni/g maks. 1 x 105 Sumber : SNI (1996)

52 1.6 SABUN TRANSPARAN • Sabun mememiliki banyak jenis dan kegunaan, tetapi pada umumnya sabun digunakan untuk membersihkan dan menurunkan tegangan permukaan air. • Sabun mandi menurut SNI (1996) adalah sediaan pembersih kulit yang dibuat dari bahan dasar sabun atau deterjen dengan penambahan bahan lain yang diijinkan dan digunakan untuk mandi tanpa menimbulkan iritasi pada kulit. • Jenis sabun mandi padat : 1. Cold-made Sabun mandi cold-made kurang terkenal, tetapi sabun ini mempunyai kemampuan dapat berbusa dengan baik di dalam air garam. Sabun mandi ini biasanya banyak digunakan oleh para pelaut.

53 • Umumnya bahan baku yang digunakan untuk membuat sabun
2. Sabun opaque Sabun opaque adalah jenis sabun mandi yang biasa digunakan sehari-hari. 3. Sabun transparan. Sabun transparan atau disebut juga sabun gliserin adalah jenis sabun mandi yang dapat menghasilkan busa lebih lembut di kulit dan penampakannya berkilau jika dibandingkan dengan jenis sabun yang lain. • Umumnya bahan baku yang digunakan untuk membuat sabun 1. Lemak sapi, sumber C16 – C18 2. Minyak kelapa, sumber C12 – C14 3. Minyak Sawit, sumber C16 – C18 4. Minyak Inti Sawit, sumber C12 – C14 C16 – C C12 – C14 * Kekerasan * Pembusaan * Membersihkan kotoran

54 • Kelebihan sabun transparan : 1. Penampakan menarik (berkilau)
2. Busa lebih lembut (perawatan kulit) • Komposisi sabun transparan komersial terdiri dari : - sodium tallowate - sodium cocoate - air - gliserin - laktosa/sukrosa - alkohol - sodium stearat - parfum - pentasodium pentarat - EDTA • Sabun dapat mengangkat kotoran dari kulit karena memiliki dua gugus yang berbeda kepolarannya. Gugus non polar adalah gugus yang bersifat hidrofobik sehingga dapat mengikat kotoran pada kulit. Sedangkan gugus polar adalah gugus yang bersifat hidrofilik atau suka air sehingga ketika dibilas maka kotoran akan terikut dengan air bilasan.

55 1. Karakteristik pembusaan yang baik
• Menurut Willcox (1998), dalam memformulasi sabun mandi terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu : 1. Karakteristik pembusaan yang baik 2. Tidak mengiritasi mata, membran mukosa dan kulit 3. Mempunyai daya bersih optimal dan tidak memberikan efek yang dapat merusak kulit 4. Memiliki bau parfum yang bersih, segar dan menarik. • Pada umumnya bahan baku yang digunakan dalam sabun perawatan kulit adalah surfaktan, bahan pewangi, preservatif dan emollient. • Surfaktan merupakan bahan utama dalam formula sabun mandi cair. Keberadaan surfaktan (surface active agents) yang mendominasi dalam formula sabun yang menyebabkan sabun termasuk dalam produk yang dapat menurunkan tegangan permukaan air

56 •. Bahan pewangi merupakan bahan yang ditambahkan
• Bahan pewangi merupakan bahan yang ditambahkan kedalam suatu produk kosmetika dengan tujuan untuk menutupi bau yang tidak enak dari bahan lain dan untuk memberikan wangi yang menyenangkan terhadap pemakainya. • Bahan pewangi yang dipakai dalam produk kosmetika biasanya berasal dari bahan alami (campuran minyak atsiri) atau berasal dari bahan sintetik. • Preservatif berfungsi sebagai pengawet sehingga produk kosmetika tidak cepat menjadi rusak. • Preservatif yang digunakan biasanya terdapat dalam konsentrasi yang kecil pada produk agar tidak mengiritasi kulit. • Sabun mandi biasanya juga mengandung emollient (bahan pelembab). Hal ini dimaksudkan agar sabun tersebut tidak hanya memberi efek membersihkan saja tetapi juga efek melembutkan kulit

57 Diagram Alir Proses Pembuatan Sabun Transparan

58

59 FUNGSI-FUNGSI BAHAN BAKU
Sukrosa : Membantu perkembangan kristal Gliserin : Membentuk fase gel, sebagai humectan/ moisturizers, menghambat kristal gula yang dapat menyebabkan sabun menjadi opaque Ethanol : Membantu larutan menjadi jernih Trietanolamin : Menstabilkan busa dan membuat sabun menjadi labih lembut

60 VARIASI SABUN TRANSPARAN

61 Formulasi Sabun Transparan dengan perbandingan bahan-bahan yang digunakan *
Contoh Stok Sabun Gliserin Sukrosa Alkohol Trietanol- amin Formula 1 2 1.5 0.5 1.0 Formula 2 Formula 3 Formula 4 * Dihitung sebagai perbandingan bobot (b/b) berdasarkan jumlah stok sabun yang dihasilkan

62 1.7 SHAMPOO  Shampoo adalah produk untuk membersihkan kulit kepala dan rambut.  Shampoo yang efektif harus menghilangkan semua kotoran, minyak, dan kosmetik tanpa memberikan pengaruh yang merugikan kulit kepala dan rambut.  Shampoo adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk keramas rambut, sehingga setelah itu kulit kepala dan rambut menjadi bersih, dan sedapat mungkin rambut menjadi lembut, mudah diatur, dan berkilau (Depkes RI, 1985).  Menurut SNI , shampoo adalah campuran dari bahan–bahan kimia tertentu yang dipergunakan untuk mencuci dan membersihkan rambut dan kulit kepala serta tidak membahayakan kesehatan pamakai.

63  Shampoo harus memiliki sifat–sifat berikut :
1. Shampoo harus dapat membentuk busa yang berlebih, yang terbentuk dengan cepat, lembut, dan mudah dihilangkan dengan cara membilas dengan air. 2. Shampoo harus mempunyai sifat detergensi yang baik tetapi tidak berlebihan karena jika tidak kulit kepala menjadi kering. 3. Shampoo harus dapat menghilangkan semua kotoran pada rambut, tetapi dapat mengganti lemak natural yang ikut tercuci dengan zat lipid yang ada di dalam komposisi shampoo. 4. Shampoo yang dihasilkan tidak mengiritasi kulit kepala dan mata. 5. Shampoo harus tetap stabil. - Shampoo yang dibuat transparan tidak boleh menjadi keruh dalam penyimpanan. - Viskositas dan pH-nya juga harus tetap konstan. - Shampoo tidak boleh terpengaruh oleh wadahnya ataupun jasad renik dan dapat mempertahankan bau parfum yang ditambahkan ke dalamnya.

64 FORMULASI SHAMPOO • Umumnya shampoo terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan. • Bahan utama merupakan basis dari shampoo, biasanya dapat membentuk busa dan bersifat membersihkan. • Kebersihan dari hasil pencucian rambut tergantung pada : - jenis detergen yang digunakan - suhu cara pencucian - cara pembilasan - jenis air yang digunakan. • Bahan-bahan yang digunakan dalam salah satu formulasi shampoo : - sodium lauret sulfat (SLES) - cocoamidopropil betain - bronidox L - sodium klorida - cocoamide DEA - parfum - deionisasi

65 1. Sodium Lauret Sulfat (Texapon N 70)
Sodium lauret sulfat (SLES) berbentuk pasta bening kekuningan yang memiliki pH 7,0-9,0. Bahan ini dihasilkan dari lemak alkohol yang berasal dari tanaman yang telah diberi perlakuan etoksi dan sulfatasi. Bahan ini berbentuk pasta pada suhu ruang dan dapat dicairkan dengan alat pencampur yang sesuai. SLES memiliki karekteristik pembusaan yang baik dan mudah mengental dengan penambahan garam. SLES merupakan surfaktan anionik dan merupakan bahan dasar utama yang sering digunakan dalam sediaan pembersih seperti shampoo, sabun mandi busa dan sabun mandi gel.

66 2. Cocoamidopropil betain (Dehyton K)
Cocoamidopropil betain berbentuk cair, bening kekuningan dan berbau khas. Bahan ini merupakan surfaktan amfoterik dengan pH 6,0-7,5, yang umumnya digunakan untuk aplikasi umum dalam sediaan surfaktan (pembersih). Kombinasi antara surfaktan amfoterik dan anionik dalam larutan akan memberikan efek sinergis yang sangat baik yaitu perlindungan terhadap kulit dan memperbaiki sifat produk.

67 3. Propilen glikol 5-bromo-5-nitro-1,3-dioxane (Bronidox L)
Propilen glikol 5-bromo-5-nitro-1,3-dioxane adalah bahan berbentuk cairan bening dan umumnya tidak berwarna dengan pH minimum 5,0. Bahan ini sesuai digunakan sebagai pengawet pada sediaan surfaktan karena aman digunakan pada kulit. Konsentrasi maksimum penggunaan bronidox L pada formula adalah 0,4 %, karena pada konsentrasi tersebut dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada produk. Bronidox L stabil pada suhu maksimum 40 oC dan zat ini tidak berubah pada saat diaplikasikan pada sediaan surfaktan pada pH antara 5,0-8,0.

68 5. Cocoamide DEA (Comperlan KD RI)
4. Sodium klorida (NaCl) Sodium klorida merupakan elektrolit yang dapat digunakan sebagai peningkatan kekentalan. Penambahan sodium klorida yang tidak tepat sering tidak dapat memberikan tingkat kekentalan yang diinginkan karena penambahan sodium klorida secara terus-menerus dapat menurunkan tingkat kekentalan. 5. Cocoamide DEA (Comperlan KD RI) Cocoamide DEA berbentuk cairan padat berwarna bening dan berbau khas dengan pH 9,0-10,5. Bahan ini menyebabkan peningkatan viskositas, digunakan sebagai pengental dalam sediaan surfaktan.

69 7. Parfum Parfum merupakan campuran aromatik yang dapat barupa minyak wangi yang berbahan alami, minyak wangi yang berbahan alami dan minyak wangi berbahan sintetis, atau minyak wangi yang berbahan sintetis. Contohnya antara lain aroma herbal, buah-buahan, dan tumbuhan. Aroma tersebut memberikan timbulnya kesegaran alami. Parfum pada shampoo : - Kelarutannya baik dan sesuai - Tidak merubah warna formula - Tidak menimbulkan iritasi 7. Air deionisasi Air deionisasi merupakan air yang mengalami proses melalui lapisan-lapisan resin aktif untuk menghilangkan ion-ion logam dan penyaringan melalui submicron filter untuk menghilangkan suspensi-suspensi berupa kotoran atau bahan pencemar.

70 Komposisi Kimia Formula Shampoo
Bahan-Bahan Komposisi (% w/w) Sodium lauret sulfat (Texapon N 70) Sodium klorida Cocoamidopropil betain (Dehyton K) Cocoamide DEA Parfum Propilen glikol 5-bromo-5-nitro-1,3-dioxane (Bronidox L) Air deionisasi 20,0 2,0 5,0 0,2 ditambahkan hingga 100 TOTAL 100

71 Air deionisasi sampai 100 %
Pengadukan Bronidox L 0,2 % Pewangi 0,2 % Shampoo Sediaan I Pemanasan (T = oC) Sediaan II Pencampuran Gelatin (1%, 1,5%; 2%; 2,5%) Air deionisasi sampai 100 % 5% Cocoamidopropil betain 2% NaCl 10% air deionisasi 2% Sodium lauret sulfat Diagram alir proses produksi shampoo

72 Bahan baku Shampoo

73 Produk shampoo pada berbagai konsentrasi gelatin

74 Standar Mutu Shampoo (SNI 06-2692-1992)
Karakteristik Syarat Cara Pengujian Bentuk : - Cair - Emulsi - Pasta - Batangan - Serbuk Tidak ada yang mengendap Rata dan tidak pecah Tidak ada gumpalan keras Rata dan seragam Organoleptik Zat aktif permukaan dihitung sebagai sodium lauril sulfat (SLS) dan atau non ionik, % (bobot/bobot) min. 4,5 Nilai pH dengan larutan 10 % (bobot/volume) 5,0 – 9,0 Kadar air dan zat lainnya yang menguap, % (bobot/bobot) Maks. 95,5

75 1.8 SHOWER GEL • Shower gel merupakan salah satu varian sabun dari bentuk foam bath yang memiliki kandungan bahan aktif dan kekentalan yang lebih tinggi. • Bahan-bahan penyusun formula shower gel: 1. Sodium Laureth Sulfat Sodium laureth sulfat merupakan surfaktan anionik dan bahan dasar utama yang sering digunakan dalam sediaan pembersih seperti sabun, shampoo dan sabun mandi gel. Sodium laureth sulfat memiliki karakteristik pembusaan yang baik dan mudah mengental dengan penambahan garam.

76 Sodium laureth sulfat berfungsi sebagai surfaktan yang
Sodium laureth sulfat berfungsi sebagai surfaktan yang memiliki kelarutan dalam air sadah dan biodegradable. Sodium laureth sulfat dihasilkan dari fatty alkohol dari minyak tumbuhan yang telah dietoksilasi dan sulfatasi. Sodium laureth sulfat berbentuk seperti pasta bening agak kuning dengan pH antara 7-9. 2. Cocamide Propil Betain Cocoamido propil betain merupakan surfaktan amfoterik yang biasa dikombinasikan dengan surfaktan anionik untuk menghasilkan efek yang baik terhadap kulit. Penambahan cocoamido propil betain memperbaiki sifat sodium laureth sulfat. Cocoamido propil betain memiliki pH sekitar dengan bentuk cair dan bening.

77 3. PEG-7 gliseril cocoat Merupakan pelarut minyak dan dapat larut dengan mudah pada air, alkohol dan pelarut organik. PEG gliseril cocoat berfungsi sebagai agen pelembab pada sedian pembersih yang dapat memberikan kesan yang baik setelah penggunaan karena menyebabkan kulit tidak kering dan lembut. PEG-7 Gliseril cocoat memiliki bentuk yang cair dengan pH 5-8,0. 4. Propilen glikol Merupakan alkohol alifatik yang berfungsi sebagai humektan dan moisturiser. Propilen glikol juga merupakan pelarut yang baik bagi minyak esensial dan preservatif. Berbentuk cairan yang jernih.

78 5. EDTA EDTA merupakan chelating agent yang berfungsi sebagai pengawet dalam formulasi ini. Selain itu EDTA juga berfungsi untuk mencegah pembentukan dan pengendapan sabun Ca dan Mg serta untuk menjernihkan formulasi ketika larutan basa digunakan dalam pembuatan sabun. 6. Gelatin Gelatin merupakan bahan pengental alami yang terbuat dari hidrolisis jaringan kolagen pada kulit atau tulang. Jenis gelatin yang digunakan adalah gelatin tipe B dari tulang sapi yang memiliki pH 5 dan berbentuk butiran padatan berwarna kuning cerah dengan kekuatan gel g/mPa.s.

79 Bahan baku Shower gel

80 Bahan baku Shower gel

81 Diagram alir proses produksi shower gel
Didinginkan Air Gelatin Tipe B Dari Tulang Sapi Pemanasan ± 50-70C dan Pengadukan Campuran 1 Pencampuran dengan menggunakan Homomixer (15 menit) Bahan Lain: Sodium laureth sulfat Cocamido propil betain PEG-7 gliseril cocoat Propilen glikol EDTA Parfume Shower Gel Diagram alir proses produksi shower gel

82 Kombinasi formulasi Shower gel
Nama Bahan Konsentrasi (%) W/W Kontrol Gelatin 1% Gelatin 2,5% Gelatin 4% Sodium laureth Sulfat 18,5 Cocamidopropil Betain 15,0 Gelatin 0,00 1,00 2,50 4,00 PEG-7 gliseril cocoat Propilen glikol EDTA 0,10 Air bebas ion 62,90 61,90 60,40 58.90 Total 100,0

83 Standar Mutu Sabun Cair Menurut SNI (1996)
No. Kriteria uji Satuan Persyaratan 1 2 3 4 5 6 Keadaan: -  Bentuk -  Bau -  Warna pH Bahan aktif Alkali bebas (dihitung sebagai NaOH) Bobot jenis, 25C Cemaran mikroba: - Angka lempeng total % Koloni/g Cairan Homogen Khas 6-8 min 15 maks 0,1 1,01-1,10 maks 1x105 ► Perlakuan terbaik Konsentrasi gelatin : 2,5% ► Parameter Viskositas (30 rpm/ spindel 3) : 1502,8 cP Nilai pH : 7,5 Bobot jenis (25C/25C) : 1,03720 Alkali bebas : 0 Total mikroba : 0

84 2. PRODUK CLEANING AGENT SABUN DETERGENT BUBUK SABUN CAIR
HEAVY DUTY CLEANER

85 3. TEKNOLOGI IOR & EOR Stimulasi Huff and Puff Flooding
Spacer Fluid for Well Completion

86 APlikasi Surfaktan Untuk Oil Well Stimulation Agent

87 Aplikasi Surfaktan untuk EOR Metode Huff and Puff

88 Aplikasi Surfaktan dan Polimer untuk EOR
metode Flooding

89 Gambaran Pemanfaatan Surfaktan pada Proses EOR

90 4. PRODUK HERBISIDA


Download ppt "TEKNOLOGI MINYAK, EMULSI DAN OLEOKIMIA MINGGU 14"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google