Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

RESENSI NOVEL SENJA DI JAKARTA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "RESENSI NOVEL SENJA DI JAKARTA"— Transcript presentasi:

1 RESENSI NOVEL SENJA DI JAKARTA
Oleh : Veny Novitasari PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SUMEDANG 2009

2 SINOPSIS NOVEL Judul : SENJA DI JAKARTA Tema : Poiltik dan Kebidupan
Pengarang : Mochtar Lubis Penerbit : Yayasan Obor Indonesia Tahun Terbit : Edisi Kedua Mel 1996 Sinopsis Dalam novel Senja di Jakarta isinya mengisahkan tentang penghidupan sosial politik di sebuah kota besar yang path saat itu menjadi salah satu kota besar di asia yaitu Jakarta di mana di dalanmya mengupas tentang bagaimana kesenjangan sosial antara kaum yang miskin dengan kaum yang kaya dan bagaimana praktek-praktek korupsi di kalangan para pejabat dan elit politik merajalela yang membuat suasana kehidupan politik kacau balau dengan ditandai jatuh bangunnya kabinet pemerintahan yang ada di Indonesia path saat itu. Isi cerita novel mi dimulai dan kisah seseorang bemama Saimun dan temannya yang bernama Itam yang pekeqaan setiap harinya adalah sebagai pemungut sampah yang keduanya bercita-cita menjadi supir dan ingin mengubah hidupnya lebih baik dan seseorang yang hanya mencani sesuap nasi dengan hasil mengais sampah. Berbeda dengan Itam dan Saimun yang setiap ban hidup didalam lembah kemiskinan dan merasakan bagaimana pedihnya hidup dalam lembah kesengsaraan di lain pihak suryono adalah anak dan seorang konglomerat anggota partai pemenintah yang tiap hani hidup dalam kemewahan dan segala fasilitas didapatkannya dengan mudah

3 Dikarenakan dia memiliki orang tua yang kaya yang bemama Raden Kaslan seorang pedagang dan sekaligus anggota sebuah partai besar di Indonesia yang dipimpin oleh seorang yang bernama Husin Limbara. Suryono merupakan sosok seorang muda yang hidupnya penuh dengan kemewahan yang akhirnya terlibat kisah cinta dengan banyak wanita yaitu Fatma, Dahlia, dan Iesye dan salah satu dan wanita itu adalah tak lain dan istri muda ayahnya yang bernama Fatma,kemudian seorang lagi merupakan istri dan seorang pegawai pemerintahan yang bemama Dahlia sedangkan Isye merupakan seorang gadis yang akhirnya mengakhini hubungan dengan Suryono dikarenakan ketidakpercayaannya dengan kepribadian Suryono yang tidak punya pendinian teguh dan tiba-tiba berubah dalam waktu sesaat memperoleh kekayaan yang sangat melimpah sebingga menimbulkan kecunigaan dalam hatinya dan akhirnya mengakhiri hubungannya dengan Suryono. Di lain pihak Husin Limbara yang talc lain adalah pemimpin partai buruh yang menyokong pemerintah dipusingkan dengan bagaimana mencari sumber dana untuk membiayai pemilihan umum yang sebentar lagi akan berlangsung,kemudian Dia mengumpulkan selunuh anggotanya yang salah satunya adalah Raden Kaslan dan berdiskusi bagaimana mencani jalan keluar mencani dana untuk partai dalam menghadapi pemilihan umum dan akhirnya dicapai kesepakatan untuk membuka usaha perdagangan ekspor-iinpor dan anggota-anggotanya menjadi pemimpin perusahaan tersebut bahkan Raden Kaslan mengangkat putra dan istrinya yang tak lain Suryono dan Fatma untuk menduduki jabatan sebagai pemimpin perusahaan. Disinilah awal terjadinya masalah, sejak dimulai usaha pencanian dana untuk membiayai kampaye partai dalam pemilthan umum banyak teijadi penyimpangan-penyimpangan diantaranya teijadinya praktek korupsi besar-besaran, uang yang seharusnya menjadi kas partai banyak dimanfaatkan untuk memperkayã din sendini dan akhimya terjadi kecunigaan dani khalayak luas dan yang paling gencar memberitakan dan menggunjing dani perubahan besar yang teijadi dan para anggota partai yang semakin han semakin kaya adalah pihak oposisi adalah Raden Kaslan.

4 Ia berniat mengamankan dirinya dengan kabur keluar negeri
Ia berniat mengamankan dirinya dengan kabur keluar negeri. Lain halnya dengan Suryono yang tak lain adalah anak Raden Kaslan, Ia pun berusaha menghindari konflik politik tersebut dengan berencana pergi keluar Jakarta yaitu pergi ke sebuah kota kecil di daerah jawa besama-sama dengan Fatma yang talc lain adalah isteri muda ayahnya. Tetapi naas bagi Suryono pada saat ia pergi, di perjalanan Ia mengalami kecelakaan. Mobil yang di tumpangi Suryono menabrak pembatas jalan dan akhirnya Suryono tewas di rumash sakit. Konflik politik yang teijadi pada saat itu berimbas pada kondisi perekonomian yang sangat kacau, banyak bahan kebutuhan pokok yang sangat sulit didapat sehingga menimbulkan anirian-antrian bagi orang yang ingm memperolehnya. Hal itu juga terasa sekali oleh Itam ia harus rela antri berjamjam haya untuk mendapatkan bahan makanan,tapi sial setelah sekian lama mengantri barang yang di inginkannya itu temyata habis sehingga banyak dinataranya yang marah dan berusaha untuk bertindak anarkis dan berusaha untuk menghancurkan warung tak terkecuali dengan Itam, Ia sangat marah dan menyerbu bersama-sama yang lainnya. Di satu pihak, Murhalim yang melihat kejadian tersebut tergugah hatinya dan berusaha untuk melerai dan menenangkan massa yang marah pada saat itu, namun bukanya berhasil Murhalim justru menjadi lampiasan kemarahan massa, Ia di hajar habishabisan dan akhirnya Ia tewas di keroyok massa. Saat kerusuhan itu teijadi datanglah polisi dan berusaha meredam amukan massa namun Itam yang sangat marah justru berusaha menyerang polisi dan akhimya Ia pun tewas setelah timah panas polisi secara tidak sengaja mengenai kepalanya.

5 Unsur Intrinsik a. Tema Dalam novel mi tema yang bisa di ambil yaitu “Politik dan Kehidupan”. b. Alur Setelah dikaji dan dipahami isinya, novel “Senja di Jakarta” seluruhnya menggunakan alur maju dimana alumya sangat padu dan memiliki keterkaitan antara konflik yang satu dengan yang lainnya. Hal ini juga dapat dilihat dan bab demi bab yang awalnya tertulis bulan sebagai judul dan setiap babnya. c. Tokoh dan Penokohan Dalam novel “Senja di Jakarta” terdapat banyak tokoh diantaranya yaitu Itam, Saimun, dan Pak Ijo merupakan tokoh orang miskin yang keseharinya mencari makan dengan cam menjadi pemulung, tukang becak dan menjadi kusir delman dan merupakan orang yang paling menderita yang diakibatkan konflik di dalam cerita. Suryono merupakan intelektual muda anak dan Raden Kaslan yang hidupnya penuh dengan kemewahan dan suka berkencan dengan banyak perempuan. Raden Kaslan merupakan pedagang kaya anggota Partai Indonesia yang berambisi menambah kekayaannya dan memiliki istri muda yang cantik.

6 Fauna merupakan istri muda Raden Kaslan dan merupakan wanita yang sering di kencani Suryono walaupun Ia tahu Suryono itu anak Suaminya. Husm Limbara merupakan pimpinan partai lndonesaia dan berniat memenangkan pemilihan umum dan berusaha mencari dana untuk membiayai kampanye partainya tetapi akhirnya terlibat skandal korupsi. Halim merupakan pemimpin percetakan surat kabar yang asalnya membela pemerintah demi mendapatkan uang, tapi pada akhirnya membelot membela oposisi. Isye, Akhmad, dan Murhalim merupakan intelektul muda yang sering berdiskusi dan memiliki paham yang berbedabeth tentang konsep system pemerintahan yang masing-masing ingin di terapkan di Indonesia seperti paham Komunis,Negara Islam dan Liberal. Sugeng merupakan pegawai pemeritahan yag pada mulanya jujur dan balk tetapi akhirnya terlibat korupsi karena atas dasar desakan isteriya yang menginginkan kehidupan yang leih balk. Hasnah merupakan isteri Sugeng yang pada awalnya sangat ingin hidup layak tapi akhimya menyesal setelah suaminya melakukan tindakan korupsi. Dahlia merupakan isteri Pranoto yang berbuat serong dengan Suryono demi mendapatkan harta dan mencari uang untuk menutupi kebutuhannya yang tidak bisa di penuhi suaminya. Pranoto merupakan pegawai pemerintah yang baik tetapi di khianati isterinya. d. Latar atau Setting Dalam novel “Senja di Jakarta” mengambil latar tempat di Jakarta dan latar waktunya adalah kira-kira tahun 60-an.

7 e. Gaya Penulisan Penulis dalam novel “Senja di Jakarta” bertinclak sebagai orang ketiga dan bukan bertindak sebagai tokoh utama, ia menceritakan tentang konflik-tokoh-tokohnya. Selain itu juga gaya penulisan / gaya bahasa yang digunakan yaitu memakai bahasa Indonesia dan sedikit tercampur dengan bahasa yang di gunakan di betawi atau perpaduan bahasa indonesia dan betawi. Amanat Novel “Senja di Jakata” mi di dalam alur ceritanya banyak teijadi konflik yang cukup seru untuk di simak dan didalamnya kita bisa menarik kesimpulan dan memetik hikmah diantaranya yaitu pada saat terjadi kesenjangan sosial antara sikaya dan simiskin, hendaknya timbul kesadaran bagi sikaya untuk membantu orang yang sangat membutuhkan uluran tangan demi menyambung hidup. Selain itu juga hendaknya kita sebagai pembaca jangan meniru tokoh-tokoh dalam novel mi terutama mereka yang mencari kekayaan dengan cara melakukan korupsi, penipuan terhadap orang lain karena bisa berakibat merugikan orang lain. Dan yang tak kalah penting yang bisa kita ambil hikmah adalah bagaimana konflik politik yang sangat kacau bisa berakibat buruk bagi semua hal baik itu perekonomian, ataupun hal-hal lain yang yang akhirnya memicu ketegangan yang menyebabkan suasana Negara yang sangat kacau.

8 KUTIPAN “Saimun mengencangkan ikat pinggangnya. Perutnya sudah mulai lapar. Belum ada isinya apa-apa. Dan han masih pagi. Hujan genimis yang turun sejak dini hani membuat perut tambah lapar. Saimun menyalahkan hujan. Dengan kakinya yang penuh kotoran lumpur, kotoran dan baklsil-baksil melekat ke kaki yang telanjang itu ditolakannya keranjang penuh sampah dan puncak timbunan sampah, berguling-guling kebawah, berhenti tertahan oleh dinding kayu koyak-koyak sebuah pondok kecil amat buruknya, amat koyaknya, amat tinisnya dalam hujan gerimis. Seorang perempuan menjengukan kepala keluar berteriak dengan parau, “kira-kira dikit dong, mana matamu?”. Saimun terkejut sebentan, memandang dan menatap perempuan itu. dia tertawa icurang ajar tidak mengandung kemarahan atau kejengkelan karena biasa saja dia tentawa demikian dalam hatinya sebentar tergores gairah melihat dada perempuan dalam pondok itu, yang dapat dilihat melalui celah-celah baju yang usang dan koyak.”(kutipan halaman 1) “Telah lebih dua jam mereka berdebat dikamar itu persoalan yang didebatkan entah telah beberapa kali berputar-putar, pulang balik ke pangkalnya, dan kelihatannya belum juga hendak berakhir. Suryono melihat berkeliing, dan timbul heran dalam hatinya, apa semua kawan-kawannya itu sungguh-sungguh yakin apa yang mereka perkatakan itu, dan bahwa apa yang mereka lakukan memang bermanfaat bagi bangsa. Dia sendini sebenarnya merasa terjerat ikut, karena di tantang oleh les Iskaq, yang sekali berkata padanya, bahwa jika dia serba tidak puas, mengapa dia tidak ikut memikirkan masalah-masalah bangsanya, dan membawanya beberapa kali ke pertemuan mereka.

9 Mereka hanya berenam dalam kamar itu
Mereka hanya berenam dalam kamar itu.Ies, dia sendiri,Pnanoto ,pengarang esai yang terkenal, dan dianggap sebagai motor dibelakang kumpulan kecil itu. mukanya muka seorang pemikir, bicaranya selalu sungguh-sungguh. Akhmad, pemimpin buruh, Yasrin, seoerng penyair, yang semakin lama semakin merasa, bahwa dia tidak bisa berkembang di negeninya sendiri, dan Murhalim, pegawai negeri muda, yang selalu mendongkol melihat keadaan di kantornya.”. (kutipan halaman 41) “HUSIN Limbara memukul meja kuat4cuat, mukanya merah padam, suaranya penuh rasa amarah. “Bagaimana ini? Coba baca ini semua!” Dan dia menolakan kumpulan surat kabar di meja pada Raden Kaslan. Raden Kaslan tenang saja. Dia memandang penuh affi pada Halim, pemimpin redaksi surat kabar Suluh Merdeka “Saudara bisa tertawa, tapi bagai mana nama partai kita?” kata Husin Limbara kembali. Dia mengambil sebuah koran, amat enggan dia hendak membaca swat kabar itu kembali, akan tetapi dipaksanya dirinya. “Beginilah pemimpin-prmimpin Indonesia jadi kaya,” dia baca head line swat kabar itu. “menurut pengumuman kementrian perekonomian, maka telah mendapat pengakuan menjadi importir N.V. Cinta Hati, direktur Mr Kusuma, anggota Partai Indonesia, N.V. Barat Laut, direktur Raden Sudibyo dan wakil direktur Tjong Eng Kouw. Raden Sudibyo adalah juga anggota Partai Indonesia. N.V. Timur Besar, direktur Suryono Kaslan. Suryono adalah anak Raden Kaslan. N.V. Bahagia, direktur Nyonya Fatma. Nyonya Fatma mi adalah istri Raden Kaslan. Dan Raden Kaslan itu adalah anggota Partai Indonesia. N.V. Sumber Kita, direktur Husin Limbara mi adalah ketua umum Partai Indonesia. Sebagai diketahui beberapa waktu yang lalu orang-orang Partai Indonesia telah membentuk sebuah bank dengan direksinya terdiri dan anggota-anggota dewan pimpinan Partai Indonesia. Demikianlah mereka menjadi kaya.”(Kutipan halaman 81-82).

10 HALIM bersiul-siul kecil di kamar mandi. Hatinya senang benar
HALIM bersiul-siul kecil di kamar mandi. Hatinya senang benar. Dia berdiri di depan kaca mencukur kumisnya. Sebentar-sebentar dia menoleh pada setumpuk kertas yang ditik rapi di meja kecil dekat kaca. Kemudian ia menoleh ke kaca dan mengulang-ulang kalirnat-kalimat pidato yang hendak diucapkannya nanti malam di panlemen. Ketika dia bertemu dengan kalimat-kalimat dalam pidatonya dia tertawa sendiri terbahak-bahak di kaca. “...Banyak orang rajin kini mengaku dia adalah nasionalis tulen,” katanya bersikap seperti berpidato di parlemen, “dan baru-baru mi saudara de Vries datang masuk parlemen, memakai kain sarung, dan berkata pada kita, bahwa dia sengaja memakai sarung untuk memperlihatkan bahwa dia adalah nasionalis tulen. Alangkah lucunya mi. Andaikata lutung memakai kain sarung pula, dan mengaku menjadi manusia, apakah kita harus percaya padanya?” Halim berhenti melihat kaca. Di sini tentu mereka akan riuh tertawa dan bertepuk tangan, katanya pada dirinya sendiri. Kembali dia tertawa terbahakbahak amat senangnya. Kesenangan hatinya bukan saja karena dia akan berpidato malam itu di parlemen. Sebelum ke kamar mandi dia baru dapat telepon dan bank, bahwa permintaan pinjamannya duajuta untuk memperluas percetakan surat kabarnya telah disetujui. (Kutipan halaman ) “Pembicaraan- pembicaraan mi semua menanik hati,” kata Yasrin, “akan tetapi tidak mungkin akan dapat suatu konklusi yang tegas. Kita menolak cara orang jepang menerima teknjologi modern, yaitu memakai sistem Diktator di bawah lambang Tenno Heika seperti mereka lakuka sebelum perang dunia kedua. Juga kita tidak bisa menerima diktator proletariat yang dilakukan Soviet Rusia atau RRT untuk memasukan teknologi modernn mi kedalam pembangunan bangsa dan negara.

11 Bangsa Indonesia telah memilih jalan Demokrasi
Bangsa Indonesia telah memilih jalan Demokrasi. Dan akibat-akibat pemilihan mi hanus berani kita pikul masukanlah teknologi modern itu, dan biarkan perkembangan teknologi di negeri kita akan menentukan sendiri, apakah islam disini cukup punya dinarnik unntuk mendukung masuknya teknologi modern ini, atau ideologi sosialismenya yang hendak mengaturnya, atau jiwa ketimuran kita cukup kuat untuk mendukungnya. Meskipun terus terang saya harus mengaku kepada saudara-saudara apa yang dimaksud hati ketimuran itu. bagi saya pribadi, asal asas demokrasi kita jangan terlanggar maka saya tidak keberatan masuknya teknologi modem itu akan mebawa perubahan-perubahan besar pada sendi - sendi masyarakat atau jiwa bangsa kita. Malahan perubahan-perubahan mi perlu ada, jika bangsa Icita hendak maju dengan cepat.”(kutipan halarnan 145) Orang-orang yag tidur di bawah kolong jembatan menurunkan tikar-tikar uasang untuk menolak tempias hujan yang di hembuskan angin kebawah kolong jembatan danmeminta-minta path Tuhan agar hujan jangan bertambah lebat. Dan orang-orang yang tidur di dalam pipapipa air besar yang belum di pasang pindah dan ujung-ujung pipa yang kena tempias hujan jauh lebih ketengah. Sekali-sekali guntur berderum menggelegar di udara, dan hujan gerimis terasa seakan tambah menebal. Di dalam mobil Raden kaslan melipat kedua tangannya diatas perutnya an memandang kekaca, I depan. Wiper air berbunyi berdenyit-denyit di kaca menghapus air hujan. Disebelahnya Husin Limbara duduk diam-diam dengan pikiranya sendiri. Mobil “Packard” Husin Limbara yang indah itu membelok ke Hotel Des Indes, dan Raden Kaslan dan Husin Limbara Turun. (kutipan halaman 186) Ketika Hahn menerima telepon dan Husin Limbara sore itu dia sedang tidur, dank arena hujan turun lebat diluar, maka tidurnya terasa enak sekali. Ketika istrinya membangunkannya, dan mengatakan Husin Limbara perlu berbicara dengan dia, Halim tanpa berpikir lagm menjawab , “persetan dengan dia. Bilang saya tidur”

12 Istrinya pergi, dan sebentar kemudian kembali lagi dan berkata kepada Halim, “Dia tidak man dipersetan, dia hang dia mesti bicara dengan engkau, terlalu penting sekali.” Dengan menyumpah-nyumpah Halim bangun dan pergi ke telepon. “Halo, ada apa pak?” suaranya diubahnya menyembunyikan kekesalannya. “Wah, Saudara Hahn, apa bisa daang jam tujuh ke rumah? Ada yang penn sekali kita rundingkan. Jika tidak diselesaikan bisa celaka besar kita semua.” Halim terkejut. “Ada apa yang terjadi?” “Datanglah nanti malam jam tujuh!” Halim meletakan telepon lambat-lambat. Kantuknya hilang mendengar ucapan Husin Limbara. Naluri wartawannya cepat memberikan padanya kirakira apa yang menyusahkan Husin Limbara. Tentu kedudukan kabinet karena suara-suara oposisi, dan perbuatan-perbuatan istimewa yang dilakukanpartai. “Ada apa?’ Tanya istrinya, ketika dia kembali masuk ke kamar tidur. “Husin Limbara sudah ketakutan,” jawab Halim. Dan dia menceritakan kepada istrinya kemungkinan kabinet bisa krisis, atau sedikitnya bisa terbuka skandal besar tentang praktek-praktek parai Husin Limbara mengumpulkan uang. (kutipan halaman )


Download ppt "RESENSI NOVEL SENJA DI JAKARTA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google