Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

نَفْسُ اْلإِنْسَانِ JIWA MANUSIA. (E 4) نَفْسُ اْلإِنْسَانِ اَلرُّوْحُاَلذِّكْرُاَلنَّفْسُ اَلْمُطْمَئِنَّةُ اَلْهَوَى اَلُّوْحُ / اَلْهَوَىاَلرَّأْيُاَلنَّفْسُ

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "نَفْسُ اْلإِنْسَانِ JIWA MANUSIA. (E 4) نَفْسُ اْلإِنْسَانِ اَلرُّوْحُاَلذِّكْرُاَلنَّفْسُ اَلْمُطْمَئِنَّةُ اَلْهَوَى اَلُّوْحُ / اَلْهَوَىاَلرَّأْيُاَلنَّفْسُ"— Transcript presentasi:

1 نَفْسُ اْلإِنْسَانِ JIWA MANUSIA

2 (E 4) نَفْسُ اْلإِنْسَانِ اَلرُّوْحُاَلذِّكْرُاَلنَّفْسُ اَلْمُطْمَئِنَّةُ اَلْهَوَى اَلُّوْحُ / اَلْهَوَىاَلرَّأْيُاَلنَّفْسُ اَللَّوَامَةُ اَلْهَوَىاَلشَّهَوَاتُاَلنَّفْسُ اْلأَمَّارَةُ بِالسُّوْءِ اَلرُّوْحُ نَفْسُ اْلإِنْسَانِ

3 NAFSU NAFSU ada pada manusia setelah bercampur JASAD dan RUH (7:172. 39:42) JASAD + RUH = NAFSU JASAD – RUH (tidur) = TIDAK ADA NAFSU RUH – JASAD (mati) = TIDAK ADA NAFSU Nafsu yang pertama ada adalah nafsu yang mengakui Allah SWT sebagai Tuhan 7:172 وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا

4 Fluktuatif Kondisi jiwa manusia tidak pernah statik, tapi dinamik (fluktuatif) –Saat dzikir menonjol  nafsu akan tenang 13:28 –Saat akal menonjol  nafsu terombang-ambing –Saat syahwat menonjol  nafsu tak terkawal Mengawal jiwa sangat penting dalam kehidupan muslim  selamat dunia akhirat

5 RUH dan HAWA Ruh –Allah SWT memuliakan ruh sehingga menyandingkan ruh dengan DiriNya (32:9) رُوحِهِ (ruhNya) –Ini seperti pada kalimat بيت الله تعالى (rumah Allah Ta’ala) dan ناقة الله تعالى (unta Allah Ta’ala) –Juga sebagai pemberitahuan bahwa ruh itu adalah makhluk yang menakjubkan dan ciptaan yang belum pernah ada sebelumnya

6 RUH dan HAWA Hawa (الهوى) –Berarti KEINGINAN: baik ataupun buruk –Mengikuti hawa berarti mengikuti apa saja keinginannya, baik ataupun buruk, tanpa batasan –Ia seperti BINATANG –Ada manusia yang menuhankan hawa-nya (25:43, 45:23) إِلَهَهُ هَوَاهُ (tidak ada yang sesuatu yang diingini kecuali diikutinya)

7 Ruh Mendominasi Hawa (1) Jika kondisi RUH kita dominan atas hawa: Manusia akan ringan untuk beribadah, berkorban, berjihad, dll Hilanglah kemalasan untuk beribadah Jiwanya menjadi tenang karena banyak dzikrullah (13:28) Mampu mencegah dari perbuatan keji dan munkar (29:45)

8 Ruh Mendominasi Hawa (1) Oleh karena itu, agar kondisi ini (ruh dominan atas hawa) maka PERLU MEMPERBANYAK DZIKRULLAH Jiwa yang selalu tenang itu disebut dengan اَلنَّفْسُ اَلْمُطْمَئِنَّةُ ( 29:27-30)

9 اَلنَّفْسُ اَلْمُطْمَئِنَّةُ حَالٌ مَنِ اطْمَأَنَّتْ نَفْسُهُ إِلَى اللهِ تَعَالَى ، فَسَلِمَ لأَمْرِهِ ، وَاتِّكَلَ عَلَيْه (keadaan orang yang jiwanya tenang kepada Allah Ta’ala, sehingga ia menerima perintahNya dan bertawakkal kepadaNya) Jiwa yang tenang dan yakin: yakin bahwa Allah adalah Tuhannya, maka ia tunduk kepadaNya Jiwa yang meyakini dan tenang dengan pahala Allah Jiwa yang ridho dengan ketetapan Allah

10 اَلنَّفْسُ اَلْمُطْمَئِنَّةُ Jiwa ini, istiqamah di atas taubatnya hingga akhir kehidupan, lalu menyusuli kekurangannya dan tidak berkeinginan untuk mengulangi dosa-dosanya, kecuali ketergelinciran yang tidak dapat dihindari kecuali oleh para Nabi Ia dapat juga tidak terlepas dari perlawanan hawa nafsu tetapi serius dalam melakukan mujahadah dan menentangnya

11 Panggilan Mulia Panggilan oleh malaikat dengan ungkapan seperti pada ayat-ayat dilakukan 2 kali: menjelang ajal dan saat dibangkitkan dari kubur –Allah memanggil dengan panggilan yang sangat lembut dan mulia –Tempat kembali (rumahnya): di sisi Allah + kepuasan –Kawan-kawannya: hamba-hamba Allah –Masuk sorga

12 Wafatnya Ibnu Abbas Saat Ibnu Abbas wafat di Thaif, terbanglah makhluk yang tidak pernah terlihat sebelumnya berbentuk seperti Ibnu Abbas. Makhluk itu masuk ke dalam katilnya dan tidak pernah kelihatan lagi keluar dari padanya. Ketika jenazah Ibnu Abbas diletakkan di dalam liang kuburnya, terdengarlah ada yang membaca ayat tersebut di pinggir kurubnya tanpa ada yang mengetahui siapa yang membacanya (Ibnu Abu Hatim)

13 Abu Hasyim Dalam buku Kitabul ‘Aja’ib (Ibnul Mundzir al-Harawi) disebutkan: Abu Hisyam (Qabbats bin Razin) menceritakan: kami ditawan di negeri Romawi dan mengumpulkan semua tawanan, serta menawarkan agamanya. Siapa yang menentang, dipenggal kepalanya. Sudah tiga yang murtad. Saat dipenggal yang keempat, kepalanya dilempar ke sungai. Semula tenggelam lalu mengambang, memandang semua kawan yang telah murtad, memanggil satu per satu, lalu membacakan ayat-ayat tersebut, lalu tenggelam lagi. Hampir semua orang nasrani masuk Islam dan bertobatlah ketiga temannya itu. Khalifah Abu Ja’far al-Mansur mengirim pasukan untuk membebaskan mereka

14 Doa Memohon Jiwa yang Tenang اللّهُمَّ، إِنِّي أَسْأَلُكَ نَفْسًا بِكَ مُطْمَئِنَّةً، تُؤْمِنُ بِلِقَائِكَ، وَتَرْضَى بِقَضَائِكَ، وَتَقْنَعُ بِعَطَائِكَ Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu jiwa yang tenang kepadaMu, yakin dengan pertemuanMu, ridho dengan ketetapanMu, dan qana’ah dengan pemberianMu

15 Dzikir dalam Semua Kondisi 3:191 mengarahkan agar dzikir dalam segala kondisi (berdiri, duduk, berbaring) Kedudukan dzikir 1.Bahan dan jalan untuk mencapai kebahagiaan ( مَادَّةُ السَّعَادَةِ وَسَبِيْلُهَا ) 2.Benteng dari godaan syaitan dan bisikannya ( حِصْنُ النَّفْسِ عَنْ نَزْعَاتِ الشَّيْطَانِ وَوَسْوَسَتِهِ ) 3.Senjata dan perisai mu’min ( سِلاَحُ الْمُؤْمِنِ وَجُنَّتُهُ )

16 RUH – HAWA Sama Dominan Ada dua keadaan 1.Ia menempuh jalan istiqamah dan induk-induk ketaatan dan meninggalkan semua dosa besar, tetapi tidak dapat terlepas dari dosa-dosa yang membelitnya, meskipun dia tidak sengaja melakukannya, lalu menyesalinya 2.Bertahan di atas istiqamah tapi beberapa saat kemudian dikalahkan oleh syahwat dalam sebagian dosa sehingga dia melakukannya secara sengaja dan dengan syahwat karena ketidakmampuan mengalahkan syahwat, tapi ia tetap tekun melakukan ketaatan

17 النَّفْس اللَّوَّامَة Keadaan 1 disebut NAFSU LAWWAMAH (jiwa yang selalu mencela berbagai keadaan tercela yang tidak disengaja) 75:2 Tingkatannya di bawah nafsu muthmainnah Ia mesti memperbanyak kebaikan agar memperberat timbangan amal baiknya 53:32 setiap dosa kecil yang tidak disengaja disebut lamam yang dimaafkan

18 النَّفْس اللَّوَّامَة Allah tetap memuji jiwa ini sekalipun mereka menganiaya diri sendiri (3:135) Sabda Nabi SAW اَلْمُؤْمِنُ كَالسُّنْبُلَةِ يَفِيْءُ أَحْيَاناً وَيَمِيْلُ أَحْيَاناً Mu’min itu seperti benih, kadang kembali lurus dan kadang condong (HR Ibnu Ya’la dan Ibnu Hibban)

19 النَّفْسُ الْمُسَوِّلَةُ Keadaan 2 disebut النَّفْسُ الْمُسَوِّلَةُ (jiwa yang selalu menggoda) 9:102 Ia berada di tepi antara nafsu yang di atas, dengan nafsu yang di bawah (akan dijelaskan kemudian) –Ketekunannya dalam ketaatan dan kebenciannya terhadap dosa menimbulkan harapan taubatnya diterima Allah –Penundaan taubat akan sangat berbahaya, jika sebelum bertaubat sudah dicabut nyawanya –Jika syahwatnya terus menguasainya, maka ia jatuh nafsu yang rendah

20 HAWA Mendominasi RUH Mungkin pernah bertaubat, tapi sesaat kemudian kembali melakukan dosa atau banyak dosa tanpa berhasrat untuk bertaubat, tanpa menyesali perbuatannya, bahkan tenggelam dalam dosa (25:43, 45:23) Jiwa ini disebut اَلنَّفْسُ اْلأَمَّارَةُ بِالسُّوْءِ (jiwa yang selalu memerintahkan kejahatan), yang lari dari kebaikan

21 Didustakan atau Dibunuh Inilah perilaku Bani Israil: –Setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh (2:87, 5:70) –Hawa nafsu yang mendominasi mereka membuat mereka sombong dan ingkar lalu mendustakan atau membunuh

22 Potensi Su’ul Khatimah Jiwa ini dikhawatirkan menemui su’ul- khatimah dan urusannya terserah Allah –Jika diakhiri dengan keburukan maka menjadi orang yang celaka selama-lamanya –Jika diakhiri dengan kebaikan hingga mati di atas tauhid, maka masih punya penantian dibebaskan dari neraka sekalipun setelah beberapa waktu, dan tidak mustahil termasuk dalam pengampunan umum disebabkan oleh hal tersembunyi yang tidak kita ketahui

23 Mujahadah Agar jiwa tetap berada dalam kondisi muthmainnah, mesti ada kesadaran yang terus-menerus (الإِنْتِبَاهُ الدَّائِمُ) Ini memerlukan dzikir yang juga terus- menerus (دَوَائِمُ الذِّكْرِ) dengan dibarengi keyakinan akan dampak dan manfaat dzikir Ini tidak mudah, mesti dengan MUJAHADAH

24 والله أعلم بالصواب


Download ppt "نَفْسُ اْلإِنْسَانِ JIWA MANUSIA. (E 4) نَفْسُ اْلإِنْسَانِ اَلرُّوْحُاَلذِّكْرُاَلنَّفْسُ اَلْمُطْمَئِنَّةُ اَلْهَوَى اَلُّوْحُ / اَلْهَوَىاَلرَّأْيُاَلنَّفْسُ"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google